Gambaran Umum Kabupaten Boyolali
A. Gambaran Umum Kabupaten Boyolali
1. Kondisi Geografis
Kabupaten Boyolali merupakan salah satu kabupaten yang berada di Propinsi Jawa Tengah bagian selatan. Kabupaten Boyolali terletak antara 10 22’ – 10 50’ Bujur Timur dan 70 36’ - 70 71’ Lintang Selatan. Kabupaten Boyolali yang mempunyai luas 101.510,1 Ha dan memiliki jarak bentang dari barat ke timur sekitar
48 Km dan dari utara ke selatan sekitar 54 Km. Secara administratif Kabupaten Boyolali terdiri atas 19 kecamatan, yang dibagi lagi atas 262 desa dan 5 kelurahan. Secara geografis, wilayah Kabupaten Sragen berbatasan dengan:
a. Sebelah Utara : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Grobogan
b. Sebelah Timur : Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar, Kota
Surakarta dan Kabupaten Sukoharjo.
c. Sebelah Selatan : Kabupaten Klaten dan Daerah Istimewa Yogyakarta
d. Sebelah Barat : Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang Secara administratif Kabupaten Boyolali terdiri dari 19 Kecamatan.
Kecamatan-kecamatan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 4.1 Daftar Kecamatan di Daerah Boyolali
No
Kecamatan
Luas (Ha)
1 Kecamatan Selo
2 Kecamatan Ampel
3 Kecamatan Cepogo
4 Kecamatan Musuk
5 Kecamatan Boyolali
6 Kecamatan Mojosongo
7 Kecamatan Teras
8 Kecamatan Sawit
9 Kecamatan Banyudono
10 Kecamatan Sambi
11 Kecamatan Ngemplak
12 Kecamatan Nogosari
13 Kecamatan Simo
14 Kecamatan Klego
15 Kecamatan Andong
16 Kecamatan Kemusu
17 Kecamatan Wonosegoro
18 Kecamatan Juwangi
19 Kecamatan Karanggede
Sumber: BPS Kabupaten Boyolali 2009
2. Kondisi Tipografi
Menurut ketinggian dari permukaan laut, wilayang Kabupaten Boyolali dibagi dalam kelompok sebagai berikut:
a. 100 – 400 meter di atas permukaan laut meliputi wilayah Kecamatan Teras, Banyudono, Sawit, Mojosongo, Ngemplak, Simo, Kemusu, Karanggede, dan sebagian Boyolali.
b. 400 – 700 meter di atas permukaan laut meliputi wilayah Kecamatan Boyolali, Mojosongo, Musuk, Ampel, dan Karanggede.
c. 700 – 1000 meter di atas permukaan laut meliputi wilayah Kecamatan Musuk, Ampel, dan Cepogo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
d. 1000 – 1300 meter di atas permukaan laut meliputi sebagian wilayah Kecamatan Cepogo dan Ampel.
e. 1300 – 1500 meter di atas permukaan laut meliputi wilayah Kecamatan Selo.
Keadaan tipografi Kabupaten Boyolali yang bervariasi sangat berpotensi bagi pemerintah Kabupaten Boyolali untuk melakukan pengembangan sektor pertanian, baik sub sektor tanaman bahan makanan maupun sub sektor lainnya. Daerah dataran rendah relatif cocok untuk ditanami tanaman padi dan palawija. Daerah dataran tinggi sangat relatif cocok untuk ditanami tanaman jenis sayur-sayuran (kobis, sawi, dan bayam).
Kabupaten Boyolali juga terletak di sebelah timur Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Secara umum wilayah Kabupaten Boyolali terbagi menjadi empat relief daerah yaitu:
a. Lereng Gunung Merbabu Membentang ke arah Timur, meliputi sebagian besar Kecamatan Ampel.
b. Lereng Gunung Merapi (dari puncak ke kaki gunung) Membentang ke arah Timur, meliputi kecamatan selo, Cepogo, dan Musuk.
c. Daerah Rendah Merupakan daerah terendah di Kabupaten Boyolali, meliputi kecamatan Boyolali, Mojosongo, Teras, Banyudono, Sawit, Sambi, Nogosari, dan Ngemplak.
d. Daerah Berbukit Meliputi daerah sekitar pegunungan kendeng, meliputi kecamatan Simo, Wonosegoro, Klego, Andong, Kemusu, Karanggede, dan Juwangi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Iklim
Iklim di Kabupaten Boyolali termasuk ikilm tropis, sama dengan iklim kota yang berada di Indonesia karena letak negara Indonesia berada di sekitar garis khatulistiwa. Rata-rata curah hujan di Kabupaten Boyolali mencapai sekitar 2000 milimeter / tahun sehingga apabila musim hujan tiba lahan-lahan pertanian tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh air. Ketersediaan air yang memadai dapat menunjang pengembangan komoditi sektor, khususnya sektor pertanian.
