PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Natar Kab. Lampung Selatan Materi Pokok Pencemaran Lingkun
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ACHIEVEMENT DIVISION
BELAJAR DAN
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Natar Kab. Lampung Selatan Materi Pokok Pencemaran Lingkungan Semester Genap
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Natar Kab. Lampung Materi Pokok Pencemaran Lingkungan Semester Genap
Tahun ajaran 2011/2012)
(Skripsi)
Oleh YULIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG 2012
COOPERATIVE TYPE STUDENT (STAD) TERHADAP AKTIVITAS PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Natar Kab. Lampung Materi Pokok Pencemaran Lingkungan Semester Genap
(2)
Yulia
ii ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPESTUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS
BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Natar Kab. Lampung Selatan Materi Pokok Pencemaran Lingkungan Semester Genap
Tahun ajaran 2011/2012)
Oleh YULIA
Aktivitas siswa merupakan fokus utama dari kegiatan belajar mengajar. Namun, hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi di kelas X SMA Negeri 1 Natar, diketahui bahwa aktivitas belajar oleh siswa belum dikembangkan secara optimal karena belum menggunakan metode/model pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk mengembangkan aktivitas belajarnya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui penerapan model pembelajaran tipe STAD terhadap peningkatan aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa.
Penelitian ini merupakan kuasi eksperimental dengan desain pretes postes non-equivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas X1 dan X2 yang dipilih dari populasi secara cluster random sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif
(3)
Yulia
iii
dan kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil belajar yang diperoleh dari rata-rata nilai pretes dan postes yang dianalisis secara statistik menggunakan uji-t. Data kualitatif berupa aktivitas belajar siswa, dan angket tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran tipe STAD yang dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam semua aspek yang diamati pada kelas eksperimen mengalami peningkatan. Pada aspek bertanya bernilai sebesar 92,38 aspek menjawab pertanyaan sebesar 77,14, dan aspek mengemukakan
pendapat/ide sebesar 82,86. Penguasaan konsep juga mengalami peningkatan, dengan rata-rata nilai pretes sebesar 44,4, nilai postes 76,2 dan N-gain 0,56. Data angket menunjukkan bahwa semua siswa (100%) merasa senang dan tertarik dengan model pembelajaran tipe STAD, model tersebut menjadikan siswa lebih aktif dalam diskusi kelas dan kelompok. Sebanyak (97,14 %) siswa berpendapat bahwa model pembelajaran tipe STAD membuat siswa menjadi lebih mudah memahami materi tersebut sehingga lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal setelah belajar dengan model pembelajaran tipe STAD. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan model STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa.
Kata kunci : Model pembelajaran STAD, aktivitas belajar, penguasaan konsep dan pencemaran lingkungan.
(4)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ACHIEVEMENT DIVISION
BELAJAR DAN (Studi Eksperimen P
Selatan Materi Pokok Pencemaran Lingkungan
Sebagai Salah Satu Syarat
Jurusan Pendidikan M
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Natar Kab. Lampung Materi Pokok Pencemaran Lingkungan Semester Genap
Tahun ajaran 2011/2012)
Oleh YULIA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan A
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG 2012
COOPERATIVE TYPE STUDENT (STAD) TERHADAP AKTIVITAS PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA
ada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Natar Kab. Lampung Semester Genap
Alam
(5)
Judul Skripsi : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPESTUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Natar Kab. Lampung Selatan Materi Pokok Pencemaran Lingkungan Semester Genap Tahun ajaran 2011/2012)
Nama Mahasiswa : Yulia Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024057 Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Dr. Tri Jalmo, M.Si. Pramudiyanti, S.Si., M.Si. NIP 19610910 198603 1 005 NIP 19730310 199802 2001
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M.Si.
(6)
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Tri Jalmo, M.Si. __________
Sekretaris : Pramudiyanti, S.Si., M.Si. __________
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Arwin Achmad, M.Si. __________
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
(7)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Way-Kanan, Baradatu pada 7 Juni 1990, yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Johan dan Ibu Sumarni.
Pendidikan yang ditempuh penulis adalah TK Muslimin Baradatu (1994-1995), SD Negeri 1 Baradatu (1996-2002), SMP Negeri 1 Baradatu (2002-2005), SMA Negeri 1 Baradatu (2005-2008). Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur SNMPTN.
Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Biologi dasar. Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Mesuji dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Kabupaten Mesuji (Tahun 2011), dan penelitian pendidikan di SMA Negeri 1 Natar untuk meraih gelar sarjana
(8)
Dengan Menyebut Nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
PERSEMBAHAN
Segala puji hanya milik Allah SWT, atas rahmat dan nikmat yang tak terhitung… Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW…
Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:
Ibu dan bapakku , yang telah mendidik dan membesarkan ku dengan segala doa terbaik mereka, kesabaran dan limpahan kasih sayang, selalu menguatkanku, mendukung segala langkah ku
menuju kesuksesan dan kebahagian.
Adik-adikku, yang selalu memberikan bantuanya ketika aku dalam kesulitan, memotivasi ku dan menyayangiku; serta keluarga besarku di Lampung yang selalu kurindukan…
Guru dan murobbi, atas ilmu, nasihat, dan arahan yang telah diberikan… Sahabat-sahabat terkasihku, yang selalu berusaha membuat aku tetap tersenyum, menyemangatiku, membantuku dalam kesulitan, menghilangkan rasa sedih yang ada, pendengar
setia setiap kegundahanku, yang mampu mengatasi melankolisku; arista, siska, melda, dwi, my best team (tia, wahyu, yudi), my sweet KKN-PPL’s team (wahyu, rima, mario, marsinta, kartika), sahabat terdekat ku ewintri serta rekan-rekanku di wisma marita dan aditya, atas kekeluargaan, kebersamaan, ukhuwah, islamiyah, ini adalah kesempatan paling berharga untuk
berjuang bersama kalian…
My lovely Mandibula (Mahasiswa Pendidikan Biologi Angkatan 2008 Unila): Kaum pria (trisu, eko, robidin, hadi, ardi, yudi, pendra, harry); kaum wanita (arista, tia, ika, dwi, melda, wahyu, aulia, siti, dewi, beti, wati, okta, deny, ririn, ima, nur, wina, ajeng, dzul,
iska, ovi, anggun, prisil, miss, ria, dwisus, darma, eka, nia, rina)
Kalian membuat lengkap hidupku, hari-hariku menjadi lebih berasa dan berarti… Semoga cepat menyusul…^^,
(9)
MOTTO
“Sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan…”
(QS.Alam Nasyrah:5-6)
“Kepuasan terletak pada usaha,
Bukan hasil…”
(10)
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Yulia
Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024057 Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA
Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.
