PENINGKATAN PEMBERDAYAAN EKONOMI KERAKYATAN
MISI III PENINGKATAN PEMBERDAYAAN EKONOMI KERAKYATAN
A. Tanaman Pangan dan Hortikultura
Tanaman pangan dan hortikultura di Kabupaten Sorong memiliki potensi untuk dikembangkan dengan ketersediaan dan kesesuaian lahan yang sangat luas. Komoditas tanaman pangan yang dihasilkan Kabupaten Sorong masih sangat rendah dan hanya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat lokal dan belum berorientasi pada pasar di luar Kabupaten Sorong sehingga pendapatan petani belum memadai untuk hidup layak.
Hasil produksi tanaman pangan dan hortikultura untuk Kabupaten Sorong didominasi tanaman padi dan sayur-sayuran seperti kacang panjang, sawi, ketimun, ubi kayu, cabe, dan jenis sayuran lainnya. Untuk tanaman buah-buahan saat ini sudah sangat berkembang dengan hasil produksi yang telah dipasarkan ke luar daerah seperti durian, salak, mangga, rambutan, langsat, dan lain-lain.
Sasaran yang ingin dicapai dalam upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani pertanian tanaman pangan adalah:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014
IV - 16 -
1. Meningkatnya produktivitas hasil pertanian melalui perluasan lahan produktif pertanian dan meningkatnya akses terhadap permodalan melalui pemberian kemudahan kepada petani mendapatkan kredit perbankan;
2. Meningkatnya kualitas petani melalui pelatihan-pelatihan, sekolah lapangan, dan penyuluhan-penyuluhan sehingga semakin banyak petani dengan produktivitas hasil pertanian yang bernilai ekonomi tinggi;
3. Meningkatnya pemanfaatan kembali lahan-lahan tidur dalam upaya perluasan lahan usaha pertanian melalui sosialisasi kepada masyarakat (petani) terutama di daerah pedesaan untuk tidak alih profesi ke sektor modern;
4. Meningkatnya penguasaan teknologi pertanian melalui pemanfaatan peralatan mesin pertanian (alsintan) yang dimiliki baik oleh perorangan maupun kelompok tani dalam upaya meningkatkan hasil produksi ;
5. Terbangunnya pusat pembibitan tanaman pertanian sebagai sarana penyediaan bibit unggul pertanian bagi masyarakat dan petani ;
6. Tersedianya laboratorium penelitian dan pengembangan tanaman pertanian sebagai sarana dalam mendukung pengembangan dan peningkatan kualitas hasil produksi pertanian;
7. Meningkatnya penggarapan kembali lahan-lahan tidur terutama sawah ;
8. Terlaksananya penelitian dan kajian tentang kawasan potensial pertanian, kawasan agropolitan, kawasan kritis, dan kawasan lannya.
B. Peternakan
Revitalisasi sub sektor peternakan merupakan bagian integral dari revitalisasi sektor petanian di kabupaten Sorong yang dilakukan untuk memberdayakan peternak untuk meningkatkan taraf hidupnya sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Sasaran
1. Meningkatnya produksi ternak (sapi, kambing, babi, ayam buras, ayam petelur, ayam pedaging, dan itik) untuk mencapai tujuan peningkatan kualitas SDM melalui pemenuhan protein hewani dengan peningkatan produksi daging dan telur;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014
IV - 17 -
2. Meningkatnya sumber daya peternak melalui pendidikan, pelatihan, magang, dan studi banding dalam meningkatkan usaha peternakan untuk mencapai tujuan peningkatan kemauan dan kemampuan peternak untuk berusaha secara mandiri maupun kelompok;
3. Berkembangnya usaha peternakan yang berorientasi agribisnis untuk mencapai tujuan meningkatnya jiwa wirausaha sejak dini bagi peternak dengan lingkungannya;
4. Meningkatnya usaha peternakan yang saling menguntungkan dengan menggunakan teknologi tinggi dan efisien dengan keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk mencapai tujuan pengembangan usaha peternakan yang bekerja sama dengan pihak lain untuk kemitraan;
5. Meningkatnya pembibitan ternak dengan desa dan pembibitan ternak pemerintah serta penambahan akseptor dalam kegiatan Inseminasi buatan untuk mencapai tujuan peningkatan kualitas dan kuantitas pembibitan ternak desa dan pembibitan ternak pemerintah serta menumbuhkan usaha pembibitan ternak swasta;
6. Pencegahan dan pengobatan ternak besar dan kecil serta ternak unggas untuk mencapai tujuan kesejahteraan masyarakat peternak melalui peningkatan, perbaikan, kesehatan, dan pelestarian lingkungan hidup;
7. Penyidikan penyakit hewan serta penelitian penyakit hewan dan mutu genetik ternak untuk mencapai tujuan peningkatan kualitas dan kuantitas ternak.
