Pendekatan dan Jenis Penelitian
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif karena masalah yang diajukan dalam penelitian ini menekankan pada proses dan makna persepsi. Penelitian kualitatif menurut Lexy J. Moleong (2004:4) yang mengutip pendapat Bogdan dan Taylor adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Penelitian ini mengarah pada keadaan-keadaan dan individu-individu secara holistik (utuh). Jadi, baik sebuah organisasi maupun individu tidak akan diredusir (disederhanakan) kepada variabel yang telah ditata atau sebuah hipotesis yang telah direncanakan sebelumnya, akan tetapi akan dilihat sebagai bagian dan sesuatu yang utuh, tidak dapat dilepaskan saling kaitannya dengan seluruh aspek yang melatar belakangi.
Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dan suatu keutuhan.
Menurut Kirk & Miller dalam bukunya Lexy J. Moleong (2004:4) penelitian kualitatif adalah “tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang
secara fundamental tergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya
commit to user
dalam peristilahannya”. Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen adalah peneliti sendiri.
Oleh karena itu yang sangat diutamakan adalah kemampuan peneliti dalam menerjemahkan data yang diperoleh dalam wawancara, observasi dan hasil pengumpulan data. Penelitian ini memungkinkan peneliti membuat dan menyusun konsep-konsep yang hakiki dan ini tidak ditemukan dalam metode yang lainnya.
Mengingat permasalahan dalam penelitian ini mengenai analisis pelaksanaan budaya organisasi di PMI, maka penekanannya adalah pada analisis dan pada proses pelaksanaan budaya organisasi dengan menggambarkan keadaan dan fakta yang ada pada obyek penelitian sebagaimana mestinya. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Menurut Sugiyono (1996:5) kualitatif deskriptif adalah “ penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri yaitu tanpa niembeni treatpmen dan tanpa membuat bandingan dengan variabel lain, melainkan membiarkan seperti kondisi
aslinya secara apa adanya”. Struktur deskriptif tak beraturan, karena perubahan urutan tidak
mempengaruhi isinya, hal ini banyak dilakukan pada studi kasus, misalnya tentang organisasi. Eksploratif, penyajian dan struktur akan memperdebat nilai temuan semacam hipotesis yang teruji atau proposisi dengan cara yang lebih jauh. Eksplanatif, sebab selalu ada lebih dahulu dari peristiwa, dimulai dari suatu keadaan dan laporan awal dilanjutkan perkembangan dan tahap akhir laporan yang mengikuti logika teori (HB. Sutopo, 1993: 122-123).
Dan pengertian yang dikemukakan HB. Sutopo, dijelaskan kembali bahwa “penelitian tersebut akan mampu mengungkapkan berbagai informasi
kualitatif dengan deskriptif penuh nuansa yang lebih berharga daripada sekedar pernyataan jumlah ataupun frekuensi dalam bentuk angka”.
Hal tersebut juga diperkuat dengan teori yang dikemukakan oleh Sutardi (1996:4) bahwa “penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara jelas dan
cermat hal-hal yang dipersoalkan, eksploratif karangan ilmiah untuk menggali dan
commit to user
masalah yang luas, berhubungan dengan petugas-petugas praktis. Eksplanatif merupakan penelitian bertujuan untuk menerangkan kondisi-kondisi yang mendasarkan terjadinya peristiwa- peristiwa”.
2. Jenis Penelitian
Menurut Iskandar (2008:203) terdapar beberapa jenis penelitian kualitatif yang dapat dilakukan sesuai dengan masalah yang dikaji, adapun jenis pendekatan kualitatif tersebut adalah :
a. Pendekatan Fenomenologi Adalah berorientasi utnuk memahami, menggali dan menafsirkan arti dari peristiwa-peristiwa, fenomena-fenomena dan hubungan dengan orang-orang yang biasa dalam situasi tertentu.
b. Pendekatan Sejarah Adalah pendekatan terhadap kejadian-kejadian pada masa lampau dengan menggunakan analisis logis atau sering disebut sebagai pada penelitian kesejarahan.
c. Pendekatan Studi Kasus Pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang paling efisien, maknanya peneliti mengadakan telaah secara mendalam tentang suatu kasus, kesimpulan hanya berlaku atau terbatas pada kasus tertentu saja.
d. Pendekatan Grounded Theory Merupakan prosedur pendekatan di mana peneliti satu teori yang menerangkan konsep, proses, tindakan atau interaksi mengenai suatu topik pada level konseptual yang luas.
e. Pendekatan Etnografi Merupakan metode pendekatan yang banyak dilakukan dalam bidang antropologi terutama yang berhubungan dengan setting budaya.
f. Pendekatan Tindakan Pendekatan ini merupakan reflektif antara teori dengan praktek sehingga aplikasi dari hasil penelitian.
commit to user
dengan pendekatan studi kasus di mana peneliti meneliti tentang pelaksanaan budaya organisasi di PMI Kota Surakarta.
Strategi lebih spesifik dan rencana yang digunakan untuk mengumpulkan data menganalisis data, strategi menjelaskan bagaiman tujuan penelitian akan dicapai dan bagaimana objek masalah yang dihadapi dalam penelitian dapat dipecahkan.