Bandar Lampung, Oktober 2012 Yang menyatakan
Yulia
(11)
SANWACANA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Natar Kab. Lampung Selatan Materi Pokok Pencemaran Lingkungan Semester Genap Tahun ajaran 2011/2012)”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
sekaligus Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;
4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;
(12)
xii
5. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan motivasi yang sangat berharga;
6. Drs. Suwarlan, MM. Pd., selaku Kepala SMA Negeri 1 Natar dan Dra. Jaminar selaku guru mitra, yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;
7. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas X1 dan X2 SMA Negeri 1 Natar atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung;
8. Orang tuaku yang tak pernah berhenti mendoakan dan menyayangiku; serta adik-adikku Arya Novan dan M. Reza, atas kasih sayang dan dukungan yang kalian berikan;
9. Sahabat-sahabatku di wisma marita dan aditya serta orang terdekatku Ewintri, S.Pd., atas semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang terjalin hingga saat ini; para guru dan teman-teman ngajiku atas motivasi dan arahannya; 10.Rekan-rekan Mandibula (Mahasiswa Pendidikan Biologi 2008), kakak dan
adik tingkat Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang kalian berikan;
11.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, 6 November 2012 Penulis
(13)
xiii DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5
F. Kerangka Pikir ... 6
G. Hipotesis ... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 10
B. Aktivitas Belajar... 14
C. Penguasaan Konsep ... 16
III.METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 20
B. Populasi dan Sampel ... 20
C. Desain Penelitian ... 20
D. Prosedur penelitian ... 21
E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data ... 27
F. Teknik Analisis Data ... 28
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 35
B. Pembahasan ... 39
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 45
B. Saran ... 45
(14)
xiv LAMPIRAN
1. Silabus ... 50
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 54
3. Lembar Kerja Kelompok ... 63
4. Soal Pretes dan Postes ... 101
5. Data Hasil Penelitian ... 107
6. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 115
7. Foto-Foto Penelitian ... 126
(15)
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Penghitungan Perkembangan Skor Individu ... 13
2. Penghitungan Perkembangan Skor Kelompok ... 14
3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 29
4. Klasifikasi Indeks Aktifitas Siswa ... 30
5. Pernyataan Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran STAD ... 33
6. Skor Tiap Pernyataan Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran STAD ... 33
7. Tabulasi Angket Tanggapan Siswa terhadap Penerapan model pembelajaran STAD ... 34
8. Tafsiran Kriteria Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran STAD ... 34
9. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 35
10.Hasil uji normalitas, homogenitas, persamaan dan perbedaan dua rata-rata nilai pretes, postes, dan N-gain oleh siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 36
11.Hasil uji kesamaan dua rata-rata N-gain indikator kognitif (C2, C4) pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 37
(16)
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 7
2. Desain pretes-postes non ekuivalen ... 21
3. Tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran STAD. ... 38
4. Aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dan control ... 41
5. Contoh jawaban siswa untuk indikator kognitif C2 (LKK eksperimen Kerusakan Lingkungan) ... 44
6. Contoh jawaban siswa untuk indikator kognitif C4 (LKK eksperimen Kerusakan Lingkungan) ... 44
(17)
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang
memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2004:79).Pendidikan berfungsi untuk mendidik siswa menuju perubahan diri ke arah yang lebih baik, memberikan pengetahuan yang luas dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup dan berkompetisi dalam dunia yang kompetitif. Selain itu, pendidikan dapat meningkatkan martabat manusia secara menyeluruh yang memungkinkan perkembangan potensi diri secara optimal Johnson dan Smith (dalam Lie, 2004:5). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pada pasal 1 ayat 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas, 2003:1).
(18)
2 Salah satu proses yang penting dalam pendidikan adalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas sebaiknya tidak hanya
didominasi oleh guru saja tetapi juga melibatkan siswa sehingga siswa tidak lagi menjadi objek melainkan subjek belajar.Kenyataan yang terjadi saat ini bahwa proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah belum maksimal, guru belum dapat menciptakan suasana kelas yang dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep oleh siswa. Belum maksimalnya proses pembelajaran didukung oleh data rata-rata nilai UN untuk SMA dan MA tahun ajaran 2010/2011. Rata-rata nilai UN untuk SMA di Lampung adalah 6,91 dan menempatkan Lampung di posisi delapan nasional (Anonim, 2011:2). Rendahnya hasil belajar juga terjadi di tingkat sekolah. Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan pada Desember 2011, nilai rata-rata siswa pada materi pokok Pencemaran Lingkungan tahun ajaran 2010-2011 adalah 68. Nilai tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di sekolah yaitu 70. Diketahui bahwa selama proses pembelajaran guru belum menggunakan model/metode pembelajaran yang berpusat pada siswa, sehingga kurang merangsang aktivitas dan menggali penguasaan konsep siswa. Aktivitas siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan siswa yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, yang terdiri atas aktivitas bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat/ide.
