ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh: CHRISDEA HARSKUSUMANINGRUM

F1309018

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

commit to user

commit to user

commit to user

commit to user

MOTTO

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4: 13)

“Jangan takut, sebab Aku menyertai engkau, jangan bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”

(Yesaya 41: 10)

“Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.”

(1 Petrus 5: 5, 6)

Do the best and depend on God! (Chrisdea H.)

Never, never, never give up! (Donald Trump)

If you stop dream, you stop think, but don’t be a dreamer! (Anonymous)

The happiest people don’t have everything in her life; she just makes the best of everything that life brings her way.

(Anonymous)

commit to user

PERSEMBAHAN

Ucapan terima kasih penulis persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus penebusku dan sumber kekuatanku.

2. Diriku sendiri sebagai penghargaan atas segala perjuanganku.

3. Papa dan mama tercinta.

4. Yang tersayang.

5. Pembimbing skripsi.

6. Pemimpin rohani.

7. Segenap keluarga besar Harsowihardjo dan Lee.

8. Almamater dan teman-teman seperjuangan di S1 Swadana Transfer 2009.

commit to user

KATA PENGANTAR

Haleluya, Puji Tuhan! Hanya oleh berkat, kasih karunia, dan kemurahan Bapa sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DI INDONESIA” dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk memperkaya pengetahuan dan pengalaman penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas environmental disclosure di Indonesia serta untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana ekonomi jurusan akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis mohon maaf apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca. Kritik dan saran yang membangun dari para pembaca selalu penulis nantikan.

Ucapan terima kasih berikut penulis haturkan atas segala bimbingan, dukungan, doa, kesempatan, dan bantuan yang diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini kepada.

1. Drs. Wisnu Untoro, M. S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Santosa Tri Hananto, M. Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Terima kasih selalu

commit to user

mahasiswa dengan baik.

3. DR. Bandi, M. Si., Ak. selaku Pembimbing Skripsi, terima kasih atas segala didikan, nasehat, dukungan, kesempatan, kepercayaan, kritik, saran, pelajaran-pelajaran berharga dan perhatian yang diberikan selama ini, mohon dimaafkan atas segala kesalahan saya baik yang disengaja maupun tidak disengaja serta dimaafkan atas kegagalan saya dalam proses SNA dan keterlambatan dalam penyelesaian skripsi, berharap Bapak masih berkenan membimbing saya untuk penelitian-penelitian berikutnya.

4. Christiyaningsih Budiwati, S. E., M. Si., Ak., selaku Pembimbing Akademik, terima kasih atas segala saran, didikan, nasehat, dukungan yang diberikan.

5. Seluruh dosen, staf pengajar, staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Untuk Pak Timin, Pak Lardi, Pak Rudi terima kasih atas bantuan yang diberikan.

6. Papa dan mama tersayang, terima kasih atas segala kasih sayang, doa, dukungan moril maupun materil, bimbingan, nasehat, dorongan, semangat sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini, maafkan keterlambatan penyelesaian study saya, berharap papa dan mama tidak terlalu kecewa.

7. Yang tersayang, terima kasih atas segala hal yang baik selama kita bersama, terima kasih untuk kerjasama sebagai kekasih, saudara, sahabat, teman seperjuangan, dan kritikus yang membangun.

8. Pemimpin rohaniku Mas Cucuk, serta Mikha, Anggra, dan saudara-saudariku di dalam Kristus, terima kasih atas segala dukungan doa dan semangat yang diberikan sehingga skripsi ini dapat saya selesaikan.

commit to user

henti-henti bertanya “kapan lulusnya” sehingga saya semangat menyelesaikan skripsi ini, hehehe..

10. Sahabat-sahabatku Ririt, Epin, Nana, Mita, Kridho, JHSmate, saudara- saudaraku yang selalu memberi semangat sehingga skripsi ini dapat saya selesaikan.

11. Teman-teman satu bimbingan, Yudha, Dipsi, Asep, terima kasih untuk support dan kekompakan kita selama ini, senangnya bisa pusing bersama, deg-degan bersama dan berbagi banyak hal dengan kalian. Ayo wisuda bareng!

12. Teman-teman S1 Non-Reguler 2009 Yudha, Mega, Yulia, Andi, Dipsi, Icha, Budhe, dkk (maaf ga bisa sebutin satu-satu bs penuh ntar, hehehe..) terima kasih atas kebersamaan kita selama ini, maafkan atas segala kesalahan, menyenangkan bisa berjuang dan belajar bersama kalian.

13. Seluruh pihak yang telah mendukung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu karena keterbatasan penulis, terima kasih dan semoga Tuhan membalas segala kebaikan yang dinyatakan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap penelitian ini bermanfaat dan dapat dikembangkan di kemudian hari. Terima kasih.

Surakarta, Desember 2011

Chrisdea Hars K.

commit to user

C. Kerangka Konseptual dan Pengembangan Hipotesis ............

23

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................

30

A. Desain Penelitian ...................................................................

30

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .............

31

C. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data .......................

32

D. Metode Analisis Data .............................................................

32

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .....................

38

1. Variabel Dependen...........................................................

38

2. Variabel Independen ........................................................

39

F. Teknik Analisis Data..............................................................

41

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................

