SUMBER DAYA MANUSIA SUMBER DAYA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Ditjen Binfar dan Alkes Tahun 2012 43 Sarjana Hukum 5 Sarjana Ekonomi 9 Sarjana Komputer 5 Sarjana Lainnya 16 D3 Farmasi 22 D3 Komputer 2 D3 Akuntansi 1 SLTA 26 SLTP 1 Total SDM Ditjen Binfar dan Alat kesehatan 219

2. SUMBER DAYA ANGGARAN

a. Kantor Pusat

Anggaran DIPA kantor pusat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2012 adalah Rp. 1.635.989.411.000 dengan realisasi sebesar Rp. 1.485.916.196.517 90,83. Tabel 18 Laporan Realisasi Anggaran Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2012 NO SATUAN KERJA ALOKASI Rp. REALISASI Rp. 1 Sekretari at Di rektorat Jenderal Bi na Kefarmasi an dan Al at Kesehatan 68,880,528,000 56,334,688,546 81.79 2 Di rektorat Bi na Obat Publ i k dan Perbekal an Kesehatan 1,473,796,728,000 1,373,974,152,116 93.23 3 Di rektorat Bi na Produksi dan Di stri busi Al at Kesehatan 16,030,604,000 14,217,305,936 88.69 4 Di rektorat Bi na Pel ayanan Kefarmasi an 18,201,651,000 16,272,655,430 89.40 5 Di rektorat Bi na Produksi dan Di stri busi Kefarmasi an 59,079,900,000 25,117,394,489 42.51 1,635,989,411,000 1,485,916,196,517

90.83 JUMLAH

b. Dana Dekonsentrasi

Untuk mendukung penyelenggaraan program kefarmasian dan alat kesehatan di daerah tahun 2012 disediakan dana Dekonsentrasi sebesar Rp. 58.537.805.000 untuk 33 satker. Realisasi dana dekonsentrasi tahun 2012 adalah Rp. 52.356.283.423 89.44. Laporan Akuntabilitas Kinerja Ditjen Binfar dan Alkes Tahun 2012 44 Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 008MenkesSKI2012 tentang Alokasi Anggaran dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Pelaksanaan Program Pembangunan Kesehatan di Provinsi dan KabupatenKota Tahun Anggaran 2012, kegiatan yang dibiayai dari dana dekonsentrasi utamanya Menu Wajib untuk: 1. Sosialisasi Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian di sarana pelayanan kesehatan 2. Monitoring ketersediaan obat 3. Sampling alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga PKRT 4. Advokasi pelaksanaan SAI program kefarmasian dan alat kesehatan 5. Biaya operasional instalasi farmasi provinsi dan kabupatenkota 6. Biaya distribusi obat dan vaksin 7. Pembekalan tenaga kefarmasian tentang Pharmaceutical Care di rumah sakit atau komunitas Puskesmas dan Apotek 8. Peningkatan kinerja SDM perencanaan obat terpadu Provinsi Papua Barat, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Gorontalo, Bangka Belitung dan Sulawesi Barat 9. Advokasi manajemen pengelolaan obat Provinsi Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Timur 10. Evaluasi penggunaan obat generik di sarana pelayanan kesehatan pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, Aceh, Kalimantan Timur Disamping itu, terdapat menu tambahan yang dapat dipilih apabila kegiatan pada menu wajib telah terakomodir atau telah tersedia anggaran pada APBD Menu Pilihan, antara lain: 1. Pilot Project pelayanan kefarmasian di komunitas puskesmas atau apotek 2. Pemberdayaan masyarakat tentang penggunaan obat rasional POR bagi tenaga kesehatan 3. Advokasi pengelolaan obat terpadu 4. Pembinaan sarana produksi dan distribusi alat kesehatan dan PKRT 5. TOT untuk petugas dinas kesehatan dalam melakukan pembinaan industri obat obat tradisional kosmetika makanan. Alokasi dana dan realisasi DIPA Dekonsentrasi Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan seperti diuraikan pada tabel di bawah ini: