v
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum berbasis kompetensi KBK didesain berdasarkan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Dalam sistem KBK tidak
ditentukan proses ataupun langkah apa yang dilakukan untuk mencapai output yang diinginkan, melainkan dalam sistem ini hanya menetapkan
kompetensi apa yang harus dicapai. Sehingga mahasiswa pun diberi kebebasan mencari informasi dari berbagai sumber.
3
Kebijakan kurikulum berbasis kompetensi merupakan suatu kebijakan yang disusun serta dikeluarkan oleh pemerintah dengan tujuan
dapat meningkatkan sumber daya manusia agar memiliki keahlian dibidangnya, produktif dan mampu bersaing dengan sumber daya manusia
lainnya.
1
Kurikulum berbasis kompetensi pada dasarnya memberikan keleluasaan kepada perguruan tinggi dalam menyusun silabus modul
kuliah yang disesuaikan dengan potensi perguruan tingginya. Sehingga dimungkinkan adanya keterjalinan ataupun komunikasi antara jalannya
kurikulum satu wilayah dengan wilayah lainnya tanpa mengurangi kompetensi tertentu. Kurikulum berbasis kompetensi diarahkan untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai yang ada dilingkungan pendidikan tersebut.
1
2.2 Startegi Pembelajaran Berbasis
Problem-Based Learning
Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi tidak menitikberatkan pada proses yang dipilih oleh universitas, namun lebih kepada output yang
harus dihasilkan dari pelaksaan kurikulum berbasis kompetensi ini. Proses yang fleksibel sesuai universitas itu sendiri. Dalam proses ini telah
dikembangkan strategi belajar yang berbasis masalah, yaitu strategi
Problem-Based Learning.
vi Problem-Based Learning
adalah proses pembelajaran yang menitikberatkan pada masalah dalam kehidupan nyata dan lalu dari
masalah ini mahasiswa dirangsang untuk mempelajari masalah ini berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka punyai
sebelumnya
prior knowledge
sehingga dari
prior knowledge
ini akan terbentuk
pengetahuan dan
pengalaman baru.
Diskusi dengan
menggunakan kelompok kecil merupakan poin utama dalam penerapan PBL.
3
Dalam metode belajar
Problem-Based Learning
menekankan beberapa integrasi agar tercapainya suatu proses belajar yang ideal untuk
menghasilkan output mahasiswa yang berkualitas. Pembelajaran berbasis masalah ini menekankan integrasi antara teori dan praktek maupun aspek-
aspek materi dari sejumlah disiplin yang relevan, integrasi antara berbagai tahap proses belajar ke arah penguasaan kompetensi tertentu, integrasi
antara keahlian dosen yang berbeda-beda dalam rangka pengembangan aneka blok tematik lewat kerja tim, menekankan tumbuhnya kompetensi
pembelajaran dalam
problem solving
baik lewat belajar aktif dan kooperatif dalam kelompok-kelompok kecil maupun lewat
independent
atau
self-directed learning
dalam rangka menemukan solusi atas aneka kasus maupun problem nyata.
6
Langkah penting dalam proses penerapan pembelajaran berbasis masalah yaitu generalisasi pada proses belajar diberbagai situasi dalam
menerapkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan juga tingkah laku dalam menyelesaikan suatu permasalah medis. Seperti pemecahan masalah yang
diberikan dalam proses pembelajaran dalam bentuk scenario.
15
Ada beberapa pendekatan sebagai konsep dasar dalam melaksanakan pembelajaran berbasis masalah ini. Pendekatan ini dikenal
dengan “
the seven steps in PBL
” yaitu
15
: 1.
Mahasiswa belajar dalam suatu kelompok untuk menyelesaikan masalah yang diberikan dalam bentuk skenario
2. Mahasiswa dapat menetapkan masalah yang diberikan
vii
3. Pertukaran pendapat dalam kelompok dapat digunakan untuk
mengidentifikasi masalah dan menjelaskan fenomena yang terjadi dalam skenario yang diberikan
4. Kelompok mencapai simpulan sementara mengenai skenario yang
diberikan 5.
Kelompok merumuskan hasil dan tujuan pembelajaran 6.
Mahasiswa belajar secara independen untuk mencapai hasil belajar yang optimal
7. Mahasiswa dapat bertemu kembali dengan kelompoknya untuk
sharing
pengetahuan yang diperoleh Dalam proses pembelajaran berbasis masalah, proses diskusi
dilakukan dengan kelompok-kelompok kecil antara 7-10 orang untuk membahas masalah dalam bentuk skenario dan mencatat apa yang
diketahui serta yang belum dimengerti. Proses pembelajaran dengan kelompok kecil ini disebut
Small Group Discussion
SGD Dalam jalannya diskusi, tugas dosen adalah mengamati seluruh proses dan
menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran tersebut.
