Adanya Kemiripan Bunyi antar Konsonan dalam Bahasa Mandarin.

92 memiliki bunyi beraspirasi membuat responden mengalami kesulitan pada saat mengucapkan bunyi beraspirasi pada BM. Kesalahan pengucapan bunyi minus anterior menjadi bunyi plus anterior oleh responden memiliki presentasi yang sama besar, hal tersebut disebabkan karena bunyi tersebut tidak terdapat dalam sistem fonologi BJ dan BI. Dari hasil penelitian, kesalahan pengucapan bunyi paling banyak terjadi pada bunyi konsonan[ şʰ], yaitu mencapai 18 responden atau sebesar 75, sehingga dapat disimpulkan bahwa bunyi konsonan[ şʰ] yang merupakan bunyi perpaduan dari bunyi beraspirasi, glide, dan minus anterior sulit diucapkan dengan tepat oleh responden. Selain itu, bunyi tersebut juga tidak terdapat dalam sistem fonologi BJ dan BI.

4.2.2. Adanya Kemiripan Bunyi antar Konsonan dalam Bahasa Mandarin.

Kemiripan bunyi antar konsonan dalam BM menyebabkan responden sulit untuk membedakan. Hal ini menjadi faktor yang mempengaruhi terjadinya kesalahan pengucapan bunyi BM. Kemiripan bunyi dalam BM dibuktikan dengan fitur-fitur distingtif beberapa konsonan menggunakan teori Generatif Transformasi. Pada sistem fonologis BM terdapat bunyi-bunyi yang sulit diucapkan karena merupakan paduan bunyi konsonan dengan bunyi lain. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Duanmu 2000 dan Suparto 2004. Hasil analisis dengan teori Generatif Transformasi, yaitu bunyikonsonan [p ʰ] merupakan bunyi konsonan [p] yang diucapkan beraspirasi. Bunyi konsonan [ ş] www.eprints.undip.ac.id © Master Program in Linguistics, Diponegoro University 93 merupakan bunyi konsonan [c] yang letak artikulasi pada post alveoral minus anterior. Berikut ini beberapa kesalahan pengucapan bunyi pada BM karena mempunyai kemiripan dengan bunyi lain. Bunyi konsonan [p ʰ] dengan [p], [tʰ] dengan [t], [k ʰ] dengan [k], [c] dengan [cʰ] dan ş], şʰ] dengan [ ş], ş] dengan [s], dan [ ʨʰ] dengan [ʨ] dan [cʰ]. Tabel 4. 35 Kemiripan antara bunyi [ p ʰ ] dengan [p] Bunyi Fitur distingtif Keterangan [ p ʰ] aspirated voiceless bilabial plossive consonant Hanya terdapat satu perbedaan fitur distingtif yaitu ciri aspirasi [p] unaspirated voiceless bilabial plossive consonant Tabel 4.36 Kemiripan antara bunyi [ t ʰ ] dengan [t] Bunyi Fitur distingtif Keterangan [ t ʰ] aspirated voiceless alveolar plossive consonant Hanya terdapat satu perbedaan fitur distingtif yaitu ciri aspirasi [t] unaspirated voiceless alveolar www.eprints.undip.ac.id © Master Program in Linguistics, Diponegoro University 94 plossive consonant Tabel 4. 37 Kemiripan antara bunyi [ k ʰ ] dengan [k] Bunyi Fitur distingtif Keterangan [ k ʰ] aspirated voiceless velar plossive consonant Hanya terdapat satu perbedaan fitur distingtif yaitu ciri aspirasi [k] unaspirated voiceless velar plossive consonant Tabel 4. 38 Kemiripan antara bunyi [ c ʰ ] dengan [c] Bunyi Fitur distingtif Keterangan [ c ʰ] aspirated voiceless plus anterior consonant Hanya terdapat satu perbedaan fitur distingtif yaitu ciri aspirasi [c] unaspirated voiceless plus anterior consonant Tabel 4. 38 Kemiripan antara bunyi [ ş ʰ ] dengan [ ş ] Bunyi Fitur distingtif Keterangan [ ş ʰ] aspirated voiceles Hanya terdapat satu perbedaan fitur distingtif yaitu ciri aspirasi www.eprints.undip.ac.id © Master Program in Linguistics, Diponegoro University 95 minus anterior consonant [ ş ] unaspirated voiceles minus anterior consonant Tabel 4.40 Kemiripan antara bunyi [ ʨʰ ] dengan [ ʨ ] Bunyi Fitur distingtif Keterangan [ ʨ ʰ] aspirated voiceles plus anterior palatal consonant Hanya terdapat satu perbedaan fitur distingtif yaitu ciri aspirasi [ ʨ ] unaspirated voiceles plus anterior palatal consonant Tabel 4.41 Kemiripan antara bunyi [ t şʰ ] dengan [ c ʰ ] Bunyi Fitur distingtif Keterangan [ ş ʰ] aspirated voiceles minus anterior consonant Hanya terdapat satu perbedaan fitur distingtif yaitu ciri anterior [ c ʰ ] aspirated voiceles minus anterior consonant www.eprints.undip.ac.id © Master Program in Linguistics, Diponegoro University 96 Tabel 4.42 Kemiripan antara bunyi [ ş ] dengan [ c ] Bunyi Fitur distingtif Keterangan [ ş] unaspirated voiceles minus anterior consonant Hanya terdapat satu perbedaan fitur distingtif yaitu ciri anterior [ c ] unaspirated voiceles plus anterior consonant Tabel 4.43 Kemiripan antara bunyi [ ş ] dengan [s] Bunyi Fitur distingtif Keterangan [ ş] unaspirated voiceles minus anterior consonant Hanya terdapat satu perbedaan fitur distingtif yaitu anterior [s] unaspirated voiceles plus anterior consonant Bunyi konsonan [p ʰ] dengan bunyi konsonan [p], bunyi konsonan [tʰ] dengan bunyi konsonan [t], bunyi konsonan [k ʰ] denganbunyi konsonan [k], bunyi konsonan [c] dengan bunyi konsonan [c ʰ], bunyi konsonan şʰ] dengan bunyi konsonan[ ş], dan bunyi konsoanan [ ʨʰ] dengan bunyi konsonan [ʨ] dibedakan oleh fitur distingtif aspirasi [+-aspirasi]. Bunyi konsonan ş] dengan bunyi konsonan[c], bunyi konsonan [ şʰ] dengan bunyi konsonan[c ʰ], dan bunyi konsonan ş] dengan bunyi konsonan [s] dibedakan www.eprints.undip.ac.id © Master Program in Linguistics, Diponegoro University 97 oleh fitur distingtif anterior dan letak artikulasi [plusminus anterior]. Kemiripian antar bunyi konsonan pada BM ini menjadi salah satu penyebab munculnya kesalahan pengucapan bunyi pada BM oleh mahasiswa D3 Bahasa Mandarin Universitas Jenderal Soedirman. www.eprints.undip.ac.id © Master Program in Linguistics, Diponegoro University

