documentslide.com sistem informasi biro travel
PENDAHULUAN
1. 1 LATAR BELAKANG
Pembangunan daerah merupakan bagian integral sekaligus merupakan penjabaran dari pembangunan nasional. Pembangunan daerah dilakukan untuk mencapai sasaran pembangunan nasional sesuai dengan potensi, aspirasi, dan permasalahan pembangunan di daerah. Kunci keberhasilan pembangunan daerah dalam mencapai sasaran pembangunan nasional secara efisien, efektif, dan merata adalah koordinasi dan keterpaduan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Selain untuk mencapai sasaran pembangunan nasional, pembangunan daerah dilakukan untuk meningkatkan hasil-hasil pembangunan bagi masyarakat secara adil dan merata. Berdasarkan UU Nomor : 25 Tahun 2004 tentang system perencanaan pembangunan nasional, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode satu tahun. Dalam pelaksanaan pembangunan, RKPD menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Anggaran Belanja Pemerintah Daerah (RAPBD). Penyusunan RKPD merupakan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara, Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Sesuai dengan tujuan perencanaan pembangunan, bahwa proses penyusunan perencanaan pembangunan daerah diharapkan dapat mengoptimalkan partisipasi masyarakat, penyusunan RKPD ini didasarkan pada penjaringan aspirasi yang diformulasikan melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tahunan dan memperhatikan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah pada tahun sebelumnya. Lebih lanjut penyusunan RKPD juga diintegrasikan dengan prioritas pembangunan Provinsi maupun Pemerintah Pusat.
RKPD dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Sorong adalah menjembatani antara perencanaan strategis jangka menengah dengan perencanaan dan penganggaran tahunan yang memuat arah kebijakan pembangunan, prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi daerah dan program kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), yang selanjutnya sebagai pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran(KUA), Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 I-1- Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 I-1-
1. 2 DASAR HUKUM PENYUSUNAN
Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar dalam penyusunan RKPD Kabupaten Sorong Tahun 2014 adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151);
2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah . (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
8. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 – 2025.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 I-2-
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
10. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang . (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
11. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Pablik. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4574);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepala Daerah.. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Peyelenggaraan Pemerintahan Daerah. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 I-3-
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014;
23. Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Anggran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2010;
25. Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara, Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012;
28. Peraturan Bupati Kabupaten Sorong tentang Nomor 15 A Tahun 2012 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sorong Tahun 2012-2017.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 I-4-
1. 3 MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 dimaksudkan untuk mewujudkan sinergitas antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan antar wilayah, antar urusan pembangunan, dan antar tingkat pemerintahan serta mewujudkan efisiensi dan efektivitas alokasi sumber daya dalam pembangunan daerah, Serta menjabarkan Visi dan Misi Kepala Daerah.
2. Tujuan Tujuan penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong tahun 2014 adalah sebagai pedoman :
a. Sebagai Pedoman bagi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di dalam melaksanakan berbagai Kegiatan Pembangunan Daerah.
b. Penyusunan KUA dan PPAS Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sorong Tahun 2014.
c. Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Sorong Tahun 2014.
1. 4 SISTEMATIKA DOKUMEN RKPD
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong disusun dalam Sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Memuat Latar Belakang, Dasar Hukum Penyusunan, Maksud dan Tujuan, Sistematika Dokumen RKPD.
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH.
Dalam Bab ini berisikan Visi dan Misi Kepala Daerah Tahun 2012 – 2017 Kabupaten Sorong serta Evaluasi Pencapaian Hasil Kinerja Pembangunan Daerah Kabupaten Sorong Tahun lalu. Sedangkan capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan menguraikan tentang kondisi geografi demografi, pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan pembangunan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 I-5-
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH.
Menjelaskan ekonomi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan tantangan dan prospek perekonomian daerah, tahun lalu dan tahun berjalan, arah kebijakan ekonomi daerah, analisis dan perkiraan sumber-sumber pendanaan daerah serta arah kebijakan keuangan daerah.
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
Menjelaskan arah Kebijakan rencana kerja Pemerintah Daerah, Prioritas Pemba- ngunan Tahun 2014.
BAB V MEMUAT RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2014
Menguraikan hal-hal pokok yang memuat keseluruhan dokumen RKPD , sebagai bagian dari ketegasan Pemerintah Daerah kepada semua pihak dalam memfungsikan RKPD sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.
BAB VI
PENUTUP
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 I-6-
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH.
2. 1 Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati Sorong Periode 2012 - 2017 VISI…
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Sorong yang terpilih menetapkan visi yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2012-2017, yaitu:
“ TERWUJUDNYA TATANAN KEHIDUPAN MASYARAKAT KABUPATEN SORONG YANG SEJAHTERA “ MISI…
Berdasarkan Visi tersebut diatas selanjutnya ditetapkan 6 (enam) Misi Pembangunan yang merupakan komitmen dan pedoman arah untuk pengelolaan pembangunan dan pencapaian pelayanan masyarakat yang dijabarkan sebagai berikut :
1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan mandiri;
2. Meningkatkan tersedianya Infrastruktur dasar yang memadai Ibu Kota Kabupaten dan Ibu Kota Distrik guna mengerakkan perekonomian dan kawasan serta mengurangi keterisolasian daerah;
3. Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Rakyat dan Peningkatan Pendapatan Masyarakat;
4. Meningkatkan ketahanan pangan dan ketersediaan perumahan terutama bagi Masyarakat yang tidak mampu;
5. Mewujudkan Sistem Pemerintah Daerah yang bersih, akuntabel, transparan, responsif, efisien, bertanggung jawab, dan berwibawa;
6. Menciptakan kondisi Aman, Damai, Tertib, dan Tentram dalam Kehidupan Masyarakat;
II - 1 -
2.1.1 Pemerintahan
A. Kondisi Kepemerintahan Komposisi dan Jumlah Wilayah Pemerintahan
Pemerintahan di Kabupaten Sorong merupakan Tulang punggung utama dalam pembangunan hal ini tercermin dari ketergantungan yang sangat besar dari masyarakat dalam mendorong dan menggerakan pembangunan di hampir seluruh sektor kehidupan masyarakat di kabupaten ini. Hal ini tercermin dari masih dominannya peran pemerintah dalam mendorong proses pembangunan yang di tunjang dari APBD yang sangat utama namun dikarenakan Keterbatasan anggaran APBD sehingga sangat di butuhkan Peran dari Swasta. Secara Riil Sektor Swasta masih kurang perannya dalam mendorong proses percepatan pembangunan di kabupaten ini karena itu pemerintah sangat mengharapkan peran dan fungsi pihak swasta dalam hal ini investor agar lebih banyak lagi menanamkan modalnya di kabupaten ini.
B. Struktur Pemerintahan
Kabupaten Sorong dikepalai oleh seorang bupati dan di bantu oleh seorang wakil bupati sebagai kepala daerah, dan ada dua puluh delapan Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD) dan 3 Kepala kantor. Tabel berikut menunjukan jumlah kepala wilayah (distrik, Kalurahan dan Kampung) sekabupaten Sorong.
Tabel. 2.1 Jumlah SKPD dilingkungan Pemerintahan Kabupaten Sorong dan kepala wilayah,
(Distrik, Kelurahan Dan kampung yang ada di kabupaten Sorong .
No Kabupaten Sorong
5 Kecamatan ( Distrik )
6 Kelurahan
7 Kampung/ Desa
Sumber : Sorong Dalam Angka Tahun 2013
II - 2 -
2. 2 Aspek Geografi dan Demografi
2. 2. 1 Batas Administrasi Daerah
Secara administrasi Kabupaten Sorong terletak di bagian Barat Provinsi Papua Barat dengan luas wilayah Kabupaten Sorong setelah pembentukan Kabupaten
Tambrauw ± 13.603,46 Km 0 . Letak geografis Kabupaten Sorong adalah : 130 40’ 49” -
0 0 132 0 13’ 48” Bujur Timur dan 00 33’ 42” – 01 35’ 29” Lintang Selatan. Wilayah administrasi Pemerintah Kabupaten Sorong terdiri dari 19 Distrik, 18 Kelurahan dan
128 Desa/Kampung. Sedang batas administratif Kabupaten Sorong sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Samudera Pasifik dan Selat Dampir
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tambrauw dan Kabupaten Sorong Selatan Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Seram Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Sorong, Kabupaten Raja Ampat.
Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Sorong Selatan dan Kabupaten Raja Ampat di Provinsi Papua, Undang- Undang Nomor 56 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Tambrauw di Provinsi Papua Barat dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabupaten Maybrat di Provinsi Papua Barat.
II - 3 -
A. Luas Wilayah
Kabupaten Sorong mempunyai luas wilayah 13.603,46 Km 2 , yang terdiri dari
2 daratan seluas 8.457,00 Km 2 , dan lautan seluas 5.146,46 Km . Secara administratif Kabupaten Sorong terdiri dari 19 Distrik/Kecamatan, 13 Kelurahan dan 121
Desa/Kampung.
Tabel.2.2
Pembagian Wilayah Administratif Kabupaten Sorong
Tahun 2012
Luas No
432, 89 9 Salawat i
2. 021, 37 14 Salawat i Selat an
Sumber : Sorong Dalam Angka Tahun 2013
II - 4 -
B. Topografi dan Morfologi Wilayah
Dengan batas di sebelah utara dan sebagian bagian selatan adalah laut, yaitu di sebelah utara adalah Samudera Pasifik dan di sebelah selatan adalah Laut Seram, serta di sebelah timur adalah pegunungan Tambrau, maka secara umum bentuk permukaan bumi atau morfologi wilayah Kabupaten Sorong adalah dataran rendah (sebelah barat) dan makin ke timur semakin merupakan pegunungan ataupun dataran tinggi.
Sebagai penjelas bagi bentuk morfologi demikian ini dapat digambarkan profil wilayah Kabupaten Sorong menurut arah utara – selatan yang meliputi potongan :
1. Sorong – Segun,
2. Pulau Dua – Ayamaru
3. Warmandi – Kapar sementara potongan arah barat – timur meliputi:
1. Sorong – Dataran Kebar Manokwari, dan
2. P. Salawati – Klabot. Wilayah Kabupaten Sorong mempunyai ketinggian sejak dari 0 sampai 2.582 meter di
atas permukaan laut (dpl). Dataran rendah dan berawa dengan ketinggian 0 – 100 m dpl. terdapat di bagian barat dan selatan wilayah (sekitar 25 % dari wilayah kabupaten), dan morfologi bergelombang hingga pegunungan dengan ketinggian 100 – 2.582 m dpl. terdapat di bagian utara dan timur (sekitar 60 % dari wilayah kabupaten).
C. Iklim
Kabupaten Sorong memiliki iklim tropis yang lembab dan panas. Berdasarkan data dari stasiun Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Sorong, suhu udara maksimal
0 Kabupaten Sorong adalah 29,7 0 C terjadi dibulan Desember dan suhu minimal 25,6 C terjadi dibulan September. Sedangkan kelembaban udara bervariasi antara 83 – 88 %.
Berdasarkan catatan tahun 2012, curah hujan rata-rata per bulan sebesar 257,1 mm dan banyaknya hari hujan rata-rata sebesar 21 hari. Kejadian hujan terbanyak pada bulan Maret, dengan jumlah hari hujan 26 hari. Intensitas penyinaran matahari rata- rata adalah 48,0 % dan tekanan udara antara 1.008,4 Mbs.
II - 5 -
D. Hidrologi / DAS
Kondisi hidrologi, dilihat dari pola aliran sungai, secara umum terdiri dari sungai- sungai yang mengalir ke utara (Samudera Pasifik) dan ke selatan (Laut Seram), dengan bagian hulu (upstream) adalah di pegunungan bagian tengah dan timur wilayah (kompleks Pegunungan Tamrau dll). Sungai-sungai yang mengalir ke arah utara yang relatif besar antara lain adalah S.Warsamson, S.Mega, S.Kwoor; sementara sungai-sungai lainnya relatif lebih kecil dan pendek, yang selaras dengan posisi pegunungan yang lebih dekat ke bagian utara tersebut. Sungai-sungai yang mengalir ke arah selatan yang relatif besar antara lain adalah Kla Segun, S. Beraur, S.Klabra/Kla Dut, S.Seremuk.
E. Jenis Tanah dan Tekstur Tanah
Jenis tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Sorong, yang diturunkan dari peta jenis tanah Provinsi Papua Barat, yang meliputi berturut-turut : - Brown Forest (Inceptisol) : berada pada perbukitan dan lereng pegunungan di bagian utara wilayah, sekitar pegunungan Tamrau ke utara/ke arah Samudera Pasifik;
- Litosol (Ultisol) dan Lateritik (Oksisol) : terletak di bagian tengah wilayah sampai ke perbatasan dengan Kabupaten Sorong Selatan; - Podsolik (Ultisol) : terletak di bagian tengah ke arah timur (Distrik Klamono dan Beraur bagian Utara); - Rendzina (Molisol) : terletak di bagian tengah (di Distrik Sayosa); - Aluvial dan Gambut : terletak didaratan Pulau Papua dan Pulau Salawati yang
menghadap ke Selat Sele, dan sebagian lagi di daerah aliran Sungai Warsamson bagian utara;
- Tanah Salin atau tanah garaman (salty soils) : terletak dibagian selatan wilayah yang menghadap kelaut Seram, yaitu di Distrik Segun, Beraur dan sedikit Klamono.
Karakteristik tanah dilihat dari aspek tekstur tanah di wilayah Kabupaten Sorong terdiri dari tekstur halus, sedang dan kasar, serta terdapat tanah gambut. Bagian terbesar atau mayoritas tekstur tanah Kabupaten Sorong adalah tekstur halus, sementara tekstur sedang dan kasar relatif kecil. Sementara gambut dominan terletak di bagian selatan wilayah Kabupaten Sorong.
II - 6 -
25 cm, dan 25-50 cm) cenderung terdapat di bagian utara dan timur pada kompleks pegunungan, sementara kedalaman yang relatif lebih besar (50-100 cm 100-150 cm, dan 150 cm lebih) umumnya terdapat dibagian selatan wilayah.
F. Laut dan Pesisir
Terkait dengan letak wilayah Kabupaten Sorong yang relatif dikelilingi oleh laut, kecuali di bagian timur berbatasan dengan darat, maka panjang garis pantai di Kabupaten Sorong yang berada pada pulau utama Pulau Papua dan Pulau Salawati yaitu sekitar 545,31 Km. Sementara panjang garis pantai di bagian utara mulai dari perbatasan dengan Kabupaten Manokwari di gagian timur dan Kota Sorong di bagaian barat yaitu mulai Distrik Abun, Sausapor, Moraid, dan Distrik Makbon, mempunyai panjang gasis pantai sekitar 231,71 Km, dan di bagian selatan sampai ke barat yaitu mulai dari Distrik Beraur, Segun, Seget, Salawati, Mayamuk, dan Distrik Aimas mempunyai panjang garis pantai sekitar 313,60 Km Wilayah laut kewenangan Kabupaten Sorong, yaitu sejauh 4 mil laut dari garis pantai untuk yang berhadapan dengan laut lepas dan berbagi dengan wilayah tetangga untuk yang terdapat pada selat. Luas wilayah laut kewenangan (WLK) tersebut secara total adalah sekitar 725.808 Ha, Ekosistem pesisir Kabupaten Sorong yang utama dapat diidentifikasikan atas 3 karakter ekosistem, yaitu ekosistem estuaria (muara sungai), ekosistem pantai berpasir, dan ekosistem rawa pesisir, yang saling terkait atau terintegrasi membentuk ekosisitem pesisir. Ekosistem muara ditemui pada muara-muara sungai baik yang megalir ke utara maupun yang mengalir ke selatan. Ekosistem pantai berpasir dominan terletak di bagian utara yang menghadap ke Samudera Pasifik, yang pada beberapa tempat terdapat beting karang di hadapannya. Pada ekosistem ini terdapat potensi wisata alam pantai. Ekosistem rawa pesisir dominan terdapat di bagian selatan wilayah yang menghadap ke Laut Seram dan Selat Sele, yang ditandai oleh sebaran hutan rawa pesisir pada jenis tanah salin, yang sebagian di antaranya merupakan bakau (mangrove).
2.2.2 Kondisi Demografis
Berdasarkan data Proyeksi Penduduk dan Kepadatannya menurut Kecamatan pada tahun 2012, Kabupaten Sorong memiliki total luas daerah 13.603,46 km ² , total jumlah penduduk sabanyak 73.642 orang dan kepadatan penduduk total per-km ² 0,19, untuk rincian per-Distruk dapat dilihat pada tabel berikut:
II - 7 -
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Kabupaten Sorong dan Kepadatannya menurut Distrik
Distrik
Luas Daerah
Laki-laki
Perempuan
Jumlah Kepadatan Penduduk
per Km² District
Area (Km²)
Population
Population
Population Density Sq- Km
2.085 1,09 Selatan 15. Aimas
Jumlah / Total
Sumber : Sorong Dalam Angka Tahun 2013
Penduduk merupakan faktor yang sangat dominan dalam proses pembangunan. Penduduk memegang dua peranan sekaligus dalam proses pembangunan, yaitu sebagai subyek dan obyek pembangunan.
Sumber daya alam yang tersedia tidak akan mungkin dapat dimanfaatkan tanpa adanya peranan dari manusia. Dengan adanya manusia, sumber daya alam tersebut dapat dikelola untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi diri dan keluarga secara berkelanjutan. Besarnya peran penduduk tersebut maka pemerintah dalam menangani masalah kependudukan tidak hanya memperhatikan pada upaya pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk saja tetapi lebih menekankan ke arah perbaikan kualitas sumber daya manusia.
II - 8 - II - 8 -
Kabupaten Sorong mempunyai penduduk sebanyak 73.642 jiwa, yang terdiri dari 39.110 jiwa penduduk laki-laki dan 34.532 jiwa penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Sorong tahun 2012 adalah 113,26 atau dengan kata lain bahwa untuk setiap 100 penduduk perempuan, terdapat 113 penduduk laki-laki.
A. Suku - suku di Kabupaten Sorong
Penduduk Kabupaten Sorong, seperti halnya dengan Kota Sorong tetangganya secara sosial budaya terdiri atas penduduk asli dan penduduk pendatang.
Penduduk asli di Kabupaten Sorong dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu : Suku Moi, terdiri dari suku : Klabra, Karon, Madik, Kebar, Keboro, dan Yaun,
yang tersebar di Distrik Feet, Abun, Sausafor, Moraid, Makbon, Aimas, Salawati, Seget, Segun, Beraur, Klamono, dan Distrik Sayosa;
Suku Maibrat, terdiri dari : suku Meimere/Make, Meite, dan Meimaru, yang tersebar di Distrik Aimas dan Salawati;
Suku Inanwatan, terdiri : dari suku Mate Mani, suku Puragi, Oderau, Kaiso, dan Samaun, yang tersebar di Distrik Aimas dan Salawati;
Suku Tehit, terdiri dari suku Sawiat, dan Ogit, yang tersebart di Distrik Aimas daan Salawati;
Sementara penduduk pendatang berasal dari 2 kelompok utama, yaitu transmigran dan bukan transmigran yang sekarang berdomisili di Kabupaten Sorong dimana:
Penduduk transmigran telah bermukim sejak sekitar 1980-an, yang bermukim di distrik-distrik yang berada di sekitar ibukota kabupaten, yaitu Aimas, Mayamuk, Salawati, dan Klamono. Mereka ini berasal dari Pulau Jawa yang akrab dengan pertanian, khususnya pertanian lahan basah, sehingga permukiman mereka ini berhampiran dengan lahan pertanian berupa sawah dan di luar itu ada kebun atau kebun campuran.
II - 9 - II - 9 -
B. Kesejahteraan Sosial
Penduduk merupakan faktor yang sangat dominan dalam proses pembangunan. Penduduk memegang dua peranan sekaligus dalam proses pembangunan, yaitu sebagai subyek dan obyek pembangunan.
Sumber daya alam yang tersedia tidak akan mungkin dapat dimanfaatkan tanpa adanya peranan dari manusia. Dengan adanya manusia, sumber daya alam tersebut dapat dikelola untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi diri dan keluarga secara berkelanjutan. Besarnya peran penduduk tersebut maka pemerintah dalam menangani masalah kependudukan tidak hanya memperhatikan pada upaya pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk saja tetapi lebih menekankan ke arah perbaikan kualitas sumber daya manusia.
Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi potensi dan mendatangkan manfaat yang besar bila memiliki kualitas yang baik, namun besarnya jumlah penduduk tersebut dapat menjadi beban yang akan sulit untuk diselesaikan bila kualitasnya rendah.
Informasi kependudukan yang baik sangat diperlukan dalam menunjang ke arah pembangunan manusia yang berkualitas.
a. Jumlah dan Komposisi Penduduk
Berdasarkan hasil Proyeksi Penduduk keadaan Juni tahun 2012, Kabupaten Sorong mempunyai penduduk sebanyak 73.642 jiwa, yang terdiri dari 39.110 jiwa penduduk laki-laki dan 34.532 jiwa penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Sorong tahun 2012 adalah 113,26, atau dengan kata lain bahwa untuk setiap 100 penduduk perempuan, terdapat 113 penduduk laki-laki.
Komposisi penduduk Kabupaten Sorong menurut struktur umur dan jenis kelamin dapat digambarkan dengan lebih jelas oleh piramida penduduk. Dengan piramida penduduk kita juga dapat melihat tingkat perkembangan penduduk pada setiap kelompok umur dan jenis kelamin. Gambar 2.1 menunjukkan piramida penduduk Kabupaten Sorong pada tahun 2012.
II - 10 -
“penduduk muda”. “Penduduk muda” digambarkan oleh bentuk piramida penduduk dengan alas yang besar dan mengecil dengan cepat pada kelompok umur berikutnya, serta puncak piramidanya lancip pada kelompok umur 65 tahun ke atas. Sebaliknya piramida “penduduk tua’ mempunyai alas yang relatif tidak lebar dan perlahan-lahan berkurang pada kelompok umur berikutnya serta puncaknya tumpul.
Gambar 2.1
Piramida Penduduk Kabupaten Sorong Tahun 2012
Sumber:
BPS
Kab.Sorong, Proyeksi Penduduk
Penduduk usia produktif (15 – 64 tahun) merupakan suatu modal penting dalam pelaksanaan pembangunan di segala sektor. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk keadaan Juni 2012, sebanyak 61,02 persen penduduk Kabupaten Sorong merupakan penduduk usia produktif, dan sisanya, yaitu 38,98 persen merupakan penduduk usia non-produktif (0 -14 tahun dan 65 tahun ke atas). Untuk usia produktif masih didominasi oleh penduduk laki-laki. Sebanyak 54,72 persen dari penduduk usia produktif adalah penduduk laki-laki. Sedangkan 45,28 persen dari penduduk usia produktif adalah penduduk perempuan.
Implikasi dari struktur penduduk muda adalah besarnya persentase penduduk yang bersiap memasuki batas penduduk usia kerja (economically active population) dan besarnya rasio ketergantungan (dependency ratio). Batas bawah usia kerja di Indonesia adalah umur 15 tahun. Setelah memasuki usia tersebut maka mereka disebut sebagai penduduk usia kerja. Penduduk usia kerja dibagi menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja (sekolah, mengurus rumah tangga dan melakukan kegiatan lainnya).
II - 11 - II - 11 -
Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu daerah apakah tergolong daerah maju atau daerah yang sedang berkembang. Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Gambar 2.2
Rasio Ketergantungan menurut Jenis Kelamin
Kabupaten Sorong Tahun 2012
Lk+Pr
Sumber: BPS Kab.Sorong, Proyeksi Penduduk
II - 12 -
Kabupaten Sorong mencapai 63,87 persen. Artinya dari 100 orang yang masih produktif (15-64 tahun) harus menanggung beban hidup sekitar 64 orang yang belum produktif (0-14 tahun) dan tidak produktif (65 tahun keatas). Jika dilihat dari sisi gender, maka rasio ketergantungan dari penduduk perempuan lebih tinggi daripada penduduk laki-laki.
b. Sebaran Penduduk
Luas wilayah Kabupaten Sorong mencapai 13.603,46 km 2 , atau sekitar 14% dari total luas wilayah Provinsi Papua Barat. Luas wilayah Kabupaten Sorong terdiri dari
daratan seluas 8.457.10 km 2 (62,17 %) dan lautan seluas 5.146,36 km (37,83 %). Sekitar 74% dari wilayah daratan Kabupaten Sorong adalah hutan.
Kecenderungan seseorang untuk memilih suatu wilayah tertentu sebagai tempat tinggalnya biasanya ditentukan oleh pertimbangan kemudahan seseorang untuk dapat mengakses kebutuhan hidupnya, dalam hal ini dalam kaitannya untuk mendapatkan sandang pangan.
Hal ini akan mengakibatkan persebaran penduduk yang terpusat pada daerah- daerah yang potensial secara ekonomi. Persebaran penduduk Kabupaten Sorong terpusat di daerah-daerah yang berdekatan dengan pusat pemerintahan dan dengan perusahaan-perusahaan yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Persebaran penduduk Kabupaten Sorong yang tidak merata diperlihatkan pada Kepadatan penduduk terkonsentrasi di beberapa distrik. Sebaran penduduk yang tidak merata mengindikasikan kegiatan perekonomian terpusat di wilayah tertentu.
Distrik Aimas yang merupakan ibu kota Kabupaten Sorong memiliki kepadatan penduduk terpadat, yaitu 97 jiwa/km 2 . Sebagai distrik yang menjadi pusat kegiatan
ekonomi dan pemerintahan di Kabupaten Sorong, tentunya akan menjadi daya tarik bagi para imigran untuk tinggal dan menetap di distrik ini. Distrik dengan penduduk
terpadat ke dua adalah Distrik Mariat, dengan kepadatan penduduk 94 jiwa/km 2 . Kepadatan penduduk dari ke dua distrik ini hampir sama. Hal ini dapat dijelaskan
bahwa Distrik Mariat merupakan distrik pemekaran dari Distrik Aimas, sehingga Distrik Mariat mempunyai akses ke pusat-pusat kegiatan ekonomi yang relatif mudah untuk dijangkau. Distrik Mayamuk merupakan distrik ke tiga terpadat penduduknya, yaitu 47
jiwa/km 2 . Sedangkan Distrik Salawati, Moisegen dan Klamono mempunyai kepadatan penduduk antara 10 sampai 18 jiwa/km 2 .
II - 13 -
Klaso, Salawati Selatan, Klayili, Sayosa, Maudus dan Segun mempunyai kepadatan penduduk di bawah 5 jiwa/km 2 . Secara keseluruhan, kepadatan penduduk Kabupaten
Sorong pada tahun 2012 hanya mencapai 5 jiwa/km 2 .
Gambar 2.3
Kepadatan Penduduk Kabupaten Sorong menurut Distrik, 2012
Kab.Sorong
Salawati Selatan
Sumber: Proyeksi Penduduk dan Kab.Sorong Dalam Angka, 2012
II - 14 -
2.3 Aspek Kesejahteraan Masyarakat dan Potensi Unggulan Daerah
2.3.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
A. PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian Kabupaten Sorong tahun 2008-2012 mengalami fluktuasi pertumbuhan. Pada tahun 2008 laju pertumbuhan ekonomi yang tercipta sebesar 4,98 persen, namun di tahun 2009 dan 2010 melambat menjadi 4,60 persen dan 2,47 persen. Di tahun 2012 perekonomian Kabupaten Sorong juga mengalami kecenderungan melambat setelah sebelumnya di tahun 2011 mengalami percepatan pertumbuhan. Laju pertumbuhan ekonomi yang tercipta pada tahun 2012 sebesar 2,29 persen sedangkan laju pertumbuhan tahun 2011 sebesar 6,86 persen.
Grafik 2.1.
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sorong (persen) 2008 – 2012,
dapat dilihat melalui Kurva dibawah ini :
Sumber :Statistik Kab.Sorong 2012
Pada tahun 2012, pertumbuhan tertinggi sebesar 12,17 persen dicapai oleh sector bangunan. Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian menjadi sektor dengan pertumbuhan terendah yaitu hingga -1,35 persen. Pada tahun 2011 sektor pertambangan dan penggalian justru mengalami percepatan dengan pertumbuhan sebesar 8,80 persen. Turunnya pertumbuhan sektor ini dipicu oleh turunnya pertumbuhan subsektor pertambangan migas menjadi -1,53 persen.
II - 15 -
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sorong Menurut Lapangan Usaha (persen) 2009- 2012.
4,41 4,27 2 Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik dan Air Bersih
Perdagangan Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan Jasa
12,61 8,91 Jasa - jasa
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kab.Sorong
B. PDRB per Kapita
PDRB per kapita adalah besaran kasar yang menunjukkan tingkat kesejahteraan penduduk di suatu wilayah pada suatu waktu tertentu. PDRB per kapita diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun di wilayah tersebut. PDRB per kapita Kabupaten Sorong atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 meningkat 2,47 persen terhadap tahun 2011, yaitu dari 93,0 juta rupiah menjadi 95,3 juta rupiah. Sedangkan PDRB per kapita atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan nilai PDRB per kapita secara riil. Pada tahun 2012 PDRB per kapita Kabupaten Sorong sebesar 27,3 juta rupiah atau meningkat 1,78 persen terhadap PDRB perkapita tahun 2011.
Tabel 2.5 Nilai dan Laju pertumbuhan PDRB Perkapita Kabupaten Sorong 2008-2012
Tahun
Atas Dasar Harga Berlaku
Atas Dasar Harga Konstan
II - 16 -
2.3.2 Potensi Unggulan Daerah
A. Pertanian
Luas panen dan produksi padi di Kabupaten Sorong masing-masing 1.716 Ha dan 6.487 Ton. Rata-rata produksi padi adalah 3.78 Ku/Ha.Ini menunjukan adanya penurunan bila dibanding tahun - tahun sebelumnya. Daerah panen padi terluas yaitu Distrik Salawati dengan produksi 4.762 Ton. Sedangkan untuk komoditas jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau tercatat mengalami fluktuasi yang berbeda-beda.
Produksi buah-buahan rata–rata mengalami kenaikan bila dibanding tahun sebelumnya. Adapun jenis buah-buahan tersebut yaitu pisang, nanas, alpokat, mangga, rambutan, duku, jambu air, jambu biji, pepaya, salak, jeruk besar dan nangka.
