Peranan Politik Negara
Peranan Politik Negara
Peran utama negara yang kedua adalah menegakkan hukum melalui kekuasaan politik yang ia punyai. Tentu saja hukum yang dimaksud disini adalah hukum yang Allah turunkan di muka bumi. Pada titik ini, perbedaan sistem politik Islam dengan demokrasi kentara sekali. Dalam demokrasi hukum adalah konvensi (kesepakatan) di antara manusia yang diproduk melalui konstitusi dan undang-undang. Dalam politik Islam, hukum itu given yaitu Al Quran dan Sunah dan tugas undang-undang adalah menerjemahkan hukum (syariah) itu. 59 Al Quran
menyebutkan
öΝä3ø‹n=tæ 4‘n=÷Fム$tΒ ωÎ) ÉΟ≈yè÷ΡF{$# èπyϑŠÍκu5 Νä3s9 ôM¯=Ïmé& 4 ÏŠθà)ãèø9$$Î/ (#θèù÷ρr& (#þθãΨtΒ#u™ š⎥⎪Ï%©!$# $y㕃r'¯≈tƒ ∩⊇∪ ߉ƒÌム$tΒ ãΝä3øts† ©!$# ¨βÎ) 3 îΠããm öΝçFΡr&uρ ωøŠ¢Á9$# ’Ìj?ÏtèΧ uöxî
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu 60 . Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki- Nya. (Q.S. Al Maidah 1) Kesadaran dan kepatuhan dalam menjalankan hukum-hukum Allah adalah tanda-tanda masyarakat yang beriman
öΝÎηÅ¡àΡr& þ’Îû (#ρ߉Ågs† Ÿω §ΝèO óΟßγoΨ÷t/ tyfx© $yϑŠÏù x8θßϑÅj3ysム4©®Lym šχθãΨÏΒ÷σムŸω y7În/u‘uρ Ÿξsù ∩∉∈∪ $VϑŠÎ=ó¡n@ (#θßϑÏk=|¡ç„uρ |MøŠŸÒs% $£ϑÏiΒ %[`tym
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. Ibnu Taimiyyah berkata, ”Berhukum di antara manusia ini maksudnya adalah menegakkan
hukum-hukum dan hak-hak mereka. Pertama, adalah ketentuan-ketentuan hukum (al-hudud) dan hak-hak yang tidak terbatas pada kelompok-kelompok tertentu, tapi manfaat dan tujuan penegakkannya itu secara umum bagi seluruh kaum muslimin yang segolongan dengan mereka, setiap individu amat bergantung pada dengan ketentuan-ketentuan itu, ketentuan
59 Lihat Anis Matta, Menikmati Demokrasi dalam bab Menikmati Demokrasi. 2002. Jakarta: Pustaka SAKSI, hlm. 21
60 Aqad (perjanjian) mencakup: janji prasetia hamba kepada Allah dan Perjanjian yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan sesamanya.
tentang harta kekayaan negara, tanah wakaf, wasiat umum dan lainnya. Semuanya itu merupakan masalah yang mendesak dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. Oleh karena itu Ali bin Abi Thalib radhiyallahuanhu berkata, ”Manusia harus mempunyai sistem pemerintahan (imarah), yang baik ataupun yang buruk. Dikatakan kepada beliau, ”Kepemimpinan yang baik kita telah mengetahuinya, maka bagaimana dengan adanya kepemimpinan yang buruk?” Khalifah Ali menjawab,”Dengan kepemimpinannya itu, minimal dapat ditegakkan sanksi-sanksi hukum, jalan-jalan menjadi aman, musuh dapat
diperangi dan harta rampasan dapat dibagi.” 61
Dalam hal ini, negara adalah media penegak syariat yang diturunkan oleh Allah kepada manusia. Tanpa adanya negara, berarti tidak ada kekuasaan yang memaksa, yang berarti pula tidak mungkin suatu hukuman dijatuhkan. Misalnya dalam kasus pencurian, syariat Allah adalah memotong tangan pelaku pencurian, sebagaimana difirmankan Allah dalam Al Quran
ÒΟŠÅ3ym ͕tã ª!$#uρ 3 «!$# z⎯ÏiΒ Wξ≈s3tΡ $t7|¡x. $yϑÎ/ L™!#t“y_ $yϑßγtƒÏ‰÷ƒr& (#þθãèsÜø%$$sù èπs%Í‘$¡¡9$#uρ −Í‘$¡¡9$#uρ ä
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. Al Maidah 38) Dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim yang diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahuanha
yang menyatakan bahwa Rasulullah shallahualaihiwassalam bersabda, “Potong tangan diberlakukan bagi pencuri (yang mencuri) seperempat dinar ke atas.” 62 Disunahkan potongan
tangannya itu untuk digantungkan di lehernya, dan jika setelah itu masih mencuri lagi maka kaki kirinya dipotong. 63 Tidak akan mungkin hukuman ini dilakukan tanpa adanya negara
Islam yang konsekuen dengan hukum Allah, seperti yang terjadi sekarang. Padahal hukuman yang tegas seperti ini, seperti yang diberlakukan di China sanggup menimbulkan kepastian hukum dan kepastian usaha. Lebih dari 3400 hukuman mati di China diberlakukan untuk para
pelaku korupsi. 64 Zhu Rongji, mantan Perdana Menteri China, menyatakan di awal pemerintahannya, “Beri saya 100 peti mati, 99 akan saya gunakan untuk mengubur para
koruptor, dan satu akan saya gunakan untuk mengubur saya jika saya melakukan korupsi.”
Lihat Ibnu Taimiyyah, op.cit. hlm. 87 – 88. 62 Satu dinar bernilai kurang lebih Rp 625.000,00, sehingga seperempat dinar bernilai kira-kira Rp
156.250,00. 63 Lihat Ibnu Taimiyyah, op.cit., hlm. 140
64 Lihat ensiklopedi wikipedia mengenai hukuman mati (capital punishment), yang memuat statistik pelaksanaan hukuman mati di beberapa negara
Kepastian hukum seperti ini yang menjadi sebab kemakmuran sebuah negara. Buktinya, di China pasca perang terhadap korupsi dilakukan, arus investasi dan gerak industri menggeliat
sampai mencapai $50 miliar setahunnya. 65 Bahkan, Shanghai kini menggantikan New York sebagai kota yang paling sering dikunjungi pebisnis dunia. 66
Ibnu Taimiyyah melanjutkan, “Demikianlah ketentuan sanksi-sanksi hukum disyariatkan. Demikian pula seharusnya kepala negara mempunyai niat dalam melaksanakannya. Kapan pun seorang kepala negara dalam pelaksanaan eksekusi sanksi hukum itu demi kemashlahatan rakyat dan mencegah dari kemungkaran, niscaya manfaat itu akan dirasakan seluruh rakyat, demikian pula marabahaya dapat diantisipasi. Dengan begitu akan mendapat ridha Allah dan taat pada perintah-Nya. Saat itulah Allah akan melunakkan hati dan memudahkan datangnya sebab-sebab kebaikan, serta hati-hati akan merasa cukup (dengan mengambil pelajaran) dari pemberlakuan sanksi hukum (al-‘uqubah). Sementara yang dihukum pun akan rela ketika
menerima sanksi hukum tersebut.” 67 Termasuk dalam peranan politik negara adalah dalam bidang kemiliteran jihad bil qital (memerangi negara-negara yang mengganggu kedaulatan
Islam), mengusahakan angkatan perang dan menjaga garis perbatasan. 68