C. Perkebunan
Revitalisasi sub sektor perkebunan untuk mendukung pencapaian sasaran, penciptaan lapangan kerja, memberikan kontribusi PDRB, perkembangan produk dan areal perkebunan, peningkatan dalam sektor perdagangan, serta pertumbuhan pembangunan ekonomi daerah di sentra-sentra produksi.
Sasaran
Sasaran akhir revitalisasi sub sektor perkebunan adalah tumbuhnya sistem agribisnis berbasis perkebunan yang berdaya saing, berkelanjutan, dan berkerakyatan, berkeadilan, terdesentralisasi dengan mengkondisikan termanfaatkannya sumber daya
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014
IV - 18 - IV - 18 -
1. Peningkatan pengembangan komoditas perkebunan yang sudah ada dan mempunyai nilai ekonomi tinggi serta mempunyai daya saing di daerah sentra-sentra produksi sehingga dapat meningkatkan produksi dan perdagangan komoditas perkebunan;
2. Mengembangkan komoditi baru bidang perkebunan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan mampu menyerap tenaga kerja baru yang luas seperti kelapa sawit dan pisang Cavendish;
3. Meningkatnya produktivitas perkebunan hingga mencapai produksi potensial;
4. Meningkatnya mutu hasil produk primer milik petani (pekebun) ke arah standar mutu yang sudah ditetapkan (SNI) sesuai permintaan pasaran sehingga daya saing meningkat;
5. Tumbuh dan berkembangnya wilayah-wilayah/sentra ekonomi baru di sekitar perkebunan dan industri jasa seperti transportasi;
6. Menumbuhkan dan memantapkan kelembagaan petani .
D. Kehutanan
Revitalisasi industri kehutanan dimaksudkan agar dapat mendukung pencapaian sasaran yaitu penciptaan lapangan kerja terutama bagi masyarakat yang berada di dalam dan di sekitar lokasi industri, peningkatan kualitas SDM kehutanan dan sektor kehutanan yang mencakup hasil hutan kayu dan hasil hutan non kayu
Sasaran
Sasaran revitalisasi industri kehutanan adalah:
1. Meningkatnya ketrampilan, pendapatan, dan kesejahteraan masyarakat lokal;
2. Terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat lokal (pemilik hak ulayat di sekitar hutan);
3. Meningkatnya kualitas SDM yang mengusahakan hutan;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014
IV - 19 -
4. Terjaganya produktifitas industri;
5. Optimalnya nilai tambah dan manfaat hasil hutan kayu;
6. Terciptanya Hutan Tanaman Industri (HTI) di Provinsi Papua khususnya di Kabupaten Sorong.
E. Perikanan dan Kelautan
Berdasarkan pada potensi SDA yang dimiliki serta semakin banyaknya permintaan akan produk perikanan seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan kesadaran akan arti pentingnya gizi ikan sebagai sumber protein hewani sehingga sektor perikanan dan kelautan tetap dapat menjadi salah satu roda penggerak utama perekonomian daerah.
Sektor perikanan dan kelautan Kabupaten Sorong berpotensi untuk dikembangkan karena didukung dengan potensi lahan (wilayah laut) untuk usaha penangkapan dengan bermacam jenis hasil laut dan lahan budi daya baik perikanan laut maupun perikanan air tawar. Adapun komoditi perikanan tangkap antara lain : ikan dasar, (ikan kakap, ikan ekor kuning) ikan pelagis (tuna, cakalang, kembung, teri, udang dan lain-lain). Komoditi lainnya seperti moluska/kerang-kerangan, rumput laut, dan penyu belimbing, serta terumbu karang sebagai salah satu aset pariwisata yang dapat dikembangkan di masa yang akan datang.
