Troubleshooting Software
C. Troubleshooting Software
Troubleshooting software ditandai dengan lambatnya kinerja komputer dan lain-lain. Meski tidak menutup kemungnkinan juga gejala-gejala lambatnya komputer terjadi tidak hanya pada software tetapi juga troubleshooting hardware Ini bisa disebabkan oleh virus, atau karena file sistemnya ada yang hilang. Kerusakan software termasuk kerusakan yang ringan.
1. Bila muncul tulisan dimonitor insert system disk
Penyebab : kabel data pada hardisk yang kendor. Solusi : Coba kencangkan kabel data ke hardisk, Bila belum bisa berarti sistemnya rusak dan langkah memperbaikinya yaitu diinstal ulang.
2. Bila muncul Sistem32 mising
Penyebab : berarti filenya ada yang hilang Solusi : harus diinstal ulang OSnya.
3. Harddisk Muncul Pesan “Operating system not found”.
Penyebab : kemungkinan Operating system rusak Solusi : bisa diatasi dengan install ulang atau jika OS anda menggunakan windows 2000/XP ada Fasilitas Repairnya.
4. Sistem bekerja normal, tetapi Windows selalu masuk pada setting SafeMode.
Penyebab : Terjadi konflik driver, IRQ, atau resources lainnya pada PC. Kemungkinan masalah yang lain, ada aplikasi software yang saling bertubrukan. Solusi : Lepaskan semua card tambahan yang tidak digunakan kecuali menyalakan system PC. Buang semua driver yang tidak diperlukan, lalu setelah semua driver dibuang dibersihkan, restart PC Anda. Curigai aplikasi software-nya bila semua cara sudah Anda tempuh tetapi masalah tetap muncul.
5. Lupa Password BIOS
Solusi : Cabut baterai CMOS dan diam beberapa saat agar BIOS reset secara otomatis
6. Jam dan tanggal BIOS tidak sesuai
Solusi : Ganti baterai CMOS
7. Monitor Menjadi Gelap Saat Loading Windows
Solusi : Kemungkinan disebabkan karena setup driver untuk monitor tidak tepat(setting frekuensinya terlalu tinggi). Masuk dulu ke dalam kondisi safe mode (tekan F8). Install ulang driver VGAnya.
DNS Server Prinsip kerja DNS
Pengalamatan di internet menggunakan IP Address x.x.x.x. Tentu saja dengan pengalamatan seperti ini akan menghasilkan kurang lebih 4 milyar alamat IP yang unik. Bagi manusia, tentu saja menghafalkan alamat IP sebanyak itu dengan representasi angka akan menyulitkan. Kita lebih mudah menghafalkan alamat dengan representasi huruf. UNtuk itu diperlukan resolver dari nama ke alamat IP Dulu ketika awal internet belum banyak, penamaan dilakukan dengan menggunakan sistem file HOST.TXT. File HOST.TXT berisi translasi dari alamat nama ke nomor IP. SIstem ini dibuat dengan terus mengupdate file HOST.TXT. File ini diupdate terpusat di Stanford Research Institute Network INformation Center (SRI-NIC). Selanjuta file ini didownload mandiri oleh masing-masing resolver. Namun sistem ini memiliki kelemahan, dikarenakan berkembangnya jaringan internet, mkaa traffic untukmendownload file ini juga semakin tinggi. Juga ada kemungkinan terjadinya pemakaian 2 alamat/ lebih yang sama. Maka dibuatlah sistem penamaan yang baru, yang disebut Domain Name System (DNS). Sistem ini mempunyai domain, zone dan pendelegasian.Sistem domain pada DNS hampir sama pada hierarki file system pada sistem UNIX, bedanya keduanya terbalik dalam penulisannnya Contoh: Pada UNIX : /etc/named/crontab Pada DNS : crontab.named.etc (Bukan contoh domain sebenarnya ^_^)
Prinsip kerja DNS
Prinsip kerja DNS adalah dengan pendelegasian setiap name server. Setiap name server mengikuti hierarki penamaan DNS tersebut. Misalnya, untuk alamat station.arc.itb.ac.id , kurang lebih langkah yang dilakukan adalah seperti ini, Diperlukan nameserver, untuk root server, top level domain (.id), name server academic (.ac.id), name server itb(.itb.ac.id) dan name server arc (.arc.itb.ac.id). Untuk menemukan alamat IP dari station.arc.itb.ac.id ,
1. Pertama-tama komputer client akan menanyakan pada local name servernya.
2. Pada local name server akan menanyakan station.arc.itb.ac.id pada root server, biasanya tipe alamat server ini sudah diketahui name server. KArena alamatnya memang cenderung sudah fixed, maka disebut tipe hint (cache). Pada instalasi program name sever biasanya langsung didapatkan data root server ini (kalau tidak salah ada 13 root server di dunia).