2
Diskusi yang efektif dalam SGD yaitu fasilitator hanya memfasilitasi bukan untuk memberi jawaban dari permasalahan dalam
skenario. Dan juga dalam diskusi SGD juga diharapkan mahasiswa dapat melatih keterampilan berbicara dalam hal ini dapat menjelaskan
permasalahan dalam skenario dan juga membuat mahasiswa yang lain mengerti saat melakukan
sharing
informasi.
16
Selain dari pembelajaran teori yang digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam kelompok diskusi, mahasiswa juga diharapkan dapat
menerapkan teori tersebut dalam praktek klinis. Sehingga dibutuhkan pelatihan keterampilan klinis untuk mempersiapkan mahasiswa dalam
menghadapi segala permasalahan di dunia kerjanya kelak. Pelatihan
clinical skill
yang efektif yaitu diberikan secara berjenjang kepada mahasiswa pendidikan kedokteran.
Penerapan pelatihan
clinical skill
sebagai proses menciptakan
output
dokter yang berkompeten tidak bisa lepas dari poin praktek dalam
viii
pembelajaran berbasis masalah. Poin praktek pada strategi pembelajaran
Problem-Based Learning
7
: -
PBL adalah proses pembelajaran yang menuntut siswa untuk menjadi terlibat aktif dalam kerja kelompok kolaboratif
- PBL merupakan proses aktif dan mendalam dimana siswa harus
mengambil tanggung jawab yang signifikan untuk menambah pengetahuan mereka
- PBL membantu siswa berkembang menjadi reflektif dan praktisi yang
kompeten Pembelajaran yang memiliki motivasi dan emosional, dan dalam
kelompok PBL dapat menumbuhkan atau menghalangi ini tergantung pada keterampilan fasilitator
- Kunci untuk hasil yang sukses mencapai tujuan pendidikan untuk
mahasiswa dan fakultas yaitu untuk memahami proses belajar dan peran mereka di dalamnya
2.3
Basic Clinical Skill
pada Metode
Problem-Based Learning
Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi KBK dikenalkan metode
SPICES
, yang terdiri dari
Student Centre, Problem Based Learning, Integrated, Community Based, Early Clinical Exposure
, dan
Structured.
Berdasarkan metode
SPICES
, akan terjadi perubahan paradigma pendidikan kedokteran dari pembelajaran yang berpusat pada
dosen
Teacher centre learning
kearah pembelajaran yang berpusat pada pelajar
.
Salah satu indikator pelaksanaan
student centre learning
dapat dilihat dari banyaknya fakultas kedokteran di dunia maupun di Indonesia
yang menerapkan PBL.
3
Selain
Problem-Based Learning
didalam kurikulum berbasis kompetensi juga terdapat
Clinical Skill
yang wajib diketahui oleh mahasiswa kedokteran. Dengan diterapkannya kurikulum berbasis
kompetensi KBK, maka
output
yang diharapkan adalah seorang lulusan dokter memiliki kompetensi yang disudah ditetapkan. Seorang lulusan
pendidikan kedokteran harus mampu menunjukkan keterampilan kliniknya
ix
di dunia kerja. Oleh karena itu, untuk memastikan bahwa seorang lulusan dokter tersebut telah memiliki kompetensi klinik maka diperlukan suatu
penilaian untuk mengukur kompetensi tersebut.
3
Dengan adanya standar dokter yang telah ditentukan. Pelatihan
Clinical Skill
disetiap universitas dengan program studi pendidikan dokter pada khususnya wajib untuk diikuti oleh para mahasiswa. Dengan adanya
penilaian untuk mengukur kompetensi kemampuan klinis, maka dalam pembelajaran ilmu kedokteran perlu diberikan
Basic Clinical Skill
untuk membantu menunjang keterampilan klinis para mahasiswa kedokteran.
Dalam kompetensi klinis setiap mahasiswa terdapat empat komponen penting dalam pelatihannya, yaitu : ilmu pengetahuan yang
menjadi dasar pelaksanaan keterampilan klinis, pemeriksaan fisik, pemecahan masalah, dan keterampilan dalam berkomunikasi. Keempat
komponen ini wajib untuk mahasiswa kuasai dalam menjalankan profesinya kelak.
8
Selain hal-hal tersebut diatas, jalannya proses pembelajaran pendidikan dokter di Indonesia terbagi menjadi dua tahap yang
berkesinambungan, yaitu pendidikan tahap sarjana kedokteran dan tahap profesi. Pada saat menempuh pendidikan tahap profesi, mahasiswa akan
dibimbing oleh dosen pembimbing klinik. Dosen pembimbing klinik adalah staf pada tiap departemen baik yang mempunyai status pegawai
kementrian pendidikan nasional maupun kementrian kesehatan dan pegawai pemerintah propinsi dan daerah. Sehingga adanya pelatihan dasar
keterampilan klinis sangat diperlukan sebelum mahasiswa menuju tahap pendidikan program profesi.
9
2.4 Aplikasi