Jenis dan Format Penelitian

Jenis dan Format Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian kali ini adalah metode penelitian kualitatif yang mana dalam penelitian ini tidak menggunakan atau berdasarkan pada perhitungan angka-angka atau statistik. Menurut Lexy J. Moleong, “penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan sebagainya, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk katakata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah”.

Karakteristik-karakteristik dari penelitian kualitatif

sebagai berikut: Data diperoleh secara langsung dari lapangan dan bukan dari

laboratorium atau penelitian yang terkontrol. Pengglian data dilakukan secara alamiah, melakukan kunjungan pada situasi alamiah subjek. Untuk memperoleh makna baru dalam bentuk katagori-katagori

jawaban, periset wajib menggambarkan situasi dialogis sebagai situasi alamiah.

Sedangkan Merriam menyebutkan 6 asumsi desain penelitian kualitatif : Penelitian kualitatif lebih menekankan perhatian pada proses, bukannya hasil atau produk. Peneliti kualitatif tertarik pada makna-bagaimana orang membuat hidup, pengalaman, dan struktur dunianya masuk akal. Peneliti kualitatif merupakan instrument pokok untuk pengumpulan data dan analisa data. Data didekati melalui instrument manusia, bukannya melalui invertaris, daftar pertanyaan, atau mesin. Peneliti kualitatif melibatkan kerja lapangan, peneliti secara fisik berhubungan dengan orang, latar, lokasi, atau institusi untuk mengamati atau mencatat perilaku dalam latar alamiahnya. Peneliti kualitatif bersifat deskriptif dalam arti peneliti tertarik pada proses, makna, dan pemahaman yang didapat melalui kata-kata atau gambar. Proses penelitian kualitatif bersifat induktif dimana peneliti, membangun abstraksi, konsep, hipotesa, dan teori- teori dan rincian.

Jenis dari penelitian ini bersifat deskriptif yaitu hanya memaparkan situasi atau peristiwa didalam penelitian ini tidak menguji hipotesis dan juga tidak menguji teori. Jenis penelitian deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Ciri penelitian deskriptif yakni dengan menggunakan kata-kata dan gambar bukan dengan angka-angka.

Pada setiap proses penafsiran tanda tanda yang dilakukan seseorang pasti akan berbeda penafsirannya dengan orang lain. Ini dikarenakan sebagai seorang manusia kita memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Baik itu dari segi pemikiran maupun pengalaman yang tentunya dapat mempengaruhi cara berfikir kita akan sesuatu hal dan ini menyebabkan proses penafsiran menjadi sangat subyektif.

Penelitian ini juga berhubungan dengan proses interprestasi dengan melakukan pemahaman pada tanda-tanda sampai pada budaya pop Amerika hubungannya dengan sosok superhero Dalam penafsiran tanda-tanda, kode ataupun simbol-simbol yang terdapat pada tayangan iklan Lifebuoy handwash versi changing Colour, digunakan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh penulis. Sehingga

Ario Antokosuryo, REPRESENTASI SOSOK SUPERHERO HULK DALAM IKLAN LIFEBUOY HANDWASH ...

penelitian ini bersifat subyektif atau sesuai dengan hasil- lebih dari pada arti refrensialnya.” Menurut Pilliang hasil interprestasi pribadi. Karena memungkinkan

(1998:17), “makna konotatif meliputi aspek makna adanya perbedaan hasil penelitian dengan hasil yang berkaitan dengan perasaan dan emosi serta interprestasi peneliti lainnya.

nilai-nilai kebudayaan dan ideologi.” Sebagai contoh,

Penelitian kali ini penulis menggunakan pendekatan gambar orang tersenyum dapat diartikan bahagia atau

semiotika yang dipopulerkan Roland Barthes. suatu keramahan. Tetapi sebaliknya, tersenyum bisa Semiotika Roland Barthes yang dikenal dengan juga diartikan sebagai ekspresi penghinaan terhadap kedalamannya dalam menganalisa tanda-tanda, seseorang. Untuk memahami makna konotatif, maka simbol,simbol, dari tahap denotasi menjadi konotasi

unsur-unsur lain harus dipahami juga. lalu dianalisa menurut mitos yang berkembang

Dalam pandangannya Williamson dalam pilliang dimasyarakat sekitar.

