5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dukungan
1. Pengertian Dukungan
Menurut Sarafino, 2012 dukungan adalah suatu bentuk kenyamanan, perhatian, penghargaan, ataupun bantuan yang diterima individu dari orang
yang berarti, baik secara perorangan maupun kelompok. Dukungan dapat berupa dukungan sosial keluarga internal, seperti dukungan dari suami istri
atau dukungan dari saudara kandung, atau dukungan sosial keluarga eksternal - dukungan sosial eksternal bagi keluarga inti dalam jaringan kerja sosial
keluarga. Sebuah jaringan sosial keluarga secara sederhana adalah jaringan kerja sosial keluarga inti.
Kehadiran dan pendukung dari pendamping akan membantu proses persalinan berjalan lancar karna pendamping dapat berbuat banyak untuk
membantu saat persalinan. Kehadiran seorang pendamping pada saat persalinan dapat menimbulkan efek positif terhadap hasil persalinan dalam arti
dapat menurunkan morbilitas dan mortalitas, mengurangi rasa sakit, persalinan yang lebih singkat dan menrunnya persalinan dengan operasi termasuk bedah
sesar. Maryunani, 2010.
2. Bentuk Dukungan Keluarga
Bentuk bantuan yang diberikan orang lain terdiri dari: 1 Dukungan Emosional
Mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan.
2 Dukungan Penghargaan Terjadi lewat ungkapan hormatpenghargaan positif untuk orang lain itu,
dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu, dan perbandingan positif orang itu dengan orang lain, misalnya orang itu
kurang mampu atau lebih buruk keadaannya menambah harga diri. 3 Dukungan Instrumental
Mencakup bantuan langsung. misalnya orang memberi pinjaman uang kepada orang yang membutuhkan atau menolong dengan meniberi
pekerjaan pada orang yang tidak punya pekerjaan. 4 Dukungan Informatif
Mencakup pemberian nasihat, saran, pengetahuan. dan informasi serta petunjuk.
B. Kecemasan
1. Pengertian Kecemasan
Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang dialami oleh mahkluk hidup dalam kehidupan sehari-hari
Marlindawani, dkk, 2012.
Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan,
pengalaman baru yang belum pernah dilakukan serta dalam identitas diri dan arti hidup. Fausiah dan widuri, 2005.
Kecemasan merupakan aspek yang ada dan menjadi bagian dalam kehidupan. kelainan kecemasan merupakan masalah jiwa terbesar di Amerika menyerang antara
20-25 populasi. kecemasan melibatkan tubuh, persepsi tentang dirinya dan hubungan dengan yang lain. kecemasan merupakan ketakutan yang bercampur baur,
samar-samar dan berhubungan dengan perasaan ketidakpastian dan tidak berdaya, perasaan terisolasi, pengasingan dan kegelisahan. kecemasan merupakan pengalaman
yang menjengkelkan mulai dari bayi dan berlanjutdisepanjang kehidupan. Stuart dan Laraia, 2005.
Pada umumnya kecemasan bersifat subjektif,yang ditandai dengan adanya perasaan tegang, kwatir, takut, dan disertai dengan adanya hubungan fisiologis,
seperti peningkatan denyut nadi, perubahan pernafasan, dan tekanan darah. Dr.Hartono Boy soedarmadji, 2012.
2. Jenis Kecemasan
Menurut Sigmund Fleud, 2007 kecemasan itu ada tiga yaitu, kecemasan realitas, neuritis, dan moral.
1. Kecemasan Obyektif atau realitas
Sebuah ketakutan terhadap adanya bahaya yang nyata dalam dunia sebenarnya. Kecemasan realitas memberikan tujuan positif untuk memandu perilaku kita untuk
melindungi dan menyelamatkan diri kita dari bahaya yang aktual.
2. Kecemasan neuritis
Sebuah ketakutan yang berasal dari masa kanak-kanak dalam sebuah konflik antara kepuasan instingtual dan realita melibatkan konflik antara id dan
ego. Anak-anak sering dihukum bila mengekspresikan impuls seksual dan agresif secara berlebihan. Pada tahap ini, kecemasan ini berada pada alam
kesadaran, tetapi selanjutnya, ini akan ditransformasikan ke alam ketidaksadaran.
3. Kecemasan moral
Sebuah ketakutan sebagai hasil dari konflik antara id dan superego. Essensinya, kecemasan moral adalah ketakutan dari kesadaran seseorang.
Ketika seseorang termotivasi untuk mengekspresikan sebuah impuls instingtual yang berlawanan dengan pola moral, superego akan membalas dendam dengan
membuat kita merasa malu atau bersalah.
3. Tingkat kecemasan
Menurut Stuart dan Sundden 2006, tingkat kecemasan dapat dibagi menjadi 4 yang dialami oleh individu, yaitu :
1. Kecemasan Ringan Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari – hari dan
menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan area persepsinya. Kecemasan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan
pertumbuhan dan beraktivitas.
2. Kecemasan Sedang Memungkinkan seseorang untuk memustakan pada hal penting dan
mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang terarah.
3. Kecemasan Berat Sangat mengurangi area persepsi seseorang, seseorang cenderung
untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditunjukkan untuk mengurangi
ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada sesuatu yang lain.
4. Kecemasan Panik Berhubungan dengan pengaruh ketakutan dan teror. Rincian
berpecah dari preposinya. Karena mengalami kehilangan kendali orang yang mengalami penik tidak mempu melakukan sesuatu walau dengan
pengarahan, panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Bila panik terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk
berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional.
4. Rentang respon kecemasan
kecemasan atau ketakutan adalah bahagian dari kehidupan manusia,kecemasan ini terjadi karena individu tidak mampu mengadakan
penyesuaian diri didalam lingkungan pada umumnya sundari, 2005. Rentang
respon kecemasan terdiri dari adaptif dan maladaptif respon adaftif seseorang menggunakan koping yang bersifat membangun konstruktif dalam mengatasi
kecemasan berupa antisipasi. respon malaptif merupakan koping yang bersifat merusak destruktif dan disfungsional seperti individu menghindari kontak
dengan orang lain atau mengurung diri, tidak mau mengurus diri Suliswati, 2005.
5. Respon kecemasan
Menurut Stuart dan laraia, 2005 Ada dua macam respon yang dialami seseorang ketika mengalami Kecemasan.
A. Respon Fisiologis terhadap Kecemasan
1 Kardio vaskuler : Peningkatan tekanan darah, palpitasi, jantung berdebar denyut nadi meningkat, tekanan nadi menurun, syok dan
lain-lain. 2 Respirasi : Nafas cepat dan dangkal, rasa tertekan pada dada, rasa
tercekik. 3 Kulit : Perasaan panas atau dingin pada kulit, muka pucat, berkeringat
seluruh tubuh, rasa terbakar pada muka, telapak tangan berkeringat, gatal-gatal.
4 Gastriointestinal : Anoreksia, rasa tidak nyaman pada perut, rasa terbakar di epigastrium, nausea, diare.
5 Neuromuskuler : Refleks meningkat, reaksi meningkat, mata berkedip- kedip, insomnia, tremor, kejang, wajah tegang, gerakan lambat.
B. Respon psikologis terhadap kecemasan