Tabel 2.6 Luas Panen dan Produksi Hasil Pertanian
Tahun 2010 No Jenis Komoditi
LP Prod
5 UBI KAYU
6 UBI JALAR
Sumber: BPS Kabupaten Sorong, 2012
B. Peternakan
Populasi jumlah ternak Sapi pada tahun 2011 sebanyak 17.970 ekor. Populasi terbesar berada di Distrik Salawati dan Salawati Timur. Peningkatan produksi ternak sapi ini berlawanan dengan populasi ternak Kambing PE dan babi. Populasi ternak Kambing PE terbesar berada di Distrik Mariat sedang Populasi ternak babi terbesar berada di Distrik Aimas.
II - 17 -
Produksi daging ternak sapi tahun 2011 mencapai 690.162 kg, sedangkan untuk produksi daging kambing PE mencapai 3.360,26 kg. Produksi daging ternak babi 11.150 kg disamping itu terdapat juga produksi telur unggas (ayam buras, ayam ras petelur, dan itik) yang juga mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya.
Tabel 2.7
Populasi dan Produksi Daging Ternak Kabupaten Sorong
Tahun 2010-2011
Produksi Daging (Kg ) No
Populasi (ekor )
Jenis Ternak
1. Sapi Potong
2. Kambing potong
3. Kambing PE
4. Ayam Buras
5. Ayam Ras Petelur
6. Ayam Ras Pedaging
11.150 Sumber : Dinas Peternakan, diolah
Perkembangan produksi telur di Kabupaten Sorong rata-rata mengalami peningkatan (tabel 2.8).
Tabel 2. 8 Produksi Telur Tahun 2010-2011
Telur ( Kg )
No
Jenis Ternak
1 Ayam Buras
2 Ayam Ras Petelur
Sumber : Dinas Peternakan, diolah
C. Perikanan dan Kelautan
Potensi Perikanan di Kabupaten Sorong terdiri dari potensi perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Adapun komoditi perikanan tangkap antara lain ikan cakalang, ikan tuna, teri, kembung, tenggiri, kakap, ekor kuning, samandar, udang, teripang dan lain-lain.
II - 18 - II - 18 -
Secara umum pengelompok sumberdaya perikanan dan kelautan terbagi atas kelompok ikan pelagis yang habitatnya disekitar permukaan seperti ikan cakalang, tuna,teri,kembung,selar, layur dan ikan tenggiri, kelompok ikan demersal seperti ikan kakap, ekor kuning, ikan baronang, ikan samandar , bubara, kelompok udang yang merupakan komoditi andalan dari Kabupaten Sorong yang penangkapannya banyak dilakukan oleh nelayan tradisional dengan sistem kemitraan bersama pengusaha pengumpul, ada beberapa jenis udang yang berkembang antara lain udang windu, galah dan udang serax adapun daerah penyebaraan perairan distrik segun, beraur,seget, klamono dan sekitar daerah kawasan mangrove.selain itu kelompok molusca dalam ini kerang-kerangan, kepiting, cumi masih tersebar dibebarapa perairan Kabupaten Sorong begitu juga halnya ekosistem terumbu karang dan pariwisata bahari yang memungkinkan sebagai lokasi wisata bahari untuk dikembangkan terutama perairan Distrik Makbon, Abun sebagai kawasan konservasi laut daerah ( KKLD) Kabupaten Sorong.
Jumlah nelayan di kabupaten Sorong sebanyak 893 orang terdiri dari nelayan penuh, nelayan sambilan utama, dan nelayan sambilan tambahan. Untuk armada perikanan di Kabupaten Sorong berjumlah 662 unit terdiri dari perahu tanpa motor, perahu motor tempel, perahu motor dalam dan kapal motor dengan alat tangkap yang bervariasi seperti pancing ulur, gilnet,bagan, pancing tonda, trammel net, pole and line sero dan bubu.
Produksi perikanan Kabupaten Sorong tahun 2011 baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya sebesar 30.430 ton dari berbagai jenis ikan dari sumber pelagis, sumber demersal, sumber lainnya serta hasil produksi budidaya dan bila dibanding dengan produksi tahun sebelumnya terjadi kenaikan yang cukup signifikan (Tabel 2.9).
II - 19 -
Produksi Perikanan Rakyat Tahun 2009-2011
Perikanan Tangkap A SUMBER PELAGIS
3 SELAR KUNING
7 CAKALANG / TUNA
Sub Jumlah
B SUMBER DEMERSAL
7 BUBARA / LENCAM
9 IKAN MERAH
Sub Jumlah
C SUMBER LAINNYA
1 UDANG BATU
2 TERIPING
3 SIRIP HIU
4 SIPUT MUTIARA
Sub Jumlah
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sorong, diolah
D. Pertambangan dan Penggalian
Kabupaten Sorong memiliki kekayaan alam hasil hutan dan perikanan selain itu juga menyimpan kekayaan hasil tambang beberapa diantaranya telah ekplorasi seperti minyak yang dilakukan oleh Pertamina di Distrik Klamono dan gas alam yang dilakukan oleh Petrochina. Beberapa potensi tambang dan galian yang masih dapat dikembangkan di Kabupaten Sorong yaitu: (1) Minyak Bumi dan Gas Alam di Distrik Beraur, Klamono, dan Seget; (2) Emas di Distrik Moraid, dan Distrik Salawati; (3) Uranium di Distrik Moraid; (4) Fosfat di Distrik Moraid; (5) Kobalt di Distrik Moraid.
II - 20 -
Industri pengolahan mencakup industri besar, sedang dan industri kecil. Industri besar terbagi menjadi 3 (tiga) perusahaan yaitu kayu lapis yang mempunyai tenaga kerja sebanyak 1.958 orang, kilang minyak mempunyai tenaga kerja sebanyak 794 orang, gas mempunyai tenaga kerja sebanyak 802 orang masing-masing pada satu perusahaan. Industri menengah terbagi 2 (dua) perusahaan yaitu pembekuan ikan yang mempunyai tenaga kerja sebanyak 55 orang dan alat listrik dan logam mempunyai tenaga kerja sebanyak 10 orang masing-masing pada satu perusahaan. Industri kecil terbagi 5 (lima) perusahaan yaitu pengolahan pangan mempunyai 63 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 197 orang, sandang dan kulit mempunyai 8 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 22 orang, kimia dan bahan bangunan mempunyai 107 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 458 orang, kerajinan umum mempunyai 8 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 36 orang dan logam mempunyai 2 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 4 orang.
