Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingakat Kecemasan Ibu Dalam Menghadapi Persalinan Di Klinik Niar Medan Tahun 2015

(1)

KECEMASAN IBU DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI KLINIK NIAR MEDAN

TAHUN 2015

MASLIANDA HARAHAP 145102005

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

4

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Dalam Menghadapi Persalinan di Klinik Niar Medan Tahun 2015.

ABSTRAK

MASLIANDA HARAHAP

Latar Belakang: Persalinan merupakan masa yang cukup berat bagi ibu dimana proses kelahiran layaknya sebuah pertaruhan hidup dan mati seorang ibu terutama pada Ibu primipara. Dukungan yang terus menerus dari seorang pendamping persalinan kepada Ibu selama Proses persalinan dan melahirkan dapat mempermudah proses persalinan dan melahirkan, memberikan rasa nyaman, semangat, membesarkan hati Ibu, dan meningkatkan rasa percaya diri serta mengurangi kebutuhan tindakan medis. Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru yang belum pernah dilakukan serta dalam identitas diri dan arti hidup.

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan di klinik Niar tahun 2015 dalam kategori tidak ada kecemasan, kecemasan ringan, kecemasan sedang, kecemasan berat, dan kecemasan berat sekali.

Metedologi penelitian: Desain penelitian ini menggunakan Deskriptif kolerasi. Penelitian ini dilakukan di klinik Niar Medan Tahun 2015 pada tanggal 10 April 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah 34 responden menggunakan total sampling. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner terdiri dari 16 pernyataan dukungan dan 14 pertanyaan kecemasan HARS dengan skala Ordinal dan penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu dukungan keluarga dan tingkat kecemasan ibu. Analisa menggunakan bivariat dengan uji person chi square.

Hasil penelitian: Hasil penelitian ini menunjukkan adanya dukungan keluarga menghadapi persalinan sebesar 20 orang (58,8%) serta kecemasan ibu menghadapi persalinan dikategorikan tidak ada kecemasan sebanyak 14 responden (41,2%), kecemasan ringan sebanyak 13 reponden (38,2%), dan kecemasan sedang 7 responden (20,6%). Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p=(0,028) < α 0,005. Maka ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan.

Kesimpulan: Ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan.

Saran: Bagi pelayanan di klinik Niar agar menyarankan kepada setiap keluarga harus memberikan dukungan kepada ibu dalam menghadapi persalinan.


(5)

Correlations of with the Family Support Women in Facing Anxiety Levels Maternity Clinic Niar Medan 2015.

ABSTRACT

MASLIANDA HARAHAP

Background: Childbirth is a time that is heavy enough for the mother where the birth of a gamble like a mother's life and death, especially in primiparous mother. The continued support of a labor companion to Mother during labor and delivery process can simplify the process of labor and delivery, provide a sense of comfort, encouragement, encouraging mother, and increase confidence and reduce the need for medical interventions. Anxiety is a state of tension, it is an urge like hunger and sex, just that he did not arise from the conditions of tissue in the body but originally caused by external causes.

Objective: To determine the correlation of family support with the level of maternal anxiety in the face of labor in the clinic Niar 2015 in the category of no anxiety, mild anxiety, anxiety moderate, severe anxiety, and severe anxiety once.

Research Methodology: The study design was used descriptive correlation. Population in this research is 34 respondents using total sampling. The research instrument was a questionnaire consisting of 16 statements and 14 questions with ordinal scale and this study using two variables: the independent variables and the dependent variable of family support is the level of maternal anxiety in the face of labor. Bivariate analysis using the test chi square person.

Result: The results of this study indicate the existence of family support facing the labor of 20 people (58.8%) and maternal anxiety facing labor categorized no anxiety as much as 14 respondents (41.2%), mild anxiety as much as 13 respondents (38.2%), and anxiety were 7 respondents (20.6%). Based on statistical test obtained by value p = (0,028) < α 0,005. Hence can be taken correlations of with the Family Support Women in Facing Anxiety Levels Maternity.

Conclusions: The relationship with the family support level of maternal anxiety in the face of labor can be categorized support 20 people (58.8%) with no anxiety category by 14 respondents (41.2%).


(6)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan hidayatnya sehingga peneliti dapat menyusun Karya tulis ilmiah penelitian ini yang berjudul “ Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingakat Kecemasan Ibu Dalam Menghadapi Persalinan Di Klinik Niar Medan Tahun 2015”. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Terapan Kebidanan (STr. Keb) di D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam karya tulis penulisan karya tulis ilmiah ini, peneliti menyadari banyak kekurangan baik dari segi penyusunan maupun penulisan, namun besar harapan peneliti kiranya penulisan ini dapat menambah pembendaharaan perpustakaan. Untuk peneliti mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan penulis yang akan datang.

Pada kesempatan ini izinkan peneliti dengan kerendahan hati dan rasa tulus untuk mengucapkan terimakasih banyak atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam moril maupun material yaitu kepada yang terhormat :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku ketua pelaksana program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Diah Lestari Nasution, SST, M.Keb selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran dan perhatian sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


(7)

4. Seluruh staf pengajar pada program Studi D-IV Bidan Pendidik yang telah memberikan ilmu pengetahuan.

5. Ibu Juniar di klinik Niar Medan yang telah memberikan kesempatan bagi peneliti untuk melakukan penelitian.

6. Yang sangat teristimewa kepada Kedua Orangtua dan Adik tercinta, yang telah memberikan semangat kepada peneliti dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Buat teman- teman D-IV Bidan Pendidik yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu namanya, yang turut membantu dan memberikan semangat, masukan dan saran dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhirnya kata peneliti hanya dapat memohon kepada Allah SWT, semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan hidayah dari dari-Nya dan harapan peneliti semoga Karya Tulis Ilmiah ini memberikan manfaat yang berarti bagi kita semua.

Medan, Juli 2015

Peneliti

Maslianda Harahap


(8)

iii

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

1. Tujuan Umum ... 3

2. Tujuan Khusus ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan ... 5

1. Pengertian Dukungan ... 5

2. Bentuk Dukungan Keluarga ... 6

B. Kecemasan ... 6

1. Pengertian Kecemasan ... 6

2. Jenis Kecemasan ... 7


(9)

4. Rentang Respon Kecemasan ... 9

5. Respon Kecemasan ... 10

A. Respon Fisiologis Terhadap Kecemasan ... 10

B. Respon Psikologis Terhadap Kecemasan ... 11

6. Reaksi Kecemasan ... 11

7. Mekanisme Koping ... 12

8. Gejala Kecemasan ... 13

9. Mekanisme Pertahanan Terhadap Kecemasan ... 13

10.Faktor Predisposisi Kecemasan ... 15

A. Pandangan Psikoanalitik ... 15

B. Pandangan Interpersonal ... 15

C. Pandangan Perilaku ... 16

D. Kajian Keluarga ... 16

E. Kajian Biologis ... 16

11.Faktor Presipitasi ... 17

12.Faktor Pencetus Kecemasan ... 17

13.Persalinan Sebagai Pencetus Kecemasan ... 18

14.Tahapan Persalinan ... 19

15.Alat Ukur Kecemasan ... 20

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep ... 23

B. Hipotesa Penelitian ... 23


(10)

v

v BAB IV METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... 25

B. Populasi Dan Sampel ... 25

C. Tempat Penelitian ... 26

D. Waktu Penelitian ... 26

E. Pertimbangan Etika Penelitian ... 26

F. Instrumen Penelitian ... 27

G. Uji Validitas Dan Reabilitas ... 29

H. Prosedur Pengolahan Data ... 30

I. Analisa Data ... 31

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 25

B. Pembahasan ... 25

C. Keterbatasan Penelitian ... 33

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 45

B. Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA


(11)

DAFTAR TABEL

Tabei 3.1 : Defenisi Operasional Hubungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Ibu dalam Menghadapi Persalinan di Klinik Niar Medan Tahun 2015 ... 24 Tabel 5.1 : Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Hubungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Ibu dalam Menghadapi Persalinan di Klinik Niar Medan Tahun 2015 ... 34 Tabel 5.2 : Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Dukungan

Keluarga di Klinik Niar Medan Tahun 2015 ... 35 Tabel 5.3 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga

dengan Tingkat Kecemasan Ibu di Klinik Niar Tahun 2015 ... 36 Tabel 5.4 : Distribusi Jawaban Tingkat Kecemasan Ibu dalam Menghadapi

Persalinan di Klinik Niar Medan Tahun 2015 ... 37 Tabel 5.5 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan Ibu

dalam Menghadapi Persalinan di Klinik Niar Medan Tahun 2015 ... 40 Tabel 5.6 : Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan

Ibu Dalam Menghadapi Persalinan Di Klinik Niar Medan Tahun 2015 ... 41


(12)

vii

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 : Kerangka Konseptual Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Dalam Menghadapi Persalinan Di Klinik Niar Medan Tahun 2015 ... 23


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Psp) Lampiran 3 : Lembar Kuesioner

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 5 : Master Data Penelitian

Lampiran 6 : Hasil Data Penelitian

Lampiran 7 : Surat Izin Data Penelitian Dari Fakultas Keperawatan Lampiran 8 : Balasan Surat Izin Penelitian


(14)

4

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Dalam Menghadapi Persalinan di Klinik Niar Medan Tahun 2015.

