Analisa Data
4.1.3 Analisa Data
4.1.3.1 Analisa riset partisipan keluarga I
Data-data yang diperoleh dari hasil wawancara dianalisa berdasarkan beberapa indikator yang dipakai untuk pedoman wawancara.
a. Beban peran publik
Indikator ini menjelaskan tentang peranan partisipan dalam dunia kerja, seperti kegiatan – kegitan yang dilakukan, aturan-aturan yang mengikat, alasan memilih bekerja, konflik yang dialami serta penyelesaian konflik tersebut.
Riset partisipan bekerja sebagai PNS (pegawai negeri sipil) di kantor SETDA Kabupaten, partisipan harus menaati aturan-aturan yang diterapkan oleh kantor, seperti datang tepat jam 7 dan terkadang mengambil pekerjaan tambahan (lembur). Namun karena telah memiliki bayi yang masih memerlukan ASI (Air Susu Ibu) partisipan mendapat kebijakan dari kantor, sehingga jam masuk terkadang diundur sampai jam 8.
Di dunia kerja, mendapat tekanan dari atasan atau persaingan kerja sering terjadi. Akan tetapi partispan lebih memilih fokus pada pekerjaan agar dapat selesai dengan cepat Dengan pekerjaan kantor yang banyak dan urusan rumah tangga partisipan tidak lagi mengikuti kegiatan social lainnya.
Partisipan juga menjelaskan dengan pekembangan jaman yang semakin bagus emansipasi wanita sangat diperlukan Partisipan juga menjelaskan dengan pekembangan jaman yang semakin bagus emansipasi wanita sangat diperlukan
b. Beban Peran Domestik
Indikator ini menjelaskan tentang kegiatan yang dilakukan riset partisipan di dalam rumah sebagai ibu rumah tangga serta menjelaskan bagaimana cara mengatasi masalah yang ada dalam rumah.
Dalam keluarga, hampir semua peran dilakukan oleh partisipan Ny.AD, Selain bekerja di ranah publik partisipan tidak lupa akan tugasnya sebagai ibu rumah tangga yang harus mengurus dan mengatur semua pekerjaan-pekerjan di dalam rumah.
Walaupun memiliki beban peran yang cukup menyibukkan partisipan tetap mengurus dan melayani suami dan anak- anaknya. Saat terjdi konflik dalam rumah tangga yang dibutuhkan komunikasi yang baik dan saling memahami untuk masalah kesalah pahaman yang sering terjadi antara suami istri. Yang diperlukan partisipan hanya harus pintar mengatur waktu, antara bekerja dan mengurus suami dan ank-anaknya. Hamun angota keluarga lainnya juga turut membantu pekerjaan rumah tangga
Dalam urusan adat pembagian peran antara laki-laki dan dan wanita sangat diperhatikan. Laki laki mendapat peran di depan sebagai penentu berjalannya adat, sedangkan wanita mendapat peran di bagian belakang (dapur).
Menurut partisipan, budaya Sumba lebih berpengaruh terhadap perekonomian keluarga dari pada mengganggu dalam pengasuhan anak. Dengan tidak meratanya Menurut partisipan, budaya Sumba lebih berpengaruh terhadap perekonomian keluarga dari pada mengganggu dalam pengasuhan anak. Dengan tidak meratanya
Tuntutan kehadiran partisipan dalam acra adat oleh keluarga memang sangat diharapkan akan tetapi semua di komunikasikan dan dengan suami.
c. Stategi Adaptasi Keluarga terhadap pemenuhan ASI anak
Indikator ini menjelaskan cara keluarga beradaptasi terhadap beban peran yang dilakukan ibu dalam pemenuhan ASI anak .
Di dalam keluarga partisipan sangat memahami kegunaan ASI untuk anak penting untuk kesehatan dan sistem imun tubuh dan pertumbuhan anak, sehingga keluarga sangat mendukung untuk pemberian ASI pada anak.