Menurut HB. Sutopo (2002:111-112 ) mengemukakan bahwa “dalam penelitian kualitatif dikenal adanya studi kasus tunggal dan studi kasus ganda. Secara lebih khusus studi baik studi kasus tunggal meupun studi kasus ganda, masih dibedakannya adanya jenis penelitian terpancang atau holistik penuh”. Berdasarkan pendapat tersebut dinyatakan bahwa strategi penelitian dibedakan menjadi tiga, antara lain :
a. Tunggal terpancang yaitu penelitian tersebut terarah pada satu karakteristik dan sudah memilih serta menentukan variabel yang menjadi fokus utamanya sebelum memasuki lapangan.
b. Ganda terpancang yaitu penelitian tersebut mempersyaratkan adanya sasaran lebih dari satu yang memiliki perbedaan karakteristik dan sudah memilih serta menentukan variabel yang menjadi fokus utamanya sebelum memasuki lapangan.
c. Holistik penuh yaitu peneliti dalam kajiannya sama sekali tidak menentukan fokus sebelum peneliti terjun ke lapangan.
Sedangkan strategi penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah strategi penelitian tunggal terpancang. Tunggal dimana peneliti hanya mengkaji satu permasalahan saja yaitu analisis pelaksanaan budaya organisasi, sedangkan terpancang memiliki arti bahwa penelitian tersebut memiliki pancangan atau batas-batas penelitian yang harus diteliti dan diobservasi sehingga memiliki pegangan dalam meneliti. Pegangan tersebut memiliki batas-batas yang tidak boleh dilanggar karena penelitian yang dilakukan dapat keluar jalur. Pancangan tersebut adalah proposal atau rencana penelitian yang telah diajukan serta disetujui.
commit to user
1. Data
Dalam penelitian kualitatif data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan deretan angka-angka. Pada penelitian ini data yang ada dikumpulkan adalah data-data tentang pelaksanaan budaya organisasi di PMI Kota Surakarta yang terdiri dari :
a. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan budaya organisasi di PMI Kota Surakarta.
b. Untuk mengkaji faktor penghambat pelaksanaan budaya organisasi di PMI Kota Surakarta.
c. Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan pelaksanaan budaya organisasi di PMI Kota Surakarta.
2. Sumber Data
HB. Sutopo (1990:2) mengemukakan bahwa “sumber data penelitian kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa dan tingkah laku, dokumen serta arsip
serta berbagai be nda lain”. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini berasal dan informan, lokasi, dokumen dan benda-benda lainnya yang dapat dijadikan data.
a. Informan Merupakan orang yang dipandang mengetahui permasalahan yang akan diteliti dan bersedia memberikan informasi kepada peneliti. Aslam Sumhudi (1994:54) mengatakan informan adalah “individu yang diharapkan dapat memberikan informasi yang diperlukan oleh peneliti”. Menurut HB. Sutopo (2002:50), “dalam penelitian kualitatif posisi narasumber atau informan sangat p enting perannya sebagai individu yang memiliki informasi”. Menurut Lexy J. Moleong (2002:132) informan adalah “orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.”
Peneliti dan informan mempunyai posisi yang sama dan narasumber bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang diminta peneliti tetapi ia lebih
commit to user
informan merupakan tumpuan pengumpulan data bagi peneliti dalam mengungkapkan permasalahan penelitian.
Adapun informan dalam penelitian ini adalah :
1) Pimpinan PMI Kota Surakarta
2) Karyawan PMI Kota Surakarta
b. Lokasi Penelitian Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data yang bisa dimanfaatkan oleh peneliti. Lokasi penelitian ini di PMI Kota Surakarta yang terletak di Jl. Let. Kol. Sutarto No. 58 Jebres 57126
c. Dokumen dan Arsip HB. Sutopo (2002:54) mengatakan bahwa “dokumen dan arsip
merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu”. Dalam penelitian ini dokumen dan arsip merupakan sumber data yang
sangat penting dalam penelitian kualitatif, terutama apabila sasaran terarah pada latar belakang peristiwa masa lampau dan yang berkaitan dengan peristiwa masa kini yang harus dipelajari.
Arsip dan dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah segala bentuk literatur / pustaka / arsip dan dokumen yang mempunyai hubungan dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Adapun dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah :
1) Sejarah singkat berdirinya PMI Kota Surakarta
2) Struktur organisasi PMI Kota Surakarta
3) Daftar karyawan PMI Kota Surakarta
4) Foto-foto organisasi yang berkaitan dengan penelitian
commit to user
Menurut Mardalis (2007: 55), “Sampling atau sampel berarti contoh, yaitu sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian”. Tujuan
penentuan sample adalah untuk memperoleh keterangan mengenai objek penelitian dengan cara mengamati dari sebagian populasi, suatu reduksi terhadap jumlah objek penelitian.
Di dalam penelitian ini, peneliti tidak menentukan sejumlah sampel melainkan hanya menentukan informan untuk diwawancarai guna memperoleh keterangan tentang permasalahan yang sedang diteliti yang mendalam mengenal permasalahan dengan mendasarkan pada kekayaan informasi yang dimiliki sumber atau masing-masing informan.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan purposive sampling yaitu setiap satuan sampel berikutnya dapat dipilih untuk memperluas informasi yang telah diperoleh terlebih dahulu.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sampling bertujuan atau purposive sample yaitu sample tidak ditekankan pada jumlah melainkan pada kekayaan informasi yang dimiliki oleh informan sebagai sumber data. Penelitian ini juga menggunakan teknik snowball sampling yang dimulai dengan menetapkan satu atau beberapa orang sebagai informan kunci, dalam hal ini informan kunci adalah Pimpinan PMI Kota Surakarta dan mengadakan interview terhadap mereka, kepada mereka kemudian diminta arahan, saran, petunjuk siapa sebaiknya yang menjadi informan berikutnya yang menurut mereka memiliki pengetahuan, pengalaman, dan informasi yang dicari sehingga akan diperoleh jumlah informan yang semakin lama semakin besar.