BAHAN UTS 1

(1)

PENGERTIAN ENTREPRENEURSHIP

Adam Smith; 

Seorang individu yang menciptakan sebuah organisasi untuk tujuan­ tujuan komersial. Seorang yang memiliki pandangan ke depan yg  mampu mendeteksi permintaan potensial akan barang dan jasa 

tertentu. Individu yang bereaksi terhadap perubahan2 ekonomi hingga  mereka menjadi pelaku ekonomi (economic agents) yang 

mentransformasi permintaan menjadi penawaran.  Jean Babtiste Say;

Entrepreneur adalah seseorang yang memiliki seni dan keterampilan  untuk menciptakan perusahaan­perusahaan baru, dan memiliki  pemahaman tentang kebutuhan masyarakat. 

Zimmerer  ET AL;

Seorang entrepreneur adalah seorang yang menciptakan sebuah bisnis  baru, dengan menghadapi risiko dan ketidakpastian, dan yang 

bertujuan untuk mencapai laba serta pertumbuhan melalui 

pengidentifikasian, peluang­peluang melalui kombinasi sumber­sumber  daya yang diperlukan untuk mendapatkan manfaat. 

Elemen Profil Entrepreneurial 

 Tanggungjawab,

 Preferensi untuk menghadapi risiko moderat,

 Keyakinan dalam kemampuan untuk meraih keberhasilan  Keinginan untuk mencapai umpan balik (feedback) segera  Energi tingkat tinggi

 Orientasi ke depan

 Membangun perusahaan dari titik enol, seakan­akan menyusun  sebuah gambar penuh lika­liku teka­teki

 Lebih mementingkan peraihan prestasi dibandingkan dengan  upaya mendapat uang. 

Entrepreneur adalah seorang yang ‘MOVING FORWARD’ MAJU TERUS  KE DEPAN 

Bersahabat Dengan Ketidakpastian... Jika ANDA buka WARUNG,  berusaha seadanya, 

sekedar untuk hidup, itu mah..  PEDAGANG BIASA


(2)

a. KARYAWAN (1): Anda bekerja pada orang lain, bila berhasil, anda  bisa mencapai kaier sebagai profesional ekskutif dengan peran  sebagai pengambil keputusan

b. INTRAPRENEUR (2):  Anda adalah karyawan, bekerja pd orang  lain, memiliki atasan, namun yg anda carai adalah kemerdekaan  dan akses terhadap resources, dan anda memiliki jiwa 

kewirausahaan 

c. ENTREPRENEUR (3):  Anda tidak bekerja pada orang lain,  melainkan pada usaha yang anda dirikan atau kembangkan  sendiri.

d. SOCIAL ENTREPRENEUR (4):  Anda adalah pelaku kegiatan sosial yang berwatak entrepreneur. Misalnya mendirikan LSM berbasis  pedidikan, kesehatan, lingkungan hidup, community 

development, HAM, kesenian, dll 

Entrepreneurial Mindset

a. ACTION ORIENTED (1): Bukan tipe menunda, atau membiarkan  kesempatan berlalu begitu saja 

b. BERFIKIR SIMPEL (2): Walaupun dunia berubah sangat komplek,  mereka selalu belajar untuk menyederhanakan 

c. SELALU MENCARI PELUANG BARU (3): Peluang usaha yang  benar­benar baru, maupun peluang usaha yang sama 

d. MENGEJAR PELUANG DENGAN DISIPLIN TINGGI (4): Anda tidak  hanya dituntut memiliki mata yang tajam melihat peluang, bukan dituntut memiliki penciuman yang kuat terhadap keberadaan  peluang, tetapi anda BERGERAK ke arah itu 

e. HANYA MENGAMBIL PELUANG YANG TERBAIK (5):  Anda pada  waktunya akan memiliki mata yang tajam dan penciuman yang  kuat, namun seorang entrepreneur akan mengambil PELUANG  yang TERBAIK, SUKSES yang diraih seseorang, ditentukan oleh  keberhasilan orang dalam memilih.... 