ABSTRAK

MASLIANDA HARAHAP

Latar Belakang: Persalinan merupakan masa yang cukup berat bagi ibu dimana proses kelahiran layaknya sebuah pertaruhan hidup dan mati seorang ibu terutama pada Ibu primipara. Dukungan yang terus menerus dari seorang pendamping persalinan kepada Ibu selama Proses persalinan dan melahirkan dapat mempermudah proses persalinan dan melahirkan, memberikan rasa nyaman, semangat, membesarkan hati Ibu, dan meningkatkan rasa percaya diri serta mengurangi kebutuhan tindakan medis. Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru yang belum pernah dilakukan serta dalam identitas diri dan arti hidup.

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan di klinik Niar tahun 2015 dalam kategori tidak ada kecemasan, kecemasan ringan, kecemasan sedang, kecemasan berat, dan kecemasan berat sekali.

Metedologi penelitian: Desain penelitian ini menggunakan Deskriptif kolerasi. Penelitian ini dilakukan di klinik Niar Medan Tahun 2015 pada tanggal 10 April 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah 34 responden menggunakan total sampling. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner terdiri dari 16 pernyataan dukungan dan 14 pertanyaan kecemasan HARS dengan skala Ordinal dan penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu dukungan keluarga dan tingkat kecemasan ibu. Analisa menggunakan bivariat dengan uji person chi square.

Hasil penelitian: Hasil penelitian ini menunjukkan adanya dukungan keluarga menghadapi persalinan sebesar 20 orang (58,8%) serta kecemasan ibu menghadapi persalinan dikategorikan tidak ada kecemasan sebanyak 14 responden (41,2%), kecemasan ringan sebanyak 13 reponden (38,2%), dan kecemasan sedang 7 responden (20,6%). Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p=(0,028) < α 0,005. Maka ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan.

Kesimpulan: Ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan.

Saran: Bagi pelayanan di klinik Niar agar menyarankan kepada setiap keluarga harus memberikan dukungan kepada ibu dalam menghadapi persalinan.


(15)

Correlations of with the Family Support Women in Facing Anxiety Levels Maternity Clinic Niar Medan 2015.

ABSTRACT

MASLIANDA HARAHAP

Background: Childbirth is a time that is heavy enough for the mother where the birth of a gamble like a mother's life and death, especially in primiparous mother. The continued support of a labor companion to Mother during labor and delivery process can simplify the process of labor and delivery, provide a sense of comfort, encouragement, encouraging mother, and increase confidence and reduce the need for medical interventions. Anxiety is a state of tension, it is an urge like hunger and sex, just that he did not arise from the conditions of tissue in the body but originally caused by external causes.

Objective: To determine the correlation of family support with the level of maternal anxiety in the face of labor in the clinic Niar 2015 in the category of no anxiety, mild anxiety, anxiety moderate, severe anxiety, and severe anxiety once.

Research Methodology: The study design was used descriptive correlation. Population in this research is 34 respondents using total sampling. The research instrument was a questionnaire consisting of 16 statements and 14 questions with ordinal scale and this study using two variables: the independent variables and the dependent variable of family support is the level of maternal anxiety in the face of labor. Bivariate analysis using the test chi square person.

Result: The results of this study indicate the existence of family support facing the labor of 20 people (58.8%) and maternal anxiety facing labor categorized no anxiety as much as 14 respondents (41.2%), mild anxiety as much as 13 respondents (38.2%), and anxiety were 7 respondents (20.6%). Based on statistical test obtained by value p = (0,028) < α 0,005. Hence can be taken correlations of with the Family Support Women in Facing Anxiety Levels Maternity.

Conclusions: The relationship with the family support level of maternal anxiety in the face of labor can be categorized support 20 people (58.8%) with no anxiety category by 14 respondents (41.2%).


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal merupakan salah satu unsur penentu status kesehatan. Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia menempati urutan tertinggi di Asia Tenggara. Angka kematian Ibu (AKI) di Indonesia menurut Suvei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan telah turun dari 390 per 100.000 di tahun 1994 menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup antara tahun 2002-2003. Dari 5.000.000 kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya diperkirakan 20.000 Ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. Kematian ibu menurut World Health Organization (WHO) adalah kematian yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari pasca persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung terhadap kehamilan (Dinkes, 2006).

Persalinan merupakan masa yang cukup berat bagi ibu dimana proses kelahiran layaknya sebuah pertaruhan hidup dan mati seorang ibu terutama pada Ibu primipara dimana mereka belum memiliki pengalaman melahirkan. rasa cemas, panik, dan takut yang melanda Ibu dengan semua ketidakpastian serta rasa sakit yang luar biasa yang dirasakan Ibu dapat mengganggu persalinan dan mengakibatkan lama proses persalinan (Kurniasih, 2004).

Secara psikologis Istri membutuhkan pendampingan Suami selama proses Persalinan. Proses persalinan merupakan hal yang paling berat bagi Ibu, dimana Ibu membutuhkan Dukungan dari berbagai pihak, terutama Suami agar dapat menjalani proses persalinan sampai melahirkan dengan aman dan nyaman (Musbikin, 2005).


(17)

Dukungan yang terus menerus dari seorang pendamping persalinan kepada Ibu selama Proses persalinan dan melahirkan dapat mempermudah proses persalinan dan melahirkan, memberikan rasa nyaman, semangat, membesarkan hati Ibu, dan meningkatkan rasa percaya diri serta mengurangi kebutuhan tindakan medis (Nakita, 2004).

Dukungan Suami dalam proses persalinan merupakan sumber kekuatan bagi Ibu yang tidak dapat diberikan oleh tenaga kesehatan. Dukungan Suami dapat berupa dorongan, motivasi terhadap Istri baik secara moral maupun material serta dukungan fisik, psikologis, emosi, informasi, penilaian, dan finansial (Bobak, 2005).

Ibu merasa kehadiran orangtua sebagai pendamping dalam persalinan akan memberikan kenyamanan pada saat persalinan. Peneliti ini juga menunjukkan bahwa kehadiran seorang pendamping pada saat persalinan dapat menimbulkan efek positif terhadap hasil persalinan, dapat menurunkan rasa sakit, persalinan berlangsung lebih singkat, dan menurunkan persalinan dengan operasi termasuk bedah caesar (Astuti, 2006).

Ibu yang didampingi seorang sahabat atau keluarga dekat (Khususnya Suami) selama proses persalinan berlangsung memiliki resiko lebih kecil mengalami komplikasi yang memerlukan tindakan medis daripada mereka yang tanpa pendampingan. Ibu-ibu dengan pendamping dalam menjalani persalinan, berlangsung lebih cepat dan lebih mudah. dalam penelitian tersebut, ditemukan pula bahwa kehadiran suami atau kerabat dekat akan membawa ketenangan dan menjauhkan sang Ibu dari stress dan kecemasan yang dapat mempersulit proses kelahiran dan persalinan, kehadiran suami akan membawa pengaruh positif secara


(18)

3

psikologis, dan berdampak positif pula pada kesiapan Ibu secara fisik (Musbikin, 2005).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “ Hubungan Dukungan Keluarga dengan tingkat Kecemasan Ibu dalam menghadapi persalinan di Klinik Niar Medan 2015 “.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan dukungan Keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi Persalinan di klinik Niar Medan Tahun 2015

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui dukungan pendampingan keluarga saat proses persalinan.

b. Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu saat proses persalinan

c. Untuk menguji hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan Ibu menghadapi persalinan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi diri sendiri

Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan menambah wawasan serta pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian, khususnya dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan.


(19)

2. Institusi pendidikan khususnya D-IV Bidan Pendidik

Diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang lebih lanjut mengenai hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan dan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan sumber bacaan untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi Pelayanan Kebidanan

Untuk mengidentifikasi kecemasan yang terjadi pada ibu dalam menghadapi persalinan, sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan terutama saat melakukan pengkajian terkait mengenai kondisi psikologis ibu.

4. Bagi perkembangan ilmu kebidanan khususnya asuhan kebidanan

Dapat dijadikan masukan dalam mengembangkan ilmu khususnya ilmu kebidanan mengenai penatalaksanaan sewaktu ANC dan keperawatan jiwa tentang penyebab kecemasan.


(20)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dukungan

1. Pengertian Dukungan

Menurut Sarafino, 2012 dukungan adalah suatu bentuk kenyamanan, perhatian, penghargaan, ataupun bantuan yang diterima individu dari orang yang berarti, baik secara perorangan maupun kelompok. Dukungan dapat berupa dukungan sosial keluarga internal, seperti dukungan dari suami istri atau dukungan dari saudara kandung, atau dukungan sosial keluarga eksternal - dukungan sosial eksternal bagi keluarga inti (dalam jaringan kerja sosial keluarga). Sebuah jaringan sosial keluarga secara sederhana adalah jaringan kerja sosial keluarga inti.

Kehadiran dan pendukung dari pendamping akan membantu proses persalinan berjalan lancar karna pendamping dapat berbuat banyak untuk membantu saat persalinan. Kehadiran seorang pendamping pada saat persalinan dapat menimbulkan efek positif terhadap hasil persalinan dalam arti dapat menurunkan morbilitas dan mortalitas, mengurangi rasa sakit, persalinan yang lebih singkat dan menrunnya persalinan dengan operasi termasuk bedah sesar. (Maryunani, 2010).


(21)

2. Bentuk Dukungan Keluarga

Bentuk bantuan yang diberikan orang lain terdiri dari: 1) Dukungan Emosional

Mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan.

2) Dukungan Penghargaan

Terjadi lewat ungkapan hormat/penghargaan positif untuk orang lain itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu, dan perbandingan positif orang itu dengan orang lain, misalnya orang itu kurang mampu atau lebih buruk keadaannya (menambah harga diri). 3) Dukungan Instrumental

Mencakup bantuan langsung. misalnya orang memberi pinjaman uang kepada orang yang membutuhkan atau menolong dengan meniberi pekerjaan pada orang yang tidak punya pekerjaan.

4) Dukungan Informatif

Mencakup pemberian nasihat, saran, pengetahuan. dan informasi serta petunjuk.

B.

Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang dialami oleh mahkluk hidup dalam kehidupan sehari-hari (Marlindawani, dkk, 2012).


(22)

7

Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru yang belum pernah dilakukan serta dalam identitas diri dan arti hidup. (Fausiah dan widuri, 2005).

Kecemasan merupakan aspek yang ada dan menjadi bagian dalam kehidupan. kelainan kecemasan merupakan masalah jiwa terbesar di Amerika menyerang antara 20-25% populasi. kecemasan melibatkan tubuh, persepsi tentang dirinya dan hubungan dengan yang lain. kecemasan merupakan ketakutan yang bercampur baur, samar-samar dan berhubungan dengan perasaan ketidakpastian dan tidak berdaya, perasaan terisolasi, pengasingan dan kegelisahan. kecemasan merupakan pengalaman yang menjengkelkan mulai dari bayi dan berlanjutdisepanjang kehidupan. (Stuart dan Laraia, 2005).

Pada umumnya kecemasan bersifat subjektif,yang ditandai dengan adanya perasaan tegang, kwatir, takut, dan disertai dengan adanya hubungan fisiologis, seperti peningkatan denyut nadi, perubahan pernafasan, dan tekanan darah. (Dr.Hartono & Boy soedarmadji, 2012).

2. Jenis Kecemasan

Menurut Sigmund Fleud, (2007) kecemasan itu ada tiga yaitu, kecemasan realitas, neuritis, dan moral.

1. Kecemasan Obyektif atau realitas

Sebuah ketakutan terhadap adanya bahaya yang nyata dalam dunia sebenarnya. Kecemasan realitas memberikan tujuan positif untuk memandu perilaku kita untuk melindungi dan menyelamatkan diri kita dari bahaya yang aktual.


(23)

2. Kecemasan neuritis

Sebuah ketakutan yang berasal dari masa kanak-kanak dalam sebuah konflik antara kepuasan instingtual dan realita melibatkan konflik antara id dan ego. Anak-anak sering dihukum bila mengekspresikan impuls seksual dan agresif secara berlebihan. Pada tahap ini, kecemasan ini berada pada alam kesadaran, tetapi selanjutnya, ini akan ditransformasikan ke alam ketidaksadaran.

3. Kecemasan moral

Sebuah ketakutan sebagai hasil dari konflik antara id dan superego. Essensinya, kecemasan moral adalah ketakutan dari kesadaran seseorang. Ketika seseorang termotivasi untuk mengekspresikan sebuah impuls instingtual yang berlawanan dengan pola moral, superego akan membalas dendam dengan membuat kita merasa malu atau bersalah.

3. Tingkat kecemasan

Menurut Stuart dan Sundden (2006), tingkat kecemasan dapat dibagi menjadi 4 yang dialami oleh individu, yaitu :

1. Kecemasan Ringan

Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari – hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan area persepsinya. Kecemasan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan beraktivitas.


(24)

9

2. Kecemasan Sedang

Memungkinkan seseorang untuk memustakan pada hal penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang terarah.

3. Kecemasan Berat

Sangat mengurangi area persepsi seseorang, seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditunjukkan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada sesuatu yang lain.

4. Kecemasan Panik

Berhubungan dengan pengaruh ketakutan dan teror. Rincian berpecah dari preposinya. Karena mengalami kehilangan kendali orang yang mengalami penik tidak mempu melakukan sesuatu walau dengan pengarahan, panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Bila panik terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional.

4. Rentang respon kecemasan

kecemasan atau ketakutan adalah bahagian dari kehidupan manusia,kecemasan ini terjadi karena individu tidak mampu mengadakan penyesuaian diri didalam lingkungan pada umumnya (sundari, 2005). Rentang


(25)

respon kecemasan terdiri dari adaptif dan maladaptif respon adaftif seseorang menggunakan koping yang bersifat membangun (konstruktif) dalam mengatasi kecemasan berupa antisipasi. respon malaptif merupakan koping yang bersifat merusak (destruktif) dan disfungsional seperti individu menghindari kontak dengan orang lain atau mengurung diri, tidak mau mengurus diri (Suliswati, 2005).

5. Respon kecemasan

Menurut Stuart dan laraia, (2005) Ada dua macam respon yang dialami seseorang ketika mengalami Kecemasan.

A. Respon Fisiologis terhadap Kecemasan

1) Kardio vaskuler : Peningkatan tekanan darah, palpitasi, jantung berdebar denyut nadi meningkat, tekanan nadi menurun, syok dan lain-lain.

2) Respirasi : Nafas cepat dan dangkal, rasa tertekan pada dada, rasa tercekik.

3) Kulit : Perasaan panas atau dingin pada kulit, muka pucat, berkeringat seluruh tubuh, rasa terbakar pada muka, telapak tangan berkeringat, gatal-gatal.

4) Gastriointestinal : Anoreksia, rasa tidak nyaman pada perut, rasa terbakar di epigastrium, nausea, diare.


(26)

11

B. Respon psikologis terhadap kecemasan

1) Perilaku : Gelisah, tromor, gugup, bicara cepat dan tidak ada koordinasi, menarikdiri, menghindar.

2) Kognitif : Gangguan perhatian, konsentrasi hilang, mudah lupa, salah tafsir, bloking, bingung, lapangan persepsi menurun, kesadaran diri yang berlebihan, kwatir yang berlebihan, obyektivitas menurun, takut kecelakaan, takut mati, dan lain-lain.

3) Afektif : Tidak sabar, tegang, neurosis, tremor, gugup yang luar biasa, sangat gelisah.

6. Reaksi kecemasan

Reaksi Kecemasan adalah reaksi dapat menimbulkan reaksi konstruktif maupun destruktif bagi individu. Kecemasan konstruktif terjadi ketika individu termotivasi untuk belajar mengadakan perubahan terutama perubahan terhadap perasaan tidak nyaman dan berfokus pada kelangsungan hidup. Kecemasan destruktif terjadi ketika individu bertingkah laku malaftif dan disfungsional (Suliswati dkk, 2005).

Kemampuan individu menanggulangi kecemasan secara konstruksi merupakan faktor utama yang membuat klien berperilaku patologis atau tidak. Bila individu sedang mengalami kecemasan ia mencoba menetralisasi, mengingkari atau meniadakan kecemasan dengan mengembangkan pola koping. Pada kecemasan ringan, mekanisme koping yang biasanya digunakan adalah menangis, tidur, makan, tertawa, berkhayal, memaki, merokok, olahraga, mengurangi kontak mata dengan orang lain, membatasi diri pada orang lain. (Suliswati, 2005).


(27)

7. Mekanisme koping

Mekanisme koping untuk mengatasi kecemasan sedang, berat dan panik membutuhkan banyak energi. Menurut Suliswati, (2005) mekanisme koping yang dapat dilakukan ada dua jenis, yaitu :

1. Task oriented reaction atau reaksi yang berorientasi pada tugas. Tujuan yang ingin dicapai dengan melakukan koping ini adalah individu mencoba menghadapi kenyataan tuntutan stress dengan menilai secara objektif ditujukan untuk mengatasi masalah, memulihkan konflik dan

memenuhi kebutuhan.

a) Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah atau mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan. b) Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maupun psikologik untuk memindahkan seseorangdarisumberstress. c) Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara seseorang mengoperasikan, mengganti tujuan, atau mengorbankan aspek kebutuhan personal seseorang.

2. Ego oriented reaction atau reaksi berorientasi pada ego. Koping ini tidak selalu sukses dalam mengatasi masalah. Mekanisme ini seringkali digunakan untuk melindungi diri, sehingga disebut mekanisme pertahanan ego diri biasanya mekanisme ini tidak membantu untuk mengatasi masalah secara realita. Untuk menilai penggunaan makanisme pertahanan individu apakah adaptif atau tidak adaptif, perlu di evaluasi hal-hal berikut : a) Perawat dapat mengenali secara akurat penggunaan mekanisme pertahanan klien. b) Tingkat penggunaan mekanisme pertahanan diri terebut apa pengaruhnya terhadap disorganisasi


(28)

13

kemajuan kesehatan klien. d) Alasan klien menggunakan mekanisme pertahanan.

8. Gejala Kecemasan

Keluhan-keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mengalami kecemasan antara lain sebagai berikut :

1. Cemas, kwatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung.

2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut. 3. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang. 4. Gangguan pola pikir, mimpi – mimpi yang menegangkan. 5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.

6. Keluhan – keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdering (sinusitis), berdebar – debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan sebagainya (Hawari, 2008).

9. Mekanisme Pertahanan Terhadap Kecemasan

1. Represi

Represi adalah bentuk mekanisme pertahanan ego yang paling sering kita tahu dan yang biasa kita lakukan. Represi sendiri adalah usaha menyingkirkan atau menekan pengalaman atau informasi yang menimbulkan kecemasan ke bawah sadar. Mekanisme ini disebut juga proses pelupaan.


(29)

2. Penolakan

Penolakan atau denial dapat disebut juga pengingkaran. Penolakan adalah mekanisme pertahanan ego menolak situasi yang membuat tidak nyaman atau menimbulkan kecemasan.

3. Pengalihan

Pengalihan atau displacement dilakukan dengan cara mengalihkan kepada sasaran lain, bukan sasaran yang sebenarnya dituju. Sasaran ini biasanya lebih aman jika dibandingkan dengan sasaran yang asli.

4. Proyeksi

Proyeksi juga merupakan mekanisme pertahanan ego yang dilakukan dengan cara mengalihkan dorongan kepada orang lain.

5. Fantasi

Fantasi atau berkhayal juga berfungsi mereduksi dorongan. Bentuk pengurangan dorongan adalah dengan mengalihkan kepada bayangan yang diciptakan dalam pikiran.

6. Rasionalisasi

Rasionalisasi adalah mekanisme pertahanan ego yang dilakukan dengan menciptakan alasan yang membenarkan tindakan. Alasan ini berfungsi untuk mereduksi ketegangan, karena itu juga bisa melindungi ego dari ketegangan tersebut.


(30)

15

7. Regresi

Regresi adalah mekanisme pertahanan ego yang dilakukan dengan cara kembali atau mundur kepada tahapan perkembangan sebelumnya.

8. Reaksi formasi

Reaksi formasi adalah bentuk mekanisme pertahanan ego yang dilakukan dengan berlaku sebaliknya, membentuk reaksi yang dianggap baik. (Rudicahyo, 2014).

10. Faktor Predisposisi Kecemasan

A. Pandangan psikoanalitik

Ansietas adalah konflik emosinal yang terjadi antara 2 elemen kepribadian – id dan super ego. Id mewakili dorongan insting dan influs primitif, sedangkan super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma – norma buday seseorang. Ego berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.

B. Pandangan Interpersonal

Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. Ansietas berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kelemahan spesifik. Orang yang mengalami harga diri rendah terutama mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.


(31)

C. Pandangan Perilaku

Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar perilaku menganggap sebagai dorongan belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari kepedihan. Individu yang terbiasa dengan kehidupan dini dihadapkan pada ketakutan berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas dalam kehidupan selanjutnya.

D. Kajian Keluarga

Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga. Ada tumpang tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi.

E. Kajian biologis

Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine.Reseptor ini membantu mengatur ansietas. Reseptor ini membantu mengatur ansietas. Penghambat GABA juga berperan utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas sebagaimana hal nya dengan endorfin. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor. (Ade Herman Surya Direja, 2011).


(32)

17

11. Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi dibedakan menjadi :

a. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidak mampuan fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari.

b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang. (Ade Herman Surya Direja, 2011).

12. Faktor Pencetus Kecemasan

Faktor pencetus kecemasan dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :

1. Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam integritas fisik yang meliputi :

a. Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya : hamil).

b. Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri,

polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya tempat tinggal.

2. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.

a. Sumber internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal di rumah dan tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadap integritas fisik juga dapat mengancam harga diri.


(33)

b. Sumber eksternal : kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya. (Suliswati , 2005).

13. Persalinan Sebagai Pencetus Kecemasan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan plasenta ) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri ).

Persalinan adalah saat yang menegangkan dan menggugah emosi ibu dan keluarganya, bahkan dapat menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi ibu. Pada kondisi tersebut seorang ibu memerlukan dukungan emosional selama persalinan dapat menjadikan waktu persalinan menjadi pendek, meminimalkan intervensi, dan menghasilkan persalinan yang baik.

Kehadiran pendamping selama proses persalinan, sentuhan, penghiburan, dan dorongan orang yang mendukung sangat besar artinya karena dapat membantu ibu saat proses persalinan. Pendamping ibu pada saat proses persalinan sebaiknya adalah orang yang peduli pada ibu dan yang paling penting adalah orang yang diinginkan ibu untuk mendampingi ibu selama proses persalinan.

Dukungan fisik dan emosional yang diberikan oleh bidan harus memperhatikan prinsip- prinsip asuhan sayang ibu.dukungan tersebut antara lain dukungan lingkungan, pendamping, mobilitas, informasi, teknik relaksasi, komunikasi, dan dorongan semangat. ( Rosyati Pastuty, 2010 ).


(34)

19

14. Tahapan Persalinan

1. Kala 1

Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan His, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturien masih dapat berjalan – jalan. Lamanya kala 1 untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurva Friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm / jam dan pembukaan multigravida 2 cm / jam. Dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan.

2. Kala II atau kala pengusiran

His semakin kuat menjelang akhir kala I, ketuban pecah dan ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak.ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan. Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga terjadi terjadi kepala membuka pintu, sub oksiput bertidak sebagai hipomoglion berturut – turut lahir ubun – ubun besar, dahi, hidung, dan muka, dan kepala seluruhnya. kepala lahir selurunya dan diikuti oleh putar faksi luar, yaitu penyesuaian kepala terhadap punggung. Setelah putar faksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong.

3. Kala III ( pelepasan uri )

Setelah kala II kontraksi uterus berhenti sekitar 5 – 10 menit. Dengan lahirnya bayi, mulai berlangsung pelepasan plasenta. lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda – tanda : Uterus menjadi bundar, uterus terdorong keatas karena plasenta. Dilepas ke segmen bawah


(35)

rahim, tali pusat bertambah panjang, terjadi perdarahan. Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan Crede pada fundus uteri.

4. Kala IV ( observasi )

Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan meliputi tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tanda – tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernafasan, kontraksi uterus, terjadi perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc. ( Manuaba, 2012 ).

15. Alat Ukur Kecemasan

Menurut Hawari, (2008) untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang apakah tidak ada kecemasan, cemas ringan, cemas sedang, cemas berat, atau cemas berat sekali. Kecemasan dapat diukur dengan pengukuran tingkat kecemasan menurut alat ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Skala HARS merupakan pengukuran kecemasan yang didasarkan pada munculnya symptom pada individu yang mengalami kecemasan. Menurut skala HARS terdapat 14 syptoms yang nampak pada individu yang mengalami kecemasan. Setiap item yang diobservasi diberi 5 tingkatan skor( skala likert) antara 0 (Nol Present) sampai dengan 4 (severe).

Skala HARS Menurut Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) penilaian kecemasan terdiri dan 14 item, meliputi:


(36)

21

1. Perasaan Cemas : firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tensinggung.

2. Ketegangan : merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah terganggu dan lesu.

3. Ketakutan : takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal sendiri dan takut pada binatang besar.

4. Gangguan tidur sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak pulas dan mimpi buruk.

5. Gangguan kecerdasan : penurunan daya ingat, mudah lupa dan sulit konsentrasi.

6. Perasaan depresi : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hoby, sedih, perasaan tidak menyenangkan sepanjang hari.

7. Gejala somatik : nyeri path otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara tidak stabil dan kedutan otot.

8. Gejala sensorik : perasaan ditusuk-tusuk, penglihatan kabur, muka merah dan pucat serta merasa lemah.

9. Gejala kardiovaskuler : takikardi, nyeri di dada, denyut nadi mengeras dan detak jantung hilang sekejap.

10. Gejala pemapasan : rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering menarik napas panjang dan merasa napas pendek.

11. Gejala gastrointestinal: sulit menelan, obstipasi, berat badan menurun, mual dan muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan panas di perut.


(37)

12. Gejala urogenital : sering keneing, tidak dapat menahan keneing, aminorea, ereksi lemah atau impotensi.

13. Gejala vegetatif : mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu roma berdiri, pusing atau sakit kepala.

14. Perilaku sewaktu wawancara : gelisah, jari-jari gemetar, mengkerutkan dahi atau kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek dan cepat.

Cara Penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan kategori: 0 = tidak ada gejala sama sekali

1 = Satu dari gejala yang ada

2 = Sedang/ separuh dari gejala yang ada 3 = berat/lebih dari ½ gejala yang ada 4 = sangat berat semua gejala ada

Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item 1-5 1. Skor 1 – 13 = Tidak ada kecemasan.

2. Skor 14 – 20 = Kecemasan ringan. 3. Skor 21 – 27 = Kecemasan sedang. 4. Skor 28 – 41 = Kecemasan berat. 5. Skor 42 – 56 = Kecemasan berat sekali


(38)

23

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah formulasi atau simplikasi dari kerangka teori/teori-teori yang mendukung penelitian tersebut. Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya dari masalah yang ingi diteliti (Notoatmodjo, 2010). Adapun kerangka konsep dari penelitian ini: dimana variabel independen yaitu dukungan keluarga dan variabel dependennya yaitu tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan di klinik Niar Medan Tahun 2015.

Variabel Independen Variabel Dependen

Bagan : 3.1 Kerangka Konsep

B. Hipotesa Penelitian

Hipotesis dalam penelitin ini adalah hipotesa alternatif (Ha) yaitu Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan Ibu dalam menghadapi persalinan di klinik Niar kota Medan Tahun 2015.


(39)

C. Depenisi Operasional

Tabel Definisi Operasional

Variabel Definisi operasional

Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur

Skala Pengukuran

Dukungan Dukungan yang diberikan keluarga berupa dukungan emosional, penghargaan, instrumental, dan informatif. Wawancara dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur

Kuesioner a. Ada dukungan ( skor ≥ 8=53%) b. Tidak ada dukungan ( skor < 8 = 47%) Skor jawaban : Ya : 1 Tidak : 0

Ordinal

Kecemasan Perasaan takut terhadap sesuatu hal yang nyata. Wawancara dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur

Kuesioner Tidak cemas (1-13) Cemas ringan (14-20) Cemas sedang (21-27) Cemas berat (28-41) Cemas berat sekali (42-56) Ordinal


(40)

25

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif korelasi. Peneliti menggunakan rancangan penelitian metode cross sectional, Karena pada penelitian ini variabel independen dan dependen akan diamati pada waktu (periode) yang sama. Rancangan penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2010). Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah Seluruh Ibu bersalin di klinik Niar Medan Tahun 2015. Dari data yang diperoleh 1 bulan terakhir diperoleh ibu bersalin sebanyak 34 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2010). Sampel dari penelitian ini diambil dari populasi ibu yang baru inpartu fase laten di Klinik Niar Medan. Tehnik penggunaan sampel yang digunakan penelitian ini menggunakan tehnik Total Sampling yaitu menggunakan populasi sebagai sampel, yaitu sebayak 34 orang.


(41)

C. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di klinik bersalin Niar Medan. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut yaitu karena klinik bersalin Niar merupakan klinik yang menerapkan standar asuhan persalinan normal dengan prinsip asuhan sayang ibu dan anak yang diberikan kebebasan kepada ibu untuk didampingi oleh orang yang dikehendaki selama persalinan. Selain itu, klinik bersalin Niar memiliki jumlah persalinan yang cukup banyak sehingga sampel yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh sesuai dengan kebutuhan penelitian.

D. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai November 2014 sampai Juni 2015 yakni dari penyusunan proposal sampai hasil penelitian.

E. Pertimbangan Etika Penelitian

Perkembangan etika yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain adalah :

1) Beneficience (Menguntungkan responden) yaitu dengan tidak mencelakakan / menyakiti responden (freedom from harm) dengan tidak memaksa dan menekan pasien untuk ikut dalam penenlitian dan tidak menimbulkan situasi yang merugikan responden dengan memberikan waktu yang tepat untuk responden mengisi kuesioner (freedom from exploitation); 2). Respect from human dignty (menghargai martabat manusia), yaitu hak untuk bebas menentukan apakah calon responden akan ikut berpartisipasi dalam penelitian ini atau tidak (the right to self determination) dengan membuat informed consent sehingga calon


(42)

27

penelitian ini, dan hak untuk mendapatkan informasi mengenai penelitian ( the right to full disclosure) dengan memberitahukan calon responden maksud dan tujuan penelitian; 3). Justice (keadilan), yaitu hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil (the right to fair tretment) dengan memberikan kesempatan kepada semua pasien untuk menjadi responden, dan menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan responden (the right to privacy), dimana pada kuesioner tidak dicantumkan nama responden, namun hanya memberikan nomor responden ( Polit & Hungler, 1999 ).

F) Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data, yang terdiri dari pertanyaan tentang data demografi responden, pernyataan dukungan keluarga dan pertanyaan tentang tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan. Bentuk kuesioner yang digunakan adalah bentuk pertanyaan tertutup (closed ended) dengan variasi pertanyaan berupa checlist, yang mana dari beberapa jawaban yang disediakan responden hanya memilih satu diantaranya yang sesuai dengan pendapatnya.

1. Data Demografi

Untuk data demografi terdiri dari pernyataan nama (Inisial), Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku

2. Dukungan Keluarga

Untuk perrnyataan dukungan keluarga menggunakan skala guttman dengan interpretasi pebelian apabila skor 1 mendukung dan skor 0 tidak mendukung yang dibuat sendiri oleh peneliti. Masing-masing pernyataan terdiri dari pernyataan dukungan emosional (1-4), pernyataan dukungan


(43)

penghargaan (5-8), pernyataan dukungan intrumental (9-12), dan pernyataan dukungan informatif (13-16). Pengukuran atau penilaian dukungan reponden dapat diinterpretaikan dengan perhitungan nilai rata-rata atau mean dari hasil jawaban responden. Dengan kategori mendukung: skor ≥ nilai mean dan tidak mendukung : skor ≤ nilai mean dengan jumlah kuesioner 16 buah.

3. Tingkat kecemasan ibu dalam menghadi persalinan

Untuk pertanyaan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan terdiri dari 14 pertanyaan. Dalam penelitian ini menggunakan alat ukur kecemasan menggunakan HARS yang terdiri atas 14 kelompok gejala, masing-masing kelompok gejala diberi penilaian antara 0 – 4 dengan penilaian sebagai berikut :

0 : Tidak ada kecemasan 1 : Cemas ringan

2 : Cemas sedang 3 : Cemas berat 4 : Cemas berat sekali

Rentang penilaian 1 – 56, dengan pengolahan antara lain Nilai skor (score):

0 – 13 : Tidak cemas 14 – 20 : Cemas sedang 21 – 27 : Cemas ringan 28 – 41 : Cemas berat 42 – 56 : Cemas berat sekali


(44)

29

G) Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji coba instrumen dilakukan dengan uji validitas dan uji rehabilitas tiap pertanyaan.uji coba ini dilakukan sebelum penelitian dengan menyebarkan instrumen berupa kuesioner, yang diuji cobakan kepada responden yang bukan merupakan anggota sampel penelitian.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur, untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun tersebut itu valid/sahih, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap butir pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut (Juliansyah, 2011). Didalam penelitian dilakukan uji validitas instrumen dukungan keluarga dengan cara menggunakan konten validity, yakni instrumen diujikan kepada ahlinya. Untuk instrumen kecemasan peneliti tidak lagi melakukan uji validitas karena intrumen ini dibuat berdasarkan alat ukur HARS yang sah atau sahih.

2. Uji Reliabilitas

Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana alat pengukur dikatakan konsisten, jika dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama. dalam mengetahui bahwa perhitungan/uji reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan yang telah memiliki atau memenuhi uji validitas, jadi jika tidak memenuhi syarat uji validitas maka tidak perlu diteruskan untuk uji reliabilitas (Juliansyah, 2011). Reliabelitas instrumen diperlukan untuk mendapat data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut,


(45)

dilakukan uji reliabelitas dengan metode alpha cronbach dengan nilai 0,840

H) Prosedur Pengolahan Data 1. Editing

Pada tahap ini peneliti mengecek kembali data – data yang sudah ada, terutama mengenai kelengkapan data yang dikumpulkan melalui kuesioner.

2. Coding

Suatu model untuk mengkonversikan data yang dikumpulkan selama penelitian kedalam Simbol yang cocok untuk keperluan analisis, biasanya disebut dengan coding.

3. Entry Data

Pada tahap ini peneliti memasukkan data yang telah dikelompokkan kedalam master tabel atau data base komputer, kemudian dibuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi. Setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar, data sudah dikoding, maka langkah selanjutnya adalah memproses data untuk dianalisis. Proses pengolahan data dilakukan dengan cara memindahkan data dari kuesioner kepaket program komputer pengolahan data statistic.


(46)

31

4. Cleaning Data

Tahap ini merupakan tahap memeriksa kembali data – data yang telah dimasukkan untuk melihat ada atau tidak adanya kesalahan terutama kesesuaian pengkodean yang dilakukan.

I. Analisa Data

Analisa data adalah mengubah data mentah menjadi data yang bermakna yang mengarah pada kesimpulan. Analisis data merupakan kelanjutan dari pengolahan data. (Arikunto, 2010).

1. Analisa Univariat

Analisa Univariat dilakukan secara deskriptif yang berfungsi untuk meringkas, mengklasifikasikan, dan menyajikan data. Analisa data univariat dalam penelitian ini adalah data demografi responden yang terdiri dari umur, pendidikan, pekerjaan, dan suku serta ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekueni dari persentasenya.

2. Analisa Bivariat

Bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis dengan menentukan hubungan variabel bebas dan variabel terikat melalui uji statistik Chi Square (Sumantri, 2011).


(47)

Data ini digunakan untuk menguji hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan. Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan uji statistik chi square yaitu untuk mengetahui hubungan variabel independen dengan dependen pada derajat

kemaknaan 95% (α=0,05). Apabila Pvalue <0,05 maka Ho ditolak dan apabila Pvalue >


(48)

33 BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil dan pembahasan penelitian mengenai hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan di klinik Niar Medan Tahun 2015 dengan jumlah responden 34 orang, yang kemudian dinilai dengan menggunakan instrumen kuesioner.

1. Analisis Univariat

Analisis univariat ini bertujuan untuk mengidentifikasi distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur, pekerjaan, pendidikan dan suku serta mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan, penelitian menggunakan kuesioner yang berisikan 16 pertanyaan mengenai dukungan dan pertanyaan mengenai tingkat kecemasan 14 pertanyaan. Berikut ini akan dijabarkan hasil identifikasi data demografi data responden, serta hasil identifikasi hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan di klinik Niar Medan.


(49)

A. Karakteristik Responden

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Hubungan Dukungan keluarga Dengan Tingkat kecemasan Ibu menghadapi persalinan di

Klinik Niar Medan Tahun 2015 (n=34)

Data Demografi Frekuensi Persentase

Umur < 20 20 – 30

> 30 2 25 7 5,9 73,5 20,6 Pekerjaan PNS Wiraswasta IRT 7 13 14 20,6 38,2 41,2 Pendidikan SD SMP SMA S1 2 6 18 8 5,9 17,6 52,9 23,5 Suku Batak Jawa Aceh 18 11 5 5,9 17,6 52,9

Berdasarkan tabel 5.1 diperoleh mayoritas responden berumur 26 tahun dengan frekuensi 5 (14,7%), Pekerjaan mayoritas adalah IRT dengan frekuensi 14 orang (41,2%), Pendidikan mayoritas responden adalah SMA 18 orang (52,9%) , dan suku mayoritas batak sebanyak 18 (52,9).


(50)

35

B. Dukungan keluarga

Distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini

Tabel 5.2

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga di Klinik Niar Medan

Tahun 2015 (n=34)

No Pertanyaan dukungan Ya Tidak

f % f %

Dukungan emosional 1 Keluarga hadir menemani Ibu

selama proses persalinan sampai selesai

28 82,4 6 17,6

2 Keluarga mau mendengarkan setiap keluhan yang Ibu saat proses

persalinan berlangsung

25 73,5 9 26,5

3 Keluarga mengusap dahi Ibu untuk memberi penguatan

19 55,9 15 44,1

4 Keluarga mengusap dahi Ibu untuk memberi penguatan

21 61,8 13 38,2

Dukungan Penghargaan 5 Ibu rutin mengikuti pemeriksaan

kehamilan sebelum persalinan

16 41,7 18 52,9

6 Ibu mendapat informasi yang cukup jelas dari bidan tentang persalinan

17 50,0 17 50,0

7 Ibu sudah tahu bahwa akan mengalami rasa nyeri pada saat persalinan

20 58,8 14 41,2

8 Kehadiran keluarga atau suami dapat mengurangi rasa nyeri Ibu saat menghadapi persalinan

16 47,1 18 52,9

Dukungan Instrumental

9 Keluarga menyanggah pinggang Ibu untuk mengurangi rasa nyeri

14 41,2 20 58,8

10 Keluarga membantu Ibu dalam latihan pernafasan

17 50,0 17 50,0

11 Keluarga memberi semangat untuk Ibu mengejan dengan baik agar mempercepat proses penurunan kepala

17 50,0 17 50,0


(51)

berjalan-jalan disekitar ruangan persalinan

Dukungan Informatif 13 Keluarga sebelumnya sudah

memberikan gambaran rasa nyeri saat persalinan

19

55,9 12 35,3

14 Keluarga menguatkan agar Ibu tenang karena persalinan pasti berjalan lancar

19 55,9 12 55,9

15 Keluarga ambil bagian dalam membantu Ibu mempersiapkan perlengkapan saat akan bersalin nanti

14 41,2 20 58,8

16 Suami turut mendampingi dan memberi semangat karena sebentar lagi akan melahirkan seorang Bayi

17 50,0 17 58,8

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab keluarga hadir menemani ibu selama proses persalinan sampai selesai sebanyak 28 orang (82,5%), mayoritas responden yang menjawab keluarga menyanggah pinggang ibu untuk mengurangi rasa nyeri dan keluarga ambil bagian dalam membantu ibu mempersiapkan perlengkapan saat akan bersalin nanti sebanyak 20 orang (58,8%).

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan ibu di Klinik Niar Medan

Tahun 2015 (n=34)

Dukungan keluarga Frekuensi Persentase

Tidak ada dukungan Ada dukungan

14 20

41,2 58,8


(52)

37

Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa dari 34 responden mayoritas responden mendapatkan dukungan keluarga sebanyak 20 orang (58,8%), dan yang tidak mendapatkan dukungan adalah sebanyak 14 orang (41,2%).

C. Tingkat kecemasan

Distribusi responden berdasarkan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan pada tabel 5.4 berikut ini :

Tabel 5.4

Distribusi Jawaban Tingkat Kecemasan Ibu Dalam Menghadapi Persalinan di klinik Niar medan

Tahun 2015 (n=34)

No Pertanyaan

Tingkat Kecemasan Tidak ada gejala Satu gejala Separuh dari gejala Lebih dari ½ gejala

Semua gejala f % f % f % f % f % 1 Perasaan cemas seperti :

Khawatir

Rasa tidak aman (firasat buruk) Takut akan pikiran sendiri Mudah tersinggung

6 17,6 25 73,5 3 8,8

2 Ketegangan seperti : Tidak mampu untuk rileks Mudah gugup

Badan terasa teganng Gemetar

Lesu Gelisah

Mudah tersinggung

2 5,9 24 70,6 7 20,6 1 2,9

3 Ketakutan seperti : Keramaian

Terhadap binatang Ditinggal sendiri Gelap

Kerumunan orang banyak Orang asing


(53)

4 Gangguan tidur seperti : Susah untuk tidur Terbangun malam hari Tidur tidak nyenyak Bangun dengan lesu Banyak mimpi-mimpi Mimpi buruk

Mimpi menakutkan

1 2,9 22 64,7 10 29,4 1 2,9

5 Gangguan kecerdasan seperti : Sukar konsentrasi

Daya ingat menurun Daya ingat buruk

6 17,6 20 58,8 6 17,6 2 5,9

6 Perasaan tertekan seperti : Putus asa

Sedih

Perasaan berubah-ubah sepanjang hari

Kurangnya kesenangan pada hobi Tak punya daya

5 14,7 19 55,5 10 29,4

7 Gangguan tubuh otot seperti : Sakit dan nyeri otot- otot Terasa kaku

Kedutan otot Lemah

Sakit disalah satu otot

3 8,8 20 58,8 11 32,4

8 Gangguan panca indra : Telinga berdering Penglihatan kabur Muka merah atau pucat Perasaan ditusuk-tusuk

3 8,8 20 58,8 10 29,4 1 2,9

9 Gejala sakit jantung dan pembuluh darah :

Jantung berdenyut- denyut : Jantung berdebar-debar Nyeri di dada

Denyut nadi menguat Rasa ingin pingsan

Denyut jantung berhenti sebentar

6 17,6 20 58,8 7 20,6 1 2,9

10 Gejala pernafasan :

Rasa tertekan dan sempit di dada


(54)

39

Susah bernafas 11 Gejala pencernaan :

Sulit menelan Perut mulas

Gangguan pencernaan Nyeri sebelum dan sesudah makan

Perasaan terbakar di perut Perasaan terasa penuh/kembung Mual

Muntah Mencret

Sulit buang air besar

4 11,8 19 55,9 10 29,4 1 2,9

12 Gejala kelamin :

Sering buang air besar/kecil Haid tidak teratur

Tidak ada nafsu seksual Tidak datang bulan Haid berebihan Haid sedikit

Sakit saat melakukan hubungan seksual

13 38,2 20 58,8 1 2,9

13 Gangguan sistem syaraf : Mulut kering

Muka merah Mudah berkeringat Kepala pusing Kepala terasa berat Kepala terasa sakit

Bulu-bulu berdiri/merinding

6 17,6 21 61,8 7 20,6

14 Tingkah Laku : Gelisah

Tidak tenang Jari gemetar Muka tegang Otot tegang

Nafas pendek dan cepat Muka merah


(55)

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab tidak menyatakan bahwa sering buang besar/kecil, haid tidak teratur, tidak ada nafsu sekdual, tidak datang bulan, haid berlebihan, haid sedikit sebanyak 13 orang (38,2%), mayoritas responden merasakan satu gejala dari perasaan cemas seperti khawatir, rasa tidak aman (firasat buruk), takut akan pikiran sendiri, mudah tersinggung sebanyak 25 orang (73,5%) serta gejala pernafasan seperti rasa tertekan dan sempit pada dada, sulit bernafas, rasa tersedak, susah bernafas sebanyak 25 orang (73,5%), mayoritas responden merasakan ketakutan seperti keramaian, takut terhadap binatang, ditinggal sendiri, gelap, kerumunan orang banyak, dan orang asing sebanyak 13 orang (38,2%), mayoritas responden mengalami gangguan kecerdasan seperti sukar konsentrasi, daya ingat menurun, daya ingat buruk sebanyak 2 orang (5,9%).

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Responden Berdaarkan Tingkat Kecemasan Ibu Dalam Menghadapi Persalinan Di Klinik Niar Medan

Tahun 2015 (n=34)

Tingkat kecemasan Frekuensi Persentase

Tidak cemas Cemas ringan Cemas sedang

14 13 7

41,2 38,2 20,6

Berdasarkan tabel 5.5 hasil penelitian dari 34 responden di klinik Niar Medan diperoleh bahwa mayoritas responden yang tidak cemas dengan frekuensi adalah 14 (41,2%), Cemas ringan dengan frekuensi 13 (38,2%), dan cemas sedang dengan frekuensi 7 (20,6%).


(56)

41

2. Analisis Bivariat

Analisisi data yang digunakan adalah chi square yaitu digunakan untuk mencari ada atau tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan di klinik Niar Medan tahun 2015.

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Dalam Menghadapi Persalinan Di Klinik Niar Medan

Tahun 2015 (n=34)

Berdasarkan tabel 5.6 di atas distribusi frekuensi dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan di klinik Niar Medan Tahun 2015 adalah mayoritas ada dukungan sebanyak 20 (58,8% ) orang dengan tidak ada kecemasan sebanyak 14 orang (41,2%). Berdasarkan hasil uji statistik di dapat nilai

Pvalue(0,028) < α = 0,005. Maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada hubungan

dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan di klinik Niar Medan tahun 2015

B. Pembahasan

1. Interpretasi dan hasil diskusi a. Dukungan

Hasil penelitian dari 34 responden Ibu yang akan menghadapi persalinan di klinik Niar Medan diperoleh bahwa mayoritas Tingkat

kecemasan

Tidak cemas Cemas ringan Cemas sedang

Nilai p f % f % f %

Tidak ada dukungan Ada dukungan

2 14,3%

12 60,0%

8 57,1%

5 25,0%

4 28,6%

3 15,0%


(57)

responden ada dukungan dengan frekuensi 20 responden (58,8%), sedangkan 14 responden (41,2%) tidak memiliki dukungan keluarga dalam menghadapi persalinan.

Dukungan dapat berupa suatu bentuk kenyamanan, perhatian, penghargaan, ataupun bantuan yang diterima individu dari orang yang berarti, baik secara perorangan maupun kelompok. (Sarafino, 2012).

Pemberian dukungan keluarga terhadap ibu yang akan mengalami persalinan sangat penting karena bisa memberikan bentuk dukungan sosial seperti dukungan emosional yang mencakup memberikan perhatian kepada ibu, dukungan penghargaan seperti memberikan dorongan, dukungan instrumental dengan memberikan bantuan langsung , dan informatif mencakup pemberian nasihat

b. Tingkat kecemasan

Setelah dilakukan penelitian kepada 34 responden mengenai tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan di klinik Niar Medan tahun 2015 adalah sebanyak 14 responden (41,2%) dengan tidak ada kecemasan, berdasarkan alat ukur Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) Nilai kurang dari 14 adalah tidak ada kecemasan yang disebabkan ibu sudah memperoleh dukungan keluarga dalam menghadapi persalinan dan menganggap bahwa persalinan merupakan proses yang fisiologis. Tingkat kecemasan Ringan yaitu 13 responden (38,2%), berdasarkan alat Hamilton


(58)

43

ringan, hal ini disebabkan karena ibu kurang dukungan keluarga dalam menghadapi persalinan dan menganggap bahwa persalinan merupakan hal yang mengerikan. Tingkat kecemasan sedang yaitu 7 responden (20,6%), berdasarkan alat Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) dengan nilai 21-27 adalah kecemasan sedang yang disebabkan karena kurangnya dukungan keluarga kepada ibu yang akan mengalami persalinan serta kurangnya pengetahuan dan pemikiran bahwa persalinan adalah yang sangat begitu mengerikan.

c. Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan

Berdasarkan perhitungan uji statistik terhadap 34 responden, dapat digambarkan hasil yang diperoleh dengan nilai chi square sebesar 0,028 yang berarti ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan di klinik Niar Medan tahun 2015.

Hasil penelitian sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syarif (2010) yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap ibu bersalin yang memiliki dukungan keluarga akan mengurangi tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan.


(59)

2. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti merasakan masih banyak keterbatasan yang dihadapi dalam melaksanakan penelitian hingga menyajikan hal ini disebabkan keterbatasan serta kemampuan yang dimiliki. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini antara lain meliputi : Keterbatasan waktu untuk memantau satu per satu responden dalam pengisian kuesioner, pengangkatan ide serta pendapat yang kurang tepat, penggunaan data, tehnik pengolahan data, serta analisa data yang kurang sempurna. keterbatasan dalam instrumen penelitian ini adalah seperti kuesioner pernyataan dukungan yang merupakan pernyataan tertutup. Sehingga bisa jadi pernyataan didalam instrumen ini belum mewakili apa yang dirasakan oleh responden.

3. Implikasi terhadap pelayanan kebidanan dan penelitian kebidanan a. Untuk asuhan kebidanan

Peneliti ingin memberikan informasi kepada pelayanan kebidanan dan peneliti kebidanan tentang hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan bagi pengembangan ilmu kebidanan khususnya tentang dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan


(60)

45

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk mengetahui “ Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi

persalinan” dengan 34 responden, dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian mengambil judul “ Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemaan ibu dalam menghadapi persalinan di klinik Niar Medan 2015” dapat disimpulkan bahwa :

1. Dari 34 responden berdasarkan data demografi diperoleh bahwa mayoritas reponden berumur 20-30 tahun sebanyak 25 (73,5%), Pekerjaan mayoritas adalah IRT 14 (41,2%), Pendidikan mayoritas adalah SMA 18 (52,9%), dan suku mayoritas adalah Batak 18 (52,9%) 2. Dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi

persalinan di Klinik Niar Medan Tahun 2015 sebanyak 20 responden (58,8%) ada dukungan keluarga

3. Dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan di klinik Niar Medan Tahun 2015 sebanyak 14 (41,2%) tidak ada dukungan keluarga

4. Tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan di Klinik Niar Medan Tahun 2015 sebanyak 14 (41,2%) dengan tidak ada kecemasan


(61)

5. Tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan di Klinik Niar Medan Tahun 2015 sebanyak 13 (38,2%) dengan kecemasan ringan

6. Tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan di Klinik Niar Medan Tahun 2015 sebanyak 7 (20,6%) dengan kecemasan sedang.