Partisipan mengungkapkan, sebelum berangkat kerja ia meberikan ASI terlebih dahulu pada anaknya. Untuk pemenuhan ASI selanjutnya partisipan memerah ASI dan di simpan dalam dot, akan tetapi produkdi ASI partisipan kurang banyak, mengharuskan partisipan pulang balik antara rumah dan kantor beberapa beberapa kali. Saat di kantorpun partisipan selalu memnghubungi rumah untuk mengingatkan keluarga untuk memberikan ASI yang disimpan pada anaknya dan menanyakan keadaan anak- Partisipan mengungkapkan, sebelum berangkat kerja ia meberikan ASI terlebih dahulu pada anaknya. Untuk pemenuhan ASI selanjutnya partisipan memerah ASI dan di simpan dalam dot, akan tetapi produkdi ASI partisipan kurang banyak, mengharuskan partisipan pulang balik antara rumah dan kantor beberapa beberapa kali. Saat di kantorpun partisipan selalu memnghubungi rumah untuk mengingatkan keluarga untuk memberikan ASI yang disimpan pada anaknya dan menanyakan keadaan anak-
Partsipan Ny. AD mengatakan bahwa jam kerja yang ada menjadi kendala dalam pemenuhan ASI anaknya, membuat ia kuatir dalam pemenuhan ASI anaknya.
Karena banyaknya beban peran yang dilakukan ibu, keluarga harus bisa beradaptasi dalam membantu pemenuhan ASI anak. Saat ibu bekerja di kantor, nenek yang bertugas menjaga anak-anak dan memantu memberikan ASI untuk anak, saat terjadi sesuatu di rumah nenek segera menghubungi Ny. AD.
4.1.3.2 Analisa riset partisipan keluarga II
a. Beban peran publik
Indikator ini menjelaskan tentang peranan partisipan dalam dunia kerja, seperti kegiatan – kegitan yang dilakukan, aturan-aturan yang mengikat, alasan memilih bekerja, konflik yang dialami serta penyelesaian konflik tersebut
Riset partisipan bekerja sebgai guru honorer di sebuah sekolah Dasar. Jarak rumah ke tempat kerja yang cukup jauh mengharuskan partisipan berangkat kerja lebih awal. Dalam sehari partisipan bekerja kurang lebih 6 jam. Karena bekerja sebgai seorang guru partisipan hanya mendapat waktu libur hari mingg dan hari libur nasional lainnya. Partisipan jarang mengambil karena merasa sudah cukup padat dengan kegitan mengajar dan kegitan di rumah. Hal Riset partisipan bekerja sebgai guru honorer di sebuah sekolah Dasar. Jarak rumah ke tempat kerja yang cukup jauh mengharuskan partisipan berangkat kerja lebih awal. Dalam sehari partisipan bekerja kurang lebih 6 jam. Karena bekerja sebgai seorang guru partisipan hanya mendapat waktu libur hari mingg dan hari libur nasional lainnya. Partisipan jarang mengambil karena merasa sudah cukup padat dengan kegitan mengajar dan kegitan di rumah. Hal
Menurut partisipan jam kerja yang ada tidak menyita kebersamaannya dengan keluarga akan tetapi karena masih memiliki anak yang membutuhkan ASI eksklusif membuat partisipan sering kuatir saat ia bekerja.
Saat memiliki acra penting keluarga partisipan terkadang meminta ijin tidak masuk kerja. Akan tetapi tidak terlalu sering karena partisipan hanya guru honorer yang harus lebih rajin bekerja.
Partisipan memilih untuk bekerja di ranah publik karena ingin membantu pemenuhan ekonomi keluarga demi masa depan ank-anknya. Partisipan juga mendukung adanya emansipasi wanita karena deangan adanya emansi[pasi wanita tidak lagi dianggap rendah.
b. Beban peran domestik
Indikator ini menjelaskan tentang kegiatan yang dilakukan riset partisipan di dalam rumah sebagai ibu rumah tangga serta menjelaskan bagaimana cara mengatasi masalah yang ada dalam rumah.