Banyaknya perusahan industri dan tenaga kerja kelompok industri Kabupaten Sorong dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel.2.10 Kelompok Industri Kabupaten Sorong
Tahun 2011
Nilai (Rp) No
Perus
Tenaga
Jenis Indust ri
Produksi I Indust ri Besar
ahaan
kerj a
Investasi
264. 000 2. Kilang Minyak
1. Kayu Lapis
II Indust ri Menengah
1. Pembekuan Ikan
5. 350. 410 2. Alat List rik &
Indust ri Kecil
1. Pengolahan Pangan
14. 128. 334 2. Sandang dan Kulit
954. 380 3. Kimia dan Bahan
4. Keraj inan Umum
199. 400 5. Logam
32. 363 Jumlah/ Tot al
II - 21 -
F. Perdagangan, dan Jasa
Sektor perdagangan dan jasa saat ini berkembang cukup menggembirakan terutama dalam memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat, kebutuhan sektor publik, serta kebutuhan industri dan jasa lainnya. Saat ini di Kabupaten Sorong sedang dibangun dan dikembangkan pasar sentral, yang dapat memenuhi kebutuhan bahan pokok masyarakat sehari-hari.
Untuk sektor jasa, juga diharapkan dapat berkembang di masa mendatang. Hal ini dimungkinkan dengan tersedianya berbagai fasilitas penunjang seperti terminal, dan pelabuhan laut. Jasa transportasi laut terutama transportasi antar pulau yang dimiliki oleh penyedia jasa lokal Sorong maupun Pemerintah Daerah. Dan saat ini salah satu fasilitas penunjang yang telah terbangun yaitu Pelabuhan Kontainer Arar.
G. Perkebunan Kelapa Sawit
Dalam rencana pemanfaatan Ruang RTRW Kabupaten Sorong, Pengembangan Kawasan Perkebunan diarahkan pada areal kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi, dengan komoditi kelapa, kakao, cengkeh, kopi, pala, kapuk randu, jambu mete, dan sere wangi. Hal ini disesuaikan dengan kriteria kesesuaian lahan bagi perkembangan tanaman keras/ tahunan/ perkebunan umumnya tumbuh baik pada ketinggian 0-2.500 meter di atas permukaan laut.
Tanaman budidaya yang telah dikembangkan meliputi tanaman kelapa, kakao, cengkeh, kopi, pala, kapuk randu, jambu mete, sere wangi, dan tanaman pinang. Penyebaran beberapa tanaman komoditi perkebunan meliputi : tanaman kelapa tersebar di Distrik Moraid, Distrik Makbon, Distrik Seget, Distrik Salawati, Distrik Beraur, dan Distrik Aimas; tanaman kakao tersebar di Distrik Moraid, Distrik Makbon, Distrik Beraur, Distrik Salawati, Distrik Seget, dan Distrik Aimas; tanaman cengkeh tersebar di Distrik Moraid, Distrik Makbon, Distrik Beraur, Distrik Salawati, Distrik Seget, dan Distrik Aimas; tanaman pala tersebar di Distrik Moraid, Distrik Makbon, Distrik Salawati, dan Distrik Seget; jambu mete tersebar di Distrik Moraid; tanaman kapok randu tersebar di Distrik Aimas dan Salawati; dan tanaman sere wangi terdapat di Distrik Aimas. Luas potensi lahan perkebunan di Kabupaten Sorong diperkirakan 253.000 hektar dimana lahan yang sudah dimanfaatkan untuk perkebunan rakyat seluas 4.197 hektar dan dikelola oleh 7.139 kepala keluarga; untuk pengembangan komiditi kelapa sawit seluas 55.000 hektar.
II - 22 -
Persada 15.400 hektar, PT. Inti Nusantara Utama 17.500 hekt ar , dan PT. Int i Kebun Nusant ara 22. 100 hekt ar.
Perkembangan produksi komiditi perkebunan relatif masih kecil karena usaha tani tanaman perkebunan masih dilakukan secara monokultur dan luasan usaha tani masih sempit (belum ekonomis) serta wilayah pengembangan yang dijadikan sentra produksi belum berskala ekonomi akibat tingkat keterampilan petani dalam mengelola kebun relatif rendah.
Keunggulan komperatif usaha bidang perkebunan terdapat pada komoditas- komoditas potensi yang menjadi andalan Kabupaten Sorong yaitu Kelapa dan Perkebunan Kelapa Sawit. Kedua Komoditas sektor perkebunan tersebut telah menciptakan industri turunan yang dapat dikembangkan yaitu industri kelapa dan industri minyak kelapa sawit (CPO). Mentega, sabun, dan deterjen. Pengembangan Kelapa Sawit untuk Kabupaten Sorong sangat potensial untuk pengembangan industri kelapa baik kelapa sawit (palm oil) maupun kelapa (coconut). Lahan yang diperuntukan untuk pengembangan komoditas sub sektor perkebunan di Kabupaten Sorong seluas 235.000 hektar lahan. Profil dari pengembangan komoditas kelapa sawit di Kabupaten Sorong sebagai berikut:
1) Lokasi Kawasan Industri Arar, Distrik Salawati, dan Distrik Beraur;
2) Rata-rata produksi kelapa per tahun 3.894 ton. Ada beberapa perusahan yang telah aktif untuk berinvestasi untuk membuka
lahan perkebunan kelapa sawit terdapat 7 investor yaitu PT. Perusahaan Inti Persada, PT. Perkebunan Sejahtera, PT. Inti Kebun Sawit, PT. Papua Sawit Raya, PT. Salawati Mulia Abadi Plan, PT. Sorong Agro Sawatindo, dan PT. Papualestari Abadi.
H. Kehutanan
Luas hutan menurut Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) di Kabupaten Sorong mencapai 828.884 hektar yang terdiri dari hutan lindung 61.747 hektar, hutan PPA 14.739 hektar, hutan produksi terbatas 106.479 hektar, hutan produksi tetap 148.154 hektar, hutan produksi yang dikonversikan 479.575 hektar dan hutan pengunaan lain - lain 18.187 hektar (Tabel 2.11).
