METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

Metode deskriptif dapat diartikan sebagai metode yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis. (Tika 1997: 6)

Dalam penelitian analisis ketersediaan sarana dan prasarana SD/MI dan SMP/MTs, penulis menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk menjelaskan persebaran dan pola SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Lasem, ketersediaan sarana dan prasarana di SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Lasem, ketersediaan ruang kelas SD/MI di kecamatan Lasem dan ketersediaan ruang kelas SMP/MTs di Kecamatan Lasem .

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Jawa Tengah. Penelitian dilakukan di daerah ini dengan pertimbangan kurang lengkapnya sarana dan prasarana di sekolah yang merupakan tempat wajib belajar

9 tahun (SD/MI dan SMP/MTs)

2. Waktu Penelitian

Waktu yang diperlukan dalam penelitian ini kurang lebih enam bulan yaitu dari persiapan penelitian sampai penyusunan laporan penelitian. Penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2012 hingga bulan Juni 2012, selengkapnya dapat dilihat di Tabel 2.

2 Pengajuan Proposal

3 Penyusunan Instrumen

4 Pengumpulan Data

5 Analisis data

6 Penyusunan Laporan

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Untuk mengkaji permasalahan penelitian diperlukan suatu pendekatan melalui pemilihan strategi penelitian yang tepat. Strategi penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang dilihat dari sudut pandang keruangan (spasial). Penelitian deskriptif lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun terkadang diberikan interpretasi atau analisis (Tika, 1997: 6).

Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan fakta dan masalah dengan tujuan untuk mengumpulkan sejumlah data dalam waktu bersamaan. Oleh sebab itu jenis penelitian ini adalah deskriptif yang melihat dari sudut pandang spasial sesuai tujuan pengkajian masalah penelitian.

C. Sumber Data

Sumber data merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian, sebab tidak semua data dapat dijadikan bahan penelitian. Untuk mendapat data yang diperlukan dan lengkap perlu instansi atau badan resmi yang berwenang di bidangnya. Instansi yang berwenang mengeluarkan data atau memberikan informasi yang berkaitan dengan sarana dan prasarana sekolah yakni instansi sekolah yang bersangkutan.

Dalam penelitian ini data yang digunakan meliputi data sekunder dan data primer. Tika (1997: 67) mengemukakan bahwa “Data primer adalah data yang Dalam penelitian ini data yang digunakan meliputi data sekunder dan data primer. Tika (1997: 67) mengemukakan bahwa “Data primer adalah data yang

Tika (1997: 67) mengemukakan bahwa “Data sekunder adalah data yang lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instansi di luar diri peneliti sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data yang asli”. Tabel 3. Data dan Jenis Data serta Sumber Data

No

Data

Jenis Data

Sumber

1 Peta Rupabumi Indonesia (RBI) lembar Lasem 1509-142 dan Lembar

Kragan

1509-231

(sumber data)

Sekunder

Bakosurtanal

2 Lokasi SD/MI dan SMP/MTs (koordinat)

Primer

Ploting GPS

3 Penggunaan lahan Kecamatan Lasem (sumber data)

Sekunder Kompilasi RBI, Google Earth

4 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2007.

Sekunder Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

5 Daftar nama SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Lasem.

Sekunder Dinas Pendidikan Kabupaten

Rembang

6 Daftar sarana dan prasarana di SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Lasem.

Primer

SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Lasem.

7 Jumlah siswa dan ruang kelas Sekunder Dinas Pendidikan Kabupaten

Rembang

Populasi adalah himpunan individu atau obyek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas (Tika, 1997: 32). Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi adalah semua individu atau obyek yang menjadi sumber pengambilan sampel yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas.

Penelitian analisis ketersediaan sarana prasarana SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Lasem merupakan penelitian populasi yang berarti seluruh populasi digunakan dalam penelitian ini. Banyaknya populasi bergantung kepada banyaknya jumlah SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Lasem. Jumlah populasi SD/MI sebanyak 32 dan jumlah populasi SMP/MTs sebanyak 8.

Sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi obyek penelitian. Tujuan penentuan sampel adalah untuk mengemukakan dengan tepat sifat-sifat umum dari populasi dan untuk menarik generalisasi dari hasil penyelidikan. Dalam pengambilan sampel harus dipenuhi syarat-syarat utama dalam proses pengambilannya yang berarti sampel yang digunakan harus dapat mewakili populasi yang telah dikemukakan.

Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2010: 124) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus, yakni semua anggota populasi dijadikan sampel. Tujuan pengambilan sampel adalah untuk mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana disetiap sekolah baik di SD/MI dan SMP/MTs.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi dan teknik observasi.

1. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa contoh, transkip, buku, surat kabar, majalah. Teknik dokumentasi merupakan teknik yang memberikan informasi secara tepat dan akurat untuk Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa contoh, transkip, buku, surat kabar, majalah. Teknik dokumentasi merupakan teknik yang memberikan informasi secara tepat dan akurat untuk

2. Teknik Observasi

Observasi merupakan cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan langsung secara sistematik terhadap gejala atau fenomena yang terjadi di lapangan. Teknik observasi digunakan untuk memperoleh data titik koordinat dari masing-masing sekolah dengan menggunakan GPS (Global Positioning System), kemudian data titik koordinat tersebut diplotkan pada Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 1 : 25000 Sheet 1509- 142 lembar Lasem dan Sheet 1509-231 lembar Kragan sebagai peta dasar. Penggunaan checklist diperlukan guna mengecek sarana dan prasarana disetiap SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Lasem.

F. Validitas Data

Untuk meningkatkan validitas dilakukan dengan meminimalkan subyektifitas melalui triangulasi. Triangulasi menurut Moleong dalam Suwandi (2008: 69) adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau perbandingan data itu. Triangulasi metode adalah pengumpulan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Triangulasi yang digunakan peneliti adalah triangulasi sumber, triangulasi sumber adalah cara yang mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data ia wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber yang berasal dari sekolah-sekolah dan instansi-instansi yang terkait dalam penelitian. Sumber data yang berasal dari sekolah baik SD/MI maupun SMP/MTs

SMP/MTs serta Dinas Pendidikan setempat.

G. Teknik Analisis Data

Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2008: 248) bependapat bahwa analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskan, mencari dan menentukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data sekunder dan teknik analisis peta. Teknik analisis data sekunder dengan cara mentabulasi ke dalam bentuk tabel dan grafik maupun peta, kemudian diuraikan dalam bentuk kalimat. Adapun data yang perlu dianalisis adalah :

1. Analisis Distribusi dan Pola Spasial SD/MI dan SMP/MTs Analisis deskripsi spasial dilakukan untuk mengetahui pola distribusi SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Lasem. Analisis deskripsi spasial dilakukan menggunakan parameter tetangga terdekat. Adapun rumus parameter tetangga terdekat menurut Bintarto dan Surastopo Hadisumarno (1979: 75) adalah sebagai berikut:

Jh

Ju T=

Keterangan : T

= Indeks persebaran tetangga terdekat. Ju

= Jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetangganya

yang terdekat.

Jh = Jarak rata-rata yang diperoleh andaikan semua titik mempunyai pola

random.

Jh

P = Kepadatan titik dalam tiap kilometer persegi yaitu jumlah titik (N)

dibagi luas wilayah (A).

mendasarkan pada analisis jarak dengan bantuan peta. Pada rumus tersebut yang dimaksudkan jarak adalah jarak di peta, sehingga data jarak (Ju dan Jh) didapatkan dari pengukuran antara titik sekolah satu dengan sekolah lain di peta. Setelah diketahui angka indek tetangga terdekat, maka angka indek tersebut dimasukkan pada klasifikasi pola persebaran. Adapun jenis pola persebaran yang ditentukan adalah :

T = 0 maka pola persebaran mengelompok. T = 1 maka pola persebaran acak. T = 2,15 maka pola persebaran seragam.

2. Analisis Ketersediaan Sarana dan Prasarana SD/MI dan SMP/MTs Untuk mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana SD/MI dan SMP/MTs menggunakan pedoman dari Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 24 Tahun 2007 mengenai standar sarana dan prasarana Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Dengan menggunakan pedoman tersebut, kelengkapan dan ketersediaan sarana dan prasarana di SD/MI dan SMP/MTs dapat dianalisis.

Dalam penentuan kelas interval tidak ada parameter dalam penentuan kualitas sarana dan prasarana SD/MI dan SMP/MTs maka dari itu peneliti menggunakan rumus penghitungan statistik menurut Sudjana (46: 2002) . Untuk menentukan kelas klasifikasi kualitas sarana prasarana SD/MI yakni : Nilai tertinggi

Nilai terendah

Apabila dibagi menjadi 4 kelas

Kelas I

= sangat memadai

Kelas II

= memadai

Kelas III

= cukup memadai

Kelas IV

= kurang memadai

Sedangkan kelas interval yang digunakan dalam menentukan kualitas sarana dan prasarana SMP/MTs yakni : Nilai tertinggi

Nilai terendah

Apabila di bagi menjadi 4 kelas

Jadi kelas klasifikasinya yakni : Kelas I

= sangat memadai

Kelas II

Kelas III

= cukup memadai

Kelas IV

= kurang memadai

3. Analisis ketersediaan ruang kelas SD/MI

Untuk mengetahui ketersediaan ruang kelas SD/MI di Kecamatan Lasem menggunakan rumus APM (Angka Partisipasi Murni) yang telah dimodifikasi.

Jumlah anak usia SD/MI (7-12 tahun) Ketersediaan ruang kelas =

------------------------------------------------ Jumlah siswa yang dapat ditampung dalam 1 kelas

Rumus di atas merupakan modifikasi dari rumus Angka Partisipasi Murni yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010, yakni: Rumus di atas merupakan modifikasi dari rumus Angka Partisipasi Murni yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010, yakni:

4. Analisis ketersediaan ruang kelas SMP/MTs

Untuk mengetahui ketersediaan ruang kelas SD/MI di Kecamatan Lasem menggunakan rumus APM (Angka Partisipasi Murni) yang telah dimodifikasi.

Jumlah anak usia SMP/MTs (13-15 tahun)

Ketersediaan ruang kelas = ------------------------------------------------

Jumlah siswa yang dapat ditampung dalam 1

kelas (32)

Rumus di atas sama dengan rumus mencari ketersediaan ruang kelas SD/MI yang merupakan modifikasi dari rumus Angka Partisipasi Murni (APM) yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan penjelasan yang memberikan gambaran tentang keseluruhan dari kegiatan persiapan, pengumpulan data, analisis data yang terkumpul, sampai dengan penulisan laporan. Prosedur dalam penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap paling awal dalam sebuah penelitian. Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:

a. Menentukan lokasi dan waktu penelitian

b. Mengamati permasalahan yang ada pada lokasi yang telah ditentukan

c. Survei ketersediaan data

d. Studi pustaka

2. Tahap Penyusunan Proposal

Pada tahap ini merupakan tahap lanjutan dari tahap persiapan, yaitu berupa kegiatan merumuskan permasalahan yang ada ke dalam tulisan berupa proposal penelitian yang terdiri dari pendahuluan, kajian teori dan metodologi penelitian.

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan berupa pengumpulan data melalui studi dokumen dan observasi di lapangan.

4. Tahap Analisis Data

Analisis data merupakan proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan suatu uraian sehingga ditemukan tema. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengelompokkan data untuk kepentingan analisis data, setelah data terkumpul ditabulasi silang untuk mengetahui kecenderungan diantara dua variabel atau lebih, dan setelah diketahui kecenderungannya maka hasil penelitian dijabarkan secara deskriptif.

5. Tahap Penulisan Laporan

Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah tahap penulisan hasil penelitian yang ditulis berdasarkan pada hasil penelitian tentang ketersediaan sarana dan prasarana di tiap-tiap sekolah baik di SD/MI dan SMP/MTs dan dijelaskan pula kelengkapan sarana dan prasarana tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007. Laporan yang ditulis selanjutnya dilengkapi atau disajikan dalam bentuk tulisan, tabel, dan gambar disertai peta daerah penelitian.

Standar sarana dan prasarana SD/MI Standar sarana dan prasarana SMP/MTs

• Checklist

sarana

prasarana SD/MI dan

SD/MI

SMP/MTs

SMP/MTs

• Observasi lapangan • Plotting lokasi

Data Sarana prasarana SD/MI dan