Sasaran
Sasaran akhir dari revitalisasi pada sektor perikanan dan kelautan rata-rata 4,5 persen per tahun dalam periode 2006–2010 terutama dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia nelayan serta pembudidaya ikan dan produksi perikanan.
Adapun sasaran umum yang akan dicapai antara lain :
1. Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan nelayan, pembudidaya ikan, dan petugas teknis dalan mengelola sumber daya perikanan;
2. Meningkatnya produksi perikanan sejalan dengan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan ;
3. Meningkatnya kegiatan pembinaan dan pelatihan kepada kelompok nelayan/pembudidaya ikan;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014
IV - 20 -
4. Tersedianya data potensi perikanan yang akurat pada tiap-tiap distrik;
5. Meningkatnya frekwensi pengawasan sumber daya perairan.
F. Pembangunan Pertambangan dan Sumber Daya Mineral
Sektor sumber daya mineral memegang peranan penting dalam pemerataan pembangunan sehingga pemanfaatannya dilakukan secara berkelanjutan berdasarkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan berdasarkan kemampuan daerah dengan mempertimbangkan ketersediaan cadangan energi dan sumber daya mineral yang terbatas.
Pembangunan pertambangan dan sumber daya mineral dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekologi yang mengacu pada kepribadian bangsa untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri berkeadilan, sejahtera maju dan kukuh, serta kekuatan moral dan etikanya. Upaya peningkatan pemanfaatan potensi sumber daya minyak dan gas bumi, batubara, mineral, panas bumi dan air bawah tanah serta sumber energi yang terbarukan dilaksanakan untuk menghasilkan nilai tambah tinggi untuk membangun daerahnya secara mandiri.
Sasaran
Sasaran pembangunan yang ingin dicapai adalah adalah :
1. Terciptanya keseimbangan antara aspek pemanfaatan sumber daya tambang sebagai modal petumbuhan ekonomi terhadap PDRB;
2. Optimalisasi peran migas sebagai penerimaan daerah guna menunjang pertumbuhan ekonomi;
3. Terjaminnya pasokan migas dan produk-produknya untuk memenuhi kebutuhan lokal;
4. Terselesaikan Undang-Undang Pertambangan sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Pokok – pokok Pertambangan;
5. Meningkatnya perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha seiring dengan masuknya investasi pertambangan dan sumber daya mineral ;
6. Meningkatnya produksi dan nilai tambah produk pertambangan;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014
IV - 21 -
7. Terjadinya alih teknologi dan kompetensi tenaga kerja;;
8. Meningkatnya kualitas industri hilir yang berbasis sumber daya mineral;
9. Meningkatnya keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan;
10. Teridentifikasinya “kawasan rawan bencana geologi” sebagai upaya pengembangan sistem mitigasi bencana;
11. Berkurangnya kegiatan pertambangan tanpa ijin (PETI) dan usaha pertambangan yang merusak dan yang menimbulkan pencemaran;
12. Meningkatnya kesadaran pembangunan berkelanjutan dalam eksploitasi energi dan sumber daya mineral;
13. Tereksploitasinya pertambangan dan sumber daya mineral secara berkelanjutan dengan meminimalis timbulnya pencemaran dan kerusakan lingkungan.
G. Pengembangan Industri Daerah
Pengembangan sektor industri diharapkan dapat meningkatkan iklim investasi dan lebih mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang berkesinambungan (Sustainable Growth) serta dapat menjamin kesinambungan pembangunan daerah (Regional Sustainable Development).
Pengembangan sektor industri di Kabupaten Sorong lebih ditujukan kepada upaya peningkatan pengembangan industri kecil, menengah dan besar, meningkatkan iklim invetasi, peningkatan kualitas SDM, dan peningkatan produk-produk unggulan yang mampu berdaya saing. Upaya meningkatkan investasi ini dimaksudkan guna mendorong sektor riil (modern) yang nantinya dapat menyerap banyak tenaga kerja, disamping mendorong peningkatan eksport non-migas.
