Desain Campuran Slurry Seal

3.5.1. Penentuan Proporsi Material dalam Campuran Slurry Seal

Penentuan proporsi material berdasarkan spesifikasi gradasi rencana yang ditampilkan pada Tabel 3.1.

Ukuran Saringan (mm)

Batas bawah

Batas atas

Rencana gradasi* )

No.4 (4,75 mm)

No.8 (2,36 mm)

No.16 (1,18 mm)

Global NEST Journal, Vol 9, N.Oikonomou, 2007. Alternative fillers for Use in Slurry Seal. Department Civil Engineering. Aristotle University of Thessaloniki, Greece.

Gambar 3.3. Grafik Gradasi Rencana Campuran Slurry Seal yang digunakan dalam penelitian

Adapun kebutuhan agregat tiap saringan untuk pembuatan benda uji dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Ukuran Saringan (mm)

% Lolos

% Berat Tertahan

% Kumulatif Berat Tertahan

Berat Benda Uji (Gram) Konsistensi

Setting Time ITS 3/8” (9,5 mm)

00 0 00 No.4 (4,75 mm)

17,5 17,5 87,5 175 140 No.8 (2,36 mm)

31 48,5 155 310 248 No.16 (1,18 mm)

Kebutuhan serat abaca dan abu batu dapat dilihat di lampiran A-19

3.5.2. Perhitungan Kebutuhan Aspal Emulsi

Dalam perhitungan kebutuhan Aspal Emulsi dapat menggunakan rumus (Asphalt

Institute, MS

P = (0,05A + 0,1B + 0,5C) x (0,7) dimana :

P = % Kadar aspal residu awal Sesuai Gradasi Rencana pada Tabel 3.1

A = % Agregat Kasar (Tertahan di atas ayakan 2,36 mm) = 48,5 %

B = % Agregat halus (lolos 2,36 mm tertahan 0,075 mm) = 44 %

C = % Filler = 7,5 % Kemudian diestimasi kadar aspal emulsi (KAE) awal terhadap berat total campuran: KAE awal = (P/X)% dimana :

P = % Kadar aspal residu awal

Berdasarkan nilai P = 7,4025 %, sedangkan X = 65 % = 0,65 (diperoleh dari data skunder pemeriksaan CSS-1h), maka KAE = 7,4025 / 0,65 = 11,39 % terhadap berat total agregat.

Adapun kebutuhan aspal emulsi dengan kadar aspal residu yang bervariasi (diambil 6,5 % sampai 8,5 %) seperti Tabel 3.3 berikut ini :

Tabel 3.3. Kebutuhan Aspal Emulsi Berdasarkan Variasi Kadar Aspal Residu

Kadar Aspal Residu (P) (% terhadap berat total agregat)

Kadar Aspal

Emulsi (%)

(KAE= P/X)

Berat Aspal Emulsi untuk Sampel Uji (Gram) Konsistensi

Setting Time

10/100 x 800 = 80 7,0% 7,0/0,65 = 10,8 10,8/100 x 500 = 54

11,5/100 x 800 = 92 8,0% 8,0/0,65 = 12,3 12,3/100 x 500 = 61,5

12,3/100 x 1000 = 123

12,3/100 x 800 = 98,4 8,5% 8,5/0,65 = 13,1 13,1/100 x 500 = 65,5

13,1/100 x 1000 = 131

13,1/100 x 800 = 104,8

Catatan : X = kadar residu dari aspal emulsi

3.5.3. Pembuatan Benda Uji

Langkah awal pembuatan benda uji adalah menentukan gradasi terhadap agregat yang digunakan.Gradasi yang digunakan adalah bersumber dari Direktorat

Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum. Tahap pembuatan benda uji

dibagi menjadi beberapa langkah, yaitu:

1. Tahap I Menimbang agregat sesuai dengan proporsi tiap saringan yang telah dihitung. Presentase filler dan aspal emulsi dihitung dari berat kering agregat.