BERFIKIR PERUBAHAN

Lulusan Diploma & Universitas Yang Menganggur  

2007 2008 2009

Diploma 1.228.000 1.514.000 1.424.000 Universitas 1.260.000 1.319.000 1.198.000


(3)

WIRAUSAHAWAN

 Menggeluti usaha tidak sekedar ala kadarnya, akan tetapi dengan  keberanian, kegigihan sehingga usahanya tumbuh 

 Menjalankan usaha yang RIIL, bukan spekulatif

1. Usaha Yang Sesungguhnya 

 Didasarkan motif untuk melayani dan memperoleh kemandirian   Dengan ketulusan, kerjakeras dan inovasi 

 Bukan jalan pintas, cara cepat menjadi kaya   Membangun secara bertahap 

 Menjaga nama baik, membangun reputasi   Bukan sekedar passive income, tetapi riil 

 Pendidikan, persahabatan, spiritualitas sangat penting.

2. Usaha Spekulatif 

 Didasarkan motif ingin cepat kaya   Mengedepankan cara­cara instant  Mendewa­dewakan “passive income”

 Tidak peduli kerugian pihak lain, yang penting, “saya untung”  Pendidikan dan kehidupan spiritual tidak dianggap penting 

Tips Praktis 

 Modal utama berwirausaha bukanlah uang, melainkan keyakinan  untuk tumbuh dan menang

 Bersahabatlah dengan ketidakpastian   Buka pikiran Anda, pelajari hal­hal baru   Be ready, persiapkan diri Anda dengan baik 

 Bangunlah network selagi muda, dan jagalah kepercayaan 

Berfikir Perubahan 

"Kalau Anda menginginkan perubahan kecil dalam hidup, ubahlah  perilaku Anda. 

Tetapi bila Anda menginginkan perubahan yang besar dan mendasar,  ubahlah pola pikir Anda."  ­ Stephen Covey 

Hambatan Memulai Usaha

 Merasa Sudah Terlalu Tua atau Merasa Terlalu Muda   Tidak Berbakat

 Tidak Punya Modal (uang) 

Setiap hari seorang manusia melakukan self­talk sebanyak 55.000 s/d  60.000 kali. Sayangnya 77% statement yang diucapkan bersifat negatif  dan melemahkan diri kita (Deepak Chopra).


(4)

“Saya sudah terlambat untuk berubah dan menjadi orang sukses” “Saya terlalu tua untuk sekolah lagi” 

“Saya bodoh”

“Saya tidak berbakat bisnis” Kata siapa ? 

Siapa Bilang ....

 Terlalu Tua, Ingat lah, Kolonel Sander pendiri KFC memulai bisnis pada umur 70 tahun

 Tidak  Berbakat,  Ingat lah, Brian si kaki satu memulai bisnis  karena “kepepet” dan tidak bisa mencari kerja

 Tidak Punya Modal, Ingat lah, Onasis memulai bisnis kapal  angkut dengan OPM (Other People Money) 

MOTIVASI MODAL ENTREPRENEUR

Tanam Keyakinan

 Percaya pada diri sendiri

 Berusaha menemukan diri sendiri  Berusaha membuang rasa takut  Yakin berhasil

Manfaatkan Waktu dengan Tepat   Cara memanfaatkan waktu  Waktu adalah uang

 Menggunakan waktu luang  Waktu sebagai modal

 Hilangkan perencanaan yg memakan banyak waktu  Menghindari komunikasi terbuka 

Tidak Menunda Pekerjaan

 Melaksanakan Gagasan

 Menghindari kegiatan yang tidak manfaat

 Biasakan berpikir dgn Pensil dan Kertas di tangan

Menjalin Pergaulan yang Simpatik

 Simpati pd orang lain  Menghargai seseorang  Menghindari permusuhan  Bergaul dengan orang2 sukses  Tunjukkan sikap sopan & tenang  Tunjukkan sikap senasib


(5)

Mengatasi Kegagalan

 Tidak berputus asa

 Mencari kelemahan diri & penyebab kegagalan  Menjadikan kegagalan sbg pendorong semangat  Mengambil sikap baru 

PENGAMBILAN RESIKO

Wirausaha sering dikenal sebagai orang yang mampu membuka 

usahanya sendiri dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain  Salah satu karakteristik seorang wirausaha yaitu berani mengambil  resiko

Resiko bukanlah sebagai suatu hambatan untuk meraih kesuksesan,  tetapi dijadikan sebagai suatu tantangan.

 

Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai hal­hal yang menantang  untuk lebih mencapai kesuksesan dalam hidupnya. 

Pengambilan resiko menurut perspektif wirausaha yaitu dengan  mengambil resiko yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.  Karena seorang selalu ingin berhasil menjauhi resiko yang tinggi, dan  menghindari resiko yang lebih rendah, karena tidak ada tantangan. Yang membedakan seorang wirausaha dengan yang lainnya adalah  kesiapan dalam pengambilan resiko. 

Kebanyakan orang lebih suka berada dalam titik yang aman dan 

nyaman dengan tidak mengambil hal yang beresiko atau lebih memilih  resiko yang lebih rendah. 

Berbeda dengan wirausaha resiko dijadikan sebagai tantangan untuk  mencapai kesuksesan, bukan suatu hambatan yang menjadikan gagal. Pengambilan risiko berkaitan dengan berkaitan dengan kepercayaan diri sendiri. 

Artinya, semakin besar keyakinan seseorang pada kemampuan sendiri,  maka semakin besar keyakinan orang tersebut akan kesanggupan  mempengaruhi hasil dan keputusan, dan semakin besar pula kesediaan seseorang untuk mencoba apa yang menurut orang lain sebagai risiko


(6)

Konsekuensi, sebagai dampak  ketidakpastian, yg memunculkan  kerugian pelaku usaha.

Resiko dapat diartikan sebagai suatu ketidakpastian di masa yang akan  datang dan dapat diartikan juga sebagai suatu konsekuensi yang 

memunculkan dampak yang merugikan. 

Pengambilan risiko adalah hal yang hakiki dalam merealisasikan  potensi sebagai Wirausaha.

Seorang Wirausaha harus sadar bahwa pertumbuhan datang dari  pengambilan peluang­peluang masa sekarang dan pengambilan risiko  untuk mencapai tujuan

Mengambil Resiko..? 

Ingin mendapatkan keuntungan yg sepadan jika dibanding 

pengorbanan, pada umumnya kegiatan beresiko tinggi, jika berhasil  akan mendapat keuntungan tinggi

Faktor kepepet, orang kepepet umumnya tak menghiraukan resiko,  “the Power of Kepepet”

Jenis­jenis Resiko

Resiko Murni, muncul sbg akibat dari konsekuensi kerugian. a. Hilang atau rusak,

b. Kecelekaan kerja, c. Tuntutan hukum, d. Bencana alam,

Resiko Spekulatif, muncul sbg akibat situasi keuntungan atau kerugian. a. Resiko Perubahan harga

b. Resiko Kredit

Mengelola Resiko

a. Identifikasi berbagai resiko & akibatnya

b. Membuat urutan resiko potensial, dari yg paling tinggi sampai yg  paling rendah

c. Lakukan prioritas dalam pengelolaan terhadap resiko kerugian yg  paling besar 

Strategi Pengelolaan Resiko

a. Dikontrol (Risk Control): membuat SOP, kontrol kualitas produk &  proses, keselamatan kerja, kampanye sadar resiko


(7)

­Kebakaran; diasuransikan ­Biaya pegawai; outsoursing

­Modal; pembayaran awal, biaya persediaan di tangan  supplier c. Dibiayai sendiri (Risk Retention)

Menyiapkan dana cadangan (allowance), jika tanpa cadangan  akan muncul resiko baru, yaitu terganggunya operasional  perusahaan 

d. Dihindari (Risk Avoidance)

Jika minggu depan hujan dan angin; hindari/kurangi penyediaan  berbagai minuman dingin / aneka es. 