Pengembangan sektor industri di Kabupaten Sorong disesuaikan dengan potensi SDA yang ada sehingga dapat dijadikan pasokan bahan baku industri. Secara riil sektor andalan pembangunan industri di Kabupaten Sorong adalah pemanfaatan SDA seperti migas, perikanan, perkebunan, pertanian, kehutanan, dan pertambangan. .
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014
IV - 22 -
Sasaran
Sasaran yang hendak dicapai adalah :
1. Tersedianya infrastruktur ekonomi yang memadai di ibukota Kabupaten (Aimas), Kawasan Industri Arar, dan kawasan produktif pertanian lainnya;
2. Ditetapkannya Kawasan Industri Arar Sorong sebagai Kawasan Ekonomi Khusus
3. Menarik investor untuk menanamkan modalnya melalui kemudahan-kemudahan yang diberikan terutama dalam hal perizinan, menciptakan jaminan keamanan, dan membaiknya perekonomian nasional;
4. Berkembangnya industri kecil (rumah tangga) dan menengah sebagai upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan rakyat;
5. Meningkatnya pemanfaatan hasil produksi industri daerah;
6. Meningkatnya kualitas hasil produksi industri kecil, menengah dan besar;
7. Berkembangnya jaringan pemasaran produk industri kecil, menengah dan besar di pasar lokal, antarpulau, dan mancanegara;
8. Tersedianya lembaga keuangan (bank) baik Pemerintah maupun swasta di Kota Aimas sebagai di ibukota Kabupaten Sorong sehingga dapat berperan sebagai penyedia sumber dana bagi usaha industrui kecil dan menengah melalui fasilitas kredit perbankan;
9. Terlaksananya kerjasama antara Pemerintah Daerah dan Perbankan dalam upaya menjajaki kemungkinan pembiayaan investasi pada usaha-usaha industri yang potensial di Kabupaten Sorong.
H. Peningkatan Perdagangan dan Investasi
Pembangunan sektor perdagangan dan peningkatan penanaman modal daerah diharapkan dapat meningkatkan iklim investasi sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan menjamin kesinambungan pembangunan daerah.
Pengembangan Sektor Perdagangan dan Penanaman Modal Daerah di Kabupaten Sorong lebih ditujukan kepada upaya meningkatkan iklim investasi dan pemberdayaan pelaku ekonomi lokal. Upaya mendorong meningkatnya investasi ini dimaksudkan untuk mendorong sektor riil yang diharapkan nantinya akan dapat banyak menyerap tenaga
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014
IV - 23 - IV - 23 -
Sasaran
Sasaran yang hendak dicapai dalam pengembangan perdagangan dan investasi adalah:
1. Meningkatnya jumlah realisasi investasi sebagai akibat kondusifnya keamanan dan kondisi perekonomian yang membaik;
2. Terjadinya kesepakatan dengan pemilik hak ulayat/hak adat dalam penyediaan lahan (tanah) ;
3. Meningkatnya partisipasi pelaku ekonomi lokal dalam usaha perdagangan sehingga mempercepat perekonomian ;
4. Meningkatnya volume ekspor baik secara kualitas maupun kuantitas;
5. Tersedianya lembaga keuangan (bank) di ibukota Kabupaten Sorong yang berperan sebagai penyediaan sumber dana bagi pelaku ekonomi lokal;
6. Terjalinnya kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sorong dengan perbankan untuk membiayai usaha-usaha potensial;
7. Tersedianya pasar sentral di Kota Aimas dan pasar-pasar di desa di wilayah distrik potensial.
I. Peningkatan Peranan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Peranan usaha koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki potensi yang sangat besar dalam upaya meningkatkan taraf hidup rakyat banyak melalui peningkatan pendapatan. Hal ini ditunjukkan dengan kontribusinya terhadap produksi hasil usaha, khususnya pertanian, jumlah unit usaha produktif, produktivitas pengusaha, dan penyerapan tenaga kerja. Sebagai wadah kegiatan usaha bersama bagi produsen dan konsumen, koperasi diharapkan mampu berperan aktif dalam meningkatkan posisi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014
IV - 24 - IV - 24 -
Kemampuan Koperasi dan UMKM untuk bersaing dengan pelaku ekonomi lain sangat ditentukan oleh dua kondisi utama yang perlu dipenuhi. Pertama, lingkungan internal UKM mesti kondusif, yang mencakup aspek kualitas SDM, penguasaan teknologi dan informasi, struktur organisasi, sistem manajemen, kultur/budaya bisnis, kekuatan modal, jaringan bisnis dengan pihak luar, dan tingkat kewirausahaan (entrepreneurship).