2. Tahap II Berdasarkan perkiraan kadar residu aspal emulsi (P) dibuat benda uji dengan jenis aspal CSS-1h dengan dua variasi kadar residu aspal di atas P dan dua 2. Tahap II Berdasarkan perkiraan kadar residu aspal emulsi (P) dibuat benda uji dengan jenis aspal CSS-1h dengan dua variasi kadar residu aspal di atas P dan dua

4. Tahap IV Pada tahap ini menentukan kadar air campuran yang sesungguhnya, yaitu kadar air yang memberikan nilai konsistensi optimum campuran. Pada tahap ini mencampur agregat yang sudah melalui pre-wetting + aspal emulsi + variasi kadar air yang memberikan nilai konsistensi. Untuk mengetahui sesuai atau tidaknya, diuji dengan alat kerucut konsistensi sampai menghasilkan penyebaran slurry seal 2-3 cm. Apabila hasilnya tidak sesuai dengan yang disyaratkan, maka kadar air dalam pencampuran dapat dikurangi atau ditambahkan dalam campuran slurry seal tersebut. Dari hasil konsistensi yang telah memenuhi persyaratan, selanjutnya akan dibuat benda uji setting time dan ITS.

5. Tahap V Campuran slurry seal dengan konsistensi optimum kemudian dituang kedalam cetakan. Cetakan setting time dari kayu yang berukuran 152mm x 152mm x 10 mm, sedangkan cetakan ITS menggunakan cetakan mould.

3.5.3.1 Benda Uji Konsistensi

Kebutuhan jumlah benda uji konsistensi dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 3.4. Jumlah Pembuatan Benda Uji Konsistensi

Uji

Komposisi Bahan Campuran (%)*)

Agregat

Abu Batu

Serat Abaca

Kadar Residu Aspal Emulsi* ) 6,5 7 7,5 8 8,5 I 100

0 0 1 camp 1 camp

1 camp

1 camp 1 camp II 100

1 camp 1 camp

1 camp

1 camp 1 camp

3.5.3.2 Benda Uji Setting Time dan Indirect Tensile Strength

Kebutuhan benda uji kohesi dan uji setting time terdiri dari 5 (lima) jenis campuran slurry seal:

1. Campuran slurry seal dengan 0% abu batu dan 0 % serat abaca dengan variasi aspal emulsi 6,5%, 7% , 7,5%, 8% dan 8,5%.

2. Campuran slurry seal dengan 0% abu batu dan 0,3 % serat abaca dengan variasi aspal emulsi 6,5%, 7% , 7,5%, 8% dan 8,5%.

3. Campuran slurry seal dengan 1% abu batu dan 0,3% serat abaca dengan variasi aspal emulsi 6,5%, 7% , 7,5%, 8% dan 8,5%.

4. Campuran slurry seal dengan 2% abu batu dan 0,3% serat abaca dengan variasi aspal emulsi 6,5%, 7% , 7,5%, 8% dan 8,5%.

5. Campuran slurry seal dengan 3% abu batu dan 0,3% serat abaca dengan variasi aspal emulsi 6,5%, 7% , 7,5%, 8% dan 8,5%.

Tabel 3.5. Jumlah Pembuatan Benda Uji Waktu Pemantapan ( Setting Time )

Uji

Komposisi Bahan Campuran (%)*)

Agregat

Abu Batu

Serat Abaca

Kadar Residu Aspal Emulsi* ) 6,5 7 7,5 8 8,5 I 100 0 0 3 camp

3 camp

3 camp

3 camp 3 camp

II 100 0 0,3 3 camp

3 camp

3 camp

3 camp 3 camp

III 100 1 0,3 3 camp

3 camp

3 camp

3 camp 3 camp

IV 100 2 0,3 3 camp

3 camp

3 camp

3 camp 3 camp

V 100 3 0,3 3 camp

3 camp

3 camp

3 camp 3 camp

15 camp 15 camp

Total Uji setting time 75 campuran

*) dihitung terhadap berat agregat

Uji

Komposisi Bahan Campuran (%)*)

Agregat

Abu Batu

Serat Abaca

Kadar Residu Aspal Emulsi* ) 6,5 7 7,5 8 8,5 I 100 0 0 3 camp

3 camp

3 camp

3 camp 3 camp

II 100 0 0,3 3 camp

3 camp

3 camp

3 camp 3 camp

III 100 1 0,3 3 camp

3 camp

3 camp

3 camp 3 camp

IV 100 2 0,3 3 camp

3 camp

3 camp

3 camp 3 camp

V 100 3 0,3 3 camp

3 camp

3 camp

3 camp 3 camp

15 camp 15 camp

Total Uji ITS 75 campuran

*) dihitung terhadap berat agregat