Polip Kolon

2.5. Polip Kolon

2.5.1. Definisi Penyakit

Polip kolon adalah suatu massa seperti tumor yang menonjol ke dalam lumen usus. Polip dapat terbentuk akibat pematangan, peradangan atau arsitektur mukosa yang abnormal. Polip ini bersifat nonneoplatik dan tidak memiliki potensi keganasan. Polip yang terbentuk akibat proliferasi dan displasia epitel disebut polip adenomatosa atau adenoma (Robbins, 2012). Polip hiperplastik merupakan polip kecil yang berdiameter 1-3mm dan berasal dari epitel mukosa yang hiperplastikdan metaplastik. Umumnya, polip ini tidak bergejala tetapi harus dibiopsi untuk menegakkan diagnosa histologik (Sjamsuhidajat & de Jong, 2011). Polip juvenilis pada dasarnya adalah proliferasi hamartomatosa, terutama di lammina propia, yang membungkus kelenjar kistik yang terletak berjauhan. Polip ini paling sering terjadi pada anak berusia kurang dari 5 tahun. Polip ini tidak memiliki potensi keganasan (Robbins, 2012). Polip adenomatosa adalah polip asli yang bertangkai dan jarang ditemukan pada usia dibawah 21 tahun. Insidensinya meningkat sesuai dengan meningkatnya usia. Letaknya 70% di sigmoid dan rektum. Polip ini bersifat pramaligna sehingga harus diangkat setelah ditemukan (Sjamsuhidajat & de Jong, 2011). Polip adenomatosa dibagi menjadi tiga subtipe berdasarkan struktur epitelnya (Robbins, 2012):

1. Adenoma tubular : merupakan yang tersering

2. Adenoma vilosa : tonjolan-tonjolan seperti vilus (1% adenoma)

3. Adenoma tubulovilosa : campuran dari yang di atas (1-10% adenoma) Karena polip adenomatosa dapat berkembang menjadi kelainan pramaligna dan kemudian menjadi karsinoma, maka setiap adenoma yang ditemukan harus dikeluarkan (Sjamsuhidajat & de Jong, 2011). Timbulnya 3. Adenoma tubulovilosa : campuran dari yang di atas (1-10% adenoma) Karena polip adenomatosa dapat berkembang menjadi kelainan pramaligna dan kemudian menjadi karsinoma, maka setiap adenoma yang ditemukan harus dikeluarkan (Sjamsuhidajat & de Jong, 2011). Timbulnya

Sindrom poliposis atau poliposis kolon atau poliposis familial merupakan penyakit herediter yang jarang ditemukan. Gejala pertamanya timbul pada usia 13-20 tahun. Frekuensinya sama pada pria dan wanita. Polip yang tersebar di seluruh kolon dan rektum ini umumnya tidak bergejala. Kadang timbul rasa mulas atau diare disertai perdarahan per ani. Biasanya sekum tidak terkena. Risiko keganasannya 60% dan sering multipel (Sjamsuhidajat & de Jong, 2011).

Tiga jenis Polip Kolon:

1. Adenomatosa Sebagian besar polip termasuk dalam kategori ini. Meskipun hanya sebagian kecil polip yang berkembang menjadi kanker, namun hampir semua polip ganas yang berasal dari jenis adenomatosa.

2. Hiperplastik Polip ini paling sering terjadi di kolon dan rektum. Biasanya memiliki ukuran <1/4 inci (5 mm), jenis polip ini sangat jarang berkembang menjadi kanker.

3. Inflamasi Polip ini dapat menyertai serangan ulcerative colitis atau penyakit Crohn pada kolon. Meskipun polip sendiri tidak terlalu berbahaya, namun memiliki ulcerative colitis atau penyakit Crohn pada kolon meningkatkan risiko kanker kolon.

2.5.2. Faktor Resiko

Siapapun dapat mengalami polip pada kolon. Orang yang mempunyai risiko tinggi mengalami polip kolon yaitu yang berusia lebih dari 50 tahun, kelebihan berat badan atau perokok, makan tinggi lemak dan kurang serat, serta yang memiliki riwayat keluarga yang pernah terkena polip kolon atau kanker kolon.

2.5.3. Gejala Klinis

Biasanya polip kolon tidak menimbulkan gejala, sehingga para ahli menyarankan skrining (pemeriksaan) secara rutin. Polip kolon yang ditemukan Biasanya polip kolon tidak menimbulkan gejala, sehingga para ahli menyarankan skrining (pemeriksaan) secara rutin. Polip kolon yang ditemukan

Polip kolon sering muncul tanpa gejala, seringkali polip kolon tidak terdeteksi sampai dilakukan pemeriksaan oleh dokter. Namun, sebenarnya beberapa tanda dan gejala yang dapat mengarah pada polip kolon, antara lain:

1. Perdarahan pada dubur Perdarahan pada dubur belum tentu merupakan gejala polip kolon, namun sebaiknya berkonsultasilah pada dokter jika mengalami kondisi ini.

2. Sembelit atau diare Meskipun perubahan dalam kebiasaan buang air besar yang berlangsung lebih dari seminggu dapat menunjukkan adanya polip kolon, namun juga dapat merupakan gejala dari penyakit lain.

