Persepsi guru tentang KBK biologi hubungannya dengan pemahaman strategi pembelajaran biologi : survei di MA Wilayah kota Tangerang

!2coIf/4fT

PERSEPSI GURU TENTANG KBK BIOLOGI
HUBUNGANNYADENGAN
PEMAHAMAN STRATEGI PEMBELAJARAN BIOLOGI
(Survei di MA Wililyah Kota Tangerang)

II perャIstO|kj[BイセM

Uli\l SY/\HlD LjO|A\ゥqjセイa

f
_ __..J

Mセ

OLEH
ABDUL MUNQIDZ
NIM 10016018054

kbsifilGlsi :


,

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H12008

,.•

PERSEPSI GURU TENTANG KBK BIOLOGI
HUBUNGANNYA DENGAN
PEMAHAMAN STRATEGI PEMBELAJARAN BIOLOGI
(Survei di MA Wilayah Kota Tangerang)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai

Gelar Smjana Pendidikan
Oleh

ABDUL MUNQIDZ
NlM 10016018054

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I

Pembimbing IT

Ir. H. Mahmud M. Siregar, M.Si
.NIP. 150222933

>J..,.Nujiyo Miranto, M.Pd

NIP. 150299933

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDlKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATIJLLAH
JAKARTA
1428 H12007

LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi beJjudul "Persepsi Gum teutang KBK Biologi Hubuugannya
dengan Strategi Pembelajaran Biologi (Survei di MA Wilayab Kota Tangerang)"
diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegwuan Universitas Islam Negeri
Syarif HidayatuIIah Jakarta, dan telah dinyatakan Iulus daIam ujian munaqasah pada
tanggal 24 Maret 2008 dihadapan penguji. Oleh karena itu, penulis berhak
memperoleh geIar saJjana (Strata I) daIam bidang Pendidikan BioIogi.
Jakarta, 24 Maret 2008
Panitia Ujian Munaqasah

Tallggal
Ketna Panitia (Ketua JUnisan Pendidikan IPA)

cr.t

\CH'
............

Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si
NIP. 150222933
Sekretaris (Sekretaris JUnisan Pendidikan IPA)
Baiq Hana Susanti, M.Sc
NIP. 150299475
Pengnji I
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA
NIP. 150 231 356
Penguji 2
Dr. Zulfiani, M.Pd
NIP. 150368741

Mengetahui
Dekan,

aセヲ


........ セ

(

(Habibi, Wardah, Faruk, Fairuz, Sarah, Rajar, Dannissa) yang selalu
rnernberikan sernangat dan dukungannya.
6. Juhji, Marbawi, Muslirnin, Dudu, Sahal, lka, Saleh, Iroh, lib, Edo, bantuan
kalian dalarn penulisan skripsi ini takkan kulupakan. dan ternan-ternan
Jurusan Pendidikan IPA-Biologi angkatan 2000 yang selalu rnernberikan
sernangat dan dukungannya.

Jakarta, 31 Maret 2008

Penulis

DAFTARISI

KATAPENGANTAR

1


DAFTAR lSI

ii

DAFTAR TABEL

iii

DAFTARBAGAN

iv
,. v

ABSTRAK
BABI

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah


B. Identifikasi Masalah .. ,

1
,

,. 7

C. Pembatasan Masalah

7

D. Perumusan Masalah

7

E. Manfaat Penelitian

8

F. Sistematika Penulisan


8

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIlaR, DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis

10

l. Persepsi Guru tentang KBK

10

2. Pemahaman Guru tentang Strategi Pembelajaran Biologi

14

3. Kurikulum Ber'basis Kompetensi

17


4. Strategi Pembelajaran Biologi

25

B. Kerangka Pileir

34

C. Hipotesis

36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian

37

B. Tempat dan Waktu Penelitian

37


C. Metode Penelitian

37

D. Instrumen Penelitian

38

l. Persepsi Guru tentang KBK Biologi

39

2. Pemahaman Guru tentang Strategi Pembelajaran Biologi

41

E. Teknik Pengumpulan Data

45


F. Populasi dan Sampel

46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Guru Biologi Madrasah Aliyah

50

I. Jenis Kelamin

50

2. Pendidikan Tertinggi

50

3. Kualifikasi Pendidikan Tertinggi

51

4. Lama Mengajar

52

B. Persepsi Guru Biologi tentang KBK Biologi

52

C. Pemahaman Guru Biologi tentang Strategi Pembelajaran

56

D. Analisis Data

59

E. Interpretasi Data

62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

65

B. Saran

66

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabe] 1. Sifat Item Berdasarkan Daya Pembeda
Tabe] 2. Angka Indeks Korelasi Product Moment secara kasar
Tabel3. Distribusi Frekuensi RelatifKumu1atifPersepsi Guru
Tabel4. Skor Rata-Rata Hasil Analisis Persepsi Guru
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Relatif Kumulatif Pemahaman Guru
Tabel 7. Hasil Analisa Statistik Pemahaman Guru
Tabel8. Prosentase Persepsi dan Pemahaman
Tabel 9. Analisis Korelasioner Antara Persepsi dengan Pemahaman

DAFTAR BAGAN / GAMBAR

Bagan 1. Kerangka Dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi
Bagan 2. Kedudukan Silabus dalam Pengembangan Sistem Kurikulum Nasional
Bagan 3. Kompetensi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi
Bagan 4. Perbandingan Jenis Kelamin Guru Biologi
Bagan 5. Pendidikan Tertinggi Guru Biologi
Bagan 6. Kualifikasi Pendidikan Tertinggi Guru Biologi
Bagan 7. Lama Mengajar Gum Biologi Madrasah Aliyah

Gambar 1. Kontinum Pembelajaran
Gambar 2. Gerak titik dan metode belajar-mengajar dari strategi ekspositori-discoveri

ABSTRACT
This research is titled "Teachers Perceptioll About Competellcy Based
Curriculum (CBC) Biology Correlatioll by Ullderstallding of Strategy
Biological Leaming" (Survey at MA of Tallgerallg City). Intake ofsample use
technique of Multistages area of cluster random sampling. Sample of this
Research amount 30 people of teacherbiology which gone the round at 17
Madrasa Aliya. Data collecting use instrument of perception and test of
understanding which have been tested level of validity and reability
(alpha=0.8868). Analyses data use technique of frequency distribution,
percentage, assess average, and correlation of Product Moment. Result of
research indicate that perception teacher men is 43.33% goodness and 16.67%
bad, while understanding ofStrategy Biological Learning 53.33% goodness and
6.67% bad, it's not far different from mistress perception namely 36.67%
goodness and 3.33% bad, while understanding it's 36.67% goodness and 3.33%
bad, Assess perception average is 37.70, and assess understanding average is
9.73. make an index to correlation Pearson ofequal to 0.959 at Significant 0.05
indicating that correlation between Variable is very strong.
Key word: Perception, Teacher Understanding, Competency Based Curriculum
(CBC) Biological, and Understanding ofStrategy Biological Learning

ABSTRAK
Penelitian ini berjudui "Persepsi Guru tentang KBK Biologi Hubungannya
dengan Pemahaman Strategi Pembelajaran BIologi" (Survei di MA Wilayah
Kota Tangerang). Pengambilan sample menggunakan teknik multi stage area
cluster random sampling. Sampel penelitian ini beIjumlah 30 orang guru biologi
yang tersebar pada 17 Madrasab Aliyah. Pengumpuian data menggunakan
instrnmen persepsi dan tes pemabaman yang telab diuji tingkat validitas dan
reliabilitasnya (alpha=0.8868). lUlalisis data menggunakan teknik distribusi
frekuensi, persentase, nilai rerata dan korelasi Product Moment. Hasil penelitian
menunjukkan ballwa persepsi guru laki-laki adalab 43.33% balk dan 16.67 tidak
balk, sedangkan pemabaman strategi pembelajaran 53.33% balk dan 6.67% tidak
balk. Tidakjauh berbeda dengan persepsi guru perempuan yakni 36.67% balk dan
3.33% tidak balk, sedangkan pemabamaunya 36.67% balk dan 3.33% tidak balk.
Nilai rerata persepsi adalab 37.70 dan nilai rerata pemahaman adalah 9.73. Angka
korelasi Pearson sebesar 0.959 pada taraf significansi 0.05 yang menunjukkan
babwa korelasi antara kedua variabel sangat knat.
Kata kund: Persepsi, Pemabaman, Guru, Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) Biologi, Strategi Pembelajaran Biologi

BABI

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidik merupakan ujung tombak pendidikan, oleh karena itu ia secara
langsung

berupaya

mempengaruhi,

membimbing,

dan

mengembangkan

kemampuan siswa agar menj adi manusia yang cerdas, terampil, dan bermoral
tinggi. Dengan demikian setiap pendidik dituntut untuk memiliki kcmampuan
dasar yang diperlukan dalam mendidik dan mengajarkan siswanya. Sebagai
pengajar paling tidak pendidik harus menguasai bahan-bahan yang akan diajarkan
dan terampil dalam hal cara mengajarkannya. Untuk mengajar agar lebih
bermakna dan memberikan hasil yang sebaik-baiknya, malm pendidik hanls
mengetahui kompetensi dan metode serta strategi belajar mengajar yang sesuai
dengan konsep yang akan diajarkan.
Banyak sudah kritikan yang dialamatkan kepada metode pendidikan
fonnal di sekolah-sekolah. Bahkan tidak sedikit yang menilai ballwa sistem
pendidikan yang dikembangkan di Indonesia selama ini suclall ketinggalan jaman.
Selain diclesain sentralistik, sistemnya cenclenmg berlaku unum untuk semua
claerah. Paclahal antara claerah yang satu dengan daerah yang lailmya memiliki
karakteristik yang berbeda. Itulah sebabnya, hams ada perubahan terhaclap sistem
penclidikan. Intinya, bagaimana membuat sistem pencliclikan yang mampu
melahirkan lulusan yang berkualitas dengan memiliki kompetensi dan keahlian
tertentu.
Aclanya kegiatan inovasi dan pembaharuan program pendidikan suclah
menjadi tuntutan clan keharusan, kapan pun dan climana pun. Hal ini mutlak
clilakukan, mengingat pencliclikan dituntut untuk selalu dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta gerak maju jaman menuju
masa depan yang cemerlang. 1 Salah satu unsur penting dari pendiclikan yang perlu
dilakukan inovasi dan pemballaruan adalah pengembangan pendekatan clan

2

strategi pembalajaran,

yang dalam pelaksanaannya hams

ditopang oleh

manajemen yang tepat.
Sebuah hasil inovasi pembelajaran dalam pendidikan di Indonesia yaitu
mulai dberlakukannya pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi (Competence
Based Curriculum) atau yang biasa disebut KBK, yang berorientasi pada

kecakapan hidup (Life Skill). Dikembangkannya KBK menuntut keprofesionalan
guru dalam mengembangkan inovasi proses pembelajaran agar pembelajaran tidak
sentralistik dan membosankan.
Seorang pendidik hams mampu menumbuhkembanglcan potensi diri dan
bakat

peserta

didilc,

sehingga

mampu

mencan

dan

menemukan

ilmu

pengetahuannya sendiri. Tugas pendidik bukan mencurahkan dan menyuapi
peserta didik dengan ilmu pengetahuan, tetapi mereka hanya sebagai motivator
dan fasilitator dalam pendidikan. 2 Oleh \carena itu, pendidilc tidalc hanya
mengemas dan mengarahkan mata pelajaran bagaimana mereka (peserta didik)
harus belajar untulc ulangan, tetapi lebih jauh lagi menurut UNESCO bahwa
pendidilcan harus didasarkan pada empat pilar yaitu: belajar untuk mengetahui dan
menemulcan sesuatu (learning to live together).3
Sebelum pendidilc (guru) mampu memfungsilcan diIi sebagai motivator
dan fasilitator pendidilcan, terlebih dahulu ia hams mampu mempersepsilcan
Icurikulum yang kemudian diaktualisasikannya dalam proses pembelajaran.
Aktualisasi Icurilculum ke dalam proses pembelajaran memerlukan sebuah proses
pemahaman dalam strategi pembelajaran.
Proses pembelajaran biologi tidak hanya menekankan penguasaan
Icumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsipprinsip saja tetapi juga mempakan suatu proses penemuan dengan cara mencari
talm dan memahami tentang alam secara sistematis. Dalam KBK biologi SMA
dan MA dikatakan bahwa pendidikan biologi menekankan pada pemberian

2 Deny Suwarja, KBK, Tantangan Profesionalitas Guru?, Internet: 30 September 2003,
http://ww.artikeVus/dsllwarja.htrn-9k

3

Soediiarto. Pendidiknn nュセゥョ I

r;p/wC7ni rVnhnnfl Mpl1f'prAn{'lmn

J(aldA""r",,

R",n"""'n rim.

4

Rerlen (dalam Sholahudin: 2001) menyarankan agar pembelajaran sains/biologi
dapat mengembangkan sikap ilmiah (scientific attitude) seperti sikap ingin tahu
(curiosity), kebiasaan mencari bukti sebelum menerima pemyataan (respect for
evidence), sikap luwes dan terbuka dengan gagasan ilmiah (flexibility), kebiasaan
belianya secm'a kritis (critical eflection), dan sikap peka terhadap makhluk hidup
dan lingkungan sekitar (sensitivity to living thing and environment). 8
Oleh karena itu setidaknya ada 9 kompetensi khusus yang perlu dimiliki
oleh seorang guru MIPA dalam kegiatan pembelajaran. 9 Pertama, mampu
menguasai materi pelajaran, kedua, mampu mengelola kelas dan laboratorium,
ketiga, mampu mengelola program pembelajaran, keempat, mampu menggunakan
medialsumber belajar yang berwawasan lingkungan, kelima, mampu menguasai
landasan pendidikan, keenam, mampu mengelola interaksi belajar mengajar sesuai
dengan metoda yang tepat untuk pembelajaran, ketujuh, mampu mengembangkan
keterampilan proses sains, kedelapan, mampu menilai prestasi belajar, (termasuk
skill kerja laboratorium), dan kesembilan, mampu menggunakan metoda ilmiah
dalam penelitian.
Seorang guru profesional dituntut untuk dapat menampilkml keahlian
didepan kelas. Salah satu komponen keahlian itu adalah kemampuan untuk
menyampaikan pelajaran kepada Slswa atau peserta didik. Dntuk dapat
menyampaikan pelajaran dengan efektif dan efisien, guru perlu mengenal
berbagai jenis strategi pembelajaran sehingga dapat memilih pembelajaran
manakah yang paling tcpat untuk suatu bidang pelajaran. IO
Tuntutan ideal KBK biologi tersebut di atas hal1.1S ditunjang dengan
kemampuan guru dalmn mempersepsikan KBK biologi itu sendiri sehingga
mampu

menerapkmmya dalam proses pembelajaran di

sekolah

dengan

menggunakan strategi-strategi pembelajaran tersendiri sesuai dengan keadaan dan

8 Arif Shotahudin, Jurnal Pelldidikall dall Kebudayaan, No. 322, Tahun ke-7, November
2001, Pemberdayaan Mata Pelajaran IPA dalam Dpaya Menumbuhkembangkan Sikap Positif
Terhadap Lingkungan, (Jakarta: Balitbang, Depdiknas, 2001)
9 Rukaesill Ahmad, dkk, Penillgkalan ProJesionalilas Guru Madrasah Aliyah se-DK1

.Jnlrnrtn .c.:::prnilnlr!lTC"'... "'C'''' ...... "

}.,f .... ...t_............ t.

aQセ

•• _L ..1_ •••

T""l'YT"'>'

....... ,. . . . . . . .

--

-

.

--"

5

kondisi sekolah masing-masing. Penggunaan strategi pembelajaran menuntut
sebuah pemahaman dari seorang guru itu sendiri sebelum diaktualisasikan.
Alasan peneliti melalcukan penelitian ini didasarkan pada: (I) Kegiatan
pembelajaran di sekolah tidak terlepas dari peran serta guru sebagai ujung tombak
keberhasilan, (2) Persepsi guru tentang KBK biologi mempakan salah satu
prasyarat dalam mengaktualisasikan kurikulum tersebut kedalam sebuah proses
pembelajaran, dan (3) Pemahaman strategi pembelajaran biologi merupakan
Iangkah awal dalam upaya mengaktualisasikan KBK biologi di sekolah.
Berdasarkan latar belakang itulah penulis mencoba untuk mengadakan
penelitian mengenai persepsi guru tentang KBK biologi dan hubungamlya dengan
pemahaman strategi pembelajaran biologi, dengan mengambil judul penelitian
Persepsi Guru Tentang KBK Biologi Hubungannya Dengan Pemahamall
Strategi Pembelajaran Biologi.

B. Idelltifikasi Masalah

Beranjak dari berbagai masalah yang telah disebutkan di atas, maka dapat
diidentifikasi masalall-masalah berikut: I) Apakah implementasi KEK biologi
memerlukan seorang guru yang profesional serta memiliki kompetensi tertentu di
bidangnya? 2) Apakah sebelum KBK diaktualisasikan ke dalam proses
pembelajaran, perlu adanya pemahaman tentang KBK itu sendiri? 3) Sejauh mana
persiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru tersebut? 4) Bagaimana
persepsi guru tentang KBK biologi? 5) Bagaimana strategi pembelajaran yang
akan diterapkan guru dalam menyambut KBK dengan kondisi sekolah masingmasing? 6) Apakah perbedaan persepsi tentang KBK biologi akan mengakibatkan
perbedaan hasil proses pembelajaran di sekolah? 7) Apalmh pemahaman tentang
strategi pembelajaran biologi merupakan langkah awal dalam mengaktualisasikan
KEK biologi? 8) Apakah terdapat hubungan positif antara persepsi guru tentang
KBK biologi dengan pemahaman strategi pembelajaran biologi?

