Peritonitis Tuberkulosis

2.6. Peritonitis Tuberkulosis

Peritonitis tuberkulosis adalah suatu peradangan peritoneum parietal atau visceral yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sering mengenai seluruh peritoneum, alat-alat sistem gastrointestinal, mesenterium dan organ genitalia interna. Penyakit ini jarang berdiri sendiri, biasanya merupakan kelanjutan proses tuberkulosis di tempat lain terutama dari paru, namun seringkali ditemukan pada waktu diagnosis ditegakkan, proses tuberkulosis di paru sudah tidak kelihatan lagi.

Dewasa ini, tuberkulosis merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Diperkirakan lebih dari 10 juta kasus baru terjadi setiap tahun dan menyebabkan 6% mortalitas di dunia. Pasien yang terinfeksi tuberkulosis, resiko terjadinya tuberkulosis abdominal meningkat terutama pada pasien dengan status sosial ekonomi yang rendah, imigran, malnutrisi, ketergantungan obat, dan pasien yang terinfeksi HIV. Peritonitis tuberkulosa merupakan salah satu yang terbanyak dari tuberkulosis abdominal setelah tuberkulosis gastrointestinal dengan angka kejadian 0,4-2% dari seluruh kasus tuberkulosis. Penyakit ini merupakan enam terbanyak yang menyebabkan tuberkulosis ekstrapulmonal setelah tuberkulosis limfe, genitourinaria, tulang, milier, dan meningeal.

Secara umum peritonitis tuberkulosa lebih sering dijumpai pada wanita dibanding pria dengan perbandingan 1,5:1 dan lebih sering pada dekade ke 3 dan

4. Peritonitis tuberkulosa dijumpai 2 % dari seluruh Tuberkulosis paru dan 59,8% dari tuberkulosis Abdominal. Pada saat ini dilaporkan bahwa kasus peritonitis tuberkulosadi negara maju semakin meningkat dan peningkatan ini sesuai dengan meningkatnya insiden AIDS dan imigran di negara maju. Di Amerika Serikat penyakit ini adalahkeenam terbanyak diantara penyakit extra paru sedangkan peneliti lain menemukanhanya 5-20% dari penderita peritonitis tuberkulosa yang 4. Peritonitis tuberkulosa dijumpai 2 % dari seluruh Tuberkulosis paru dan 59,8% dari tuberkulosis Abdominal. Pada saat ini dilaporkan bahwa kasus peritonitis tuberkulosadi negara maju semakin meningkat dan peningkatan ini sesuai dengan meningkatnya insiden AIDS dan imigran di negara maju. Di Amerika Serikat penyakit ini adalahkeenam terbanyak diantara penyakit extra paru sedangkan peneliti lain menemukanhanya 5-20% dari penderita peritonitis tuberkulosa yang

Faktor yang mempengaruhi timbulnya peritonitis tuberkulosa adalah adanya infeksi Mycobacterium tuberculosis dimana mikroba ini dapat menyebar ke traktus gastrointestinal dari mulut ke anus, termasuk peritoneum dan sistem pankreatobiliari. Penyebaran juga dapat terjadi melalui pembuluh darah dan pembuluh limfe. Pada kebanyakan kasus peritonitis tuberkulosa terjadi bukan sebagai akibat penyebaranperkontinuitatum tapi sering karena reaktifasi proses laten yang terjadi pada peritoneum yang diperoleh melalui penyebaran hematogen proses primer terdahulu yang biasanya tuberkulosis paru.

Pasien sering tidak terdiagnosis atau terlambat ditegakkan karena perjalanan penyakitnya yang berlangsung secara perlahan-lahan dan manifestasi klinisnya tidak khas sehingga meningkatkan angka kesakitan dan angka kematian. Pasien biasanya mengeluhkan sakit perut, mencret, tidak nafsu makan, batuk, demam, keringat malam, berat badan menurun, dan tidak jarang penyakit ini mempunyai keluhan menyerupai penyakit lain seperti sirosis hati, atau neoplasma dengan gejala asites yang tidak terlalu menonjol. Keterlambatan diagnosis dan penatalaksanaan penyakit ini sering menimbulkan prognosis yang jelek pada pasien.

Gambaran patologi TB abdominal secara umum memunyai ciri adanya ulkus melintang, ibrosis, penebalan, striktura dinding usus, pembesaran serta pengelompokan kelenjar limfe mesenterika. Penebalan omentum, dan tuberkel peritoneal juga dapat terjadi. Tuberkulosis peritoneal dapat terjadi dalam tiga jenis, yaitu jenis basah (tipe serosa) dengan asites, jenis kering (tipe plastik) dengan perlekatan dan teraba seperti pembengkakan abdomen yang terlokalisir, serta jenis ibrotik dengan penebalan omental dan asites berlokulasi, serta massa abdominal yang terdiri dari penebalan omentum dan mesenterik. Pada peritonitis TB, peritoneum dipenuhi dengan tuberkel putih-kuning multipel, tebal, hiperemia, dan suram, serta omentum juga akan ikut menebal. TB peritoneal yang terjadi pada pasien ini diduga jenis basah dengan asites disertai sedikit perlekatan.

Manifestasi klinis dari TB peritoneal biasanya telah muncul sejak lebih dari 4 bulan sebelum akhirnya diagnosis dapat ditegakkan pada sekitar 70% Manifestasi klinis dari TB peritoneal biasanya telah muncul sejak lebih dari 4 bulan sebelum akhirnya diagnosis dapat ditegakkan pada sekitar 70%

Pada setiap pasien yang datang dengan keluhan asites perlu dipikirkan juga adanya kemungkinan tuberkulosis abdominal sebagai diagnosis bandingnya, terutama di daerah endemis seperti di negara kita. Penyakit ini dapat menyerupai berbagai kondisi sehingga mempersulit proses diagnostiknya, dan dapat mengakibatkan penundaan pemberian terapi yang sesuai, namun demikian dengan pemeriksaan yang teliti dan ditunjang dengan adanya berbagai modalitas pemeriksaan penunjang yang semakin canggih akan mempercepat proses diagnostik pasien.

Dokumen yang terkait

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

0 16 13

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

0 11 13

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

9 161 13

FUNGSI DAN KEWENANGAN BADAN PENGAWAS PASAR MODAL (BAPEPAM) DALAM RANGKA PENEGAKAN HUKUM DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ)

5 65 215

Dukungan orang tua dan sikap terhadap membaca kaitannya dengan minat membaca pada siswa/siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta

5 73 225

Sistem informasi pendaftaran wisuda online (studi kasus : UIN Syahid Jakarta)

21 118 143

Pengaruh pemahaman fiqh muamalat mahasiswa terhadap keputusan membeli produk fashion palsu (study pada mahasiswa angkatan 2011 & 2012 prodi muamalat fakultas syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 22 0

Tingkat Pemahaman Fiqh Muamalat kontemporer Terhadap keputusan menjadi Nasab Bank Syariah (Studi Pada Mahasiswa Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

1 34 126

Perilaku Kesehatan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakrta Angkatan 2012 pada tahun2015

8 93 81

ANALISIS MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBA- KARAN DI PUSKESMAS KECAMATAN CIPAYUNG JAKARTA TIMUR Analysis Of Management Prevention And Fight Fire At The Health Center Of Cipayung East Jakarta

0 1 9