Selama proses pembelajaran guru sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, sehingga kegiatan pembelajaran cenderung pasif. Untuk dapat
(19)
3 meningkatkan hasil belajar siswa, maka diperlukan suatu model/metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan dan penguasaan konsep siswa guru berperan sebagai fasilitator. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep siswa adalah model pembelajaran cooperative learning tipe STAD. Model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa (Ratumanan dalam Trianto, 2009:62). Dengan menerapkan model pembelajaran STAD, siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran karena setiap siswa saling bertukar informasi di dalam kelompoknya sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat. Hasil penelitian Suwardana (2011:44) bahwa penggunaan model
pembelajaran tipe STAD di SMA Negeri 14 Bandar Lampung dapat
meningkatkan penguasaan materi siswa pada materi pokok Sistem Ekskresi kelas XI tahun ajaran 2009/2010.
Berdasarkan uraian di atas, penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Type Student Team
Achievement Division (STAD) Terhadap Aktivitas Belajar dan Penguasaan Konsep Oleh Siswa Pada materi pokok Pencemaran Lingkungan kelas X SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012”.
(20)
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa pada materi pokok Pencemaran Lingkungan di SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan?
2. Apakah penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan
penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok Pencemaran Lingkungan di SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Peningkatan aktivitas belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran STAD pada materi pokok Pencemaran Lingkungan kelas X SMA N 1 Natar Lampung Selatan.
2. Peningkatan penguasaan konsep oleh siswa melalui penerapan model pembelajaran STAD pada materi pokok Pencemaran Lingkungan kelas X SMA N 1 Natar Lampung Selatan.
(21)
5
D. Manfaat Penelitian
Setelah diadakan penelitian ini, diharapkan bermanfaat bagi :
1. Peneliti yaitu memberikan pengalaman, wawasan dan pengetahuan bagi peneliti sebagai calon guru untuk menggali aktivitas dan penguasaan konsep oleh siswa.
2. Guru biologi yaitu memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep oleh siswa.
3. Siswa yaitu membantu meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep.
4. Sekolah yaitu memberikan masukan untuk menggunakan model
pembelajaran STAD, sumbangan informasi dan pemikiran dalam upaya peningkatan mutu sekolah dan kualitas pembelajaran.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk memberikan kejelasan dalam penelitian, berikut dikemukakan beberapa batasan yaitu :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah kooperatif tipe STAD yang terdiri atas 6 langkah utama, yaitu penyampaian tujuan dan motivasi, pembagian kelompok, presentasi dari guru, kegiatan belajar dalam tim, evaluasi (tes), dan penghargaan kelompok (Rusman, 2010:215).
2. Aktivitas yang diamati yaitu aktivitas bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat/ide.
(22)
6 3. Penguasaan konsep diperoleh dari hasil pretes dan postes aspek kognitif. 4. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 sebagai kelas
eksperimen dan kelas X1 sebagai kelas kontrol di SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan.
5. Materi pada penelitian ini adalah peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem yang terdapat pada KD 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan, biologi SMA Kelas X sesuai standar isi
(Depdiknas, 2006:454).
F. Kerangka Pikir
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran yang cocok diterapkan untuk menghadapi siswa yang memiliki kemampuan heterogen. Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri atas 4 sampai 5 orang siswa untuk saling bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Pembelajaran kooperatif tipe STAD banyak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD mengharuskan siswa untuk saling
bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa tidak hanya dituntut untuk mencapai keberhasilan individu melainkan keberhasilan kelompoknya. Siswa
(23)
7 yang memiliki kemampuan tinggi menjadi tutor untuk temannya yang
berkemampuan rendah.
Bagi siswa yang berkemampuan rendah, bertanya kepada teman sebaya untuk mendapatkan kejelasan terhadap apa yang dijelaskan oleh guru akan menjadi lebih mudah dipahami karena biasanya mereka menggunakan bahasa dan ungkapan-ungkapan yang lebih mudah dimengerti. Sedangkan bagi siswa yang berkemampuan tinggi akan lebih menguasai materi karena menjelaskan materi berulang-ulang kepada teman kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran kelompok siswa bekerjasama dalam satu kelompok kecil yang heterogen, model pembelajaran ini mengharuskan siswa aktif di dalam kelompoknya. Aktivitas tersebut terdiri atas aktivitas bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat/ide. Aktivitas tersebut lebih menyenangkan dan membuat siswa lebih aktif sehingga materi yang disampaikan dapat terserap dengan baik dan dapat menjadikan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Natar meningkat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran tipe STAD dan variabel terikat adalah aktivitas dan penguasaan konsep oleh siswa.
Keterangan: X : Pembelajaran menggunakan model pembelajaran tipe STAD, Y1: Aktivitas siswa, Y2: Penguasaan konsep siswa
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
Y1
Y2
X
(24)
8 G. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. H0 = Penerapan model pembelajaran tipe STAD tidak dapat meningkatkan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok Pencemaran Lingkungan di SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan.
2. H1 = Penerapan model pembelajaran tipe STAD dapat meningkatkan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok Pencemaran Lingkungan di SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan.
(25)
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Model merupakan contoh, acuan, ragam dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan, sedangkan model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
Pembelajaran yang bernaung dalam teori kontruktivis adalah kooperatif. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif (Trianto, 2007:41).
Pembelajaran kooperatif memerlukan pendekatan pembelajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa yang bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar guna mencapai tujuan bersama. Tiap kelompok terdiri atas 4-5
(26)
10 anggota yang heterogen berdasarkan kemampuan akademik, jenis kelamin dan ras. Ada 5 unsur pembelajaran kooperatif yaitu saling ketergantungan akuntabilitas individu, keterampilan antarpersonal, peningkatan interaksi tatap muka dan pemrosesan. Menurut Holubec (dalam Nurhadi dan Senduk, 2004:60) pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Siswa bekerja dalam tim (team) untuk menuntaskan tujuan belajar. 2. Tim terdiri atas siswa-siswa yang mempunyai tingkat keberhasilan tinggi,
sedang, dan rendah.
3. Bila memungkinkan tim merupakan campuran suku, budaya dan jenis
kelamin.
4. Sistem penghargaan diorientasikan baik pada kelompok maupun individu. Nurulhayati (dalam Rusman, 2010:205) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperatif learning. Untuk mencapai hasil yang diharapkan, maka terdapat lima unsur model pembelajaran gotong royong yang harus diterapkan, yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi
perkelompok.
Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang memiliki latar belakang dan kondisi yang berbeda untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama sehingga mereka belajar untuk
menghargai satu sama lain meskipun mereka berbeda ras, budaya, kelas sosial maupun kemampuan. Menurut Dzaqi (2009:5) pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan sebagai berikut:
1. Siswa tidak tergantung pada guru, sehingga menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menenemukan berbagai informasi dari berbagi sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
(27)
11
2. Mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide dan menerima ide
orang lain, serta menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik.
3. Membantu siswa untuk menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
4. Membantu siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
5. Meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif.
6. Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan
kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).
7. Meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Selain memiliki keunggulan, pembelajaran kooperatif juga memiliki kelemahan sebagai berikut:
1. Untuk siswa yang memiliki kelebihan, siswa akan merasa terhambat oleh siswa yang memiliki kemampuan kurang, sehingga mengganggu iklim kerjasama dalam kelompok.
2. Penilaian yang diberikan didasarkan kepada hasil kelompok. Namun guru perlu menyadari bahwa hasil yang diharapkan adalah prestasi setiap siswa.
3. Keberhasilan dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok
memerlukan periode waktu yang cukup panjang. Hal ini tidak mungkin tercapai dengan sekali-sekali menerapan strategi ini.
4. Walaupun kemampuan bekerjasama merupakan kemampuan yang sangat
penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan individual. Oleh karena itu selain siswa belajar bekerjasama, siswa juga belajar membangun kepercayaan diri.
Cooperative learning tipe STAD merupakan model pembelajaran yang paling sederhana dan paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru
menggunakan pendekatan kooperatif (Slavin, 2009:143). STAD dapat digunakan pada siswa berbagai usia dan pada semua mata pelajaran. Model ini cocok digunakan pada pelajaran yang tidak menimbulkan kontroversi contohnya pada sains.
(28)
12 Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut
Rusman (2010:215) sebagai berikut: 1. Penyampaian tujuan dan motivasi
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
2. Pembagian kelompok
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, setiap kelompoknya terdiri atas 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, ras atau etnik.
3. Presentasi dari guru
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta
pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya. 4. Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim)
Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembar kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan,
(29)
13 dorongan, dan bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD.
5. Kuis (evaluasi)
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individu bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal, misalnya 3,2,1 dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa. 6. Penghargaan prestasi tim
Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru.
Penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut (Trianto, 2009:71-72):
1. Menghitung skor individu
Tabel 1. Pengitungan Perkembangan Skor Individu
No Nilai Tes Skor Perkembangan 1.
2. 3. 4. 5.
Lebih dari 10 pon di bawah skor dasar 10 sampai 1 poin di bawah skor dasar Skor 0 sampai 10 poin di atas skor dasar Lebih dari 10 poin di atas skor dasar Pekerjaan sempurna
(tanpa memperhatikan skor dasar)
0 poin 10 poin 20 poin 30 poin 30 poin Skor awal didasarkan pada nilai KKM di sekolah yaitu 70
(30)
14 2. Menghitung skor kelompok
Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor
perkembangan individu anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh skor kelompok sebagaimana dalam tabel berikut: Tabel 2. Penghitungan Perkembangan Skor Kelompok
No Rata-rata Skor Kualifikasi 1.
2. 3. 4.
0 ≤ Nk ≤ 5 6 ≤ Nk ≤ 15 16 ≤ Nk ≤ 20 21 ≤ Nk ≤ 30
Tim yang buruk
Tim yang baik (Good Team) Tim yang baik sekali (Great Team) Tim yang istimewa (Super Team) Nk = point peningkatan kelompok
Nk = Jumlah poin peningkatan setiap anggota kelompok Banyaknya anggota kelompok
3. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok
Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh predikat, guru memeberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan prestasinya.
Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung, membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh gurunya. Para siswa melakukan diskusi setelah gurunya menyampaikan materi pembelajaran. Di dalamnya akan timbul interaksi satu sama lain akan berkomunikasi untuk mendiskusikan pelajaran yang tengah berlangsung. Penghargaan yang akan diberikan juga memotivasi siswa untuk belajar dan bekerjasama agar timnya mendapatkan skor yang tinggi.
(31)
15 Walaupun mereka belajar bersama namun pada saat kuis mereka punya tanggung jawab individual (Slavin, 2009:12).
B. Aktivitas Belajar
Aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar agar
kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2004:171). Melalui aktivitas, siswa dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.
Belajar bukanlah hanya sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, pengalaman belajar siswa harus dapat mendorong agar siswa beraktivitas melakukan sesuatu. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental (Sanjaya, 2009:170). Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah, jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran (Rohani, 2004:6).
Seseorang dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan tujuan belajarnya, memberi tanggapan terhadap suatu
(32)
16 peristiwa yang terjadi dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam proses belajarnya. Dengan melakukan banyak aktivitas yang sesuai dengan pembelajaran, maka siswa mampu mengalami, memahami, mengingat dan mengaplikasikan materi yang telah diajarkan. Adanya peningkatan aktivitas belajar maka akan meningkatkan hasil belajar (Hamalik, 2004:12).
Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk berbeda. Atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, intisari dari pelajaran yang disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu/pengetahuan itu dengan baik (Slameto, 2003:36).
Berdasarkan kutipan di atas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan serangkaian dari proses kegiatan pembelajaran untuk untuk menunjang prestasi belajar. Adapun aktivitas siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan siswa yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, yang terdiri atas aktivitas bertanya, menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat/ide.
(33)
17 C. Penguasaan Konsep
Penguasaan berasal dari kata kuasa yang berarti kemampuan/kesanggupan (untuk berbuat sesuatu), sedangkan definisi penguasaan adalah kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto, 2003:115).