4. Sumber Daya Alam
a. Sumber Daya Lahan
Kabupaten Boyolali memiliki empat macam struktur tanah, yaitu:
1) Tanah Lempung atau Tanah Liat Tanah lempung atau tanah liat merupakan golongan tanah yang sulit diolah pada saat musim hujan dan apabila pada saat musim kemarau tanah ini dapat menjadi sangat keras mengakibatkan akar tanaman sulit menembus dan air sulit meresap. Tanaman yang cocok ditanami adalah mahoni. Tanaman mahoni dapat tumbuh pada kondisi tanah yang kurang bagus. Selain itu tanaman ini tidak memerlukan banyak air. Contoh tanaman lain yaitu tanaman jati, turi, dan secang. Struktur tanah ini dapat ditemui di Kecamatan Karanggede dan Simo.
2) Tanah Geluh Tanah geluh merupakan struktur tanah yang bersifat mudah pecah, lembab, dan mudah mengikat air. Struktur tanah geluh dianggap ideal untuk tanaman 2) Tanah Geluh Tanah geluh merupakan struktur tanah yang bersifat mudah pecah, lembab, dan mudah mengikat air. Struktur tanah geluh dianggap ideal untuk tanaman
hias karena memiliki cukup hara dan humus. Struktur tanah ini dapat ditemui di Kecamatan Banyudono dan Sawit.
3) Tanah Berpasir Tanah berpasir merupakan struktur tanah yang mempunyai sifat mudah menyerap air. Resapan air maupun nutrisi yang diserap tidak dapat ditampung dengan baik sehingga menyebabkan tanah ini menjadi cepat kering dan kurang subur. Tanaman yang cocok ditanam adalah kaktus. Struktur tanah ini dapat ditemui di Kecamatan Musuk dan Cepogo.
4) Tanah Berkapur Tanah berkapur merupakan struktur tanah yang mengandung kapur dan menyerap air. Tanaman yang ditanam di atas tanah ini daunnya dapt berubah menjadi kuning dan walaupun tergolong tanah tidak subur, jenis tanah ini dapat ditanami tanaman jati.
b. Sumber Daya Air
Kabupaten Boyolali memiliki sumber air yang cukup banyak yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air penduduk di Kabupaten Boyolali. Sumber air tersebut berasal dari waduk, sungai, dan mata air. Kabupaten Boyolali mempunyai empat waduk, yaitu:
1) Waduk Kedungombo dengan luas 3.536 Ha yang terletak di Kecamatan Kemusu.
2) Waduk Kedungdowo dengan luas 48 Ha yang terletak di Kecamatan Andong
3) Waduk Cengklik dengan luas 240 Ha yang terletak di Kecamatan Ngemplak.
4) Waduk Bade dengan luas 80 Ha yang terletak di Kecamatan Klego.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Selain waduk, Kabupaten Boyolali juga mempunyai sumber air berupa sungai. Sungai-sungai tersebut adalah:
1) Sungai Serang, melewati Kecamatan Kemusu dan Wonosegoro
2) Sungai Cemoro, melewati Kecamatan Simo dan Nogosari
3) Sungai Pepe, melewati Kecamatan Boyolali, Mojosongo, Teras, Banyudono, Sambi, dan Ngemplak
4) Sungai Gandul, melintasi Kecamatan Selo, Cepogo, Musuk, Mojosongo, Teras, dan Sawit Sumber-sumber air yang berupa mata air di Kabupaten Boyolali yaitu berada
di daerah Wonopedut (Kecamatan Cepogo), Pantaran (Kecamatan Ampel), Tlatar (Kecamatan Boyolali), Nepen (Kecamatan Teras), Pengging (Kecamatan Banyudono), dan Mungup (Kecamatan Sawit).