B. SARAN

1. Bagi Diri Sendiri

Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan menambah wawasan serta pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian, khususnya dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan.

2. Institusi pendidikan khususnya D-IV Bidan Pendidik

Diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang lebih lanjut mengenai hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan dan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan sumber bacaan untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi Pelayanan Kebidanan

Untuk mengidentifikasi kecemasan yang terjadi pada ibu dalam menghadapi persalinan, sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan terutama saat melakukan pengkajian terkait mengenai kondisi psikologis ibu.


(62)

47

4. Bagi perkembangan ilmu kebidanan khususnya asuhan kebidanan

Dapat dijadikan masukan dalam mengembangkan ilmu khususnya ilmu kebidanan mengenai penatalaksanaan sewaktu ANC dan keperawatan jiwa tentang penyebab kecemasan.


(63)

KESIMPULAN DAN SARAN

Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk mengetahui “ Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi

persalinan” dengan 34 responden, dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

C. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian mengambil judul “ Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemaan ibu dalam menghadapi persalinan di klinik Niar Medan 2015” dapat disimpulkan bahwa :

7. Dari 34 responden berdasarkan data demografi diperoleh bahwa mayoritas reponden berumur 20-30 tahun sebanyak 25 (73,5%), Pekerjaan mayoritas adalah IRT 14 (41,2%), Pendidikan mayoritas adalah SMA 18 (52,9%), dan suku mayoritas adalah Batak 18 (52,9%) 8. Dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi

persalinan di Klinik Niar Medan Tahun 2015 sebanyak 20 responden (58,8%) ada dukungan keluarga

9. Dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan di klinik Niar Medan Tahun 2015 sebanyak 14 (41,2%) tidak ada dukungan keluarga

10.Tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan di Klinik Niar Medan Tahun 2015 sebanyak 14 (41,2%) dengan tidak ada kecemasan


(64)

49

11.Tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan di Klinik Niar Medan Tahun 2015 sebanyak 13 (38,2%) dengan kecemasan ringan

12.Tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan di Klinik Niar Medan Tahun 2015 sebanyak 7 (20,6%) dengan kecemasan sedang.

D. SARAN

4. Bagi Diri Sendiri

Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan menambah wawasan serta pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian, khususnya dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan.

5. Institusi pendidikan khususnya D-IV Bidan Pendidik

Diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang lebih lanjut mengenai hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan dan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan sumber bacaan untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi Pelayanan Kebidanan

Untuk mengidentifikasi kecemasan yang terjadi pada ibu dalam menghadapi persalinan, sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan terutama saat melakukan pengkajian terkait mengenai kondisi psikologis ibu.


(65)

4. Bagi perkembangan ilmu kebidanan khususnya asuhan kebidanan

Dapat dijadikan masukan dalam mengembangkan ilmu khususnya ilmu kebidanan mengenai penatalaksanaan sewaktu ANC dan keperawatan jiwa tentang penyebab kecemasan.


(66)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineke Cipta Anonim. (2013). Referensi Ilmu kebidanan dan Perawatan.

Direja, A.H,. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa, Jakarta : Numed

bolgspot.com

Hall, C.S,. Linzey G. (2005). Teori-teori Psikodinamika (klinis). Jakarta : Kanisius Hartono, (2012). Psikologi Konseling, Jakarta : Kencana

Hawari, D. (2011). Stres dan Depresi, Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Juliansyah, N. (2011). Metodelogi penelitian, Jakarta : Kencana Prenadamedia Group Manuaba, I.B,. (2012). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB, Jakarta : EGC

Maryunani, A. (2010). Nyeri dalam persalinan, Jakarta : Trans Info Media

Na’im. N.J., (2010). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Ibu

Primi Para Menghadapi Persalinan. Kebidanan

Terbaru.com

Nigrum, E.W,. Johariyah. (2012). Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Jakarta : Trans Info Media

Notoadmodjo, (2010). Metode Penelitian dan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta : Rineke Cipta

Pastuty, R. (2009). Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin. Jakarta : EGC

Purba, J,M,. (2012). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa, Medan : USU Press

Rudicahyo. (2014). Mekanisme Pertahanan Ego Dalam Psikoanalisa Freud

Rukiah, A.Y,. Yulianti L. (2011). Asuhan Kebidanan II (Persalinan). Jakarta : Trans Info Media


(1)

5. Tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan di Klinik Niar Medan Tahun 2015 sebanyak 13 (38,2%) dengan kecemasan ringan

6. Tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan di Klinik Niar Medan Tahun 2015 sebanyak 7 (20,6%) dengan kecemasan sedang.

B. SARAN

1. Bagi Diri Sendiri

Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan menambah wawasan serta pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian, khususnya dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan.

2. Institusi pendidikan khususnya D-IV Bidan Pendidik

Diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang lebih lanjut mengenai hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan dan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan sumber bacaan untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi Pelayanan Kebidanan

Untuk mengidentifikasi kecemasan yang terjadi pada ibu dalam menghadapi persalinan, sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan terutama saat melakukan pengkajian terkait mengenai kondisi psikologis ibu.


(2)

4. Bagi perkembangan ilmu kebidanan khususnya asuhan kebidanan Dapat dijadikan masukan dalam mengembangkan ilmu khususnya ilmu kebidanan mengenai penatalaksanaan sewaktu ANC dan keperawatan jiwa tentang penyebab kecemasan.


(3)

KESIMPULAN DAN SARAN

Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk mengetahui “ Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi

persalinan” dengan 34 responden, dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

C. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian mengambil judul “ Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemaan ibu dalam menghadapi persalinan di klinik Niar Medan 2015” dapat disimpulkan bahwa :

7. Dari 34 responden berdasarkan data demografi diperoleh bahwa mayoritas reponden berumur 20-30 tahun sebanyak 25 (73,5%), Pekerjaan mayoritas adalah IRT 14 (41,2%), Pendidikan mayoritas adalah SMA 18 (52,9%), dan suku mayoritas adalah Batak 18 (52,9%) 8. Dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi

persalinan di Klinik Niar Medan Tahun 2015 sebanyak 20 responden (58,8%) ada dukungan keluarga

9. Dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan di klinik Niar Medan Tahun 2015 sebanyak 14 (41,2%) tidak ada dukungan keluarga

10.Tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan di Klinik Niar Medan Tahun 2015 sebanyak 14 (41,2%) dengan tidak ada kecemasan


(4)

11.Tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan di Klinik Niar Medan Tahun 2015 sebanyak 13 (38,2%) dengan kecemasan ringan

12.Tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan di Klinik Niar Medan Tahun 2015 sebanyak 7 (20,6%) dengan kecemasan sedang.

D. SARAN

4. Bagi Diri Sendiri

Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan menambah wawasan serta pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian, khususnya dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan.

5. Institusi pendidikan khususnya D-IV Bidan Pendidik

Diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang lebih lanjut mengenai hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan dan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan sumber bacaan untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi Pelayanan Kebidanan

Untuk mengidentifikasi kecemasan yang terjadi pada ibu dalam menghadapi persalinan, sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan terutama saat melakukan pengkajian terkait mengenai kondisi psikologis ibu.


(5)

4. Bagi perkembangan ilmu kebidanan khususnya asuhan kebidanan

Dapat dijadikan masukan dalam mengembangkan ilmu khususnya ilmu kebidanan mengenai penatalaksanaan sewaktu ANC dan keperawatan jiwa tentang penyebab kecemasan.


(6)

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineke Cipta Anonim. (2013). Referensi Ilmu kebidanan dan Perawatan.

Direja, A.H,. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa, Jakarta : Numed

bolgspot.com

Hall, C.S,. Linzey G. (2005). Teori-teori Psikodinamika (klinis). Jakarta : Kanisius Hartono, (2012). Psikologi Konseling, Jakarta : Kencana

Hawari, D. (2011). Stres dan Depresi, Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Juliansyah, N. (2011). Metodelogi penelitian, Jakarta : Kencana Prenadamedia Group Manuaba, I.B,. (2012). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB, Jakarta : EGC

Maryunani, A. (2010). Nyeri dalam persalinan, Jakarta : Trans Info Media

Na’im. N.J., (2010). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Ibu

Primi Para Menghadapi Persalinan. Kebidanan

Terbaru.com

Nigrum, E.W,. Johariyah. (2012). Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Jakarta : Trans Info Media

Notoadmodjo, (2010). Metode Penelitian dan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta : Rineke Cipta

Pastuty, R. (2009). Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin. Jakarta : EGC

Purba, J,M,. (2012). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa, Medan : USU Press

Rudicahyo. (2014). Mekanisme Pertahanan Ego Dalam Psikoanalisa Freud

Rukiah, A.Y,. Yulianti L. (2011). Asuhan Kebidanan II (Persalinan). Jakarta : Trans Info Media