PENGUKURAN KINERJA AKUNTABILITAS KINERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Ditjen Binfar dan Alkes Tahun 2012 12 Tabel 3 Target dan Realisasi Indikator Kinerja Utama Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2012 SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN Meningkatnya sediaan farmasi dan alat kesehatan yang memenuhi standar dan terjangkau oleh masyarakat Persentase ketersediaan obat dan vaksin 90 92.85 103.17

B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA

Sasaran program merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dalam kurun waktu 1 satu tahun, yang diukur dengan indikator yang telah ditetapkan. Sasaran hasil Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan adalah meningkatknya sediaan farmasi dan alat kesehatan yang memenuhi standar dan terjangkau oleh masyarakat. Indikator tercapainya sasaran hasil program kefarmasian dan alat kesehatan pada tahun 2012 adalah Persentase Ketersediaan obat dan vaksin sebesar 90, dengan analisis capaian kinerja sebagai berikut: Kondisi yang dicapai: Tabel dibawah ini memperlihatkan bahwa pada tahun 2012 pencapaian indikator kinerja “persentase ketersediaan obat dan vaksin” terealisasi sebesar 92,85 dari target yang ditetapkan sebesar 90. Dengan demikian, ketersediaan obat dan vaksin telah tercapai sebesar 103,17. INDIKATOR KINERJA TARGET 2012 REALISASI 2012 CAPAIAN Persentase ketersediaan obat dan vaksin 90 92.85 103.17 Obat dan vaksin yang dipantau adalah obat dan vaksin yang digunakan untuk pelayanan kesehatan dasar termasuk obat program kesehatan sesuai dengan pola penyakit di pelayanan kesehatan dasar. Jumlah item obat dan vaksin yang dipantau adalah 144 item, terdiri dari 135 item obat dan 9 item vaksin untuk imunisasi dasar. Data ketersediaan obat dan vaksin di Laporan Akuntabilitas Kinerja Ditjen Binfar dan Alkes Tahun 2012 13 Instalasi Farmasi KabupatenKota diambil sebagai gambaran ketersediaan obat di pelayanan kesehatan dasar. Data yang dilaporkan adalah data per tanggal 30 November 2012, diantara 33 Provinsi yang melapor sebanyak 26 Provinsi sedangkan 7 Provinsi tidak melaporkan data ketersediaan obat dan vaksin pada periode pelaporan akhir tahun 2012. Gambaran ketersediaan obat dan vaksin masing – masing provinsi dapat dilihat pada grafik dibawah ini: Grafik 1 Persentase Ketersediaan Obat dan vaksin Tahun 2012 Dari grafik diatas, dapat dilihat persentase ketersediaan obat di tiap provinsi bervariasi antara 65,50 s.d. 129,45. Dari 26 Provinsi yang melaporkan ketersediaan obat dan vaksin paling rendah adalah Maluku 65,50 dan paling tinggi adalah Kalimantan Barat 129,45. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Provinsi Maluku 65,50 menunjukkan obat dan vaksin tersedia untuk 11,79 bulan. Jika terjadi kekosongan karena keterlambatan pengadaan tahun berikutnya, kebutuhan obat dan vaksin dipenuhi dari buffer stock provinsi dan nasional. Jika dibandingkan dari target awal renstra, realisasi indikator kinerja selalu memenuhi target, sebagaimana terlihat pada grafik dibawah ini: 20 40 60 80 100 120 140 M A LU K U G O R O N T A LO K E P U LA U A N R IA U N A D R IA U LA M P U N G JA W A T E N G A H S U LA W E S I S E LA T A N S U LA W E S I U T A R A JA M B I P A P U A S U LA W E S I T E N G A H B A N G K A B E LI T U N G N U S A T E N G G A R A T IM U R N U S A T E N G G A R A B A R A T S U LA W E S I B A R A T S U M A T E R A S E LA T A N B E N G K U LU K A LI M A N T A N S E LA T A N JA W A B A R A T K A LI M A N T A N T IM U R S U M A T E R A B A R A T M A LU K U U T A R A JO G Y A K A R T A JA W A T IM U R K A LI M A N T A N B A R A T S U M A T E R A U T A R A D K I JA K A R T A B A N T E N K A LI M A N T A N T E N G A H B A LI S U LA W E S I T E N G G A R A P A P U A B A R A T 65.5 65.69 73.97 82.02 88.3 91.38 93.62 95.42 97.27 97.84 98.54 99.07 99.1 100.54 101.19 102.15 103.4 103.4 103.42 104.25 105 106.53 114.04116.18 119.01 129.45 PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN PERSENTASE KETERSEDIAAN