Metode dan Teknik Pengumpulan Data

34 memiliki kedekatan dengan partisipan, sehingga bisa memperoleh data sealami mungkin dengan tingkat akurasi yang tinggi, 4 Secara waktu peneliti bisa menggumpulkan data penelitian lebih maksimal karena peneliti merupakan salah satu dosen di universitas tersebut sehingga dapat melakukan pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian secara cepat, 5 Secara partisipan bisa maksimal melakukan pengumpulan data karena intensitas berkomunikasi lebih banyak dan peneliti telah memahami karakter latar belakang partisipan termasuk latar belakang bahasa ibu dari responden, 6 Secara peristiwa peneliti juga bisa melakukan pencatatan data dari kegiatan perkuliahan dan ujian utama karena peneliti telah mendapatkan ijin sit in perkuliahan dosen tersebut.

3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah kegiatan yang sangat penting dalam penelitian sebagai kegiatan yang sangat strategis, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data yang sesuai fakta dan mempunyai validasi yang tinggi. Menurut Sugiyono 2009:225 bahwa dilihat dari sumber datanya, pengumpulan data dapat berasal dari sumber primer dan sumber sekunder. Sedangkan jika dilihat dari cara atau tekniknya, pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil transkripsi pengucapan bunyi BM oleh mahasiswa D3 Bahasa Mandarin Universitas Jenderal Soedirman www.eprints.undip.ac.id © Master Program in Linguistics, Diponegoro University 35 Purwokerto dan pengucapan bunyi standar oleh native speaker. Data dikumpulkan dari hasil perkuliahan Percakapan dan Pemahaman Lisan serta ujian utama Percakapan dan Pemahaman Lisan. Selain itu angket juga dibagikan kepada responden untuk mengetahui latar belakang bahasa ibu dari responden dan untuk mengetahui pengetahuan BM yang dimiliki oleh responden. Penelitian ini menggunakan metode simak. Sudaryanto 1993:113 menjelaskan bahwa metode simak merupakan metode yang dilakukan dengan cara menyimak penggunaan bahasa. Pada penelitian ini adalah menyimak pengucapan bunyi pada BM oleh mahasiswa D3 Bahasa Mandarin Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Sedangkan teknik penyediaan data yang digunakan yaitu teknik simak bebas libat cakap atau sering disebut SBLC. Menurut Sudaryanto 1993:135 teknik pengumpulan data dengan SBLC yaitu peneliti dalam mengumpulkan data hanya bersifat sebagai pemerhati terhadap calon data yang terbentuk dan muncul dari peristiwa kebahasaan yang berada di luar dirinya. Dalam peneliti ini peneliti memperhatikan pengucapan bunyi pada BM oleh mahasiswa selama perkuliahan Percakapan dan Pemahaman Lisan, kemudian dilakukan pencatatan data-data objek penelitian, serta dilakukan perekaman pengucapan bunyi pada BM oleh responden dan oleh native speaker. Selain itu peneliti memberikan instrumen daftar kosa kata dan kalimat BM kepada responden untuk pengumpulan data. Kosa kata dan kalimat yang www.eprints.undip.ac.id © Master Program in Linguistics, Diponegoro University 36 digunakan sebagai instrumen adalah kosa kata dan kalimat yang memiliki bunyi konsonan dengan ciri aspirasi dan minus anterior, contohnya adalah [p ʰaŋ], [tʰ U ŋ], [cʰUŋ], [tşɐo], [tşʰǝn], dan [şɿ yUŋ tʂǝ tşUŋ faŋ fa, wo ɕiaŋ ɕin womǝn gUŋ s ɿ tǝ wǝn tʰi ʨiaŋ hǝn kʰuai nǝŋ tǝ tao ʨiǝ ʨüǝ] 使用这种方法,我相信我们公 司的问题将很快能得到解决 Penelitian ini juga menggunakan metode observasi untuk pengumpulan data. Menurut Afifuddin dan Saebani 2009 metode observasi adalah metode penelitian yang dilakukan dengan cara mengamati objek kajian dalam konteksnya. Pada penelitian ini, peneliti melakukan observasi langsung dengan teknik simak bebas libat cakap terhadap kegiatan pembelajaran antara dosen dan mahasiswa di kelas pada mata kuliah yang diikuti mereka. Hal itu dilakukan untuk memperdalam pemahaman konteks objek penelitian, selain itu juga dilakukan kegiatan perekaman dan pencatatan semua pengucapan bahasa Mandarin yang diindikasikan memiliki unsur kesalahan pengucapan bunyi BM terutama pada konsonan yang bersifat aspirative dan minus anterior serta letak artikulaisi pengucapan pada post alveolar, misalnya pada bunyi konsonan [t ş] , [tşʰ], dan[ş] yang diucapkan menjadi [c], [c ʰ], dan [s]. Untuk menambah akurasi bukti-bukti temuan data hasil observasi peneliti juga melakukan wawancara dengan para pengajar mata kuliah Percakapan dan Pemahaman Lisan. www.eprints.undip.ac.id © Master Program in Linguistics, Diponegoro University 37 Selain itu digunakan pula teknik dokumentasi untuk mencari bukti-bukti pendukung dari data yang dianalisis. Menurut Afifuddin dan Saebani 2009:141 teknik pengumpulan data dengan teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan pencarian dan penemuan bukti-bukti. Metode ini merupakan metode pengumpulan data yang berasal dari sumber non manusia. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berupa tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen berguna karena dapat memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian. Dokumen yang digunakan untuk melengkapi data dalam penelitian ini adalah berupa bentuk transkripsi IPA pengucapan bunyi standar Bahasa Mandarin dari buku atau penelitian para pakar fonologi, terutama fonologi BM. Setelah data terkumpul, maka teknik berikutnya adalah teknik kerjasama dengan informan kunci yaitu native speaker BM di Universitas Jenderal Soedirman selaku salah satu pengajar mata kuliah Percakapan untuk memperdalam penelitian dengan cara mendapatkan data-data pendukung tentang BM. Subroto 2007:43 menjelaskan bahwa teknik kerjasama dengan informan kunci diperlukan dengan tujuan memperoleh informasi kebahasaan mengenai segi-segi tertentu dari suatu bahasa setuntas mungkin sepanjang dimungkinkan oleh suatu sistem bahasa yang bersangkutan. www.eprints.undip.ac.id © Master Program in Linguistics, Diponegoro University 38

3.5 Metode dan Teknik Analisis Data