Kedua, lingkungan eksternal harus juga kondusif, yang terkait dengan kebijakan pemerintah, aspek hukum, kondisi persaingan pasar, kondisi ekonomi-sosial- kemasyarakatan, kondisi infrastruktur, tingkat pendidikan masyarakat, dan perubahan ekonomi global. Selain kedua kondisi tersebut, strategi pemberdayaan UKM untuk dapat memasuki pasar global menjadi sangat penting bagi terjaminnya kelangsungan hidup UKM.
Sasaran
Sasaran pembangunan koperasi dan UMKM yang ingin dicapai yaitu :
1. Berkembangnya usaha koperasi dan UMKM;
2. Meningkatnya akses koperasi dan UMKM terhadap sumber daya produktif yang ditandai dengan meningkatnya ketersediaan modal usaha melalui penyediaan bantuan modal usaha;
3. Meningkatnya produktivitas koperasi dan UMKM;
4. Meningkatnya kualitas kelembagaan dan organisasi koperasi yang ditandai dengan meningkatnya kuantitas dan kualitas koperasi dan UMKM;
5. Membaiknya kinerja dan citra koperasi di mata masyarakat;
6. Tersedianya jumlah tenaga pendamping terhadap koperasi dan UMKM yang diikuti dengan meningkatnya SDM yang dimiliki.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014
IV - 25 -
J. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian Lingkungan Hidup
Sumber daya alam dimanfaatkan secara optimal untuk kemakmuran rakyat dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidupnya. Sumber daya alam di Kabupaten Sorong mempunyai potensi yang sangat besar untuk berperan sebagai modal pertumbuhan ekonomi dan sekaligus sebagai penopang sistem kehidupan sehingga sangat diandalkan untuk menggerakkan perekonomian di daerah. Oleh karena itu, kegiatan pembangunan haruslah saling sinergis dan melengkapi dengan pengembangan tata pemerintah yang baik (good goverance) yang berlandaskan pada asas partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas yang mendorong upaya perbaikan pengelolaan SDA dan pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Hasil hutan, hasil laut, perikanan, pertambangan, pertanian, dan perkebunan memberikan kontribusi 11,97 persen dari PDRB Kabupaten Sorong. Atas dasar fungsi tersebut, SDA senantiasa harus dikelola secara seimbang untuk menjamin keberlanjutan pembangunan di Kabupaten Sorong.
Sasaran
Sasaran penanggulangan kemiskinan bagi masyarakat adat/ulayat adalah mengurangnya kemiskinan dan menambahnya penghasilan bagi masyarakat adat ulayat yang berada di dalam dan di sekitar kawasan hutan. Secara rinci sasaran tersebut adalah terpenuhinya kebutuhan sandang, pangan, dan papan serta terjamin dan terlindungnya hak-hak masyarakat adat atau ulayat.
K. Pelestarian Lingkungan Hidup Sasaran
Sasaran pembangunan lingkungan hidup adalah :
1. Terciptanya sistem kewaspadaan dini (early warning system) untuk mengurangi dampak yang mungkin terjadi akibat bencana alam;
2. Pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berlanjut;
3. Meningkatnya upaya pengelolaan dampak dengan mengutamakan perlindungan lingkungan;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014
IV - 26 -
4. Menyediakan sarana pelayanan limbah B3 (Bahan Berbahaya Beracun) bagi kegiatan-kegiatan yang berpotensi mencemari lingkungan;
5. Tersusunnya DAS daerah yang rawan terhadap kerusakan lingkungan, bencana banjir, gempa bumi, dan tsunami;
6. Tersusunnya aturan-aturan daerah yang berkaitan dengan lingkungan dan sistem pendanaan dan tsunami;
7. Meningkatnya koordinasi lingkungan hidup di tingkat nasional;
8. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memelihara SDA dan lingkungan hidup.