3. Nyeri Kadang-kadang polip kolon dapat menyumbat usus, sehingga dapat menyebabkan konstipasi, sakit perut, kram, mual, dan muntah.

2.5.4. Penyebab

Sebagian besar polip tidak bersifat ganas atau berkembang menjadi kanker. Namun seperti kebanyakan kanker, polip adalah hasil dari pertumbuhan sel yang abnormal. Sel-sel sehat tumbuh dan membelah secara teratur yang merupakan proses yang dikontrol oleh gen. Mutasi dalam setiap gen ini dapat menyebabkan sel untuk terus membelah bahkan ketika sel-sel baru tidak diperlukan. Jika pembelahan sel-sel dalam kolon dan rektum tidak terkontrol, maka dapat menyebabkan terbentuknya polip. Selama jangka waktu yang panjang, beberapa polip dapat menjadi ganas. Polip dapat berkembang di bagian mana saja di dalam kolon. Polip dapat berukuran kecil atau besar dan datar (sesil) atau berbentuk menyerupai jamur atau seperti melekat pada batang (pedunkulata). Secara umum, semakin besar ukuran polip, semakin besar kemungkinan untuk berkembang menjadi kanker.

2.5.5. Penatalaksanaan Terapi

Meskipun beberapa jenis polip kolon lebih memungkinkan berkembang menjadi ganas, ahli patologi biasanya harus memeriksa jaringan polip di bawah mikroskop untuk menentukan apakah itu berpotensi menjadi kanker. Untuk alasan ini, dokter kemungkinan akan melakukan biopsi (pengambilan selapis tipis jaringan untuk pemeriksaan histologis) pada polip yang ditemukan.

1. Colonoscopy atau Sigmoidoscopy Sebagian besar polip dapat diangkat selama colonoscopy atau sigmoidoscopy menggunakan lengkungan (loop) kawat yang secara bersamaan memotong tangkai polip dan cauterizes untuk mencegah perdarahan. Beberapa polip kecil dapat dibakar atau dibakar dengan arus listrik (electrosurgery). Resiko pengambilan polip (polypectomy) termasuk perdarahan dan perforasi (lubang) kolon.

2. Operasi Colonoscopy atau sigmoidoscopy tidak terlalu aman dilakukan pada polip yang terlalu besar, sehingga biasanya dilakukan pembedahan yang seringkali menggunakan teknik laparoskopi. Setelah bagian kolon yang terdapat polip diangkat, polip masih dapat tumbuh kembali di permukaan lain kolon, sehingga penting untuk memantau terus kondisi kolon.

3. Endoscopic Mucosal Resection Beberapa pusat pelayanan medis melakukan endoscopic mucosal resection (EMR) untuk menghilangkan polip yang lebih besar dengan colonoscope. Dengan teknik ini, cairan seperti garam disuntikkan di bawah polip untuk mengangkat dan mengisolasi polip dari jaringan di sekitarnya. Hal ini membuat lebih mudah untuk mengangkat polip yang lebih besar. Dengan prosedur ini, Anda dapat menghindari operasi, namun belum ada studi lebih lanjut mengenai komplikasi yang dapat ditimbulkan pada prosedur ini.

4. Pengangkatan Kolon dan Rektum Dalam kasus yang jarang, sindrom yang diturunkan seperti familial adenomatous polyposis (FAP), dokter bedah dapat melakukan operasi untuk mengangkat seluruh kolon dan rektum (proctocolectomy total). Kemudian, dalam sebuah prosedur yang dikenal sebagai ileal pouch-anal anastomosis, 4. Pengangkatan Kolon dan Rektum Dalam kasus yang jarang, sindrom yang diturunkan seperti familial adenomatous polyposis (FAP), dokter bedah dapat melakukan operasi untuk mengangkat seluruh kolon dan rektum (proctocolectomy total). Kemudian, dalam sebuah prosedur yang dikenal sebagai ileal pouch-anal anastomosis,

5. Pengobatan Laktulosa

Dokumen yang terkait

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

0 16 13

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

0 11 13

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

9 161 13

FUNGSI DAN KEWENANGAN BADAN PENGAWAS PASAR MODAL (BAPEPAM) DALAM RANGKA PENEGAKAN HUKUM DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ)

5 65 215

Dukungan orang tua dan sikap terhadap membaca kaitannya dengan minat membaca pada siswa/siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta

5 73 225

Sistem informasi pendaftaran wisuda online (studi kasus : UIN Syahid Jakarta)

21 118 143

Pengaruh pemahaman fiqh muamalat mahasiswa terhadap keputusan membeli produk fashion palsu (study pada mahasiswa angkatan 2011 & 2012 prodi muamalat fakultas syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 22 0

Tingkat Pemahaman Fiqh Muamalat kontemporer Terhadap keputusan menjadi Nasab Bank Syariah (Studi Pada Mahasiswa Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

1 34 126

Perilaku Kesehatan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakrta Angkatan 2012 pada tahun2015

8 93 81

ANALISIS MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBA- KARAN DI PUSKESMAS KECAMATAN CIPAYUNG JAKARTA TIMUR Analysis Of Management Prevention And Fight Fire At The Health Center Of Cipayung East Jakarta

0 1 9