Konsep menurut Dahar (1996:79) merupakan batu-batu pembangunan berfikir (building block) Konsep juga merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi. Adapun woordruff (dalam Yusran, 2003:6) mengidentifikasi konsep sebagai suatu gagasan/ ide yang relatif sempurna dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk objek yang berasal dari cara seorang membuat pengertian terhadap objek-objek/benda-benda melalui pengalamannya. Sedangkan Rosser (dalam Dahar, 1996:80) mengemukakan konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili suatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut-atribut yang sama.
Slameto (1991:137) menyatakan bahwa: “Apabila sebuah konsep telah dikuasai oleh siswa, kemungkinan siswa dapat menggolongkan apakah contoh konsep yang dihadapi sekarang termasuk dalam golongan konsep yang sama ataukah golongan konsep yang lain, mengenal konsep lain dalam memecahkan masalah serta memudahkan siswa untuk mempelajari konsep-konsep ini.”
(34)
18 Adapun ciri-ciri konsep menurut Dahar (dalam Wulandari, 1996:80) antara lain:
a. Konsep timbul dari hasil pengalaman manusia dengan lebih dari satu benda, peristiwa, atau fakta. Konsep merupakan suatu generalisasi dari fakta-fakta tersebut.
b. Konsep adalah hasil berpikir abstrak manusia dari fakta-fakta tersebut. c. Suatu konsep dapat dianggap kurang tepat disebabkan timbulnya
fakta-fakta baru, oleh Karena itu konsep dapat mengalami perubahan. Kemampuan penguasaan konsep siswa merupakan hasil belajar dalam kecakapan kognitif, yaitu kemampuan untuk menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari atau bisa disebut juga kemampuan intelektual. Menurut Anderson dan Mahjardi (2000:67-68), ranah kognitif terdiri atas 6 jenis perilaku sebagai berikut :
1. Remember mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, dan metode.
2. Understand mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari.
3. Apply mencakup kemampuan menerapkam metode dan kaidah untuk meghadapi masalah yang nyata dan baru.
4. Analyze mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian– bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurai masalah menjadi bagian yang lebih kecil.
(35)
19 5. Evaluate mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa
hal berdasarkan kriteria tertentu.
6. Create mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.
Penguasaan konsep pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan evaluasi. Menurut Thoha (1994:1) evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Menurut Arikunto (2003:25), salah satu manfaat evaluasi bagi siswa adalah untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai pelajaran secara menyeluruh.
Instrumen atau alat ukur yang bisa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Menurut Arikunto (2003:53) tes merupakan alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan– aturan yang sudah ditentukan. Adapun bentuk instrumen dari penilaian tes adalah uraian objektif, uraian non objektif dan portofolio serta unjuk kerja. Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran dicapai setelah satu kali pertemuan adalah postes atau tes akhir. Sebelum memulai pelajaran guru mengadakan pretes atau tes awal. Kegunaan tes ini ialah untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran. Dalam hal ini hasil tes tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan mutu pembelajaran. (Daryanto, 1999:195-196).
(36)
20
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan pada semester genap Tahun Ajaran 2011/2012. Waktu penelitian pada Mei 2012.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan semester genap tahun ajaran 2011/2012. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X1 sebagai kelas kontrol yang telah dipilih secara acak (cluster random sampling).
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain pretes-postesnon-ekuivalen. Terdapat satu kelas eksperimen yaitu kelas yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan satu kelas kontrol yaitu kelas yang menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.
Pembelajaran pada kelompok kontrol disesuaikan dengan rencana KBM guru mata pelajaran biologi kelas X pada materi pokok Pencemaran Lingkungan.
(37)
21 Pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mendapat postes dan
pretes struktur desainnya sebagai berikut:
Keterangan: I= kelas eksperimen; II = kelas kontrol; X = Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD; C = Penerapan metode ceramah dan tanya jawab; O1 = pretes; O2 = postes (modifikasi dari Riyanto, 2001: 43).
Gambar 2. Desain pretes-postesnon-ekuivalen
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu pra penelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut sebagai berikut: 1) Pra penelitian
Kegiatan yang dilakukan pada pra penelitian sebagai berikut : a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan ke fakultas untuk
observasi ke sekolah.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian
untuk mendapatkan informasi tentang kelas yang akan diteliti. c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
I
O
1X
O
2(38)
22 d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri atas Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Media Gambar, Lembar Kerja Kelompok (LKK), soal pretes dan postes.
e. Membuat lembar observasi aktivitas belajar siswa.
f. Membuat angket keterkaitan siswa terhadap model pembelajaran
STAD.
g. Membentuk kelompok diskusi pada kedua kelas eksperimen dan
kelas kontrol yang bersifat heterogen berdasarkan nilai akademik siswa, 2 siswa dengan nilai tinggi, 1 siswa dengan nilai sedang, dan 2 siswa dengan nilai yang rendah. Setiap kelompok terdiri atas 5 orang siswa (Lie, 2004:42). Nilai diperoleh dari dokumentasi pada guru kelas.
2) Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model STAD
untuk kelas eksperimen dan metode ceramah dan tanya jawab untuk kelas kontrol. Penelitian ini direncanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama membahas mengenai keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan dan pencemaran lingkungan.
Pertemuan kedua membahas tentang keterkaitan antara kegiatan manusia dengan upaya pelestarian lingkungan.
(39)
23 1) Kelas eksperimen dengan menggunakan model STAD
a. Pendahuluan
1) Siswa mengerjakan pretes dalam bentuk uraian. 2) Apersepsi :
Pertemuan 1 : Guru menggali pengetahuan awal siswa
dengan meyajikan gambar seseorang yang sedang
membuang sampah ke sungai. Kemudian guru memberikan pertanyaan “Apakah dampak yang ditimbulkan dari
kegiatan yang terlihat pada gambar?”