Tips Praktis

a. Pahamilah resiko yg anda hadapi bukan sbg penghambat untuk  maju.

b. Jangan panik dengan resiko

c. Dari identifikasi, lihat..! Mana resiko yang paling sering muncul d. Tentukan potensi dampak dari resiko

e. Tentukan langkah­langkah mitigation resiko pada reiko yg  prioritas

f. Dalam mitigation resiko, pastikan menggunakan azaz manfaat­ biaya 

MEMBANGUN WIRAUSAHA RETAIL (Bisnis di

Sekitar Kampus)

Problematika Bisnis di Kampus; Birokrasi Pendidikan  a. Kampus bukan lembaga profit 

b. Pemahaman kampus non vokasi    

Sisi lemah MAHASISWA  dalam bisnis  a. Hanya sebagai sambilan 

b. Memandang bahwa bisnis hanya jualan saja 

c. Bisnis hanya memperhitungkan selisih penjualan dengan  pembelian 

d. Masih dominan memposisikan diri sebagai pegawai dibanding  sebagai entrepreneurship 

e. Takut resiko, malu, malas dan lebih suka berhitung daripada  berbuat 

f. Cepat­cepat pingin segera dibagi hasilnya 

Membangun Jaringan Pemasok dan Distribusi; bisnis berarti : a. Mencipatakan peluang 


(8)

b. Memanfaatkan peluang  c. Mengisi Peluang 

d. Mengambil paling depan dari peluang  e. Mengawal peluang 

Dunia bisnis butuh:   Konsistensi motivasi   Konsistensi visi 

 Ketahanan terhadap tekanan pasar (market endurance)

 Kecepatan dan ketepatan bertindak (speed and accuracy action)  Potensi Kampus menjadi arena bisnis 

 Pasar potensial 

 Tersedia ragam fasilitas   SDM berbasis akademis   Konsistensi kelembagaan 

1. Fase Penanaman Konsep 

o Bisnis harus dimulai dengan investasi Tenaga, Pikiran dan  Waktu.

o 85% hasil harus kembali untuk investasi

o Titik Pulang Pokok (BEP) maksimal 5 kali perputaran modal  lancar awal

o Bisnis center sebagai laboratorium kewirausahaan dan praktek  bisnis dalam rangka proses pembelajaran

2. Fase Pencitraan

o Layanan Prima o Harga kompetetif 

o Amanah / Lembaga yang dapat dipercaya  o Minim Konflik 

o Pemanfaatan TIK o Taat Pajak 

o Tepat laporan 

o Sistem Managemen baku 

3. Fase Real Bisnis

o Bisnis betul­betul sudah menggunakan sistem yang match  dengan pasar

o Tingkat keuntungan dan efektifitas bisnis cukup tinggi o Posisi tawar di pasar cukup kuat


(9)

4. Fase Ekspansi dan Deversifikasi

o Penambahan unit kegiatan  o Memperbanyak stokies  o Membuka Out Let

o Menjadi grosir untuk beberapa produk atau item barang  o Menjadi tempat Prakerin yang representatif 

o Menjadi pusat pengembangan jaringan bisnis antar mahasiswa /  antar kampus 


(1)

“Saya sudah terlambat untuk berubah dan menjadi orang sukses” “Saya terlalu tua untuk sekolah lagi” 

“Saya bodoh”

“Saya tidak berbakat bisnis” Kata siapa ?  Siapa Bilang ....