(1999:20) pada teori semiotika, “iklan menganut prinsip peminjaman tanda sekaligus peminjaman kode

Semiotika

sosial. Misalnya, iklan yang menghadirkan bintang

Ilmu semiotika atau biasa disebut dengan ilmu tanda. film terkenal, figure bintang film tersebut dipinjam Disetiap tandatanda yang ada pada sebuah iklan mitosnya, ideologinya, imagenya, dan sifatsifat dari bertujuan untuk menyampaikan suatu informasi

bintang film tersebut.” Makna konotatif bisa bersifat sehingga tanda-tanda tersebut bersifat informatif. subjektif dalam pengertian bahwa ada pergeseran dari Keberadaan tanda-tanda bisa menggantikan sesuatu makna umum yaitu denotatif. Maka dari itu, Berger yang lain, dapat dipikirkan atau dibayangkan.

dalam Tinarbuko (2008) mencoba membandingkan Semiotika berasal dari kata Yunani: semeion, yang antara konotasi dan denotasi dengan table. berarti tanda. “beradasarkan pandangan semiotika,

Dengan kata lain konotasi juga dapat dikatakan bila seluruh praktik sosial dapat dianggap sebagai sebagai sebuah emosi atau perasaan yang diyakini fenomena bahasa, maka semuanya dapat juga dipandang oleh sekelompok orang. Sehingga konotatif dapat sebagai tanda. Hal ini dimungkinkan karena luasnya merupakan sebuah makna kiasan dari denotasi itu pengertian tanda itu sendiri.” (Piliang, 1998:262)

sendiri atau makna yang sesungguhnya. Dapat dikatakan juga semiotika merupakan ilmu yang

mempelajari tentang tanda, berfungsinya tanda, dan Paradigma Penelitian

produksi makna. Tanda merupakan sesuatu yang bagi Dalam paradigma, ilmuwan berupaya seseorang berarti sesuatu yang lain. Zeost dalam Piliang mengembangkan sejumlah perangkat keyakinan (1992:12) segala sesuatu yang dapat diamati atau dasar yang mereka gunakan dalam mengungkapkan dibuat teramati dapat disebut tanda. Karena itu, tanda

hakikat ilmu yang sebenarnya dan bagaimana cara untuk tidaklah terbatas pada benda. Adanya peristiwa, tidak mendapatkannya. Mereka mencoba mencari sebuah adanya peristiwa struktur yang ditemukan dalam model untuk menjelaskan bagaimana suatu bagian- sesuatu, suatu kebiasaan. Semua ini dapat disebut bagian berhubungan atau bagaimana bagian-bagian tanda. Dalam pandangan Zoest, yang dapat dikatakan itu berfungsi. sebagai tanda seperti sebuah bendera kecil, sebuah

Paradigma merupakan pola atau model tentang isyarat tangan, sebuah kata, sesuatu keheningan, sesuatu bagaimana sesuatu distruktur (baian dan hubungannya) kebiasaan makan, sebuah gejala mode, suatu gerak atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku yang saraf, peristiwa memerahnya wajah dan sebaginya.

didalamnya ada konteks khusus atau dimensi waktu). Kuhn

Dengan penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa (1962) dalam „The Culture of Scientific Revolutions’ semua yang bisa dikatakan tanda merupakan segala

mendefinisikan „paradigma ilmiah‟ sebagai „contoh‟ yang terlihat dan dirasa oleh pancaindera. Pada yang diterima tentang praktek ilmiah sebenarnya, penelitian ini memfokuskan atau membatasi pada contoh-contoh termasuk hukum, teori, aplikasi, dan tanda-tanda, simbol-simbol, serta tampilan dari iklan

argumentasi secara bersama-sama yang menyediakan televisi Lifebuoy Handwah versi changing Colour. model darinya muncul tradisi koheren dari penelitian Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui makna yang ilmiah. terkandung dibalik munculnya tanda-tanda, simbol-

Paradigma dalam penelitian kali ini penulis simbol dalam materi iklan tersebut, yang mana menggunakan paradigma konstruktivis. Paradigma menjadi satu kesatuan pada tampilan iklan tersebut konstruktivis adalah suatu filsafat pengetahuan yang yang menjadi objek penelitian kali ini.

menekankan pengetahuan yang telah di tangkap Spradley dalam Pilliang (1999:20), “konotatif

manusia seperti konstruksi (bentukan) manusia itu meliputi semua signifikansi sugestif dari simbol yang

sendiri (Matthews 1994, dalam Suparno, 1997).

