PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI POKOK PERANAN MANUSIA DALAM KESEIMBANGAN EKOSISTEM (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Terusan Nunyai Kab. Lampung Ten

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE

AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI POKOK PERANAN MANUSIA

DALAM KESEIMBANGAN EKOSISTEM (Studi Eksperimen P

SMA Negeri 1 Terusan Nunyai

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW

AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI POKOK PERANAN MANUSIA

DALAM KESEIMBANGAN EKOSISTEM Eksperimen Pada Siswa Kelas X Semester G SMA Negeri 1 Terusan Nunyai Kab. Lampung

Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh TIA RANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012

JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA

PADA MATERI POKOK PERANAN MANUSIA Semester Genap

Lampung


(2)

Tia Rani

iii ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA

PADA MATERI POKOK PERANAN MANUSIA DALAM KESEIMBANGAN EKOSISTEM (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap

SMA Negeri 1 Terusan Nunyai Kab. Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012

Oleh TIA RANI

Aktivitas belajar merupakan kunci utama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hasil observasi di kelas X SMA Negeri 1 Terusan Nunyai, diketahui bahwa aktivitas belajar siswa belum dikembangkan secara secara optimal. Hal ini dikarenakan selama ini guru menggunakan metode yang kurang tepat untuk mengembangkan aktivitas siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran tipe Jigsaw terhadap peningkatan aktivitas belajar dan penguasaan konsep siswa.

Penelitian ini merupakan kuasi eksperimental dengan desain pretes postes non-equivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas X3 dan X5 yang dipilih dari populasi secara cluster random sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postes dan N-gain yang dianalisis secara statistik menggunakan uji-t melalui SPSS 17. Data kualitatif


(3)

Tia Rani

iii

berupa deskripsi aktivitas belajar siswa, dan angket tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran Jigsaw yang dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Jigsaw meningkatkan aktivitas siswa untuk semua aspek yang diamati pada kelas eksperimen, yaitu aspek bertanya (92,31%); aspek menjawab (79,49%); aspek mengemukakan pendapat/ide (83,33%), tingginya angka-angka ini didukung oleh kualitas pertanyaan, jawaban dan pendapat siswa yang sesuai dengan materi peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem. Penguasaan konsep juga mengalami peningkatan dengan rata-rata nilai pretes (59,73); postes (74,42); dan N-gain (0,37). Selain itu, sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan model pembelajaran Jigsaw. Data angket menunjukkan bahwa (100%) siswa merasa senang dan tertarik dengan model pembelajaran Jigsaw dan menjadikan siswa lebih aktif dalam diskusi kelas dan juga kelompok. Sebanyak (96,15%) siswa berpendapat adanya tim ahli dalam model pembelajaran membuat siswa menjadi lebih mengerti dan memahami materi, sehingga siswa lebih mudah mengerjakan soal-soal setelah belajar dengan model pembelajaran Jigsaw.

Dengan demikian, pembelajaran menggunakan model Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa.


(4)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE

AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI POKOK PERANAN MANUSIA

DALAM KESEIMBANGAN EKOSISTEM (Studi Eksperimen P

SMA Negeri 1 Terusan Nunyai

Sebagai Salah Satu Syarat

Jurusan Pendidikan M

FAKULTAS KEGURUAN DAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW

AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI POKOK PERANAN MANUSIA

DALAM KESEIMBANGAN EKOSISTEM Eksperimen Pada Siswa Kelas X Semester G SMA Negeri 1 Terusan Nunyai Kab. Lampung

Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh TIA RANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2012

JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA

PADA MATERI POKOK PERANAN MANUSIA Semester Genap Kab. Lampung

ntuk Mencapai Gelar

engetahuan Alam


(5)

Judul Skripsi : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI POKOK PERANAN MANUSIA DALAM KESEIMBANGAN EKOSISTEM (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Terusan Nunyai Tahun Pelajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : Tia Rani Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024052 Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Tri Jalmo, M.Si. Pramudiyanti, S.Si., M.Si. NIP 19610910 198603 1 005 NIP 19730310 199802 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.


(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Tri Jalmo, M.Si. __________

Sekretaris : Pramudiyanti, S.Si., M.Si. __________

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs.Darlen Sikumbang, M.Biomed. __________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bekri, Lampung Tengah pada 9 Januari 1990, yang merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Bapak Yusuf Gunawan (alm) dan Ibu Saniyah.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah TK Darmawanita PTPN VII Bekri (1994-1996), SD Negeri 2 Sinar Banten (1996-2002), SMP Negeri 1 Bangun Rejo (2002-2005), SMA BPK Penabur Bandar Lampung (2005-2008). Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Sekincau dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Kabupaten Lampung Barat (Tahun 2011), dan penelitian pendidikan di SMA Negeri 1 Terusan Nunyai untuk meraih gelar sarjana pendidikan/S.Pd. (Tahun 2012).