 Terlalu Tua, Ingat lah, Kolonel Sander pendiri KFC memulai bisnis pada umur 70 tahun

 Tidak  Berbakat,  Ingat lah, Brian si kaki satu memulai bisnis  karena “kepepet” dan tidak bisa mencari kerja

 Tidak Punya Modal, Ingat lah, Onasis memulai bisnis kapal  angkut dengan OPM (Other People Money

MOTIVASI MODAL ENTREPRENEUR

Tanam Keyakinan

 Percaya pada diri sendiri

 Berusaha menemukan diri sendiri  Berusaha membuang rasa takut  Yakin berhasil

Manfaatkan Waktu dengan Tepat   Cara memanfaatkan waktu  Waktu adalah uang

 Menggunakan waktu luang  Waktu sebagai modal

 Hilangkan perencanaan yg memakan banyak waktu  Menghindari komunikasi terbuka 

Tidak Menunda Pekerjaan  Melaksanakan Gagasan

 Menghindari kegiatan yang tidak manfaat

 Biasakan berpikir dgn Pensil dan Kertas di tangan Menjalin Pergaulan yang Simpatik

 Simpati pd orang lain  Menghargai seseorang  Menghindari permusuhan  Bergaul dengan orang2 sukses  Tunjukkan sikap sopan & tenang  Tunjukkan sikap senasib


(2)

Mengatasi Kegagalan  Tidak berputus asa

 Mencari kelemahan diri & penyebab kegagalan  Menjadikan kegagalan sbg pendorong semangat  Mengambil sikap baru 

PENGAMBILAN RESIKO

Wirausaha sering dikenal sebagai orang yang mampu membuka 

usahanya sendiri dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain  Salah satu karakteristik seorang wirausaha yaitu berani mengambil  resiko

Resiko bukanlah sebagai suatu hambatan untuk meraih kesuksesan,  tetapi dijadikan sebagai suatu tantangan.

 

Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai hal­hal yang menantang  untuk lebih mencapai kesuksesan dalam hidupnya. 

Pengambilan resiko menurut perspektif wirausaha yaitu dengan  mengambil resiko yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.  Karena seorang selalu ingin berhasil menjauhi resiko yang tinggi, dan  menghindari resiko yang lebih rendah, karena tidak ada tantangan. Yang membedakan seorang wirausaha dengan yang lainnya adalah  kesiapan dalam pengambilan resiko. 

Kebanyakan orang lebih suka berada dalam titik yang aman dan 

nyaman dengan tidak mengambil hal yang beresiko atau lebih memilih  resiko yang lebih rendah. 

Berbeda dengan wirausaha resiko dijadikan sebagai tantangan untuk  mencapai kesuksesan, bukan suatu hambatan yang menjadikan gagal. Pengambilan risiko berkaitan dengan berkaitan dengan kepercayaan diri sendiri. 

Artinya, semakin besar keyakinan seseorang pada kemampuan sendiri,  maka semakin besar keyakinan orang tersebut akan kesanggupan  mempengaruhi hasil dan keputusan, dan semakin besar pula kesediaan seseorang untuk mencoba apa yang menurut orang lain sebagai risiko


(3)

Konsekuensi, sebagai dampak  ketidakpastian, yg memunculkan  kerugian pelaku usaha.

Resiko dapat diartikan sebagai suatu ketidakpastian di masa yang akan  datang dan dapat diartikan juga sebagai suatu konsekuensi yang 

memunculkan dampak yang merugikan. 

Pengambilan risiko adalah hal yang hakiki dalam merealisasikan  potensi sebagai Wirausaha.

Seorang Wirausaha harus sadar bahwa pertumbuhan datang dari  pengambilan peluang­peluang masa sekarang dan pengambilan risiko  untuk mencapai tujuan

Mengambil Resiko..? 

Ingin mendapatkan keuntungan yg sepadan jika dibanding 

pengorbanan, pada umumnya kegiatan beresiko tinggi, jika berhasil  akan mendapat keuntungan tinggi

Faktor kepepet, orang kepepet umumnya tak menghiraukan resiko,  “the Power of Kepepet”

Jenis­jenis Resiko

Resiko Murni, muncul sbg akibat dari konsekuensi kerugian. a. Hilang atau rusak,

b. Kecelekaan kerja, c. Tuntutan hukum, d. Bencana alam,

Resiko Spekulatif, muncul sbg akibat situasi keuntungan atau kerugian. a. Resiko Perubahan harga

b. Resiko Kredit Mengelola Resiko

a. Identifikasi berbagai resiko & akibatnya

b. Membuat urutan resiko potensial, dari yg paling tinggi sampai yg  paling rendah

c. Lakukan prioritas dalam pengelolaan terhadap resiko kerugian yg  paling besar 

Strategi Pengelolaan Resiko

a. Dikontrol (Risk Control): membuat SOP, kontrol kualitas produk &  proses, keselamatan kerja, kampanye sadar resiko