Pertemuan 2 : Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan meyajikan gambar orang yang sedang menanam bibit pohon. Kemudian guru memberikan pertanyaan “Apakah manfaat dari kegiatan yang terlihat pada gambar?” 3) Motivasi :
Pertemuan 1 : Dengan mempelajari materi ini kita dapat
mengetahui berbagai macam kerusakan lingkungan, sehingga kita dapat berusaha untuk menjaga lingkungan disekitar kita.
Pertemuan 2 : Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui berbagai upaya untuk melestarikan lingkungan, sehingga lingkungan dapat terjaga hingga generasi
(40)
24 b. Kegiatan inti
1) Penyajian materi
Guru menyajikan materi pencemaran lingkungan secara garis besar.
2) Belajar dalam kelompok
Setelah penyajian materi dilakukan, siswa diberikan waktu lima menit untuk membacanya. Kemudian siswa
mengelompok dalam kelompok kecil yang telah ditentukan (secara heterogen) untuk mengerjakan lembar kerja kelompok yang diberikan. Dalam mengerjakan lembar kerja ada beberapa kebijakan yang perlu diperhatikan yaitu setiap kelompok membahas lembar kerja yang berisi pertanyaan dan harus dijawab siswa dengan cara bekerjasama saling berdiskusi.
3) Memamerkan hasil diskusi kelompok
Setelah setiap kelompok mengerjakan lembar kerja, kemudian guru meminta siswa untuk memajang hasil diskusinya di depan kelas.
4) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik.
c. Penutup
1) Siswa bersama-sama guru mengulas materi yang telah dipelajari.
2) Siswa bersama-sama guru menarik kesimpulan.
(41)
25
4) Siswa untuk membacakan materi yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya.
2) Kelas Kontrol menggunakan metode ceramah dan tanya jawab a. Pendahuluan
1) Guru memberikan pretes dalam bentuk uraian. 2) Guru memberikan apersepsi :
Pertemuan 1 : Guru menggali pengetahuan awal siswa
dengan meyajikan gambar seseorang yang sedang
membuang sampah ke sungai. Kemudian guru memberikan pertanyaan “Apakah dampak yang ditimbulkan dari
kegiatan yang terlihat pada gambar?”
Pertemuan 2 : Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan meyajikan gambar orang yang sedang menanam bibit pohon. Kemudian guru memberikan pertanyaan “Apakah manfaat dari kegiatan yang terlihat pada gambar?” 3) Guru memberikan motivasi :
Pertemuan 1 : Dengan mempelajari materi ini kita dapat
mengetahui berbagai macam kerusakan lingkungan, sehingga kita dapat berusaha untuk menjaga lingkungan disekitar kita.
Pertemuan 2 : Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui berbagai upaya untuk melestarikan lingkungan,
(42)
26 sehingga lingkungan dapat terjaga hingga generasi
selanjutnya. b. Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan materi Pencemaran Lingkungan. Pertemuan
pertama membahas mengenai keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan dan pencemaran
lingkungan. Pertemuan kedua membahas tentang keterkaitan antara kegiatan manusia dengan upaya pelestarian lingkungan. 2) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi
pencemaran lingkungan, pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan guru diantaranya:
Untuk tujuan apakah kegiatan manusia melakukan
penanaman monokultur?
Apa akibat yang ditimbulkan dari kegiatan penanaman
monokultur bagi keseimbangan lingkungan?
Sebutkan 3 contoh lain yang dapat menyebabkan
terjadinya kerusakan lingkungan?
Sebutkan dampak dari kegiatan manusia membuang
sampah di sungai serta adakah polutan yang dihasilkan oleh kegiatan manusia tersebut?
Sebutkan 3 contoh lain yang dapat menyebabkan
terjadinya pencemaran lingkungan?
Untuk tujuan apakah kegiatan manusia melakukan
reboisasi?
Apa sajakah manfaat dari reboisasi tersebut? Sebutkan 3 contoh lain yang dapat melestarikan
lingkungan?
3) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang belum dipahami.
4) Guru mengadakan penguatan dengan menjelaskan materi yang
(43)
27 c. Penutup
1) Guru bersama siswa megulas materi yang telah dipelajari
2) Guru bersama siswa menarik kesimpulan.
3) Guru memberikan postes secara individual, berupa soal uraian pada pertemuan terakhir.
4) Guru meminta siswa untuk membaca materi yang akan dibahas
pada pertemuan selanjutnya.
E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data 1. Jenis Data
Data penelitian berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yaitu penguasaan konsep siswa yang diperoleh dari hasil pretes, dan
postes. Data kualitatif diperoleh dari angket dan lembar observasi aktivitas siswa yaitu aktivitas bertanya, menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat/ ide.
2. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah: a. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa diperoleh dengan lembar observasi aktivitas siswa yang berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.
(44)
28
b. Penguasaan Konsep
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui pretes dan postes. Pretes
dilakukan di awal pertemuan I, dan postes dilakukan di akhir
pertemuan II. Pretes dan postes dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan bentuk dan jumlah soal yang sama. Bentuk soal adalah soal uraian. Pretes yang diberikan pada awal
pertemuan I, mempunyai bentuk dan jumlah yang sama dengan postes
yang diberikan di akhir pertemuan II.
c. Angket
Angket (questionaire) yang diberikan kepada subyek penelitian berupa daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik tertentu dalam hal ini tentang kemenarikan model pembelajaran tipe STAD. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tertentu seperti preferensi, keyakinan, minat dan perilaku siswa.