WACANA Volume XIV No. 3. Agustus 2015, Hlm. 203 - 296

Agus Salim menyatakan bahwa paradigma berstruktur. Pengamatan non partisipasi menurut Lexy ini berpendapat, realitas itu ada dalam bentuk J. Maelong adalah pengamatan hanya melakukan satu bermacam-macam konstruksi mental, berdasarkan fungsi yakni mengamati tidak melakukan hal lain pengalaman sosial, bersifat local dan spesifik dan yang mungkin mempengaruhi keadaan yang diamati juga bergantung pada orang yang melakukannya. tidak mengganggu struktur unit analisis dalam hal ini Paradigma konstruktivisme dalam ilmu sosial teks dan gambar. Dimana pengamat tidak melakukan merupakan kritik terhadap paradigm positivis, jika manipulasi ataupun campur tangan peneliti pada latar positivis lebih menekankan pada angka, logika penelitian atau dapat dikatakan bahwa disini peneliti deduktif dan penggunaan alat-alat ukur kuantitatif tidak sama sekali terlibat dalam membuat latar, dalam menginterprestasikan fenomena secara objektif. semua ada secara alamiah saja.

Sedangkan konstruktivisme beramgkat dari subjek Dalm hal ini pengumpulan data dilakukan oleh yang bermakna dan memberikan makna dalam manusia, yaitu peneliti sendiri. Peneliti pada realitas tersebut. Maka paradigma konstruktivis penelitian kualitatif bekerja sebagai perencana, merupakan sebuah jawaban atau bisa dikatakan sebuah pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir, dan pertentangan dari paradigma positivis.

pada akhirnya sebagai pelapor hasil penelitiannya. Paradigma konstruktivis bisa dijelaskan melalui empat

Pada tahap awal peneliti menentukan terlebih dahulu dimensi seperti yang diutarakan oleh Deddy N Hidayat iklan yang ditampilkan di media massa. Iklan tersebut sebagai berikut: Ontologis

realitifisme, dipilih dan disesuaikan dengan topik permasalahan realitas merupakan konstruksi sosial. Kebenaran suatu yang ingin diteliti. Memilih iklan dengan objek untuk realitas bersifat relatif, berlaku secara konteks spesifik dianalisa menggunakan pendekatan semiotika Roland yang dinilai relevan oleh pelaku sosial.; Epistemologi: Barthes dan secara deskriptif dapat ditarik kesimpulan subjektifis, pemahaman tentang suatu realitas atau temuan dari iklan tersebut. suatu penelitian merupakan produk interaksi antara

Data yang penulis dapatkan dalam penelitian ini berupa peneliti dengan yang diteliti.; Axiologis : nilai etika data dokumen resmi eksternal yaitu berupa iklan audio dan pilihan moral merupakan bagian tak terpisahkan visual yang penulis dapatkan dari website viedo yaitu

dari suatu penelitian. Peneliti sebagai passionate www.youtube.com dengan kata kunci Iklan Lifebuoy participant, fisilitator yang menjembatani keragaman Handwash versi changing Colour. Penulis juga

subjektivitas pelaku sosial. Tujuan penelitiannya menggunakan tehknik wawancara dengan narasumber rekonstruksi realitas sosial secara dialektis antara pada bidang yang terkait dalam penelitian ini. peneliti dengan pelaku sosial yang diteliti.; Metodologis:

Dokumen resmi eksternal menurut Maleong adalah menekankan empati, interaksi, dialektis antara peneliti

dokumen yang berisi bahan-bahan informasi yang responden untuk merekonstruksi realitas yang diteliti dihasilkan oleh suatu lembaga sosial misalnya majalah, melalui metode-metode kualitatif seperti participant bulletin, pernyataan dan berita yang disiarkan melalui observation (Indiwan, 2003:201)

media massa dan dikatakan bersifat eksternal Alasan peneliti menggunakan paradigma konstruktivis karena disiarkan pada masyarakat. karena sebuah realitas yang ada di masyarakat tidak

Metode yang digunakan dalam penelitian ini bisa di generalisasikan ke setiap orang seperti yang adalah dengan menggunakan pendekatan semiotika dilakukan oleh penganut paham paradigma postivis.