(4)

­Kebakaran; diasuransikan ­Biaya pegawai; outsoursing

­Modal; pembayaran awal, biaya persediaan di tangan  supplier c. Dibiayai sendiri (Risk Retention)

Menyiapkan dana cadangan (allowance), jika tanpa cadangan  akan muncul resiko baru, yaitu terganggunya operasional  perusahaan 

d. Dihindari (Risk Avoidance)

Jika minggu depan hujan dan angin; hindari/kurangi penyediaan  berbagai minuman dingin / aneka es. 

Tips Praktis

a. Pahamilah resiko yg anda hadapi bukan sbg penghambat untuk  maju.

b. Jangan panik dengan resiko

c. Dari identifikasi, lihat..! Mana resiko yang paling sering muncul d. Tentukan potensi dampak dari resiko

e. Tentukan langkah­langkah mitigation resiko pada reiko yg  prioritas

f. Dalam mitigation resiko, pastikan menggunakan azaz manfaat­ biaya 

MEMBANGUN WIRAUSAHA RETAIL (Bisnis di

Sekitar Kampus)

Problematika Bisnis di Kampus; Birokrasi Pendidikan 

a. Kampus bukan lembaga profit  b. Pemahaman kampus non vokasi    

Sisi lemah MAHASISWA  dalam bisnis  a. Hanya sebagai sambilan 

b. Memandang bahwa bisnis hanya jualan saja 

c. Bisnis hanya memperhitungkan selisih penjualan dengan  pembelian 

d. Masih dominan memposisikan diri sebagai pegawai dibanding  sebagai entrepreneurship 

e. Takut resiko, malu, malas dan lebih suka berhitung daripada  berbuat 

f. Cepat­cepat pingin segera dibagi hasilnya 

Membangun Jaringan Pemasok dan Distribusi; bisnis berarti : a. Mencipatakan peluang 


(5)

b. Memanfaatkan peluang  c. Mengisi Peluang 

d. Mengambil paling depan dari peluang  e. Mengawal peluang 

Dunia bisnis butuh:   Konsistensi motivasi   Konsistensi visi 

 Ketahanan terhadap tekanan pasar (market endurance)

 Kecepatan dan ketepatan bertindak (speed and accuracy actionPotensi Kampus menjadi arena bisnis 

 Pasar potensial 

 Tersedia ragam fasilitas   SDM berbasis akademis   Konsistensi kelembagaan  1. Fase Penanaman Konsep 

o Bisnis harus dimulai dengan investasi Tenaga, Pikiran dan  Waktu.

o 85% hasil harus kembali untuk investasi

o Titik Pulang Pokok (BEP) maksimal 5 kali perputaran modal  lancar awal

o Bisnis center sebagai laboratorium kewirausahaan dan praktek  bisnis dalam rangka proses pembelajaran

2. Fase Pencitraan o Layanan Prima o Harga kompetetif 

o Amanah / Lembaga yang dapat dipercaya  o Minim Konflik 

o Pemanfaatan TIK o Taat Pajak 

o Tepat laporan 

o Sistem Managemen baku  3. Fase Real Bisnis

o Bisnis betul­betul sudah menggunakan sistem yang match  dengan pasar

o Tingkat keuntungan dan efektifitas bisnis cukup tinggi o Posisi tawar di pasar cukup kuat


(6)

4. Fase Ekspansi dan Deversifikasi o Penambahan unit kegiatan  o Memperbanyak stokies  o Membuka Out Let

o Menjadi grosir untuk beberapa produk atau item barang  o Menjadi tempat Prakerin yang representatif 

o Menjadi pusat pengembangan jaringan bisnis antar mahasiswa /  antar kampus