F. Teknik Analisis Data a) Analisis data kualitatif
1. Pengolahan Data Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa.
(45)
1) Tabel 3 Keterangan : a. Bertanya: 1. Tidak 2. Bertanya 3. Bertanya Pencemaran Lingkungan b. Menjawab pertanyan:
1. Tidak
2. Menjawab pertanyaan, tetapi tidak sesuai dengan permasalahan
3. Menjawab pertanyan dengan baik
c. Mengemukakan pendapat/ide :
1. Tidak mengung
2. Kemampuan mengemukakan pendapat/ide tetapi tidak sesuai
dengan pembahasan pad Lingkungan
3. Kemampuan mengemukakan pendapat/ide tetapi sesuai
dengan pembahasan pada mat Lingkungan
2) Menghitung rata
X = x 100 Ket : No 1 2 3 4 5
Tabel 3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Keterangan : rtanya:
Tidak bertanya
Bertanya, tetapi tidak mengarah pada permasalahan Bertanya sesuai dengan permasalahan pada mat Pencemaran Lingkungan
Menjawab pertanyan:
Tidak menjawab pertanyaan
Menjawab pertanyaan, tetapi tidak sesuai dengan permasalahan
Menjawab pertanyan dengan baik engemukakan pendapat/ide :
Tidak mengungkapkan ide/pendapat (diam saja)
Kemampuan mengemukakan pendapat/ide tetapi tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok Pencemaran
Lingkungan
Kemampuan mengemukakan pendapat/ide tetapi sesuai dengan pembahasan pada materi pokok Pencemaran Lingkungan
2) Menghitung rata-rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus : Xi
X = x 100 n
X = Rata-rata skor aktivitas siswa Xi = Jumlah skor aktivitas yang diperoleh n = Jumlah skor aktivitas maksimum
Nama A Aspek yang diamati B C 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Jumlah 29
idak mengarah pada permasalahan sesuai dengan permasalahan pada materi pokok
Menjawab pertanyaan, tetapi tidak sesuai dengan
kapkan ide/pendapat (diam saja)
Kemampuan mengemukakan pendapat/ide tetapi tidak sesuai eri pokok Pencemaran
Kemampuan mengemukakan pendapat/ide tetapi sesuai eri pokok Pencemaran
rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus :
= Jumlah skor aktivitas yang diperoleh Xi
(46)
30 3) Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Siswa
Sesuai Klasifikasi pada tabel yang dimodifikasi dari Hake (dalam Belina, 2008:37)
Tabel 4. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa
Kategori Interpretasi
0,00 – 29,99 Sangat Rendah
30,00 – 54,99 Rendah
55,00 – 74,99 Sedang
75,00 – 89,99 Tinggi
90,00 – 100,00 Sangat Tinggi
b) Analisis data kuantitatif
Data penelitian yang berupa nilai pretes, postes, kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dan nilai postes. Nilai tersebut disebut N-gain, lalu dianalisis secara statistik.
Untuk mendapatkan N-gain dengan menggunakan rumus Hake (1999:1)
yaitu:
− = ̅ − ̅− ̅
Keterangan:
N-gain = rata-rata N-gain Spost = rata-rataskor postes
Spre = rata-rataskor pretes
Smax = skor maksimum
N-gain pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dianalisa menggunakan uji yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa :
(47)
31 1. Uji Normalitas Data (Uji Lilliefors)
Uji normalitas data dilakukan menggunakan program SPSS versi 16. a. Hipotesis
Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal b. Kriteria Pengujian
Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Sudjana, 2002:466).
2. Kesamaan Dua Varians
Apabila masing- masing data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians menggunakan uji barlet. Hipotesis yang digunakan yaitu :
a. H0 : Kedua sampel mempunyai varians sama b. H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda.
Dengan kriteria uji yaitu jika F hitung < Ftabel atau probabilitasnya > 0,05 maka H0 diterima, jika Fhitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:71).
3. Pengujian Hipotesis
Setelah data dinyatakan normal dan homogen, berikutnya data di uji dengan pengujian hipotesis. Untuk pengujian hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata
a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata 1. Hipotesis
H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama
(48)
32 2. Kriteria Uji
- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima
- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:13)
b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata 1. Hipotesis
H0 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama
dengan kelompok kontrol.
H1 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.
2. Kriteria Uji :
- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima
- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:10)
2. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran STAD
Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 6 pernyataan yang terdiri atas 3 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif.
(49)
33
a) Membuat Pernyataan Angket Tanggapan Siswa
Tabel 5. Pernyataan Angket Tanggapan Siswa Terhadap
Penerapan Model Pembelajaran STAD
No. Pernyataan S TS
1 Saya senang dan tertarik dengan model pembelajaran yang saya ikuti.
2 Model pembelajaran yang saya ikuti membuat saya menjadi lebih bingung dan tidak memahami materi tersebut.
3 Saya lebih mudah mengerjakan soal-soal setelah belajar dengan model pembelajaran yang diberikan oleh guru.
4 Masalah dalam LKK tidak menantang saya untuk memecahkan masalah tersebut.
5 Pertanyaan dalam LKK memotivasi saya mempelajari materi tersebut.
6 Model pembelajaran yang saya ikuti tidak
menjadikan saya lebih aktif dalam diskusi kelas dan kelompok.
b) Membuat Skor Angket
Tiap pernyataan memiliki skor sebagai berikut:
Tabel 6. Skor Tiap Pernyataan Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran STAD
No. Item Soal Sifat pernyataan 1 Skor 0
1 Positif S TS
2 Negatif TS S
3 Positif S TS
4 Negatif TS S
5 Positif S TS
6 Negatif TS S
Keterangan:
S = Setuju; TS = Tidak setuju (dimodifikasi dari Rahayu, 2010:29)
c) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan
klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.
(50)
34 Tabel 7. Tabulasi Angket Tanggapan Siswa terhadap Penerapan
model pembelajaran STAD
(dimodifikasi dari Rahayu, 2010:31)
d) Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan
siswa terhadap penerapan model pembelajaran STAD
Tabel 8. Tafsiran Kriteria Tanggapan Siswa Terhadap Model
Pembelajaran STAD
Persentase (%) Kriteria
> 70 30 < x < 70 < 30
Tinggi Sedang Rendah
dimodifikasi dari Hake (1999:1). No. Pertanya an Angket Pilihan Jawaban
Nomor Responden (Siswa)
Persentas e
1 2 3 4 5 dst.