VISI IV. PENINGKATAN PEMBANGUNAN KAPASITAS DAERAH DAN PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN DAERAH YANG BERSIH DAN BERWIBAWAH
A. Pemerintahan Umum
Menciptakan tata pemerintahan daerah yang bersih dan berwibawa merupakan upaya untuk mewujudkan tata pemerintahan yang transparan, efektifitas, efisien, menjunjung tinggi supremasi hukum, dan lebih membuka diri terhadap partisipasi masyarakat guna menjamin kelancaran, keserasian, dan keterpaduan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Di era reformasi ini pemerintah dituntut untuk lebih tanggap terhadap tuntutan masyarakat atas partisipasinya dalam kebijakan publik, tuntutan terhadap penerapan tata pemerintahan yang baik, transparan, akuntabel, dan peningkatan kualitas kinerja publik menjadi agenda tuntutan masyarakat yang mutlak diterapkan.
Peningkatan kinerja birokrasi aparatur negara dalam menciptakan pemerintahan yang bersih dan akuntabel merupakan amanah reformasi dan tuntutan seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan aparatur negara yang bersih, akuntabel, dan bebas dari praktek KKN perlu mengefektifkan sistem pengawasan dan audit baik secara internal, eksternal, maupun pengawasan masyarakat guna mengawasi kinerja aparatur pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Sorong.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014
IV - 27 -
Sasaran
Untuk mencapai sasaran pemerintahan yang baik, berwibawa, profesional, dan bertanggung jawab dalam rangka mewujudkan perilaku birokrasi yang efisien dan efektif dalam memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat, maka ditetapkan sasaran yang ingin dicapai antara lain, yaitu :
1. Berkurangnya pelanggaran disiplin yang dilakukan aparatur melalui penegakan sanksi yang tegas terhadap PNS yang melakukan pelanggaran disiplin pegawai;
2. Meningkatnya kinerja aparatur (PNS) dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah ;
3. Tersedianya sarana dan prasarana pemerintahan yang memadai, baik di ibukota kabupaten, tingkat Distrik, maupun kampong;
4. Tertatanya sistem kelembagaan (organisasi) dan ketatalaksanaan (menajemen) di daerah ;
5. Meningkatnya kesejahteraan pegawai negeri sipil;
6. Meningkatnya kualitas pelayanan publik terutama pelayanan dasar, pelayanan umum, dan pelayanan unggulan;
7. Meningkatnya kualitas SDM aparatur;
8. Efektifnya sistem pengawasan terhadap kinerja aparatur;
9. Meningkatnya intensitas dan kualitas pelaksanaan pengawasan serta audit internal dan eksternal .
B. Pemerintahan Desa
Seiiring dengan nuasa reformasi yang berdampak pada seluruh tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara terjadi perubahan struktur organisasi pemerintah desa dan lembaga kemasyarakatan di desa. Untuk menyikapi hal tersebut Pemerintah Kabupaten Sorong telah mengadakan pemekaran kampung, membentuk pemerintahan desa dan membentuk lembaga kemasyarakatan. Namun demikian pemekaran tersbut menimbulkan permasalahan dimana aparat desa dan pengurus lembaga kemasyarakatan tidak dapat bekerja sesuai dengan tujuan perubahan karena kualitas aparat tersebut masih rendah (rata-rata tamatan SD dan sebagian kecil tamatan SLTP).
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014
IV - 28 -
Sasaran
Mengacu pada permasalahan di atas, maka sasaran yang akan dicapai dalam lima tahun mendatang adalah :
1. Meningkatnya kemampuan aparat kampung sebanyak 678 orang ;
2. Meningkatnya kemampuan pengurus Badan Permusyawaratan Kampung sebanyak 565 orang ;
3. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam membangun dirinya sendiri;
4. Meningkatnya partisipasi masyarakat miskin dalam proses pengambilan keputusan.