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, kesalahan pengucapan bunyi pada BM oleh mahasiswa D3 Bahasa Mandarin Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto dengan menggunakan pendekatan Teori Generatif Transformasi dan teori Error Analysis serta dibuktikan dengan spektogram bentuk fisik bunyi dengan program Speach Analyser ditemukan pada pengucapan bunyi konsonan. Pada pengucapan bunyi vokal BM ditemukan beberapa alofon tetapi tidak mengubah arti atau makna.

5.1 Simpulan

Alofon yang ditemukan dalam penelitian ini adalah alofon e, yaitu [ ǝ ], [e], dan [ ɛ], alofon o, yaitu U dan o, alofon a, yaitu A dan a, dan alofon i, yaitu [i] dan [ ɿ]. Alofon e diucapkan menjadi [ ǝ ] apabila terletak di belakang bunyi konsonan, diikuti bunyi [n], [ ŋ], atau terletak di akhir kata, bunyi [e] muncul apabila diikuti bunyi vokal [i], dan bunyi [ ɛ] muncul apabila didahului bunyi [i]. Alofon o diucapkan menjadi [U] apabila diikuti bunyi [ ŋ], dan diucapkan [o] apabila diikuti selain bunyi [ ŋ]. Alofon a diucapkan [A] apabila terletak di akhir kata, dan diucapkan [a] apabila terletak selain pada akhir kata. Alofon i diucapkan [i] apabila didahului bunyi konsonan ], ], [m], ], ], [n], [l], [ʨ], [ʨ ], dan [ɕ]. Namun www.eprints.undip.ac.id © Master Program in Linguistics, Diponegoro University