Roland Barthes, dimana dengan menggunakan Serta dengan menggunakan paradigma konstruktivis pendekatan ini dapat mengungkap makna dibalik ini diharapkan masyarakat dan para praktisi tampilan iklan Lifebuoy Handwash versi Changing periklanan Indonesia dapat mengetahui makna yang Colour. terdapat dalam konsep visualisasi iklan dan dapat

Semiotika menurut Roland Barthes (1960-1970) menghasilkan konsep visualisasi iklan yang kreatif.

Menurut Bertens dalam Sobur ( 2 0 0 6 : 6 3 ) , Pada penelitian kali ini penulis memilih Iklan Lifebuoy “sosok Roland Barthes dikenal sebagai salah Handwash versi Changing Colour sebagai objek

seorang pemikir struktualis yang giat mempratikan dari penelitian kualitatif. Dengan menggunakan model linguistic dan semiologi Saussure.” Barthes pendekatan semiotika yang dipopulerkan oleh Roland berpendapat bahwa bahasa adalah sebuah sistem Barthes yaitu singnified 2 (dua) tahap yaitu denotasi dan tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu konotasi serta menganalisis unsur mitos yang terdapat masyarakat tertentu dalam waktu tertentu. dalam iklan tersebut.

Pendekatan semiotic Roland Barthes (1983:109- Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan

131; Noth 1990:310-313; Hawkes 1997:39-41) dengan teknik pengamatan non partisipasi tak secara khusus tertuju kepada aturan sejenis tuturan

Ario Antokosuryo, REPRESENTASI SOSOK SUPERHERO HULK DALAM IKLAN LIFEBUOY HANDWASH ...

(speech) yang disebut sebagai mitos. Menurut Barthes (expression = E) dari lapis isi (content = C) yang (1983:109), bahasa membutuhkan kondisi tertentu dipinjamnya dari Hjemslev, sebagai pengganti dapat menjadi mitos, yaitu yang secara semiotic konsep-konsep seperti penanda dan petanda dicirikan oleh hadirnya sebuah tataran signifikan yang yang dipinjamnya dari Saussure. Kedua lapis ini, disebut sebagai sistem semiologis tingkat kedua (the

ekspresi dan isi, saling berelasi (relation = R) sehingga second order semiological system), penanda-penanda

menghasilkan signifikasi atau disingkat ERC. berhubungan dengan petanda-petanda sedemikian Sistem ERC pada tingkat pertama ini pada sehingga menghasilkan tanda. Selanjutny atanda-tanda gilirannya hanya akan menjadi sebuah unsur saja pada tataran pertama ini pada gilirannya hanya dari sistem tingkat kedua. Sebagai akibatnya, disini akan menjadi penanda-penanda yang berhubungan pun kita berurusan kembali dengan dua buah pula dengan petanda-petanda pada tataran kedua. sistem signifikasi yang rumit, terpisah, dan tidak Pada tataran signifikasi lapis kedua inilah mitos serempak. Derivasi yang kemudian dihasilkan bercokol (Barthes, 1983:114-115). Aspek material tergantung pada titik penyusupan dari sistem pertama mitos, yakni penanda-penanda pada the second kedalam sistem kedua sehingga diperoleh dua order semiological system itu, dapat disebut sebagai perangkat yang satu sama lain berbeda. retorik atau konotator-konotator, yang tersusun dari