II - 23 -
Luas Hutan menurut Tata Guna Hutan Kesepakatan
NO
TATA GUNA HUTAN
1 Hutan Lindung
2 Hutan PPA
3 Hutan Prosuksi Terbatas
4 Hutan Produksi Tetap
5 Hutan Produksi dikonversikan
6 Hutan Penggunaan lain-lain
Sumber: Dinas Kehutanan, 2011
Produksi hasil hutan di Kabupaten Sorong pada tahun 2009-2011 meliputi Kayu log, Kayu gergajian, Polywooed, Veneer, dan minyak lawang (Tabel 2.12).
Tabel 2.12
3 Produksi Hasil Hutan ( M ) Tahun 2009-2011
NO TATA GUNA HUTAN
1 Kayo Log
2 Kayu Gergajian
5 Minyak Lawang
6 Rotan
7 Kayu Bakau
92 970,82 131.019,18 Sumber: Dinas Kehutanan, diolah
Jumlah
Kawasan hutan Kabupaten Sorong potensial untuk dikembangkan terutama dalam pengolahan hasil hutan. Penetapan Kabupaten Sorong sebagai salah satu zona pembangunan industri dalam pemetaan di lingkup Provinsi Papua dan Papua Barat memperkuat bahwa sub sektor kehutanan memiliki prospek untuk dikembangkan. Tujuan utama dibentuknya zona-zona industri adalah untuk mengembangkan bisnis kehutanan yang mengintegrasikan kegiatan loging, reboisasi, pengolahan hasil hutan (kayu dan non kayu), pemasaran, dan pelibatan komunitas lokal.
II - 24 -
2.3.3 Fokus Kesejahteraan Sosial
A. Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan ukuran nyata hasil pembangunan kapabiltas manusia dalam tiga aspek mendasar pembangunan manusia. Aspek kesehatan yang bermakna mempunyai umur panjang diwakili oleh indicator harapan hidup, aspek pendidikan yang direpresentasikan oleh indikator angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah, serta aspek perekonomian yang bermakna kehidupan yang layak digambarkan dengan kemampuan daya beli (paritas daya beli). Ketiga aspek tersebut dianggap mampu untuk merepresentasikan pembangunan manusia sehingga sampai saat ini penghitungan IPM masih menjadi rujukan negara-negara di dunia dalam mengukur perkembangan pembangunan manusia. Sebagai indeks komposit, perkembangan IPM dari tahun ketahun sangat dipengaruhi oleh komponen-komponen yang menyusunnya. Kemajuan ini sangat tergantung pada komitmen penyelenggara pemerintah daerah dalam meningkatkan kapasitas dasar penduduk yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup.
IPM Kabupaten Sorong mengalami kenaikan dari tahun 2008 – 2012. Pada tahun 2008, IPM Kabupaten Sorong sebesar 67,82 dan mengalami kenaikan pada tahun 2009 menjadi 68,16. Dengan demikian IPM Kabupaten Sorong mengalami kenaikan sebesar 0,34 poin dari tahun 2008 ke tahun 2009. Pada tahun 2010, IPM Kabupaten Sorong kembali mengalami kenaikan dari tahun 2009 menjadi 68,50 atau mengalami kenaikan sebesar 0,34 poin. Pada tahun 2011 IPM Kabupaten Sorong menjadi 68,81, atau naik sebanyak 0,43 poin. IPM Kabupaten Sorong mengalami kenaikan pada tahun 2012 menjadi 69,23.
Gambar 2.4
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sorong Tahun 2008-2012
Sumber : BPS
II - 25 -
B. Angka Harapan Hidup
Perkembangan komponen kesehatan digambarkan dengan indikator Angka harapan hidup. Angka harapan hidup adalah perkiraan banyaknya tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang selama hidup (secara rata-rata). Angka harapan hidup Kabupaten Sorong mengalami kenaikan dari tahun 2008 sampai tahun 2011. Pada tahun 2008, Angka harapan hidup mencapai 67,12 tahun, kemudian mengalami peningkatan sebesar 0,37 tahun pada tahun 2009, sehingga menjadi 67,49 tahun. Pada tahun 2010 kembali mengalami kenaikan sebesar 0,36 tahun, sehingga menjadi 67,85 tahun. Pola yang sama terjadi juga pada tahun 2011, dimana Angka harapan hidup mengalami kenaikan menjadi 68,22 tahun. Pada tahun 2012, tercatat bahwa angka harapan hidup Kabupaten Sorong sebesar 68,59 tahun.
Dengan peningkatan angka harapan hidup dari tahun ke tahun tentunya menghasilkan kenaikan indeks harapan hidup dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012, indeks harapan hidup di Kabupaten Sorong mencapai 72,65.
Gambar 2.5 Angka Harapan Hidup (AHH) dan Indeks Harapan Hidup (IHH) Kabupaten Sorong Tahun 2008-2012
Sumber : BPS
C. Rata-rata Lama Sekolah
Rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas di Kabupaten Sorong terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012 rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas sebesar 8,11 tahun, artinya bahwa rata-rata penduduk Kabupaten Sorong baru mampu menempuh pendidikan sampai kelas 2 SLTP atau putus sekolah di kelas 3 SLTP.
II - 26 -
Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Sorong Tahun 2008-2012
Sumber : BPS Kenaikan rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas di Kabupaten
Sorong menghasilkan kenaikan indeks lama sekolah. Pada tahun 2012, tercatat indeks lama sekolah yang dicapai Kabupaten Sorong sebesar 54,08.
Gambar 2.7 Indeks Lama Sekolah Kabupaten Sorong Tahun 2008-2012
e ks d 2009
Sumber : BPS
D. Angka Melek Huruf
Angka melek huruf adalah persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan atau huruf lainnya. Angka melek huruf dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf, menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap informasi dari berbagai media dan menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis.
II - 27 -
Angka melek huruf Kabupaten Sorong tahun 2012 adalah sebesar 91,84 persen, artinya penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan atau huruf lainnya mencapai 91,84 persen. Dengan demikian masih ada sekitar 9,16 persen penduduk usia 15 tahun di Kabupaten Sorong yang masih buta huruf.
Gambar 2.8 Angka Melek Huruf atau Indeks Melek Huruf Kabupaten Sorong Tahun 2008-2012
Sumber : BPS
II - 28 -
2.4 Aspek Pelayanan Umum
2.4.1 Pendidikan