3. Root server akan menjawab bahwa, domain .id sudah ia delegasikan pada name server .id
4. Local name server akan menanyakan pada name server .id,
5. name server .id manjawab, bahwa domain .ac.id, sudah ia delegasikan pada name server academic .ac.id
6. Local name server menanyakan pada name server academic .ac.id
7. Name server academic .ac.id, menjawab, bahwa domain .itb.ac.id sudah ia delagasikan 7. Name server academic .ac.id, menjawab, bahwa domain .itb.ac.id sudah ia delagasikan
6. Local name server menanyakan pada name server itb .itb.ac.id
7. Name server academic .ac.id, menjawab, bahwa domain arc.itb.ac.id sudah ia delegasikan pada name server arc .arc.itb.ac.id
6. Local name server menanyakan pada name server arc .arc.itb.ac.id
7. Name server .arc.itb.ac.id melookup databasenya, dan ternyata station.arc.itb.ac.id memang berada pada zonenya dan dalam database zone
8. Name server ARC, .arc.itb.ac.id, menjawab ke local domain name server berupa alamat station.arc.itb.ac.id, selanjutnya local name sever meneruskan jawaban ke komputer client
9. Akhirnya komputer client mengetahui alamat IP station.arc.itb.ac.id, sehingga ia dapat memulai koneksi TCP/IP le station.arc.itb.ac.id
Instalasi DNS Server Instalasi DNS Setelah itu install BIND9 (Berkeley Internet Name Domain versi 9) sebagai DNS Server. Jalankan command apt-get install bind9 atau aptitute install bind9.
Proses instalasi BIND9 Tekan Y untuk melanjutkan. Tunggu sampai proses instalasi selesai.
2) Konfigurasi DNS Berikut file-file penting yang akan kita konfigurasi dalam DNS Server;
a. /etc/bind/named.conf
b. file forward
c. file reverse
d. /etc/resolv.conf
a. Membuat Zona Domain Setelah selesai menginstalasi bind9, kemudian konfigurasi bind9. nano /etc/bind/named.conf.local
Tambahkan command seperti di bawah ini.
Sintax untuk membuat Zona pada Debian #. . . zone "nr.net" { //Zone Domain anda type master; file "/etc/bind/db.nr.net"; //lokasi file FORWARD }; zone "192.in-addr.arpa" { //1 blok ip paling depan type master; file "/etc/bind/db.192"; //lokasi file REVERSE };
Setelah itu save konfigurasi di atas.
b. File forward Forward berfungsi untuk konversi dari DNS ke IP Address. Sebagai contoh ketika kita
mengetikan www.nr.net melaui Web Browser, maka akan muncul website dari server Debian. Kemudian membuat file konfigurasi untuk DNS tersebut. Karena command yang dibutuhkan cukup banyak, maka kita kopikan saja dari file default yang sudah ada. cp /etc/bind/db.local /etc/bind/db.nr.net nano /etc/bind/db.nr.net
Sintax pada direktori db.nr.net Edit konfigurasi command di atas menjadi seperti di bawah ini. Kemudian Save.
c. File Reserve Reverse berfungsi untuk konversi IP Address ke DNS. Sebagai contoh jika kita mengetikan IP Address 192.168.27.1 pada Web Browser, secara otomatis akan redirect ke alamat www.nr.net . Pada bagian ini tidak diharuskan, jika tidak ingin mengkonfigurasi reverse juga bisa. cp /etc/bind/db.127 /etc/bind/db.192.168.27.1 nano /etc/bind/db.192.168.27.1
Sintax pada direktori db.IP Edit konfigurasi di atas menjadi seperti di bawah ini. Kemudian Save.