Kasus ini niscaya terjadi pada setiap metabahasa tanda-tanda pada sistem pertama; sementara petanda- (metalanguage), yakni sebuah sistem yang lapis petandanya sendiri dapat dinamakan sebagai fragmen isinya sendiri tersusun oleh sebuah sistem signifikasi ideologi (Barthes, 1981:91) .

atau singkatnya sebagai bahasa tentang bahasa, sebuah Ilmu semiotika atau bisa disebut dengan ilmu tanda. semiotic tentang semiotic (bdk. Barthes, 1983:115). Disetiap tanda-tanda yang ada pada sebuah iklan Perbedaan anatara denotasi dan konotasi dalam bertujuan untuk menyampaikan suatu informasi pengertian secara umum serta denotasi dan konotasi sehingga tanda-tanda tersebut bersifat informatif. yang dimengerti oleh Barthes. Dalam pengertian umum, Keberadaan tanda - tanda bisa menggantikan sesuatu denotasi biasanya dimengerti sebagai makna harafiah, yang lain, dapat dipikirkan, atau dibayangkan.

makna yang “sesungguhnya”. Proses signifikasi Barthes kemudian menciptakan lima kode yang yang secara tradisional disebut sebagai denotasi ini ditinjaunya yakni :

biasanya mengacu pada penggunaan bahasa dengan Kode hermeneutic, yakni kode teka-teki berkisar

arti yang sesuai dengan apa yang terucap. pada harapan pembaca untuk mendapatkan kebenaran

Didalam semiologi Roland Barthes dan para bagi pertanyaan yang muncul dalam teks.

pengikutnya, denotasi merupakan sistem signifikasi

Kode semik, yakni kode konotatif banyak menawarkan tingkat pertama, sementara konotasi merupakan bermacam-macam sisi.

signifikasi tingkat kedua. Dalam hal ini denotasi justru Kode simbolik, yakni didasarkan pada gagasan lebih diasosiasikan dengan ketertutupan makna dan, bahwa makna berasal dari beberapa posisi biner atau dengan demikian sensor atau represi politis. Sebagai reaksi pembedaan baik dalam taraf bunti menjadi fenom yang paling ekstrem melawan keharafiahan denotasi dalam proses produksi wicara maupun pada taraf yang bersifat opresif, Barthes mencoba menyingkirkan oposisi psikoseksual yang melalui proses.

dan menolaknya Baginya, yang ada hanyalah Kode proaretik, yakni kode tindakan atau lakuan

konotasi semata-mata.

dianggapnya sebagai perlengkapan utama teks yang Penolakan ini mungkin terasa berlebihan, namun ia dibaca orang.

tetap berguna sebagai sebuah koreksi atas kepercayaan Kode gnomic, yakni banyaknya jumlah kode kultural bahwa makna “harfiah” merupakan sesuatu yang (Lecthe dalam Sobur, 2001:196).

bersifat alamiah (Budiman, 1999:22)

Barthes membangun sistem kedua yang disebut Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan konotatif, yang dalam mytologies-nya dengan operasi ideologi, yang disebutnya sebagai secara tegas ia bedakan dari denotatif atau sistem

“mitos”, dan berfungsi untuk mengungkapkan dan tataran pertama, kemudian Barthes menciptakan memberikan pembenaran bagi nilai nilai dominan peta tentang bagaimana tanda bekerja (Cobley & yang berlaku dalam suatu periode tertentu (Budiman, Liza). Didalam penjelasan Barthes (1981:89- 2001:28). Didalam mitos juga terdapat pola tiga

94) dibuku lain, proses signifikasi berlapis ganda dimensi penanda, petanda, dan tanda, namun ini digambarkannya melalui perangkat konseptual sebagai suatu sistem yang unik, mitos dibangun yang lebih familiar, yakni denotasi dan konotasi.

oleh suatu rantai pemaknaan yang telah ada Pertama, Barthes membedakan lapis ekspresi sebelumnya atau dengan kata lain,

WACANA Volume XIV No. 3. Agustus 2015, Hlm. 203 - 296

mitos juga sesuatu sistem pemaknaan dan keabsahaan data yang ada serta untuk memperkaya tataran kedua. Didalam mitos pula sebuah petanda dapat data yang ada dalam penelitian kali ini. memiliki beberapa penanda.