BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Bahan baku untuk pembuatan pulp
, kertas ,dan rayon selulosa adalah  sangat penting
dalam bentuk serat. Serat tersebut banyak dijumpai seperti kayu, bambu ,jerami dan sebagainya. Bahan ini dapat digunakan untuk membuat pulp dengan cara proses mekanik
dan kimia atau dengan cara menggabungkan kedua proses ini dan tergantung pada hasil akhir yang diperlukan. Kebanyakan komponen kimia dari  kayu tersebut  selulosanya
mencapai 50, lignin 30 dan 20 zat pengotor  non selulosa. Tujuan utama proses pembuatan pulp  adalah untuk membebaskan selulosa dari
berbagai jenis bahan mentah yang tidak diinginkan. Proses pemasakan pulp secara kimia yang dipilih oleh PT Toba Pulp Lestari Tbk adalah  alkali sulfat atau disebut juga proses
kraft  yang menggunakan  pencampuran NaOH dan Na
2
S yang disebut dengan white liquor  atau cairan pemasak. Bahan baku utama yang digunakan adalah kayu lembut soft
wood yaitu Pinus Merkussi  dan kayu keras hard wood yaitu Eucalyptus.  Kedua jenis kayu tersebut akan menghasilkan produk pulp yaitu Prehydrolysis Kraft Pulp DKP dan
Fully Bleached Kraft Pulp BKP. Prehydrolysis Kraft Pulp  digunakan untuk produksi serat rayon  sementara Fully
Bleached Kraft Pulp digunakan untuk pembuatan kertas. Proses Prehydrolysis Kraft Pulp menghasilkan kemurnian yang tinggi bila dibandingkan dengan Fully Bleached Kraft
Pulp. Prehydrolysis Kraft Pulp ada 2 tahap langkah proses langkah prehidrolisis diikuti dengan kraft cooking dan menghasilkan  35 pulp. Fully Bleached Kraft pulp terdiri dari
satu tahap kraft cooking  dan memproduksi 45 pulp. Dalam proses pembuatan  pulp
Universitas Sumatera Utara
kraft  bahan kimia aktif terdiri dari  NaOH dan Na
2
S. Komponen yang aktif dalam cairan pemasak adalah ion hidroksil  dan ion hidrosulfida, kedua ion ini berasal dari  NaOH dan
Na
2
S. Untuk menyelesaikan suatu proses pemasakan pada waktu yang relatif singkat, biasanya ditambahkan larutan pemasak atau alkali yang jumlahnya sedikit berlebih .
Kelebihan alkali ini juga bermanfaat  untuk menjaga pH dalam digester agar tidak turun diharapkan pH antara 13-14, dimana lignin yang terlarut akan meresap atau menggumpal
kembali masuk ke dalam serat. Kalau jumlah alkali yang dimasukkan lebih banyak maka akan meningkatkan kecepatan reaksinya, sehingga waktu pemasakan lebih singkat.
Tetapi dengan bertambahnya jumlah atau kekuatan alkali yang dimasukkan maka akan mengurangi rendemen pulp  karena jumlah  hemiselulosa yang terlarut bertambah.
Reaksi kimia terjadi antara alkali aktif dan komponen-komponen dari kayu tersebut. Semua zat kimia dikonsumsi bersama karbohidrat dan kekuatan pulp  ditentukan dengan
tingkat selulosa dan hemiselulosa yang terdegredasi. Dengan adanya  Na
2
S menghasilkan ion hidrosulfida yang berfungsi untuk menghilangkan    lignin sehingga  menghasilkan
pulp yang lebih kuat. PT. TPL, 2002 Oleh karena itu pemakaian alkali aktif perlu diperhatikan  untuk memperoleh pulp
dengan  kualitas yang baik, dimana salah satu  penentu kualitas pulp yang dipakai adalah dengan menentukan viskositas pulp, yang menunjukkan tingkat degredasi  selulosa dan
hemiselulosa dalam pulp. Nilai viskositas yang diharapkan   di PT Toba Pulp Lestari Tbk, Porsea  adalah  sebesar 22-35 cP. Berdasarkan uraian diatas  penulis tertarik untuk
membahas  pengaruh  konsentrasi alkali aktif cairan pemasak terhadap viskositas pulp yang belum diputihkan  di unit digester  yang dilakukan dengan proses Prehydrolysis
Kraft Pulp .
Universitas Sumatera Utara
1.2  Permasalahan Pada proses pemasakan chip didalam digester  pengaruh pemakaian alkali aktif
cairan pemasak terhadap kualitas pulp yang akan dihasilkan dipengaruhi oleh proses pengrusakan degredasi selulosa dan hemiselulosa, yang dinyatakan dengan viskositas
pulp. Dalam hal ini  akan  dianalisis  bagaimana pengaruh  konsentrasi  alkali aktif terhadap viskositas.
1.3  Tujuan Untuk mengetahui pengaruh  konsentrasi alkali aktif  yang digunakan terhadap
viskositas pulp pada proses pembuatan pulp.
1.4  Manfaat Memberikan informasi mengenai pengaruh konsentrasi alkali aktif yang digunakan
dalam proses pembuatan pulp terhadap kualitas pulp yang dihasilkan dengan menentukan viskositas pulp.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA