apabila menggunakan air sadah untuk mencuci, sabun yang digunakan tidak akan berbusa dan bila diendapkan akan terbentuk endapan semacam kerak.
2.2.4. Sumur
Sumur merupakan salah satu sumber air bersih yang masih banyak digunakan oleh masyarakat pedesaan maupun perkotaan. Sumur terbagi atas dua, yaitu
Chandra, 2007:
a. Sumur dangkal
shallow well
Sumur ini memiliki sumber air yang berasal dari resapan air hujan di atas permukaan bumi terutama di daerah dataran rendah. Jenis sumur ini banyak
terdapat di Indonesia dan mudah sekali terkontaminasi air kotor yang berasal dari kegiatan mandi-cuci-kakus MCK sehingga persyaratan sanitasi yang ada perlu
diperhatikan.
b. Sumur dalam
deep well
Sumur ini memiliki sumber air yang berasal dari proses purifikasi alami air hujan oleh lapisan kulit bumi menjadi air tanah. Sumber airnya tidak terkontaminasi
dan memenuhi persyaratan sanitasi.
Tabel 2.1. Perbedaan antara Sumur Dangkal dan Sumur Dalam Sumur dangkal
Sumur dalam Sumber air
Air permukaan Air tanah
Kualitas air Kurang baik
Baik
Kualitas bakteriologis
Kontaminasi Tidak terkontaminasi
Persediaan
Kering pada
musim kemarau
Tetap ada sepanjang tahun Sumber: Pengantar Kesehatan Lingkungan Tahun 2006
2.3. Mikrobiologi Air
Universitas Sumatera Utara
Mikroorganisme yang terdapat dalam air berasal dari berbagai sumber seperti udara, tanah, lumpur, tanaman hidup atau mati, hewan hidup atau mati bangkai,
kotoran manusia atau hewan, bahan organik lain, dan sebagainya. Mikroorganisme tersebut mungkin tahan lama hidup dalam air karena lingkungan hidupnya yang tidak
cocok. Air merupakan medium pembawa mikroorganisme patogenik yang berbahaya bagi kesehatan.
Jumlah dan jenis mikroorganisme yang terdapat dalam air bervariasi tergantung dari berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut Fardiaz, 1992 :
1. Sumber air
Sumber air dapat memengaruhi jumlah dan jenis mikroorganisme di dalamnya, misalnya air atmosfer air hujan, salju, air permukaan danau, sungai, air tanah
sumur, mata air, air tergenang, air laut, dan sebagainya.
2. Komponen nutrien dalam air
Air terutama air buangan sering mengandung komponen-komponen yang dibutuhkan oleh spesies mikroorganisme tertentu. Seperti mikroorganisme saprofit
organotrofik sering tumbuh pada air buangan yang mengandung sampah tanaman dan bangkai hewan.
3. Komponen beracun
Komponen beracun dalam air memengaruhi jumlah dan jenis mikroorganisme dalam air tersebut. Seperti Hidrogen Sulfida yang diproduksi oleh mikroorganisme
pembusuk dari sampah-sampah organik bersifat racun terhadap ganggang dan mikroorganisme lainnya. Selain itu komponen-komponen metalik, asam-asam
Universitas Sumatera Utara
organik maupun anorganik, khlorin, dan sebagainya dapat membunuh mikrooganisme dan kehidupan lainnya dalam air.
4. Organisme air
Adanya organisme lain dalam air dapat memengaruhi jumlah dan jenis mikroorganisme air. Adanya protozoa dan bakteriophage mengurangi jumlah
bakteri dalam air karena kedua organisme tersebut dapat membunuh bakteri. Selain itu beberapa bakteri air memproduksi antibiotik yang dapat membunuh
bakteri lainnya.
5. Faktor Fisik
Faktor-faktor fisik air seperti suhu, pH, tekanan osmotik, tekanan hidrostatik, aerasi, dan penetrasi sinar matahari dapat memengaruhi jumlah dan jenis
mikroorganisme. Jumlah dan jenis mikroorganisme dalam air buangan selain dipengaruhi oleh faktor-faktor di atas juga dipengaruhi oleh jenis polutan air
tersebut. Misalnya, air yang terpolusi oleh kotoran hewan dan manusia mengandung bakteri-bakteri yang berasal dari kotoran seperti Escherichia coli,
streptokoki fekal, atau Clostridium perfringens.
2.3.1. Bakteri Indikator Polusi
Jenis mikrooorganisme air yang dapat mencemari air dan dapat digunakan sebagai indikator pencemaran pada air atau indikator sanitasi adalah bakteri yang
berasal dari kotoran manusia atau hewan, karena organisme tersebut adalah organisme komensal yang terdapat dalam saluran pencernaan manusia maupun
hewan.
Universitas Sumatera Utara
Air yang tercemar oleh kotoran manusia maupun hewan tidak dapat digunakan untuk keperluan minum, mencuci makanan atau memasak karena
dianggap mengandung mikroorganisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan, terutama patogen penyebab infeksi saluran pencernaan.
2.3.1.1. Jenis-Jenis Bakteri Indikator Polusi
Ada berbagai jenis bakteri indikator polusi, antara lain yaitu Fardiaz, 1992:
1. Escherichia coli
Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang tergolong koliform dan hidup secara normal dalam kotoran manusia maupun hewan, oleh karena itu disebut
juga Coliform fecal. Escherichia coli adalah grup koliform yang mempunyai sifat dapat memfermentasi lactose dan dapat memproduksi asam dan gas pada
suhu 37◦C maupun suhu 44.5+0.5◦C dalam waktu 48 jam. Escherichia coli adalah bakteri yang termasuk dalam famili Enterobacteriaceae, bersifat gram
negatif, berbentuk batang dan tidak membentuk spora. Keberadaan Escherichia coli dan fecal coliform diakibatkan oleh pencemaran
tinja, keduanya memiliki risiko lebih besar menjadi patogen dalam air. Bakteri- bakteri yang mencemari air ini memiliki resiko yang langsung dapat dirasakan
oleh manusia yang mengonsumsinya. Sedangkan bakteri koliform merupakan golongan mikroorganisme yang lazim
digunakan sebagai indikator, dimana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak.
Bakteri koliform dapat digunakan sebagai indikator karena densitasnya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air. Bakteri ini dapat mendeteksi
Universitas Sumatera Utara
patogen pada air seperti virus, protozoa, dan parasit. Ciri-ciri bakteri koliform antara lain bersifat anaerob, termasuk ke dalam bakteri gram negatif, tidak
membentuk spora, dan dapat memfermentasi laktosa untuk menghasilkan asam dan gas pada suhu 35°C-37°C. Gangguan yang ditimbulkan pada manusia seperti
mual, nyeri perut , muntah, diare, berak darah, demam tinggi bahkan pada beberapa kasus bisa kejang dan kekurangan cairan atau dehidrasi Dirgantara,
2010. Menurut Permenkes No.416 Tahun 1990 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan
Kualitas Air bahwa kadar maksimum mikrobiologi yaitu total coliform yang diperbolehkan dalam jumlah per 100ml air bersih adalah 50.
2. Streptococcus fekal
Streptococcus adalah suatu bakteri yang bersifat gram positif, berbentuk bulat atau kokus, atau berbentuk bulat memanjang yang disebut kokobasili.
Streptococcus fekal dapat dibedakan dari streptococcus lainnya karena bakteri ini hidup dalam saluran pencernaan hewan berdarah panas, tahan terhadap bile, dan
dapat tumbuh pada suhu 45◦C. Streptococcus fekal terdiri dari semua anggota yang termasuk Streptococci lancefield Grup D, yaitu S.faecalis, S.faecium,
S.durans, S.bovis dan S.equinus. Streptococcus fekal lebih tahan hidup dalam air dibandingkan dengan Coliform fecal.
3. Clostridium perfringerns
C.perfringerns merupakan bakteri yang bersifat gram positif berbentuk batang dan membentuk spora. Bakteri ini tersebar luas di dalam tanah, debu, dan
merupakan bagian dari mikroflora normal dalam saluran usus manusia dan
Universitas Sumatera Utara
hewan. Bakteri ini bersifat anerobik, tetapi masih tahan hidup pada kondisi aerobik meskipun pertumbuhannya lebih dirangsang pada kondisi anaerobik.
Bakteri ini merupakan bakteri patogen penyebab keracunan.
2.4. Golongan Air
Air secara bakteriologi dapat dibagi menjadi beberapa golongan berdasarkan jumlah bakteri koliform yang terkandung dalam 100 cc sampel airMPN. Golongan-
golongan air tersebut, antara lain Chandra, 2007: 1.
Air tanpa pengotoran; mata air artesis bebas dari kontaminasi bakteri koliform dan pathogen atau zat kimia beracun.
2. Air yang sudah mengalami proses desinfeksi; MPN50100 cc.
3. Air dengan penjernihan lengkap; MPN 5000100cc.
4. Air dengan penjernihan tidak lengkap; MPN 5000100cc.
5. Air dengan penjernihan khusus water purification; MPN 250.000100cc.
MPN disini mewakili most probable number jumlah terkaan terdekat dari bakteri koliform dalam 100cc air.
Menurut Peraturan Pemerintah no. 20 tahun 1990, air dibagi kedalam empat golongan berdasarkan peruntukkannya, yaitu sebagai berikut:
1. Golongan A, air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa
pengolahan terlebih dahulu. 2.
Golongan B, air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum. 3.
Golongan C, air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
Universitas Sumatera Utara
4. Golongan D, Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat
dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air.
2.5. Air dan Penyakit