6

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan Identifikasi Masalah di atas dan agar peneHtian beIjalan
dengan baik dan terarah, maka peneliti hanya membatasi penelitian pada
hubungan persepsi guru tentang KBK biologi dengan pemahaman strategi
pembelajaran biologi.

D. Perumusan Masalah

Dad batasan penelitian tersebut di atas maka rumusan masalalmya adalah
apakah terdapat hubungan antara persepsi guru tentang KBK biologi dengan
pemahaman guru tentang strategi pembelajaran biologi?

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat bagi:
I. Calon

Gum

(mahasiswa),

menambah

pengetahuan

persepsl

dan

pemahaman gum terkait dengan KBK dan strategi pembelajaran biologi di
Madrasah Aliyah.
2. Guru, menambah khazanah pengetahuan persepsi guru tentang KBK
biologi dan pemahaman guru tentang strategi pembelajarannya yang
disesuaikan dengan kondisi sekolah dimana ia mengajar.
3. Sekolah, sebagai bahan masukan bagi sekolah khususnya kepala sekolah
dalam mengelola sekolah yag terkait dengan sarana dan prasarana yang
ada.

F. Sistematika Pellulisan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan acuan baku dari buku
pedoman penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, yang diterbitkan oleh UIN Jakarta
Press dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I

PENDAHULUAN yang terdiri dari Latar Belakang Masalah,
Identifikasi Masalah, Pemmusan Masalah, Manfaat Penelitian, dan
Sistematika Penulisan.

BARIl
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Persepsi Guru tentang KBK
a. Pengertian Persepsi

Menurut Robbins (dalam Rivai), persepsi diartikan sebagai proses aktif
dalam menyerap, mengatur, dan menafsirkan pengalamannya secara selektif,
dimana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera
mereka agar memberikan makna sehingga memberikan kesan atau pandangan
seseorang tentang objek tertentu. 1 Persepsi disini dapat diartikan sebagai
kemampuan seseorang untuk membedakan, mengelompokkan,

atau juga

memfokuskan objek.
Sementara, Abdul Gani Ishak (dalam Yusuf) mendefinisikan persepsl
sebagai tanggapan, pandangan atau perasaan seseorang terhadap sesuatu perkara
mengikuti pengetahuan yang ada pada orang tersebut 2 Pendapat ini sangat
dipengaruhi oleh latar belakang, pengalaman, lcepercayaan dan pegangan nilai
seseorang.
Sedangkan Robbins (1995) memberikan batasan persepSI dengan:
"perception is a process by which individuals organize and inte/pret their sensory
impression in order to give meaning their environment ,,) (proses dimana individu
mengorganisasi dan menginterpretasi kesan inderawi dalam usaha memberi arti
lingkungmmya). Batasan ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Douglas. 4
Perception is the process through which raw sensation from the
environment are interpreted using knowledge and understanding of the
world. so that they become meaning/ill! experiences"
I Veithzal Rivai. Efektivitas Praktik Bahasa Inggris (Survei di STIE se-Jakarta 2001).
Jurnal Pendidikan dOll Kebudayaan. No. 035. lahun ke-.• (Jakarta: Balitbang Depdiknas. 204)
2 Mohd YusufB. Hj. Mohd Sharif, Kajian Persepsi Guru-guru Sekolah Menengah Terhadap
Gaya Kepemimpinan Pengetua Serta Iklim Sekolah Terhadap Persepsi Guru di Daerah Kangar.
Perls, Internet htlp://www.moe.gov.my/-mpp?Yusof.hlm. 10 Agustus 2004
3 Robbins. S.P, Essen/ial of Organizational Behavior, (London: Prentice Hall Inc. 2000),

-:lrd

D..I

"LT

'l,c'

9

Persepsi disini berarti suatu proses yang melalui sensasi kasar dari
Iingkungan

sekitar

yang

sudah

diinterpretasikan

dengan

menggunakan

pengetahuan dan pemahaman tentang dunia, sehingga menghasilkan pengalaman
yang bermakna. Dari pendapat tersebut jelaslah bahwa persepsi sangat
dipengaruhi oleh latar belakang, pengalaman, kepercayaan dan pegangan nilai
seseorang.
Djapri (1995) memberikan pengertian persepsi sebagai suatu kemampuan
individu untuk mengamati dan mengenal perangsang (stimulus), sehingga
berkesan menjadi pemahaman, pengetahuan, sikap, dan tal1ggapan-tanggapan. 5
Sementara Irwal1to (1994) mengatakan bahwa persepsi adalah proses diterimanya
rangsang (objek, kualitas, Imbul1gan antara gejala maupun peristiwa) sampa!
rangsang itu disadari dan dimel1gerti. Proses pel1elimaan ral1gsang ini disebut
penginderaan (sensation).6 Dari pengertian ini, tedapat unsur interpretasi terhadap
rangsang-rangsal1g yang diterima individu sehingga interpretasi il1i menyebabkan
individu menjadi subjek dari pengalamalmya sendiri.
Luthal1 menjelaskan persepsi sebagai berikut:

"The perceptual process can be defined as a complicated of selection,
organization, and interpretation. Although perception depend largely
upon the senses ofraw ofdata, the cognitive process may filter, modifY, or
completely change these data ,,7
Menurutnya persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu interaksi yang
rumit dari penyeleksian, pengorganisasian, dan penafsiral1, meskipun persepsi
tergantul1g pada il1dera, proses kognitif kemungkil1an teljadi penyaril1gan
modifikasi atau mengubah data secara tuntas.
b. Faktol"-faktol" yang Mempengal"Uhi Pel"sepsi
Menurut Davidoff dan Linda L., ada beberapa faktor yang mempel1garuhi
persepsi diantaranya adalah:

5 Djapri Basri, Persepsi Guru terhadap Implementasi Program Pendidikan Ganda di
Kotamadya Banjarmasing, Jurnal Pelldidikall dall Kebudayaall, No. 041, Tail,//! ke-., Internet
http://www.depdiknas.go.idlJnrnaV41/Djapri.htm. 10 Agnstus 2004
6 T.... 'nr.f ....

[Q セ L

n_:1__ 1__." rr.

/T_1

'

...........

.-.

."



._.

10

a. Kesadaran
Jika individu sedang merasa bahagia maka lagu yang biasa diperdengarkan
oleh pemancar radio terdengar begitu merdu, tetapi jika sedang bersedih
maka lagu yang sarna mungkin membosankan.
b. Ingatan
Berperan dalam persepsi menurut atman-aturan tertentu. Dalam rangka
pemberian arti, orang cenderung untuk terus membandingkan penglihatan,
suara, dan penginderaan lainnya dengan ingatan-ingatan pengalaman lalu
yang mirip.
c. Proses Infonnasi
Individu dapat memutuskan dan menentukan data mana yang akan
dihadapi berikutnya, dibandingkan dengan situasi yang lalu dan saat itu,
lalu membuat interpretasi dan evaluasi.
d. Bahasa
Dapat mempengaruhi kognisi dan membetikan bentuk pada persepst
secara tidak langsung.
e. Pengujian Hipotesis
Mempakan komponen pusat persepsi yang mengolah informasi. 8
Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa persepsi seseorang tentang
sesuatu dipengaruhi kebiasaan yang sering dijumpai, seperti: kesadaran, ingatan,
dan proses infOlmasi. Sedangkan bahasa dan pengujian hipotesis merupakan
faktor yang mempengaruhi persepsi secat'a tidak langsung.
Sementara itu, Sondang P. Siagian menyebutkan ada tiga faktor yang
dapat mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu: diri orang yang bersangkutan,
sasaran persepsi, dan situasi.
a. Diri orang yang bersangkutan
Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interpretasi
tentang apa yang dilihatnya itu, hal ini dipengaruhi oleh karakteristik
individual yang turut berpengaruh seperti sikap, motif, kepentingan, minat,
pengalaman dan harapan.
b. Sasaran persepsi tersebut
Sasaran itu biasanya berupa orang, benda atau peristiwa. Sifat sasaran itu
biasanya berpengaruh terhadap persepsi orang dalam melihatnya.
c. Situasi
Persepsi harus dilihat secara kontekstual, yang berarti dalam situasi mana
persepsi itu timbu1. 9

8 Davidoff, Linda.
1,1.,.1 1 hI ..... 1'2'1 ,}'lA

L., Psikologi Suatu Pellgantar, (Jakarta: Ertangga, 2001), Edisi ke-2,

11

Pendapat yang hampir sarna dikemukakan oleh Singgih. Menurutnya,
faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah: motif, kesediaan dan harapan,
intensitas rangsang, kontras serta pengulangan.
a. Motif
Motif adalah faktor internal yang dapat menerima perhatian. Adanya motif
dapat menyebabkan munculnya keinginan individu melakukan sesuatu dan
sebaliknya.
b. Kesediaan dan harapan
Hal ini akan menentukan pesan mana yang akan dipilih untuk diterima.
Selanjutnya bagaimana pesan yang akan dipilih itu akan ditata dan
diinterpretasikan.
c. Intensitas rangsang
Kuat lemahnya rangsang yang diterima akan sangat berpengamh terhadap
individu.
d. Kontras
Sesuatu yang sangat berbeda dcngan sekelilingnya dan menarik perhatian.
e. Pengulangan
Suatu rangsang yang muncul atau teljadi secara bemlang-ulang akan
menarik perhatian sebelum ia mencapai titikjenuh. 1O
Sedangkan menumt Irwanto, faletor yang mempengamhi persepsi adalah:
perhatian yang seleletif, ciri-ciri rangsang, nilai-nilai kebutuhan individu, serta
pengalaman.
Sementara menumt Slameto, perbedaan persepsi ini dapat ditelusuri pada
adanya perbedaan-perbedaan individu, perbedaan dalam kepribadian, perbedaan
dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. 11
Berdasarkan pada berbagai pendapat tersebut di atas, maka dapat
dikatakan bahwa persepsi seseorang terhadap sesuatu objek dapat dipengamhi
oleh motif, pengalaman, intensitas, rangsangan, perhatian yang selektif, nilai dan
leebutuhan yang dimiliki individu.

10

Singgih Dirgagullarsa, Penganlar Psikologi, (Jakarta: Sumber Widya, 2003), Cet.Ke-5,

12

2. Pemahaman Guru tentang Strategi Pembelajaran Biologi
a. Pengertian Pemahaman
Pemahaman berasal dan kata "paham" dalam Kamus Bahasa Indonesia
berarti "proses, cara, pembuatan, mematuhi, atau memahamkan"l2. Ada beberapa
pakar yang mendefinisikan pemahaman diantaranya, De Bono yang mengartikan
bahwa pemahaman merupakan cara berpikir vertikal yang memiliki sifat selektif,
analisis, dan bemrutan. Apabila pemahaman belum dikuasai, maka tingkatan
kognitif yang lebih tinggi tidak dapat dikuasai. 13 Menumt Biehler, pemahaman
ditunjukkan dengan kemampuan untuk melakukan komunikasi dalam berbagai
bentuk, menafsirkan alam, dan mengartikan diagram 14
Definisi pemahaman menumt Sujiono adalah kemampuan seseorang untuk
mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan dingat. Dengan
kata lain memahami adalah mengetahui sesuatu dan dapat melihatnya dari
berbagai segi 15
Pemahaman merllpakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih
tinggi dari ingatan dan hafalan. 16 Menurut Gordon yang dikutip Mulyasa
pemahaman adalah kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu. 17
Pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu
memahami arti atau konsep, sitllasi, serta fakta yang diketahuinya.
Menumt Winkel (dalam Sukiniarti), pemahaman diartikan sebagai
kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. 18
Kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatll bacaan,
mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain, seperti

12 Dinas Pendidikan Nasional, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2002), edisi II. hIm. 8I I
13 Edward De Bono, Belpikir Lateral, (Jakarta: Binarnpa Aksara, 2004), h. 33
14 Biehler Robert F., Psychology Applied to Teaching, (New York: Houghton Mifflin,
2002), h. 215
IS A. Sujiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2004), h. 32
16 Ibid, h.32
17 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kampetensi, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2004),

h. 39

13

membuat perkiraan tentang kecendemngan yang nampak dalam data tertentu,
seperti grafik.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Guru
MenUiut Bloom seperti dikutip Yamin, perkembangan manUSla dibagi
l11enjadi tiga ranah yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dikenal sebagai
taksonol11i Bloom.

Faktor-faktor yang l11empengamhi pemahaman dalam

taksonomi Bloom, ditel11patkan pada ranah kognitif tingkat kedua, lebih tinggi
kualitasnya dibandingkan del1gan pengetahuan. 19
Lebih lanjut Bloom menjelaskan bahwa di dalam pel11ahaman mencakup
tiga dil11ensi pel11ahaman, yaitu:
a. Translasi: yaitu kesanggupan memahami makna yang terkandung didalamnya,
misalnya meneljel11ahkan bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia.
b. Interpretasi: yaitu l11empakan pemahaman yang mampu l11enerangkan atau
menyimpulkan hasil dari suatu komtmikasi, misalnya memahami grafik yang
berhubungan dengan dua objek yang berbeda.
c. Ekstrapolasi: yaitu meluasnya kecendemngan mel1ggunakan data untuk
menentukan kesimpulan, pengamh dan hasil serta menerangkan sesuatu,
kesanggupan melihat dibalik yang tertulis, tersirat, dan tersurat serta
meluasnya wawasan.
Apabila gum telah l11el11ahami materi selanjutnya ia hams memahami
kurikulum yang meliputi segala aspek yang mendasarinya. 20 Berdasarkan
beberapa definisi diatas, jelas bahwa pemahaman adalah sebuah proses yang
diawali dengan belajar, karena dengan belajar diperoelh pembahan yaitu
pengetahuan,

sikap,

keterampilan,

kebiasaan,

pengalaman,

minat,

dan

penghargaan/penyesuaian diri lcearah yang lebih baik. Adapun indikator
pemahaman pada dasamya sama yaitu dengan l11emahami sesuatu berarti
seseorang dapat mempertahankan, membedakan, menduga,
menafsirlcan,
menganalisis,
19

memperkirakan,
memberi

menentulcan,

contoh,

menulis

meneranglcan,

mempeduas,

menyimpulkan,

kembali,

l11englclasifikasi,

Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kampetellsi, (Jakarta: Gaung Persada

14

mengaplikasikan dan mengikhtisarkan. Indikator tersebut menunjukkan bahwa
pemahaman mengandung makna lebih luas/lebih dalam dari pengetahuan.
3. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
a. Konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Biologi
Kompetensi dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilainilai dasar yang dapat direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten dan

tems menems

memungkinkan seseorang menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai dasar melakukan sesuatu?l Kurikulum Berbasis
Kompetensi tidak bertujuan untuk membentuk lulusan (output) yang memiliki
pengetahuan sebanyak-banyaknya, melainkan lulusan yang dapat menggunakan
pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari demi mencapai kebutuhan
hidupnya. 22
Dasar

pemikiran

untuk

menggunakal1

konsep

kompetensi

dalam

kurikulum mel1umt Pusat Kurikulum sebagai berikut:
I. Kompetensi berkenaan dengan kemampuan Slswa melakukan sesuatu
dalam berbagai konteks.
2. Kompetensi menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui Slswa untuk
menjadi kompeten.
3. Kompetensi mempakan hasil belajar (learning out comes) yang
menjelaskan hal-hal yang dilakukan siswa setelah melalui proses
pembelajaran.
4. Kehandalan kemampuan siswa melakukan sesuatu hall.1S didefinisikan
secara jelas dan luas dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui
kineJja yang dapat diukur. 23
Sebelul11 jauh mendefinisikan Kurikulul11 Berbasis Kompetensi, perlu
sedikit disinggung pengertian kurikulum. Kurikulul11 l11enumt Hamdani Mu'in
(2003) adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang merupakan
instrumen penting dalam proses pencapaian tujuan pendidikan. 24 Sedangkan
Pusal Kurikulum, Kurikulum Berbasi Kampe/ensi, (Jakarta: Balilbang, 2002), him. I
Yacob Suparta Asman, Kurikulum Berbasi Kampe/ells;, KOMPAS, Senin 3 November
2003, hIm. 50
2J Pusal Kurikulum, Op. Ci/., hIm. I
2J

22

15

menurut Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Azyumardi Azra (2003),
mengatakan bahwa kurikulum mempakan pemandu utama bagi penyelenggaraan
pendidikan secara formal, yang menjadi pedoman bagi setiap guru, kepala sekolal1
(madrasah), dan kerangka (framework) pendidikan dalam pelaksanaan tugas-tugas
'h'25
merek a seI1anarl,
Secara tenninologi istilah Kurikulum Berbasis Kompetensi banyak
diartikan sebagai versi, diantaranya yang diungkapkan oleh Rukaesih Ahmad,
yang mendefinisikan KBK sebagai format yang menetapkan apa yang diharapkan
dapat dicapm oleh siswa dalam setiap tingkatan yang menggambarkan kemajuan
siswa menuju kompetensi yang lebih tinggi dan menetap, sedangkan kompetensi
adalah suatu kemampuan tentang apa yang sepantasnya dapat dilakukan siswa
secm'a tems menerus dalam suatu kajian/mata pelajaran pada suatu tingkat
tertentu,26 Sementara, Abdurrahman Shaleh (2003) menyatakan bahwa KBK
adalah perangkat standar program pendidikan yang dapat mengantarkan siswa
untuk menjadi kompeten dalam berbagai bidang kehidupan yang dipe1ajarinya,27
Demikian pula dengm1 Dede Rosyada (2004) yaI1g menyatakan bahwa
KBK pada hakekatnya mempakan penguatan terhadap kebijalmn kurikulum
sebelumnya yang berbasis tujuan dan juga menekankan pencapaian kompetensikompetensi dengan rumusan tujuan instruksional atau pembelajaran pada setiap
pokok bahasan, tujuan kurikulum untuk setiap mata pelajaran dan rumpun mata
pelajaran, serta tujuan instruksional untuk setiap jenis dm1 jenjang sekolah,28
Sedangkan menumt A. Syafi'i (2003), KBK adalah perangkat standar program
pendidikan yang dapat mengantarkan siswa untuk menjadi kompeten dalam
berbagai bidang kehidupan yang dipelajarinya, Bidang kehidupan yang dipelajari

25 Azyumardi Azra, Strategi Pengembangan Kurikulum Madrasah Aliyah Dalam .era
Otonomi Daerah dan Desentralisasi Pendidikan, lNOVASl Kurikulum, Edisi I, Tahull 2003, him. I,
Makalah disampaikan pada acara seminar dan lokakarya "Implementasi KBK di Madrasah Aliyah,
Hotel Aryaduta, Jakarta 10-11 Juni 2003
26 Rukaesih Ahmad, dkk, Pellillgkatall Profesiollalitas Guru Madrasah Aliyah se-DKl
Jakarta, Semiloka Kerjasama Madrasah Aliyah dengan FMIPA UNJ, 29-20 Januari 2002
27 Abdurrahman Shaleh, Kebijakall Kurikulum Madrasah, (makalah), (Jakarta: Departemen
Agama,.2003)

16

tersebut memuat sejumlah kompetensi siswa dan sekaligus hasil belajamya

(learning oul comes).29
Dilihat daTi beberapa definisi diatas maka yang dimaksud dengan KBK
Biologi adalah suatu fomlat atau konsep yang telah ditetapkan dan diharapkan
dapat dicapai oleh peselia didik tentang apa yang sepantasnya dicapai dalam suatu
kajian mata pelajaran biologi pada suatu tingkat telientu.
b. Kompetensi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan kerangka inti yang memiliki
empat komponen, yaitu Kurikulum dan Hasil Belajar, Penilaian Berbasis Kelas,
Kegiatan

Pembelajaran,

dan

Pengelolaan

Kurikulum

Berbasis

Sekolah.

Sebagaimana terlihat pada bagan I

Kurikulum dan Hasil
Belajar

->
Kurikulum Berbasis
Kompetensi

Pengelolaan
Kurikulum Berbasis
Sekolah

erftmgsi sebagai metode
pembelajaran.

Diagraill titik-titik dl\n

metode pembelajaran

digunakan oleh guru-siswl\ dapatdigambarkan sebl\gai berikut:

39

ASVI'an Zain dan Syaiful Diamarah. OD. cit. h. 48-60

yang

25

4. Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA
Siswa pada hakikatnya memiliki potensi atau kemampuan yang belum
terbentuk secara jeIas, maIm kewajiban gumlah untuk merangsang agar
mereka mampu menampilkan potensi itu, betapa pun sederhananya. Para
gum

dapat menumbuhkan keterampilan para siswa sesuai

perkembangannya,

sehingga mereka memperoleh konsep.

taraf

Dengan

mengembangkan keterampilan-keterampilan memproses perolehan, siswa
akan mampu menemulcan dan mengembangkan sendiri fakta dan lconsep
serta mengembanglcan sikap dan nilai yang dituntut. Proses pembelajaran
seperti itulah yang dapat menciptalcan siswa belaj ar aktif.
b. Berdasarkall pellgelol/lpokall siswa

Strategi pembelajaran yang dipilih oleh gum hams disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran serta materi tertentu. Ada materi yang sesuai untuk proses
belajar secara individual, ada pula yang lebih tepat untuk proses belajar secm'a
berkelompok. Ditinjau dari segi waktu, keterampilan, alat atau media serta
perhatian gum, pembelajaran yang berOlientasi pada kelompolc kadangkadang lebih efelctif.
c. Berdasarkall kecepa(all l/lasillg-lIlasillg siswa

Pada saat tertentu siswa dapat diberi kebebasan untuk memilih materi
pelajaran dengan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka
masing-masing. Strategi memungkinlcan siswa untuk belajar lebih cepat bagi
mereka yang mampu, dml bagi mereka yang kurang, akan belajar sesum
dengan batas kemmnpuamlya. Misalnya dengan pembelajaran modul.
d. Berdasarkall kel1lal/lpuall

Pengelompolckan yang homogen hams didasarkan pada kemampuan siswa.
Bila pada pelaksanaan pembelajaran untulc mencapai tujuan tertentu siswa
hams dijadikan satu kelompok maka hal itu mudah dilaksanakan. Siswa akan
mengembangkan potensinya secara optimal bila berada di sekeliling teman
yang hampir sama tingkat perkembangan intelektualnya.

