Analisis Sifat Fisik Biodiesel

F. Analisis Sifat Fisik Biodiesel

Pengukuran sifat fisik biodiesel hasil transesterifikasi minyak ikan menggunakan kopelarut MTBE bertujuan untuk mengetahui kemiripannya dengan standar sifat biodiesel yang diperbolehkan sehingga dapat diaplikasikan pada mesin diesel. Pengukuran sifat fisik dilakukan dengan metode ASTM untuk biodiesel dan hasilnya dibandingkan dengan standar parameter yang sesuai dengan ASTM dan Dirjen Migas. Hasil pengujian sifat fisik biodiesel dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Data Hasil Pengujian Parameter Fisik Biodiesel

Hasil

Metode ASTM

Dirjen No

Jenis Pemeriksaan Pemeriksaan ASTM Standar

Migas

1 Specific Gravity pada 0,8776 D 1298 Tidak

0,840– 60/60 o F diatur 0,920

2 Viscosity Kinematic 4,356 D 445 1,9 – 6,0 2,3 – 6,0 pada 40 o

C, mm/s

3 Flash Point P.M 182,5 D 93 Min. 130 Min. 100 C.C., o C

4 Cloud Point 12 D 97 Maks. 26 Maks. 26

5 Copperstrip Corrosion 1a D 130 Maks.

Maks. (3 hrs/50 o C) No. 3 No. 3

6 Conradson Carbon

0,078 D 189 Maks.

Maks. Residue, % wt. 0,1 0,1

7 Water Content, % wt. Trace D 95 Maks.

Maks. 0,05 0,05

8 0,091 D 473 Maks.

Maks. Sediment, % wt. 0,05 0,05

1. Pengukuran Kerapatan Relatif (Specific Gravity) Kerapatan relatif adalah perbandingan massa cairan yang mempunyai

volume tertentu pada 15 o C (60

F) dengan massa air murni yang mempunyai volume dan suhu yang sama dengan volume dan suhu contoh. Kerapatan relatif digunakan untuk mengetahui adanya kontaminasi minyak ringan atau berat yang bercampur dalam biodiesel.

Dari hasil pemeriksaan sesuai dengan metode pemeriksaan ASTM D 1298 diperoleh harga 0,8776. Harga tersebut telah memenuhi standar ASTM (tidak diatur) dan Dirjen Migas (min. 0,840 dan maks. 0,920). Hal ini berarti bahwa biodiesel yang dihasilkan tidak terkontaminasi minyak fraksi ringan maupun fraksi berat.

2. Pengukuran Kekentalan Kinematis (Viscosity Kinematic) Kekentalan atau viskositas adalah suatu karakteristik bahan bakar yang penting karena berhubungan dengan sifat pemompaan dan sistem injeksi solar ke ruang bakar. Pelumasan, gesekan antara bagian-bagian yang bergerak dan keausan mesin semua dipengaruhi oleh kekentalan. Bahan bakar dengan nilai viskositas dibawah standar berarti banyak mengandung fraksi ringan, sehingga boros dalam pemakaiannya, walaupun kerja pompa ringan. Sedangkan bila nilai 2. Pengukuran Kekentalan Kinematis (Viscosity Kinematic) Kekentalan atau viskositas adalah suatu karakteristik bahan bakar yang penting karena berhubungan dengan sifat pemompaan dan sistem injeksi solar ke ruang bakar. Pelumasan, gesekan antara bagian-bagian yang bergerak dan keausan mesin semua dipengaruhi oleh kekentalan. Bahan bakar dengan nilai viskositas dibawah standar berarti banyak mengandung fraksi ringan, sehingga boros dalam pemakaiannya, walaupun kerja pompa ringan. Sedangkan bila nilai

Viskositas diukur dari laju alir fluida atau minyak dalam suatu pipa kapiler atau viscometer yang sudah terkalibrasi dan dilakukan secara gravitasi. Hasil pemeriksaan dengan menggunakan metode ASTM D 445 menunjukkan harga 4,356. Harga kekentalan diatas telah memenuhi standar ASTM D 445 (1,9 – 6,0) dan Dirjen Migas (2,3 – 6,0).

3. Pengukuran Titik Nyala (Flash Point) Titik nyala suatu senyawa adalah suhu terendah dimana sejumlah uap minyak bercampur dengan udara dan apabila tersambar api maka minyak akan terbakar. Titik nyala tidak berkaitan langsung dengan unjuk kerja mesin, namun sangat penting sehubungan dengan keamanan dan keselamatan, terutama dalam handling and storage. Titik nyala yang tinggi akan memudahkan penanganan bahan bakar, karena tidak perlu disimpan pada suhu rendah, sebaliknya titik nyala yang terlalu rendah akan membahayakan karena tingginya resiko terjadi penyalaan.

Hasil pemeriksaan titik nyala biodiesel didasarkan pada metode pemeriksaan ASTM D 93 adalah 182,5. Harga diatas telah memenuhi standar

ASTM (min 130 o C) dan Dirjen Migas (min. 100 C), sehingga biodiesel diatas dalam batas aman terhadap bahaya kebakaran selama penyimpan, penanganan

dan transportasi.

4. Pengukuran Titik Kabut (Cloud Point) Titik kabut suatu bahan bakar yang sudah terdestilasi adalah temperatur dimana bahan bakar menjadi berkabut karena kehadiran dari kristal-kristal lilin. Titik kabut sangat dipengaruhi oleh harga salinitas, bila salinitasnya tinggi harga titik kabut cenderung turun. Hasil pengukuran biodisel berdasar metode

pemeriksaan ASTM D 97 adalah 12 o

C. Harga diatas sudah sesuai dengan standar