Sintax pada direktori db.IP setelah di edit
d. Menambahkan dns-name-server Tambahkan dns dan nameserver dari Debian tersebut pada file resolv.conf agar dapat diakses melalui komputer localhost. nano /etc/resolv.conf
search nr.net nameserver 192.168.27.1 Kemudian yang terakhir restart daemon dari bind9.
/etc/init.d/networking restart Jika failed terjadi kesalahan pada satu file, yaitu named.conf. Periksa kembali script yang dibuat. Konfigurasi DNS server selesai. Untuk pengujian, ping ke IP dan ping nr.net dari server maupun dari client. Ping IP Public 192.168.19.230 dari server. Pengujian ping
Ping IP local 192.168.27.1 dari server. Pengujian ping Ping IP gateway 192.168.19.99 dari server. Pengujian ping Ping DNS nr.net dari server. Pengujian ping Sebelum ping IP dan DNS dari client, setting IP client terlebih dahulu seperti dibawah ini.
Klik kanan. Properties. Isikan IP seperti di bawah ini. Kemudia OK Jalankan command promt dari client. Ping IP local server 192.168.27.1
Pengujian ping dari client
Ping IP public server 192.168.19.230
Pengujian ping dari client
Ping IP DNS server 192.168.27.1
Pengujian ping dari client
Ping DNS server nr.net.
Pengujian ping dari client Konfigurasi DNS telah berhasil.
Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP)
Prinsip dan cara kerja DHCP
Pengertian DHCP Server
DHCP ( Dynamic Host Cofiguration Protokol ) adalah layanan yang secara otomatis memberikan NO IP kepada komputer yang memintanya komputer yang memberikan no IP disebut DHCP Server, sedangkan komputer yang memberikan no IP disebut DHCP client protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan.
Dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client.
DHCP server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat “menyewakan” alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang
memintanya. DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP Server.
Prisip Kerja DHCP Server
DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool untuk waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, client akan meminta kepada server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.
prisip kerja DHCP sever MACAM – MACAM DHCP SERVER
1. DHCP Scope
DHCP Scope adalah alamat-alamat IP yang dapat disewakan kepada DHCP client. Ini juga dapat dikonfigurasikan oleh seorang administrator dengan menggunakan peralatan konfigurasi DHCP server. Biasanya, sebuah alamat IP disewakan dalam jangka waktu tertentu, yang disebut sebagai DHCP Lease, yang umumnya bernilai tiga hari. Informasi mengenai DHCP Scope dan alamat IP yang telah disewakan kemudian disimpan di dalam basis data DHCP dalam DHCP server. Nilai alamat-alamat IP yang dapat disewakan harus diambil dari DHCP Pool yang tersedia yang dialokasikan dalam jaringan. Kesalahan yang DHCP Scope adalah alamat-alamat IP yang dapat disewakan kepada DHCP client. Ini juga dapat dikonfigurasikan oleh seorang administrator dengan menggunakan peralatan konfigurasi DHCP server. Biasanya, sebuah alamat IP disewakan dalam jangka waktu tertentu, yang disebut sebagai DHCP Lease, yang umumnya bernilai tiga hari. Informasi mengenai DHCP Scope dan alamat IP yang telah disewakan kemudian disimpan di dalam basis data DHCP dalam DHCP server. Nilai alamat-alamat IP yang dapat disewakan harus diambil dari DHCP Pool yang tersedia yang dialokasikan dalam jaringan. Kesalahan yang
2.DHCP Lease
DHCP Lease adalah batas waktu penyewaan alamat IP yang diberikan kepada DHCP client oleh DHCP Server. Umumnya, hal ini dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa oleh seorang administrator dengan menggunakan beberapa peralatan konfigurasi (dalam Windows NT Server dapat menggunakan DHCP Manager atau dalam Windows 2000 ke atas dapat menggunakan Microsoft Management Console [MMC]). DHCP Lease juga sering disebut sebagai Reservation.
3.DHCP Options
DHCP Options adalah tambahan pengaturan alamat IP yang diberikan oleh DHCP ke DHCP client. Ketika sebuah klien meminta alamat IP kepada server, server akan memberikan paling tidak sebuah alamat IP dan alamat subnet jaringan. DHCP server juga dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa agar memberikan tambahan informasi kepada klien, yang tentunya dapat dilakukan oleh seorang administrator. DHCP Options ini dapat diaplikasikan kepada semua klien, DHCP Scope tertentu, atau kepada sebuah host tertentu dalam jaringan.