43

A. Deskripsi Data ........................................................................

43

1. Seleksi Sampel .................................................................

43

2. Analisis Deskriptif ...........................................................

44

B. Uji Asumsi Klasik ..................................................................

44

1. Uji Multikolonieritas .......................................................

44

2. Uji Autokorelasi ...............................................................

46

3. Uji Heteroskedastisitas.....................................................

47

4. Uji Normalitas ..................................................................

48

C. Hasil Uji Hipotesis dan Pembahasan .....................................

50

1. Uji Koefisien Determinasi ...............................................

50

2. Pengaruh Secara Simultan ...............................................

51

3. Pengaruh Secara Parsial dan Pembahasan Hipotesis .......

52

commit to user

A. Kesimpulan ............................................................................

57

B. Keterbatasan dan Saran ..........................................................

58

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

59 LAMPIRAN

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi ......................

34

4.1 Rincian Sampel ..................................................................................

43

4.2 Hasil Pengujian Analisis Deskriptif ...................................................

44

4.3 Hasil Pengujian Koefisien Korelasi ...................................................

45

4.4 Hasil Pengujian Multikolonieritas .....................................................

46

4.5 Hasil Pengujian Durbin-Watson ........................................................

47

4.6 Hasil Pengujian Glejser......................................................................

48

4.7 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ...........................................

49

4.8 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi .............................................

51

4.9 Hasil Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan .........................

51

4.10 Hasil Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial .............................

52

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ........................................................................

4.3 P-P Plot .............................................................................................

50

DAFTAR LAMPIRAN

commit to user

Lampiran 1

Daftar Perusahaan Sampel

Lampiran 2

Data Perusahaan Sampel

Lampiran 3

Output SPSS

Lampiran 4 Indikator Pengukuran Kinerja Lingkungan Berdasarkan GRI

commit to user

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DI INDONESIA

ABSTRAKSI Chrisdea Harskusumaningrum

F1309018

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pengungkapan lingkungan di Indonesia. Dalam penelitian ini dijelaskan bagaimana setiap faktor mempengaruhi pengungkapan lingkungan melalui pengukuran yang digunakan, seperti: environmental performance yang diproksikan dengan peringkat perusahaan dalam mengikuti program PROPER; rasio NPM (Net Profit Margin), rasio DR (Debt Ratio), rasio ROA (Return On Assets) dan rasio TATO (Total Assets Turnover) yang menunjukkan kinerja perusahaan; karakteristik perusahaan yang diproksikan dengan firm size dan length of listing di BEI; dan nilai perusahaan (firm value) yang diproksikan dengan Tobin’s Q. Penelitian ini mencoba mengembangkan penelitian terdahulu mengenai environmental disclosure di Indonesia yang terbatas pada satu atau dua variabel independen. Beberapa penelitian terdahulu mengenai environmental disclosure di antaranya penelitian: Anggraini (2006), Suratno dkk. (2007), Hapsoro (2009), serta penelitian Suhardjanto dan Choiriyah (2010).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 70 annual report, 70 laporan keuangan (financial report), rasio-rasio keuangan, length of listing di BEI (Bursa Efek Indonesia) dan informasi saham yang diperoleh dari website BEI, website masing-masing perusahaan sampel, ICMD (Indonesian Capital Market Directory ) 2009 dan 2010, serta Press Briefing PROPER 2009 dan 2010 yang dikeluarkan oleh KLH (Kementrian Lingkungan Hidup) Republik Indonesia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa environmental performance dan karakteristik perusahaan mempengaruhi kualitas pengungkapan lingkungan (environmental disclosure). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Suratno dkk. (2006) dan penelitian Al-Tuwaijri dkk. (2004).

Kata Kunci : pengungkapan lingkungan, kinerja lingkungan, kinerja

perusahaan, karakteristik perusahaan.

Ketersediaan Data : www.idx.co.id; Press Briefing PROPER 2009; Press Briefing PROPER 2010; ICMD (Indonesian Capital Market Directory) 2009; ICMD (Indonesian Capital Market Directory) 2010.

commit to user

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DI INDONESIA

ABSTRACT Chrisdea Harskusumaningrum

F1309018

The main purpose of this study is to determine factors influencing the quality of environmental disclosure in Indonesia. It describes how each factor influences the environmental diclosure through the measurement used such as companies’ rank in participating PROPER; net profit margin ratio, debt ratio, return on assets ratio and also total assets turnover that show companies’ performance; companies’ characteristics proxied by firm size and length of listing in BEI; and firm value. The study extends the deficiency of variables in previous research about environmental disclosure in Indonesia, such as Anggraini (2006), Suratno et al. (2007), Hapsoro (2009), also Suhardjanto and Choiriyah (2010).

The sample consists of 70 annual report, 70 financial report, financial ratios, length of listing BEI, and stock information taken from the Indonesian Stock Exchange website, each companies’ website, ICMD (Indonesian Capital Market Directory ) 2009 and 2010 also press briefing PROPER 2009 and 2010 that issued by Ministry of Environment Republic of Indonesia.

The results show that environmental performance and companies’ characteristics influence the quality of environmental disclosure. The result of this research consistent with Suratno et al. (2006) and Al-Tuwaijri et al. (2004) research.

Keywords

: environmental

disclosure, environmental performance, companies’ performance, companies’ characteristics, firm value.

Data Availability : www.idx.co.id; Press Briefing PROPER 2009; Press Briefing PROPER 2010; Indonesian Capital Market Directory 2009; Indonesian Capital Market Directory 2010.

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH Aktivitas perusahaan berkaitan erat dengan permasalahan lingkungan hidup.

Aktivitas perusahaan berbicara tentang penggunaan sumber daya, proses produksi sampai dengan pengeluaran residu berupa limbah. Di Indonesia, akhir-akhir ini mulai dicermati mengenai masalah dampak aktivitas perusahaan terhadap lingkungan karena kurangnya pengelolaan dan perlindungan terhadap lingkungan sekitar perusahaan yang merupakan bagian dari stakeholder (Suhardjanto dan Choiriyah, 2010).

Penelitian mengenai environmental disclosure penting dilakukan di Indonesia mengingat fakta-fakta yang menyatakan permasalahan lingkungan hidup di Indonesia sangat tinggi. Menurut hasil studi McKinsey, Indonesia merupakan penyumbang emisi karbon terbesar ketiga di dunia setelah Amerika dan China. Workshop Carbon Capture Storage juga menyatakan bahwa Indonesia termasuk sepuluh besar penyumbang emisi GRK di dunia (Suhardjanto dan Choiriyah, 2010).

Berdasarkan fakta-fakta tersebut, perusahaan memiliki tanggung jawab lingkungan dengan mengelola limbah perusahaan dengan baik agar tidak mengganggu stakeholder, termasuk di dalamnya lingkungan sekitar perusahaan. Perusahaan berusaha meyakinkan stakeholder bahwa aktivitas perusahaannya tidak mengganggu atau merusak lingkungan hidup dengan jalan mengungkapkan

commit to user

perusahaan (Suratno, Darsono, dan Mutmainah, 2007). Perusahaan berusaha menginformasikan kondisi dan aktivitas perusahaannya melalui pengungkapan wajib dan pengungkapan sukarela. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan (Sembiring, 2005). Pengungkapan lingkungan (environmental disclosure) merupakan komponen pengungkapan sosial yang merupakan pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan (annual report) perusahaan. Suratno dkk. (2007) menyatakan bahwa pengungkapan lingkungan (environmental disclosure ) adalah pengungkapan informasi yang berkaitan dengan lingkungan di dalam laporan tahunan (annual report) perusahaan. Dalam pengungkapan lingkungan, perusahaan menginformasikan kegiatan perusahaan sehubungan dengan pengelolaan lingkungan dan tanggung jawab perusahaan kepada lingkungan yang termasuk dalam stakeholder.

Pengungkapan lingkungan (environmental disclosure) berkaitan erat dengan kinerja lingkungan (environmental performance), kinerja perusahaan, karakteristik perusahaan, dan firm value. Al-Tuwaijri, Christensen, dan Hughes (2003) berpendapat bahwa perusahaan dengan kinerja lingkungan (environmental performance ) yang baik perlu mengungkapkan informasi kualitas dan mutu lingkungan yang lebih dibandingkan dengan perusahaan dengan environmental performance lebih buruk. Dalam hal ini, kinerja lingkungan (environmental performance ) yang baik digambarkan dengan peringkat emas atau hijau dalam

commit to user

dilaksanakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup (KLH). Demikian halnya perusahaan yang memiliki kinerja perusahaan baik, ukuran perusahaan (firm size) besar, dan length of listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) lama, cenderung mengungkapkan informasi lingkungan lebih banyak sebab merupakan nilai plus bagi perusahaan jika mengungkapkan informasi lingkungan yang baik (Suratno dkk., 2007).

Pengungkapan lingkungan (environmental disclosure) dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya: kinerja lingkungan (environmental performance); kinerja perusahaan termasuk di dalamnya profitabilitas, leverage, Return on Assets (ROA), dan Total Assets Turnover (TATO); karakteristik perusahaan termasuk di dalamnya firm size dan length of listing di BEI; serta nilai perusahaan (firm value).

Kinerja lingkungan (environmental performance) menurut Suratno dkk. (2007) adalah kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik (green). Kinerja lingkungan diukur berdasarkan kriteria PROPER sebagai berikut: emas, hijau, biru, merah, dan hitam.

Kinerja perusahaan adalah tolok ukur keberhasilan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya (Sartono, 1990). Beberapa komponen kinerja perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya: profitabilitas, leverage, ROA dan TATO. Bowman dan Haire (1976) menyatakan perusahaan dengan profitabilitas tinggi cenderung mengungkapkan informasi sosialnya, konsisten dengan penelitian Ulmann (1985) dan Hanifa dan Cooke (2005) yang menyatakan semakin baik profitabilitas perusahaan maka semakin baik pula pengungkapannya. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa menurut teori keagenan,

commit to user

informasi karena biaya keagenan perusahaan dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi, namun pendapat ini bertentangan dengan pendapat Belkaoui dan Karpik (1989) bahwa manajemen perusahaan dengan tingkat leverage tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para debtholders.

Karakteristik perusahaan dapat menjelaskan variasi luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan. Karakteristik perusahaan merupakan predictor kualitas pengungkapan (Suhardjanto dan Choiriyah, 2010). Beberapa komponen karakteristik perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: firm size dan length of listing di BEI. Freedman dan Jaggi (2005) menyatakan bahwa semakin besar perusahaan akan semakin banyak aktivitas dan semakin berpengaruh terhadap stakeholder. Perusahaan dengan length of listing muda tanpa adanya pemegang saham yang state diharapkan lebih percaya pada penggalian dana eksternal daripada perusahaan dengan length of listing lama (Barnes dan Walker, 2006) serta memiliki keinginan lebih besar untuk mengurangi skeptisme dan meningkatkan kepercayaan investor (Hanifa dan Cooke, 2002).

Nilai perusahaan (firm value) merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi mengindikasikan semakin tinggi nilai perusahaan. Harga saham merupakan harga yang terjadi pada saat saham diperdagangkan di pasar (Fakhruddin dan Hadianto, 2001). Nilai perusahaan diukur dengan alat ukur Tobin’s Q.

Di Indonesia terdapat beberapa penelitian mengenai environmental disclosure di antaranya: penelitian Anggraini (2006) mengenai pengungkapan informasi

commit to user

laporan keuangan tahunan; penelitian Suratno dkk. (2007) mengenai pengaruh environmental performance terhadap environmental disclosure dan economic performance ; penelitian Hapsoro (2009) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan sukarela dalam informasi keuangan di internet oleh perusahaan Indonesia; serta penelitian Suhardjanto dan Choiriyah (2010) mengenai information gap: demand supply environmental disclosure di Indonesia. Penulis

mengembangkan

penelitian-penelitian

sebelumnya mengenai environmental disclosure dengan mengembangkan faktor-faktor yang mempengaruhi environmental disclosure menjadi delapan variabel independen, yaitu: environmental performance, profitabilitas, leverage, ROA, TATO, firm size, length of listing di BEI, dan firm value. Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu adanya penambahan variabel TATO, length of listing di BEI, dan nilai perusahaan (firm value) dengan menggunakan Tobin’s Q sebagai proksinya seperti dalam penelitian Yuniasih dan Wirakusuma (2009) mengenai pengaruh corporate governance pada hubungan corporate social responsibility dan nilai perusahaan; serta adanya perbedaan tahun pengamatan yaitu tahun 2008 dan tahun 2009. Penambahan variabel TATO dilakukan untuk mengetahui pengaruh kinerja perusahaan (dalam hal ini perputaran aktiva perusahaan) terhadap environmental disclosure. Penambahan variabel length of listing di BEI dilakukan untuk mengetahui pengaruh length of listing perusahaan di BEI terhadap environmental disclosure. Sedangkan penambahan variabel nilai perusahaan (firm value) dilakukan untuk mengetahui pengaruh nilai perusahaan terhadap environmental disclosure, karena sebagian

commit to user

disclosure terhadap nilai perusahaan (firm value). Adanya perbedaan tahun penelitian yaitu tahun 2008 dan tahun 2009 untuk menguji konsistensi dengan penelitian terdahulu, sedangkan pemilihan tahun pengamatan selama dua tahun disebabkan karena keterbatasan data yang dapat diakses penulis dan keterbatasan waktu.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pengungkapan lingkungan (environmental disclosure) di Indonesia, di antaranya: environmental performance; kinerja perusahaan (termasuk di dalamnya profitabilitas, leverage, ROA, TATO); karakteristik perusahaan (termasuk di dalamnya size dan length of listing di BEI); dan nilai perusahaan (firm value) serta untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap pengungkapan lingkungan (environmental disclosure). Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka judul penelitian ini adalah “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DI INDONESIA”.

B. PERUMUSAN MASALAH Di Indonesia terdapat beberapa penelitian mengenai environmental disclosure

namun terbatas pada satu hingga dua variabel independen, di antaranya penelitian Suratno dkk. (2007) mengenai pengaruh environmental performance terhadap environmental disclosure dan economic performance yang menunjukkan bahwa kinerja lingkungan (environmental performace) berpengaruh positif terhadap pengungkapan lingkungan (environmental disclosure); Almilia dan Wijayanto

commit to user

disclosure terhadap economic performance yang menemukan bahwa environmental performance tidak berpengaruh terhadap economic performance dan environmental disclosure berpengaruh terhadap economic performance; serta penelitian Suhardjanto dan Choiriyah (2010) mengenai information gap: demand supply environmental disclosure di Indonesia yang menemukan bahwa leverage berpengaruh terhadap environmental disclosure serta firm size dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap environmental disclosure.

Adanya hasil yang kontradiktif dari beberapa penelitian terdahulu, keterbatasan variabel pada penelitian terdahulu, dan untuk menguji konsistensi dengan penelitian terdahulu mendorong penulis untuk mengembangkan penelitian- penelitian

disclosure dengan mengembangkan faktor-faktor yang mempengaruhi environmental disclosure dengan delapan variabel independen, yaitu: kinerja lingkungan (environmental performance ), profitabilitas, leverage, ROA, TATO, firm size, length of listing di BEI, dan nilai perusahaan (firm value). Oleh karena itu, pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah environmental performance berpengaruh terhadap environmental disclosure di Indonesia?

2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap environmental disclosure di Indonesia?

3. Apakah leverage berpengaruh terhadap environmental disclosure di Indonesia?

commit to user

Indonesia?

5. Apakah TATO berpengaruh terhadap environmental disclosure di Indonesia?

6. Apakah firm size berpengaruh terhadap environmental disclosure di Indonesia?

7. Apakah length of listing di BEI berpengaruh terhadap environmental disclosure di Indonesia?

8. Apakah firm value berpengaruh terhadap environmental disclosure di Indonesia?

C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk.

1. Mengetahui pengaruh environmental performance terhadap environmental disclosure di Indonesia.

2. Mengetahui pengaruh profitabiitas terhadap environmental disclosure di Indonesia.

3. Mengetahui pengaruh leverage terhadap environmental disclosure di Indonesia.

4. Mengetahui pengaruh ROA terhadap environmental disclosure di Indonesia.

5. Mengetahui pengaruh TATO terhadap environmental disclosure di Indonesia.

commit to user

Indonesia.

7. Mengetahui pengaruh length of listing di BEI terhadap environmental disclosure di Indonesia.

8. Mengetahui pengaruh firm value terhadap environmental disclosure di Indonesia.

D. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Dapat memberikan kontribusi berupa pengembangan ilmu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas environmental disclosure di Indonesia.

2. Dapat memberikan kontribusi berupa pemahaman mengenai pengaruh kinerja lingkungan (environmental performance), kinerja perusahaan, karakteristik perusahaan, serta nilai perusahaan (firm value) terhadap environmental disclosure .

3. Bagi kalangan akademisi, penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam literatur penelitian di Indonesia, khususnya di bidang Akuntansi.

4. Dapat bermanfaat sebagai sumber referensi penelitian selanjutnya.

commit to user

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. TELAAH LITERATUR Pada telaah literatur dalam penelitian ini akan dijabarkan mengenai akuntansi

pertanggungjawaban sosial; konsep akuntansi lingkungan; kinerja lingkungan (environmental performance) dan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER); kinerja perusahaan (termasuk di dalamnya profitabilitas, leverage , rasio ROA, dan rasio TATO); karakteristik perusahaan (termasuk di dalamnya firm size dan length of listing di BEI); nilai perusahaan (firm value); serta pengungkapan lingkungan (environmental disclosure).

1. Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial Pertanggungjawaban sosial perusahaan adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasi dan interaksinya dengan stakeholders , yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum (Darwin, 2004). Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan dalam sustainability reporting yaitu pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya dalam konteks pembangunan berkelanjutan (Anggraini, 2006).

Secara umum, International Institute for Sustainable Development (IISD) membagi Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi tiga pilar utama, yaitu pertumbuhan ekonomi (economic growth), pengembangan sosial (social development), dan perlindungan lingkungan atau

commit to user

lingkungan mendapat perhatian cukup besar beberapa waktu ini sebab tuntutan dan tekanan kepada perusahaan agar concern terhadap lingkungan semakin meningkat (Jalal, 2008). Darwin (2004) membagi Corporate Sustainability Reporting menjadi tiga kategori, yaitu: kinerja ekonomi, kinerja lingkungan, dan kinerja sosial. Zhegal dan Ahmed (1991) mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan sosial perusahaan sebagai berikut.

a. Lingkungan, meliputi pengendalian terhadap polusi, pencegahan atau perbaikan terhadap kerusakan lingkungan, konservasi alam, dan pengungkapan lain yang berkaitan dengan lingkungan.

b. Energi, meliputi konservasi energi, efisiensi energi, dan lain-lain.

c. Praktik bisnis yang wajar, meliputi pemberdayaan terhadap minoritas dan perempuan, dukungan terhadap usaha minoritas, dan tanggung jawab sosial.

d. Sumber daya manusia, meliputi aktivitas di dalam suatu komunitas dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan seni.

e. Produk, meliputi keamanan, pengurangan polusi, dan lain-lain. Akuntansi pertanggungjawaban sosial (Social Responsibility Accounting) didefinisikan sebagai proses seleksi variabel-variabel kinerja sosial tingkat perusahaan, ukuran, dan prosedur pengukuran yang secara sistematis mengembangkan informasi yang bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja sosial perusahaan dan mengkomunikasikan informasi tersebut kepada kelompok sosial yang tertarik, baik di dalam maupun di luar perusahaan

commit to user

informasi mengenai sejauh mana organisasi atau perusahaan memberikan kontribusi positif maupun negatif terhadap kualitas hidup manusia dan lingkungannya (Belkaoui, 2000).

Pengungkapan tanggung jawab sosial seperti diungkapkan Sembiring (2005) merupakan data yang diungkapkan oleh perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosialnya yang meliputi tema lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan kerja, lain-lain tentang tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum.

2. Konsep Akuntansi Lingkungan Konsep akuntansi lingkungan berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa akibat tekanan lembaga-lembaga bukan pemerintah dan meningkatnya kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat yang mendesak agar perusahaan-perusahaan menerapkan pengelolaan lingkungan bukan hanya kegiatan industri untuk tujuan bisnis saja (Almilia dan Wijayanto, 2007).

Pada pertengahan tahun 1990-an ketika istilah environmental accounting belum banyak dikenal, hanya beberapa perusahaan yang menerapkan environmental accounting mula-mula dengan mengungkapkan masalah lingkungan. Hal ini berkaitan dengan keterbukaan perusahaan untuk mengungkapkan informasi lingkungan sebagai dampak dari aktivitas industri atau aktivitas bisnis mereka. Namun jumlah perusahaan yang menerapkan environmental accounting meningkat dari 10.4% pada tahun 1998 menjadi 20.9% di tahun 1999, dan 27% di tahun 2000. Dari jumlah

commit to user

accounting dan 34% sedang mempertimbangkan dan akan segera menerapkannya. Hal ini berkaitan dengan dikeluarkannya The Environmental Accounting Guideline yang diterbikan oleh The Environmental Agency yang kemudian berubah menjadi Ministry of Environment (MOE) pada Mei tahun 2000. Kemudian draft ini diperbaiki lagi pada Maret tahun 2002 sebagai Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Lingkungan Edisi 2002 atau yang biasa dikenal dengan Environmental Accounting Guidelines 2002 Edition (Almilia dan Wijayanto, 2007).

Saat ini banyak perusahaan industri dan jasa di dunia yang telah menerapkan environmental accounting. Tujuan penerapan environmental accounting seperti dikemukakan Almilia dan Wijayanto (2007) adalah untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan lingkungan dengan melakukan penilaian kegiatan lingkungan dari sudut pandang biaya (environmental cost ) dan dari sudut pandang manfaat atau efek (economic benefit). Environmental accounting diterapkan oleh berbagai perusahaan untuk menghasilkan penilaian kuantitatif tentang biaya dan efek perlindungan lingkungan (environmental protection).

Saat ini belum ada standar yang baku mengenai item-item pengungkapan lingkungan. Namun beberapa institusi telah mengeluarkan rekomendasi pengungkapan lingkungan, antara lain: Dewan Ekonomi dan Sosial—Perserikatan Bangsa-Bangsa (ECOSOC—PBB), Ernst and Ernst, Institute of Chartered Accountant in England and Wales (ICAEW), dan Global Reporting Initiative (Almilia dan Wijayanto, 2007).

commit to user

Kinerja lingkungan (environmental performance) menurut Suratno dkk. (2007) adalah kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik (green). Environmental performance diukur dari prestasi perusahaan mengikuti program Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) yang diadakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup (KLH). Penelitian Sarumpaet (2005) membuktikan rating PROPER cukup terpercaya sebagai ukuran kinerja lingkungan perusahaan karena kesesuaiannya dengan sertifikasi internasional di bidang lingkungan ISO 14001.

Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) dilaksanakan sejak tahun 2002. Tujuan penerapan instrumen PROPER adalah untuk mendorong peningkatan kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan melalui penyebaran informasi kinerja penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan. Peningkatan kinerja pentaatan dapat terjadi melalui efek insentif dan disinsentif reputasi yang timbul akibat pengumuman peringkat kinerja PROPER kepada publik. Stakeholders akan memberikan apresiasi kepada perusahaan yang berperingkat baik dan memberikan tekanan atau dorongan kepada perusahaan yang belum berperingkat baik. Pelaksanaan PROPER difokuskan kepada perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai berikut: perusahaan yang berdampak besar terhadap lingkungan hidup; perusahaan yang berorientasi ekspor dan produknya bersinggungan langsung dengan masyarakat; dan perusahaan publik (Press Briefing PROPER, 2009).

commit to user

berdasarkan atas kinerja perusahaan dalam memenuhi berbagai persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kinerja perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan yang terkait dengan kegiatan pengelolaan lingkungan yang belum menjadi persyaratan penataan (beyond compliance). Penilaian untuk aspek beyond compliance dilakukan terkait dengan penilaian terhadap upaya-upaya yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (SML), konservasi dan pemanfaatan sumber daya, serta kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) termasuk kegiatan community development (Press Briefing PROPER, 2009).

Penilaian PROPER difokuskan pada penilaian ketaatan perusahaan dalam aspek pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, dan penelolaan limbah B3 serta berbagai kewajiban lainnya yang terkait dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Peringkat kinerja penaatan perusahaan peserta PROPER dikelompokkan dalam 5 (lima) peringkat warna (emas, hijau, biru, merah, dan hitam) dengan 7 (tujuh) kategori (emas, hijau, biru, biru minus, merah, merah minus, dan hitam). Masing-masing peringkat warna mencerminkan kinerja perusahaan. Kinerja penaatan terbaik adalah peringkat emas, selanjutnya hijau, biru, biru minus, merah, merah minus, dan kinerja penaatan terburuk adalah peringkat hitam (Press Briefing PROPER, 2009).

4. Kinerja Perusahaan Kinerja perusahaan adalah tolok ukur keberhasilan perusahaan dalam

commit to user

yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya: profitabilitas, leverage, Return on Assets (ROA) dan Total Assets Turnover (TATO).

Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham (Hackston dan Milne, 1996). Belkaoui dan Karpik (1989) menyatakan bahwa kepedulian terhadap masyarakat (sosial) dilakukan oleh manajemen untuk membuat perusahaan menjadi profitable. Sartono (1996) mendefinisikan profitabilitas sebagai kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, dan modal sendiri. Definisi Sembiring (2005) mengenai profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham.

Leverage adalah komponen yang signifikan dalam menentukan level pengungkapan informasi suatu perusahaan, berdasarkan asumsi bahwa biaya operasional akan lebih tinggi untuk perusahaan dengan leverage tinggi dalam struktur permodalannya (Hapsoro, 2009). Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan (Sembiring, 2005). Leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasinya (Sartono, 1990). Teori keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio leverage yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi, karena biaya keagenan perusahaan dengan struktur permodalan seperti itu lebih tinggi (Jensen dan Meckling, 1976).

commit to user

melakukan pengungkapan yang lebih luas daripada perusahaan dengan rasio leverage yang lebih rendah (Anggraini, 2006). Penelitian lain menyatakan bahwa manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para debtholders (Belkaoui dan Karpik, 1989).

Return on Assets (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan (Sartono, 1990). Pendapat ini konsisten dengan pendapat Hanifa dan Cooke (2005) bahwa ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba serta mengukur tingkat efisiensi operasional perusahaan secara keseluruhan dan efisiensi perusahaan dalam menggunakan harta yang dimilikinya

Total Assets Turnover (TATO) menunjukkan keefektifan perusahaan dalam menggunakan total aktiva untuk menciptakan penjualan dan memperoleh laba (Sartono, 1990).

5. Karakteristik Perusahaan Karakteristik perusahaan dapat menjelaskan variasi luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan, dan karakteristik perusahaan merupakan predictor kualitas pengungkapan (Suhardjanto dan Choiriyah, 2010). Beberapa komponen karakteristik perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: firm size dan length of listing di BEI.

Definisi size diungkapkan oleh Sembiring (2005) sebagai jumlah aktiva (aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva lain-lain), jumlah penjualan,

commit to user

pelaporan keuangan. Firm size menggambarkan ukuran perusahaan. Firm size diukur dengan log total aktiva perusahaan. Total aktiva digunakan sebagai dasar ukuran perusahaan karena total aktiva berisi keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan baik aktiva lancar maupun aktiva tetap sehingga mengambarkan ukuran perusahaan yang sesungguhnya (Suhardjanto dan Choiriyah, 2010).

Perusahaan yang umur listingnya masih muda tanpa adanya pemegang saham yang state lebih percaya pada penggalian dana eksternal daripada perusahaan yang lebih lama umur listingnya (Barnes dan Walker, 2006) dan memiliki keinginan lebih besar untuk mengurangi skeptisme serta meningkatkan kepercayaan investor (Hanifa dan Cooke, 2002). Length of listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dianggap merepresentasikan umur perusahaan, mengingat Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan bursa efek terbesar di Indonesia.

6. Firm Value Perusahaan mengungkapkan informasi dengan tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan (firm value), termasuk di dalamnya penggunaan informasi tanggung jawab sosial perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan firm value (Rustiarini, 2010). Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham merupakan harga yang terjadi pada saat saham diperdagangkan di pasar. Harga saham yang tinggi mengindikasikan semakin tinggi nilai perusahaan (Fakhruddin dan Hadianto, 2001).

commit to user

direspon positif oleh investor melalui peningkatan harga saham, sedangkan perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan dan sosial buruk akan direspon negatif oleh investor melalui penurunan harga saham (Almilia dan Wijayanto, 2007). Nilai perusahaan diproksikan dengan Tobin’s Q.

7. Environmental Disclosure Menurut Suratno, Darsono, dan Mutmainah (2006), environmental disclosure adalah pengungkapan informasi yang berkaitan dengan lingkungan dalam laporan tahunan perusahaan. Definisi lain mengenai environmental disclosure diungkapkan oleh Al-Tuwaijri dkk. (2003) sebagai pengungkapan ukuran dan jenis polusi secara spesifik (emisi gas dan limbah beracun, pencemaran minyak, dan lain-lain) yang berguna bagi investor dalam mengestimasi arus kas di masa mendatang, sedangkan Hadi (2006) menyatakan bahwa environmental disclosure merupakan wujud pertanggungjawaban sosial perusahaan. Identifikasi pelaporan lingkungan meliputi pengendalian polusi, pencegahan atau perbaikan terhadap kerusakan lingkungan, konservasi alam dan pengungkapan lain yang berhubungan dengan lingkungan (Zhegal dan Ahmed, 1991). Terdapat 9 (sembilan) aspek dan 30 (tiga puluh) karakteristik untuk menilai pengungkapan lingkungan (environmental disclosure) berdasarkan Sustainabiliy Reporting Guidelines. Kesembilan aspek tersebut adalah aspek: material; energi; air; biodiversitas (keanekaragaman hayati); emisi, efluen,

jasa; kepatuhan;

pengangkutan/transportasi; dan menyeluruh (GRI, 2010).

commit to user

B. PENELITIAN TERDAHULU Suratno dkk. (2006) sesuai dengan discretionary disclosure theory menyatakan

pentingnya penetapan hubungan antara environmental performance dengan environmental disclosure . Environmental performance yang baik mengurangi pengungkapan biaya-biaya lingkungan masa depan perusahaan. Pengungkapan informasi biaya-biaya lingkungan menjadi berita baik bagi investor demikian pula dengan environmental performance yang baik. Oleh karena itu, perusahaan dengan environmental performance yang baik perlu mengungkapkan informasi kuantitas dan mutu lingkungan yang lebih dibandingkan perusahaan dengan environmental performance lebih buruk. Suratno dkk. (2007) juga menyatakan perusahaan- perusahaan publik di Indonesia belum sepenuhnya menyadari pentingnya kesadaran mengungkapkan informasi-informasi yang bersifat voluntary, perusahaan-perusahaan publik di Indonesia saat ini baru sampai pada batas memenuhi kewajiban yang bersifat mandatory. Tingkat kesadaran ini pun masih dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan. Warga negara Indonesia memiliki karakteristik kesadaran perilaku yang sangat berbeda dengan di negara-negara barat sehingga perlu ditelaah dengan seksama hal mana yang perlu dinyatakan sebagai kewajiban dan hal mana yang dinyatakan sebagai pilihan.

Al-Tuwaijri dkk. (2003) menyatakan environmental disclosure sebagai pengungkapan secara spesifik ukuran polusi dan berbagai jenis polusi (emisi beracun, pencemaran minyak, dan pencemaran lingkungan, dan sebagainya) yang ditemukan investor yang berguna untuk mengestimasi perputaran arus kas di masa mendatang. Al-Tuwaijri dkk. (2003) menemukan hubungan positif antara

commit to user

environmental performance berpengaruh terhadap kuantitas environmental disclosure yang diungkapkan. Hasil ini konsisten dengan discretionary disclosure theory bahwa pelaku lingkungan yang baik percaya bahwa mengungkapkan performance mereka menggambarkan good news bagi para pelaku pasar.

Anggraini (2006) menyatakan bahwa standar akuntansi keuangan di Indonesia belum mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan informasi sosial terutama informasi mengenai tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan, akibatnya yang terjadi dalam praktik perusahaan hanya dengan sukarela mengungkapkannya. Perusahaan akan mempertimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh ketika mereka memutuskan untuk mengungkapkan informasi sosial, bila manfaat yang diperoleh dengan pengungkapan informasi tersebut lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan untuk mengungkapkannya, maka perusahaan akan dengan sukarela mengungkapkan informasi tersebut. Berdasarkan penelitian Anggraini (2006), pengungkapan kinerja lingkungan sangat sedikit disebabkan oleh kurangnya kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dan belum adanya peraturan mengenai tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan.

Belkaoui dan Karpik (1989) menemukan bahwa (1) pengungkapan sosial mempunyai hubungan positif dengan kinerja sosial perusahaan yang berarti bahwa perusahaan yang melakukan aktivitas sosial akan mengungkapkannya dalam laporan sosial, dan (2) menemukan hubungan negatif antara tingkat leverage dengan pengungkapan sosial yang berarti semakin tinggi rasio utang semakin rendah pengungkapan sosialnya karena semakin tinggi tingkat leverage maka semakin besar kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian kredit.

commit to user

dibandingkan laba di masa depan. Supaya perusahaan dapat menyajikan laba yang lebih tinggi, maka perusahaan harus mengurangi biaya-biaya termasuk biaya-biaya untuk mengungkapkan informasi sosial.

Suhardjanto dan Choiriyah (2010) menemukan (1) permintaan yang tinggi terhadap pengungkapan lingkungan hidup (environmental disclosure) oleh broader stakeholders yang terdiri dari environmental groups, akademisi, press, future generation ; (2) terdapat 9 item pengungkapan lingkungan hidup yang tidak diungkapkan perusahaan, dan tingkat pengungkapan lingkungan hidup masih sangat rendah; serta (3) leverage berpengaruh terhadap level pengungkapan lingkungan hidup perusahaan sedangkan size dan profitabilitas yang diukur dengan ROA tidak berpengaruh terhadap environmental disclosure perusahaan.

Penelitian Hapsoro (2009) menemukan (1) pengaruh negatif leverage terhadap voluntary disclosure ; (2) kinerja perusahaan tidak berpengaruh terhadap voluntary disclosure ; (3) size berpengaruh positif terhadap voluntary disclosure; dan (4) profitabilitas berpengaruh positif terhadap voluntary disclosure.

Ingram dan Frazier (1980) tidak menemukan pengaruh yang signifikan antara environmental disclosure dengan environmental performance, konsisten dengan Freedman dan Jaggi (1982); penelitian Wiseman (1982); dan penelitian Freedman dan Wasley (1990); namun Patten (2002) menemukan hubungan negatif antara

environmental disclosure dalam annual report dengan environmental performance . Li, Richardson, dan Thornton (2006) menemukan pengaruh negatif antara environmental disclosure dan environmental performance namun tidak konsisten

commit to user

yang baik mengurangi biaya lingkungan di masa yang akan datang dan pengungkapan informasi ini merupakan good news bagi investor. Perusahaan dengan environmental performance yang baik seharusnya mengungkapkan lebih banyak informasi lingkungan (baik kuantitas maupun kualitas) dibanding perusahaan dengan tingkat environmental disclosure rendah.

C. KERANGKA KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Kerangka teoritis adalah model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana

seorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Sekaran, 2006).

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Kerangka teoritis memberikan dasar konseptual bagi penelitian dan mengidentifikasi jaringan hubungan antarvariabel yang dianggap penting bagi studi terhadap masalah (Sekaran, 2006).

Independent Variable

Dependent Variable

Environmental Disclosure

Environmental Performance

(Kinerja Lingkungan)

Kinerja Perusahaan

1. Profitabilitas 2. Leverage 3. ROA 4. TATO

Karakteristik Perusahaan

1. Size

2. Length of listing di BEI

Firm Value (Nilai Perusahaan)

commit to user

performance , profitabilitas, leverage, ROA, TATO, firm size, length of listing di BEI, dan firm value terhadap environmental disclosure dapat dilihat dalam gambar