5. Kondisi Demografis
a. Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Boyolali tahun 2009 berdasarkan hasil registrasi penduduk akhir tahun 2009 adalah sebesar 915.171 orang yang terdiri dari 466.481 orang berjenis kelamin laki-laki dan 485.236 orang berjenis kelamin perempuan. Nilai rasio penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan di Kabupaten Boyolali adalah 95,83 dengan kepadatan penduduk sebesar 938 orang, agar lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 4.2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009
Tahun
Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk
51 915,717 938 Sumber: BPS Kabupaten Boyolali 2009, diolah
b. Mata Pencaharian
Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur 10 tahun ke atas. Penduduk usia kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Mereka yang termasuk dalam angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja atau yang sedang mencari pekerjaan, sedangkan bukan angkatan kerja adalah mereka yang bersekolah, mengurus rumah tangga atau melakukan kegiatan lainnya, agar lebih jelas pembagian penduduk usia 10 tahun ke atas yang bekerja berdasarkan lapangan pekerjaan di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel 4.3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 4.3 Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas yang Bekerja Berdasarkan Lapangan Pekerjaan di Kabupaten Boyolali Tahun 2009
Lapangan Pekerjaan
Jumlah (%) Pertanian
30 Pertambangan dan Penggalian
2 Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Bersih 47.352
5 Angkutan dan Komunikasi
7 Keuangan, Persewaan&Jasa Perusahaan
Sumber: BPS Kabupaten Boyolali 2009, diolah Menurut komposisi penduduk usia 10 tahun ke atas sebagian besar mata pencaharian penduduk Kabupaten Boyolali dibidang lain-lain sebesar 309.315 (39%) dan dibidang pertanian sebesar 237.805 (30%), hal ini merupakan potensi wilayah Kabupaten Boyolali yang sebagian besar masih merupakan lahan pertanian. Mata pencaharian terendah penduduk Kabupaten Boyolali adalah bidang industri pengolahan sebesar 1.284 (0%), dan jasa-jasa sebesar 7.223 (0%).
6. Keadaan Ekonomi
Struktur perekonomian menggambarkan peranan atau sumbangan dari masing-masing sektor dalam pembangunan PDRB yang dalam konteks lebih jauh akan memperhatikan bagaimana suatu perekonomian mangalokasikan sumber- sumber ekonomi di berbagai sektor. Peranan atau sumbangan di suatu daerah pasti berbeda-beda tergantung potensi daerah, peran pemerintah, dan pelaku dari masyarakat. Ketiga faktor tersebut harus berjalan secara berkesinambungan untuk Struktur perekonomian menggambarkan peranan atau sumbangan dari masing-masing sektor dalam pembangunan PDRB yang dalam konteks lebih jauh akan memperhatikan bagaimana suatu perekonomian mangalokasikan sumber- sumber ekonomi di berbagai sektor. Peranan atau sumbangan di suatu daerah pasti berbeda-beda tergantung potensi daerah, peran pemerintah, dan pelaku dari masyarakat. Ketiga faktor tersebut harus berjalan secara berkesinambungan untuk
mencapai tujuan pembangunan, karena ketiga faktor tersebut akan mempengaruhi besarnya nilai PDRB dan pendapatan perkapita pada perekonomian daerah tersebut.
a. Struktur Perekonomian
Kabupaten Boyolali memiliki sembilan sektor perekonomian yaitu sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor bangunan/konstruksi, sektor perdagangan, sektor angkutan dan komunikasi, sektor keuangan, sewa, dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. PDRB menurut sektor perekonomian dapat dilihat pada tabel 4.4 dan 4.5.
commit to user
36
Tabel 4.4 PDRB Kabupaten Boyolali Atas Harga Dasar Konstan (AHDK) Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-2009 Tahun Dasar (2000 = 100) Dalam (Rp. 000)
Lapangan Usaha
39.326.363 Industri Pengolahan
666.423.595 Listrik, Gas, dan air Bersih
53.380.709 Bangunan/Konstruksi
971.814.681 1.008.895.320 Angkutan dan Komunikasi
113.005.931 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
Sumber: BPS Kabupaten Boyolali 2009
36
commit to user
Tabel 4.5 PDRB Kabupaten Boyolali Atas Harga Dasar Berlaku (AHDB) Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-2009 DALAM (Rp. 000)
Lapangan Usaha
61.294.070 Industri Pengolahan
944.647.149 1.018.707.487 1.080.339.390 Listrik, Gas, dan air Bersih
83.141.992 Bangunan/Konstruksi
121.8703.883 1.328.865.739 1.458.395.936 1.622.836.139 1.772.356.776 Angkutan dan Komunikasi
204.479.338 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
Sumber: BPS Kabupaten Boyolali 2009
Berdasarkan tabel 4.4 dan tabel 4.5 yang menunjukkan PDRB ADHK (Atas Dasar Harga Konstan) dan PDRB ADHB (Atas Dasar Harga Berlaku) pada tahun 2005-2009 dapat diketahui bahwa sektor pertanian setiap tahunnya memberikan sumbangan yang paling besar terhadap PDRB di Kabupaten Boyolali. Faktor yang mendukung berkembangnya sektor pertanian di Kabupaten Boyolali adalah daerahnya merupakan daerah yang agraris, kemudian dari segi lingkungan fisik seperti struktur tanah, iklim, dan cuaca. Faktor yang lain adalah sumber daya manusia yang bekerja di bidang pertanian tergolong banyak dan daerah yang dijadikan untuk lahan pertanian luas. Sektor pertambangan merupakan sektor yang paling sedikit memberikan sumbangan karena Kabupaten Boyolali memang kurang potensial untuk pengembangan dibidang pertambangan.
b. Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan di suatu daerah. Pendapatan perkapita yang ada di Kabupaten Boyolali pada tahun 2005 sampai 2009 dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Perkembangan PDRB Perkapita Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009
Tahun
PDRB ADHB
PDRB ADHK
Perkapita (Rp. 000)
Perubahan (%)
Perkapita (Rp. 000)
4,36 Sumber: BPS Kabupaten Boyolali 2009 4,36 Sumber: BPS Kabupaten Boyolali 2009
PDRB ADHB adalah jumlah nilai produksi atau pendapatan atau pengeluaran
yang dinilai sesuai dengan harga berlaku yang bersangkutan dan PDRB ADHK adalah jumlah nilai produksi atau pendapatan atau pengeluaran yang dinilai atas harga tetap (harga pada tahun dasar) yang digunakan selama satu tahun. PDRB Kabupaten Boyolali setiap tahun mengalami fluktuasi, dapat diartikan bahwa adanya peningkatan dan penurunan dalam pembangunan di Kabupaten Boyolali. Diketahui pada tabel 4.6 PDRB Kabupaten Boyolali tahun 2005 sebesar Rp. 4.639.506.251, meningkat pada tahun 2006 menjadi sebesar Rp. 5.142.436.034, meningkat pada tahun 2007 menjadi sebesar Rp. 5.708.063.971, meningkat pada tahun 2008 menjadi sebesar Rp. 6.446.546.368, sedang pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi sebesar Rp. 7.270.474.748. Menggunakan harga konstan juga terjadi fluktuasi. Diketahui pada tabel 4.5 PDRB Kabupaten Boyolali mengalami penurunan dari tahun 2006 sampai tahun 2008, dari Rp. 3.601.225.198 menjadi sebesar Rp. 3.899.372.858. Diartikan bahwa belum ada kemajuan dalam pembangunan di Kabupaten Boyolali.
c. Kontribusi Ekonomi
Kondisi perekonomian di Kabupaten Boyolali berdasarkan rata-rata sumbangan sektor usaha terhadap PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 periode 2005-2009 seperti yang tercantum pada tabel 4.5. Diketahui bahwa sektor yang memiliki sumbangan terbesar adalah sektor pertanian dengan nilai rata-rata 34,90%. Sektor ekonomi yang memiliki sumbangan terkecil adalah sektor pertambangan dengan nilai rata-rata 0,87%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 4.7 Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap PDRB Kabupaten Boyolali Atas Dasar Harga Konstan Tahun2005–2009 Tahun Dasar 2000 (%)
Lapangan Usaha
Tahun
Rata- 2005 Rata 2006 2007 2008 2009
Pertanian 36,76 35,84 34,48 34,07 33,34 34,90 Pertambangan
0,90 0,87 Industri Pengolahan
16,32 16,18 16,26 16,37 16,39 16,30 Listrik, Gas, dan Air Bersih
1,34 1,21 Bangunan/Konstruksi
25,97 25,49 25,09 24,92 24,73 25,24 Angkutan dan Komunikasi
Persewaan, dan
6,50 6,43 Jasa Perusahaan
Sumber: BPS Kabupaten Boyolali 2009, diolah Sektor pertanian dari tahun ke tahun mengalami penurunan, dimana pada tahun 2005 sumbangan sebesar 36,76% turun menjadi 35,84% pada tahun 2006, sampai tahun 2009 turun menjadi 33,34%. Mengalami penurunan dipengarui oleh faktor musim, kondisi alam, serangan hama, dan penyakit tanaman. Sektor perdagangan merupakan sektor yang memberikan sumbangan besar setelah sektor pertanian, pada tahun 2005-2009 mengalami penurunan dari 25,97% turun menjadi 24,73%. Sektor ekonomi dengan sumbangan terkecil terhadap perekonomian Kabupaten Boyolali adalah sektor pertambangan dengan rata-rata 0,87%. Memiliki sumbangan terkecil karena masih kesulitan dalam memperoleh bahan baku, khususnya pasir sungai yang cadangan kandungannya sudah menipis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id