Selain bekerja di ranah publik partisipan juga berperan sebagai ibu rumah tangga, sehingga kegiatan sehari-hari tidak lepas dari memasak, mengatur dan membersihkan rumah, mencuci pakaian serta menyetrika dan mengurus anak-anak. Oleh karena itu partisipan setiap hari harus bangun lebih awal dari anggota keluarga lainnya untuk menyiapkan semua keperluan ananak-anaknya dan suami. Akan tetapi angota keluarga yang lain juga turut membantu Selain bekerja di ranah publik partisipan juga berperan sebagai ibu rumah tangga, sehingga kegiatan sehari-hari tidak lepas dari memasak, mengatur dan membersihkan rumah, mencuci pakaian serta menyetrika dan mengurus anak-anak. Oleh karena itu partisipan setiap hari harus bangun lebih awal dari anggota keluarga lainnya untuk menyiapkan semua keperluan ananak-anaknya dan suami. Akan tetapi angota keluarga yang lain juga turut membantu
Walaupun sibuk beketrja di sekolah dan menjadi ibu rumahtangga yang menyita waktu dan tenaga, partisipan juga tetap meluangkan waktu untuk mengurus suami dan anak-anaknya. Akan tetapi jika partisipan lelah partisipan selalu memberi pengertian kepada suami dan anak- anaknya, sehingga tetap menciptakan suasana keluarga yang harmonis.
Partisipan mengatakan bahwa pembagian peran dalam adat Sumba masih sangat terlihat, dalam acara adat sendiri laki- laki lebih berperan di depan sebagai pembicara sedangkan perempuan berperan di belakang atau di dapur sebgai penyedia makanan dan minuman.
Partisipan juga mengatakan bahwa dalam acara adat yang ada di Sumba cukup berpengaruh dalam kehidupan keluarga karena lebih membebani secra material dan cukup menyita waktu terutama ketika memiliki anak yang masih membutuhkan ASI. Dan dalam hal ini sering terjadi konflik dalam rumah tangga partisipan, akan tetapi selalu disikapi secara dewasa dan dikomunikasikan dengan baik.
c. Adaptasi keluarga terhadap pemenuhan ASI anak
Indikator ini menjelaskan cara keluarga beradapatsi terhadap beban peran yang dilakukan ibu dalam pemenuhan ASI anak
Keluarga sangat mendukung dalam pemberian ASI untuk anak, dan keluarga sadar akan pentingya ASI untuk pertumbuhan dan daya tahan tubuh anak. Oleh karena itu dalam pemenuhan ASI anak partisipan mengungkapkan , sebelum berangkat kerja ia memberikan ASI terlebih dahulu pada anaknya. Dan selama partisipan kerja atau berada di sekolahpemenuhan ASI di bantu dengan pemberian susu formula. Tekadang oma yang menjaga anaknya juga sering menelpon jika anknya tidak mau susu formula dan rewel, oleh karena itu partisipan sering meminta ijin pulang terlebih dahulu . partisipan juga mengatakan bahwa jam kerja yang ada menjadi kendala dalam pemenuhan ASI anaknya, membuat ia kuatir akan pemenuhan ASI anknya.
4.1.3.3 Analisa riset partisipan keluarga III
a. Beban peran publik
Indikator ini menjelaskan tentang peranan partisipan dalam dunia kerja, seperti kegiatan – kegitan yang dilakukan, aturan-aturan yang mengikat, alasan memilih bekerja, konflik yang dialami serta penyelesaian konflik tersebut
Pertisipan Ny.MG sudah bekerja cukup lama sebagai pegawai Negri kurang lebih 8tahun, partisipan memulai kegiatan kerjanya drai pukul 08:00-16.00WITA dengan aturan kedisiplinan di kantor yang mengharuskan partisipan tepat waktu. Jika pekerjaan menumpuk Ny. MG mengambil jam lembur akan tetapi, karena masih memiliki anak yang masih memerlukan ASI partisipan tidak menggambil kegitan yang diadakan diluar kota.