26

e. Berdasarkan persamaatlminat
Guru perlu membelikan kesempatan kepada slswa untuk berkelompok
berdasarkan kesamaan minat. Pengelompokkan ini biasanya terbentuk atas
kesamaan minat dan berorientasi pada suatu tugas atau pemlasalahan yang
akan dikerjakan. 42
d. Macam-macam Teknik Penyajian dalam Pembelajaran
Dalam buku Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Martinis Yamin,
membagi teknik (metode) penyajian dalam pembelajaran menjadi: ceramah,
eksperimen, demonstrasi, tanya jawab, penampilan, diskusi, studi mandiri,
pembelajaran terprogram, latihan bersama ternan, simulasi, pemecahan masalah,
studi kasus, insiden, praktikum, proyek, bemlain peran, seminar, simposium,
tutorial, deduktif, induktif. 43 MenUlut hemat penulis yang cocok untuk
pembelajaran sainslbiologi adalah:
I. Eksperimen dan Demonstrasi
Eksperimen adalah suatu cara ll1engaj ar dimana siswa melakukan suatu
percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil
percobaarmya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan
dievaluasi oleh guru. 44 Sedangkan demonstrasi merupakan ll1etode mengajar
yang sangat efektif untuk menolong siswa ll1encari jawaban atas pertanyaanpertanyaan seperti bagaimana cara membuatnya? Terdiri dari bahan apa?
Bagaimana cara mengatumya? Melalui pengamatan induktif dan sebagainya. 45
Metode ini hampir sejenis dengan eksperimen, bedanya siswa hanya melihat
apa yang dikeIj akan oleh guru. 46
2. Pemecahan Masalah (brainstorming)
Merupakan metode yang merangsang berpikir dan menggunakan wawasan
tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh siswa. Guru

Noorhadi Th. dan Sri Anitah Wiryawan, op.cit., hIm. 3-7
Martinis Yamin, Slrategi Pembelajaran Berbasis Kompe/ellsi, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2004) Cet. ke-2, him. 64-78
44 Roestiyah, Strategi Belajar Mengqjar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), Cet. ke-6, hIm. 80
45 Hasibu.n dan Moedjiono, Proses Belqjar Mengajar, (B.ndung: Rem.i. Rosdakarva.
42
43

27

disarankan hanya melihat jalan pikiran yang disampaikan oleh siswa, pendapat
siswa, serta memotivasinya untuk mengeluarkan pendapat mereka. 47
3. Praktikum
Guru melatih siswa dalam penggunaan alat-alat yang telah diberikan
kepadanya serta hasil yang dicapai mereka (peserta didik). Kemudian siswa
membuat laporan sebagai hasil dari praktikumnya.
4. Proyek
Merupakan pemberian tugas kepada semua siswa untuk dikeJjakan secara
individual. Siswa dituntut untuk mengamati, membaca, meneliti. Kemudian
siswa dimintakan membuat laporan dari tugas yang diberikan kepada mereka
dalam bentuk makalah.
5. Deduktif dan Induktif
Deduktif dimulai dengan pemberian penjelasan tentang prinsip-prinsip

lSI

pelajaran, kemudian dijelaskan dalam bentuk penerapamlya atau contohcontohnya dalam situasi tertentu. Sedangkan induktif, dimulai dengan
pemberian berbagai kasus, fakta, contoh, atau sebab yang mencerminkan suatu
konsep atau prinsip. Kemudian siswa dibimbing untuk berusaha keras
mensintesiskan, menemukan, atau menyimpulkan prinsip dasar dari konsep
tersebut.
6. Diskoveri (penemuan) dan Inquiri
Discoveri merupakan proses mental dimana siswa mengasimilasikan suatu
konsep atau suatu prinsip. Proses mental misalnya: mengamati, menjelaskan,
mengelompokkan, dan sebagainya, sedangkan konsep misalnya: bundar,
segitiga, demokrasi, dan sebagainya. Sedangkan inquiri merupakan perluasan
dari discoveri. Artinya inquiri mengandung proses mental yang lebih tinggi
tingkatannya. Misalnya: merumuskan problema, merancang eksperimen,
melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data, membuat
kesimpulan, dan sebagainya.

PEHPUST/\YANI UTAMA

28

UIN SYAHID ,JAKI\RT/\

B. Kerangka Pikir
Kegiatan pembelajaran di sekolah tidak terlepas dari peran serta guru
sebagai ujung tombak keberhasilan. Meskipun Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) Mata Pelajaran Biologi merupakan suatu bentuklformat kurikulum yang
sangat bagus untuk diterapkan atau direalisasikan dalam bentuk kegiatan
pembelajaran di sekolah, akan tetapi apabila guru salah mempersepsikan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Mata Pelajaran Biologi itu sendiri, maka
hasilnya (output) dari proses pembelajaran lersebut dipastikan tidak akan berhasil.
Persepsi gum tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) mata
pelajaran biologi merupakan salah satu prasyarat dalam mengaktualisasikan
kurikulum tersebut dalam sebuah proses pembelajaran. Persepsi guru tentang
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Mata Pelajaran Biologi ini akan sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagaimana dijelaskan oleh beberapa ahli
psikologi yakni Davidoff dan Linda L. (2001), Sondang P. Siagian (2002), dan
Singgih (2003) yang mengatakan bahwa persepsi seseorang terhadap sesuatu
dipengaruhi oleh kesadaran, ingatan, proses, infonnasi, bahasa, pengujian
hipotesis, diri orang yang bersangkutan, sasaran persepsi tersebut, situasi, motif,
kesediaan dan harapan, dan intensitas rangsang, kontras, pengulangan, perhatian
yang selektif, ciri-ciri rangsang, nilai-nilai dan kebutuhan individu, pengalaman,
perhatian, set, kebutuhan, sistem nilai, Cili kepribadian, dan gangguan jiwa
seseorang.
Dengan adanya persepsi seseorang yang tinggi tentang Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) Mata Pelajaran Biologi, l1laka diharapkan dapal
memberi pemahaman yang tinggi pula terhadap strategi pel1lbelajaran biologi.
Sehingga diduga adanya hubungan positif antara persepsi guru tentang KBK Mata
Pelajaran Biologi dengan pemahaman strategi pembelajaran biologi. Sel1lakin baik
tingkat persepsi seseorang tentang KBK Mata Pelajaran Biologi l1laka sel1lakin
paham p