1 S TS 2 S TS 3 S TS 4 S TS
5 TSS
(51)
45
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Penggunaan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa.
2. Penggunaan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan penguasaan
konsep siswa.
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut.
1. Sebelum proses pembelajaran berlangsung guru hendaknya terlebih dahulu
mengkondisikan tempat duduk siswa sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan untuk efisiensi waktu.
2. Sebaiknya setiap siswa mendapatkan bahan ajar agar semua siswa memiliki
tanggung jawab terhadap tugasnya dan aktif dalam proses pembelajaran.
3. Dalam menentukan waktu pengerjaan soal evaluasi pembelajaran hendaknya
(52)
46
sehingga alokasi waktu pada kegiatan pembelajaran tidak menyimpang dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dirancang.
(53)
47
DAFTAR PUSTAKA
Anderson dan Mahjardi. 2000. A Taxonomy For Learning, Teaching, ans Assesing,
(A Revision of Bloom Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition). Longman: Newyork.
Anonim. 2011. Secara Naso ktivitas Dan Pencapaian Kompetensi Belajar Siswa
Materi Gerak (PTK Pada nal, hanya 11.443 siswa SMA/MA yang tidak lulus UN. 22 Desember 2011 (20.00 WIB).
Arikunto, S. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.
Arsyad, A. 2008.Media Pembelajaran.Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Belina, W.W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam
Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI
Bandung. Tidak diterbitkan.
Dahar, R.W. 1996. Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta.
Daryanto, H. 1999. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2003. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Departemen Pendidikan
Nasinal. Jakarta.
Djamarah, S.B. dan Zain, M. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.
Dzaqi, M.F. 2009. Tinjauan Umum tentang Model Pembelajaran Kooperatif.
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/ri-pembelajaran-konstuktivis.html (10 Oktober 2010).
Hake, R.R. 1999. Interactive-enggagement versus traditional methods: A six
thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics courses. Departement of Physics, Indiana University, Bloomington, Indiana 47450.
(1)
2. Kriteria Uji
- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima
- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:13)
b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata 1. Hipotesis
H0 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.
H1 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.
2. Kriteria Uji :
- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima
- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:10)
2. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran STAD
Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 6 pernyataan yang terdiri atas 3 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif.
(2)
a) Membuat Pernyataan Angket Tanggapan Siswa
Tabel 5. Pernyataan Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran STAD
No. Pernyataan S TS
1 Saya senang dan tertarik dengan model pembelajaran yang saya ikuti.
2 Model pembelajaran yang saya ikuti membuat saya menjadi lebih bingung dan tidak memahami materi tersebut.
3 Saya lebih mudah mengerjakan soal-soal setelah belajar dengan model pembelajaran yang diberikan oleh guru.
4 Masalah dalam LKK tidak menantang saya untuk memecahkan masalah tersebut.
5 Pertanyaan dalam LKK memotivasi saya mempelajari materi tersebut.
6 Model pembelajaran yang saya ikuti tidak
menjadikan saya lebih aktif dalam diskusi kelas dan kelompok.
b) Membuat Skor Angket
Tiap pernyataan memiliki skor sebagai berikut:
Tabel 6. Skor Tiap Pernyataan Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran STAD
No. Item Soal Sifat pernyataan 1 Skor 0
1 Positif S TS
2 Negatif TS S
3 Positif S TS
4 Negatif TS S
5 Positif S TS
6 Negatif TS S
Keterangan:
S = Setuju; TS = Tidak setuju (dimodifikasi dari Rahayu, 2010:29)
c) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.
(3)
Tabel 7. Tabulasi Angket Tanggapan Siswa terhadap Penerapan model pembelajaran STAD
(dimodifikasi dari Rahayu, 2010:31)
d) Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran STAD
Tabel 8. Tafsiran Kriteria Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran STAD
Persentase (%) Kriteria > 70
30 < x < 70 < 30
Tinggi Sedang Rendah dimodifikasi dari Hake (1999:1).
No. Pertanya
an Angket
Pilihan Jawaban
Nomor Responden (Siswa)
Persentas e 1 2 3 4 5 dst.
1 TS S 2 TS S 3 TS S 4 TS S 5 TS S dst. TS S
(4)
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Penggunaan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
2. Penggunaan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa.
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Sebelum proses pembelajaran berlangsung guru hendaknya terlebih dahulu
mengkondisikan tempat duduk siswa sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan untuk efisiensi waktu.
2. Sebaiknya setiap siswa mendapatkan bahan ajar agar semua siswa memiliki tanggung jawab terhadap tugasnya dan aktif dalam proses pembelajaran. 3. Dalam menentukan waktu pengerjaan soal evaluasi pembelajaran hendaknya
(5)
sehingga alokasi waktu pada kegiatan pembelajaran tidak menyimpang dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dirancang.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Anderson dan Mahjardi. 2000. A Taxonomy For Learning, Teaching, ans Assesing, (A Revision of Bloom Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition). Longman: Newyork.
Anonim. 2011. Secara Naso ktivitas Dan Pencapaian Kompetensi Belajar Siswa Materi Gerak (PTK Pada nal, hanya 11.443 siswa SMA/MA yang tidak lulus UN. 22 Desember 2011 (20.00 WIB).
Arikunto, S. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Arsyad, A. 2008.Media Pembelajaran.Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Belina, W.W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI
Bandung. Tidak diterbitkan.
Dahar, R.W. 1996. Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta. Daryanto, H. 1999. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2003. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Departemen Pendidikan Nasinal. Jakarta.
Djamarah, S.B. dan Zain, M. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Dzaqi, M.F. 2009. Tinjauan Umum tentang Model Pembelajaran Kooperatif.
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/ri-pembelajaran-konstuktivis.html (10 Oktober 2010).
Hake, R.R. 1999. Interactive-enggagement versus traditional methods: A six thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics courses. Departement of Physics, Indiana University, Bloomington, Indiana 47450.