Saat bekerja dikantor NY. MG merasa kuatir dengan keadaan anak-anaknya di rumah terutama terhadap anak yang masih memerlukan ASI, pekerjaan Ny. MG yang cukup padat membuat partisipan merasa bersalah terhadap suami dan mertuanya karena merasa kurannya waktu untuk bersama keluarga. Akan tetapi Ny. MG merasa sangat bersyukur karena keluarganya memahami dan memaklumi atas pekerjaan partisipan. Anggota dalam keluargapun dangat mendukung Ny.MG bekerja.
Partisipan mengungkapkan alas an utama bekerja di ranah public yaitu untuk membantu pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga dan demi pendidikan anak yang lebih menjamin nantinya. Pertisipan tidak sempat mengikuti kegitan sosial lainnya karena merasa sudah cukupo padat dengan kegitan di kantor dan di rumah.
Partisipan Ny. MG juga mengungkapkan emansipasi wanita sangat
ekonomidalam keluarga. Tn.MM pun mendukung adanya emansipasi wanita dan mengatakan sudah mulai terlihat dengan mulai banyaknya wanita yang bekerja di sector publik. Akan tetapi karena adat pembagian peran antara laki-laki dan perempuan masih sangat kuat sehingga emansipasi wanita masuh sulit di terapkan di Sumba.
b. Beban peran domestik
Indikator ini menjelaskan tentang kegiatan yang dilakukan riset partisipan di dalam rumah sebagai ibu rumah tangga serta menjelaskan bagaimana cara mengatasi masalah yang ada dalam rumah.
Selain bekerja di ranah public partisipan tidak lupa akan tugasnya sebagi ibu rumah tangga yang harus mengurus dan mengatur semua pekerjaan –pekerjaan rumah tangga seperti, memasak, membersihkan rumah, mencuci pakaian, serta mengurus ternak.
Setiap pagi partisipan harus bangun lebih awal dari semua anggota keluarga lainnya untuk mengerjakan pekrjaan rumah tangga sebelum berangkat untuk bekerja, demikian juga saat pulang dari kantor partisipan mengambil istrahat sejenak kemuadian melanjutkan tuganya sebgai ibu rumah tangga.
Tn. MM mengatakan bahwa dalam keluarga mereka tidak menerapkan pembagian peran antara laki-laki dan perempuan semua pekerjaan rumah dikerjakan secara bersama-sama. Jika terjadi konflik atau masalah dalam penyelesaainan pekerjaan rumah selalu dibicarakan secara baik-baik.
Walaupun sibuk bekerja dan sibuk menjadi ibu rumah tangga , partisipan Ny, MG selalu berusaha menjaga keharmonisan kelurga, sebgai seorang istri partisipan tetap melayani suaminya dengan baik, melakukan komunikasi yang baik setiap menemukan konflik, partisipan juga tetap mengasuh
berusahamemenuhi kebutuhan yang diperlukan dalam keluarga. Tn. MM juga sangat mendukung apa yang Ny. MG lakukan dan tidak menuntut sehingga selalu menciptakan keluarga yang harmonis
Partisipan mengatakan pembagian peran antara laki-laki dan permpuan dalam kebudayaan sumba masih sangat Partisipan mengatakan pembagian peran antara laki-laki dan permpuan dalam kebudayaan sumba masih sangat
Pertisipan mengatakan pernah beberapa kali meninggalkan pekerjaan untuk mengikuti acra kebudayaan, akan tetapi selalu memilah terlebbih dahulu apakah acara tersebut penting atau tidak. Saat ada acra adatpun Tn. MM tidak memaksakan istri untuk mengikuti acra adat tersebut. Semua tergantung kedekatan dengan si pembuat acara.
Pertisipan mengungkapkan bahwa budaya dan adat yang ada tidak begitu mempengaruhi kehidupan dalam keluarganya, partisipan Tn. MM mengatakan keluarganya selalu berusaha mengurangi pengaruh budaya tersebut tetapi tidak dengan menghapus kebudayaan yang ada. Selalu melakukan komunikasi yang harus disepakatai bersama sebelum mengikuti acara kebudayaan.
c. Adaptasi keluarga terhadap pemenuhan ASI anak
Indikator ini menjelaskan cara keluarga beradapatasi terhadap beban peran yang dilakukan ibu dalam pemenuhan ASI anak.
Keluarga memahami bahwa pemberian ASI untuk ank sangatlah penting untuk kekebalan tubuh dan pertumbuhan anak. Sehingga keluarga sangat mendukung untuk pemberian ASI eksklusif pada anak.
Pertisipan mengatakan sebelum berangkat kerja ia menyusui anaknya sampai kenyang sehingga bias bertahan untuk beberapa lama. Akan tetapi karena produksi ASI partisipan yang kurang sehingga ia tidak memerah ASI untuk disimpan oleh karena itu saat partisipan bekerja untuk pemenuhan ASI selanjutnya dibantu dengan susu formula. Saat berada di kantor pun partisipan selalu menghubungi rumah untuk memngingatkan keluarga untuk memberikan susu formula dan menanyakan keadaan anak-anaknya. Partisipan berusaha pulang lebih cepat jika pekerjaan di kantor tidak terlalu bnyak. Sesampai di rumah partisipan memberikan ASI saja tanpa susu formula lagi.
Partisipan NY. MG mengatakan bahwajam kerja yang ada menjadi kendala dalam pemenuhan ASI anknya, akan tetapi NY. MG selalu berusaha memilah-milah mana yang harus diutamakan untuk dilakukan
Karena bnyaknya beban peran yang dilakukan ibu, kelurga harus bias beradaptasi dalam membantu pemenuhan ASI anak. Saat ibu bekerja di kantor , nenek yang bertugas menjaga anak-nak, saat terjadi sesuati di rumah nenek segera menghubungi Ny, MG.
Tn. MM juga menyempatkan waktu sesekali jika pekerjaannya tidak bnyak untuk menjemput Ny. MG di kantor agar bias tiba di rumah lebih cepat.
4.1.3.4 Analisa riset partisipan keluarga IV
a. Beban peran publik
Indikator ini menjelaskan tentang peranan partisipan dalam dunia kerja, seperti kegiatan – kegitan yang dilakukan, aturan-aturan yang mengikat, alasan memilih bekerja, konflik yang dialami serta penyelesaian konflik tersebut
Partisipan Ny.DW bekerja sebagai pegawai BANK dan sudah bekerja kurang lebih 5 tahun. Sebagai pegawai bank partisipan harus bekerja 10 jam dalam sehari dari pukul 07.00-1700 WITA, jika banyak pekerjaan yang belum sempat terselesaikan partisipan di tuntut untuk lembur hingga malam hari. Tuntutan pekerjaan yang mengharuskan selesai tetap waktu membuat partisipan sering telat pulang ke rumah . hal ini juga yang membuat partisipan kuatir karena memiliki anak yang masih membutuhkan ASI.
Partisipan juga mengungkapkan, aturan kantor yang begituketat sehingga sangat sulit mendapatkan ijintidak bekerja saat keluarga atau anak sakit terkecuali partisipan sendiri yang sakit.
Pekerjaan di kantor yang sudah cukup padat, sehingga tidak memungkinkan partisipan untuk mengikuti kegiatan sosial lainnya, kecuali arisan kompleks yang diadakan setiap bulan, itupun terkadang partisipan tidak dapat hadir karena alas an pekerjaan.
Partisipan memilih untuk bekerja karena merasa sudah memiliki pendidikan yang baik untuk bekerja dan membantu perekonomian keluarga. Partisipan juga mengungkapkan bahwa keluarganya sangat mendukung ia bekerja.
Partisipan sangat setuju dengan adanya emansipasi wanita karena menurut partisipan dengan adanya emansipasi wanita semuanya bias sederajat sehingga perempuan juga bisa lebih dihargai.
b. Beban peran domestik
Indikator ini menjelaskan tentang kegiatan yang dilakukan riset partisipan di dalam rumah sebagai ibu rumah tangga serta menjelaskan bagaimana cara mengatasi masalah yang ada dalam rumah.
Walaupun bekerja di ranah publik, partisipan tidak lupa dengan tugas-tugasnya sebgai ibu rumah tangga. Pertisipan tetap mengerjakan pekerjaan rumah sendiri seperti memasak, mecuci baju, menyetrika dan membersihkan rumah. Oleh karena itu setiap hari partisipan harus bangun lebih awal mengerjakan pekerjaan rumah sebelum berangkat kerja ke kantor.saat mengerjakan pekerjaan rumah biasanya saudara partisipan bertugas menjaga anak partisipan.
Partisipan juga mengatakan dalam keluarga mereka tidak menetapkan pembagian peran antara laki-laki dan perempuan semua pekerjaan rumah dikerjakan secara bersama-sama. Apa yang bias dikerjakanakan dikerjakan.
Walaupun sibuk beketrja dan sibuk menjadi ibu rumah tangga NY. DW selalu berusaha menjaga keharmonisan keluarga, meski dalam keadaan capek sebagai seorang istri partisipan tetap melayani suami dengan baik, melakukan komunikasi yang baik setiap menemukan konflik dan berusaha saling mengerti dengan pekerjaan masing – Walaupun sibuk beketrja dan sibuk menjadi ibu rumah tangga NY. DW selalu berusaha menjaga keharmonisan keluarga, meski dalam keadaan capek sebagai seorang istri partisipan tetap melayani suami dengan baik, melakukan komunikasi yang baik setiap menemukan konflik dan berusaha saling mengerti dengan pekerjaan masing –
Partisipan mengatakan peran antara laki-laki dalam adat sebgai pembicara dan selalu berada di depan, sedangkan kaum perempuan bertugas di dapur sebgai pelayan dan penyedia makanan.
Partisipan juga mengatakan bahwa acara adat yang ada di Sumba cukup berpengaruh dalam kehidupan keluarganya, akan tetapi lebih mempengaruhi ekonomi keluarga dan terkadang menyita waktu. Tetapi partisipan jarang mengikuti acara adat tersebut karena sulitnya mendapat ijin dari kantor terkecuali keluarga dekat dengan partisipan sehingga semua diserahkan pada suami, dan saat mengikuti acara adat partisipan tidak membwa anak mereka karena masih kecil.
c. Adaptasi keluarga terhadap pemenuhan ASI anak
Indikator ini menjelaskan cara keluarga beradapatsi terhadap beban peran yang dilakukan ibu dalam pemenuhan ASI anak.
Keluarga memahani bahwa pemberian ASI untuk anak sangat penting karena sangat berfungsi untuk kekebalan tubuh anak dan perkembangan anak, sehingga keluarga Keluarga memahani bahwa pemberian ASI untuk anak sangat penting karena sangat berfungsi untuk kekebalan tubuh anak dan perkembangan anak, sehingga keluarga
Untuk pemenuhan ASI anakanya partisipan mengatakan pagi sebelum berangkat kerja ia memberikan ASI kepada anaknya setelah itu baru memberikan makanan tambahan seperti bubur. Saat partisipan bekerja atau berada di kantor, jika anaknya lapar keluarga dalam hal ini adik partisipan yang bertugas merawat dan memberikan susu formula sebagai pengganti ASI, dan karena pekerjaan partisipan yang banyak sehingga ia tidak sempat untuk pulang kembali kerumah saat istrirahat untuk memberikan ASI anaknya. ASI diberikan lagi setelah partisipan pulang dari kantor dan susu formula tidak diberikan lagi sampai esok paginya lagi.