(8)

Dengan Menyebut Nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah SWT, atas rahmat dan nikmat yang tak terhitung… Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW…

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:

Mami dan papapku tersayang , yang telah mendidik dan membesarkan ku dengan segala doa terbaik mereka, kesabaran dan limpahan kasih sayang, selalu menguatkanku, mendukung segala

langkah ku menuju kesuksesan dan kebahagian.

Kak Yayan dan mbak inda, yang selalu memberikan bantuanya ketika aku dalam kesulitan, memotivasi ku dan menyayangiku; serta keluarga besarku yang selalu memberikan semangat

dan dukungan untukku…

Guru, atas ilmu, nasihat, dan arahan yang telah diberikan…

Saudara dan Sahabat-sahabat terkasihku, yang selalu berusaha membuat aku tetap tersenyum, menyemangatiku, membantuku dalam kesulitan, menghilangkan rasa sedih yang ada, pendengar

setia setiap kegundahanku, yang mampu menenangkanku disaatku mulai merasa lemah; Ida Marlina beserta keluarga, Chatrine Fransisca, Wahyu Arista, Yulia, Ika, Melda, Dwi my sweet

KKN-PPL’s team (yuspa, andi, uci, yayan, heppi, yana, ani, sista, samai,) atas kekeluargaan, kebersamaan, ukhuwah islamiyah, ini adalah kesempatan paling berharga untuk berjuang

bersama kalian…

My lovely Mandibula (Mahasiswa Pendidikan Biologi Angkatan 2008 Unila):

Trisu, Eko, Obi, Hadi, Ardi, Yudi, Pendra, Harry, Wahyu, Yulia, Arista, Ika, Cui, Melda, Ulin, Okta, Deny, Ririn, Ima, Nung, Wina, Ajeng, Bang Dzul, Iska, Opi, Anggun, Prisil, Miss, Rea,

Ipoet, Aul, Siti, Dewai, Bea, Dwisus, Darma, Eka, Nia, Rina

Kalian membuat lengkap hidupku, hari-hariku menjadi lebih berasa dan berarti… Almamater tercinta, Universitas Lampung.


(9)

MOTTO

fainnama’al ‘usri yusro…

sesungguhnya bersama dengan kesulitan, ada

kemudahan..

(Al-Insyirah : 6-7)

Tidak ada satupun yang sia-sia…

Mulailah dengan keyakinan, karena rencana Alloh

akan indah pada waktunya…


(10)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Tia Rani

Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024052 Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, 12 November 2012 Yang menyatakan

Tia Rani


(11)

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI POKOK PERANAN MANUSIA DALAM KESEIMBANGAN EKOSISTEM (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Terusan Nunyai Tahun Pelajaran 2011/2012)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

sekaligus Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I sekaligus Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;


(12)

xii

5. Drs.Darlen Sikumbang, M.Biomed., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan motivasi yang sangat berharga;

6. Reberson Sinaga, S.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 1 Terusan Nunyai dan Nanang Solihat, S.Pd., selaku guru mitra, yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;

7. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas X3 dan X5 SMA Negeri 1 Terusan Nunyai atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung; 8. Orangtuaku Saniyah dan Yusuf Gunawan (alm) yang tak pernah berhenti

mendoakan dan menyayangiku; serta kakak dan mbakku atas kasih sayang dan dukungan yang kalian berikan;

9. Saudaraku Ida Marlina beserta keluarga besar di Jagabaya atas dukungan dan bantuan yang selama ini diberikan.

10. Sahabat-sahabatku Chatrine F, Wahyu, Arista, Yulia, Ika, Melda, dan Chuwi, yang selalu memberi, kebahagian, senyuman dan semangat untukku

11.Rekan-rekan Mandibula (Mahasiswa Pendidikan Biologi 2008), kakak dan adik tingkat Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan selama ini 12.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 12 November 2012 Penulis


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

F. Kerangka Fikir ... 6

G. Hipotesis ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ... 8

B. Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw ... 10

C. Aktifitas Belajar Siswa ... 14

D. Penguasaan Konsep Siswa ... 16

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

B. Populasi dan Sampel ... 19

C. Desain Penelitian ... 19

D. Prosedur penelitian ... 20

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data ... 28

F. Teknik Analisis Data ... 29

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36


(14)

xiv

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 47

B. Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

LAMPIRAN 1. Silabus ... 50

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 54

3. Lembar Kerja Siswa ... 66

4. Soal Pretes dan Postes ... 95

5. Data Hasil Penelitian ... 101

6. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 107

7. Foto-Foto Penelitian ... 115


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kriteria N-gain ... 29 2. Lembar Observasi Siswa ... 32 3. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa... 33 4. Pernyataan Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran

Siswa ... 34 5. Skor tiap Pernyataan Tanggapan Siswa terhadap Model

Pembelajaran tipe Jigsaw ... 34 6. Tabulasi Angket Tanggapan Siswa terhadap Model Pembelajaran

tipe Jigsaw ... 35 7. Tafsiran Kriteria Tanggapan Siswa terhadap Model Pembelajaran

tipe Jigsaw ... 35 8. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol. ... 36 9. Hasil uji normalitas, homogenitas, persamaan, perbedaan dua

rata-rata nilai pretes, postes, dan N-gain oleh siswa pada kelas

eksperimen dan kontrol ... 38 10. Hasil uji kesamaan dua rata-rata N-gain indikator kognitif (C2, C4)


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 7

2. Ilustrasi kelompok jigsaw ... ... 12

3. Desain penelitian pretes-postes non-equivalen ... 20

4. Aktivitas belajar siswa pada kelompok eksperimen dan kontrol. ... 37

5. Tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran tipe jigsaw ... 40

6. Contoh LKS pada kelas eksperimen (ahli. 1 materi kerusakan lingkungan). ... 45

7. Contoh LKS pada kelas eksperimen (ahli. 3 materi pencemaran lingkungan) . ... 46


(17)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2004:79). Sedangkan menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pada pasal 1 ayat 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas, 2003 :1).

Di sekolah pendidikan dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran. Hal ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan salah satunya tergantung pada proses belajar yang dialami siswa selama pembelajaran berlangsung. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) guru diberikan kebebasan untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kondisi sekolah dan siswa. Salah satunya adalah dalam menentukan metode


(18)

2 pembelajaran yang tepat dan sesuai, untuk membantu siswa memahami konsep-konsep yang dipelajari secara utuh dan benar (Mulyasa, 2008 : 222). Sementara itu, berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi di SMA Negeri 1 Terusan Nunyai Lampung Tengah, bahwa guru belum menggunakan model pembelajaran dalam proses pembelajarannya dan guru juga belum mampu menciptakan situasi yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, hal ini menyebabkan penguasaan konsep siswa menjadi rendah. Dalam proses pembelajaran guru lebih banyak memberikan penjelasan sedangkan siswa hanya mendengar dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Trianto (2010:5) bahwa pada masalah utama pendidikan formal (sekolah) saat ini adalah masih rendahnya hasil belajar peserta didik yang merupakan hasil kondisi pembelajaran konvensional yang dalam proses pembelajaran memberikan dominasi guru dan tidak

memberikan akses bagi siswa untuk berkembang secara mandiri.

Rendahnya hasil belajar siswa juga terjadi di sekolah ini khususnya untuk kelas X, diketahui bahwa pada materi peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem masih banyak siswa yang belum mencapai hasil optimal. Pada tahun 2011 siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM ) adalah sebanyak 45%. Rata-rata nilai siswa kelas X adalah 67 sedangkan nilai KKM adalah 68. dari persentase siswa yang tuntas baru 55% sedangkan ketentuan pemerintah adalah 100% tuntas. Hal ini disebabkan bahwa selama proses pembelajaran guru tidak menggunakan model pembelajaran, sehingga kurang merangsang aktivitas dan menggali penguasaan konsep siswa.


(19)

3 Aktivitas dalam proses pembelajaran tersebut mengakibatkan siswa pasif dalam belajar dan guru yang lebih aktif. Penggunaan metode ceramah dan tanya jawab kurang relevan dalam mencapai kompetensi dasar, untuk itu perlu adanya kegiatan pembelajaran yang menarik dan tentunya dapat meningkatkan keaktifan siswa serta meningkatkan pemahaman konsep khususnya pada materi pokok peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem. Salah satu alternatif pada proses pembelajaran yang diharapkan dapat efektif digunakan yaitu dengan penerapan model pembelajaran tipe Jigsaw. Penggunaan model pembelajaran tipe Jigsaw diduga dapat

meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep siswa. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni (2011:42), bahwa penggunaan model pembelajaran tipe Jigsaw di SMA Negeri 1 Tanjungbintang terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi sistem ekskresi kelas XI tahun pelajaran 2010/2011.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran tipe Jigsaw Terhadap Aktivitas dan Penguasaan Konsep Belajar Siswa Kelas X Pada Materi Pokok Peranan Manusia Dalam Keseimbangan Ekosistem di SMA Negeri 1 Terusan Nunyai Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012”.


(20)

4 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah penerapan model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan

penguasaan konsep siswa pada materi pokok peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem di SMA Negeri 1 Terusan Nunyai Lampung Tengah?

2. Apakah penerapan model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa pada materi pokok peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem di SMA Negeri 1 Terusan Nunyai Lampung Tengah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Peningkatan penguasaan konsep siswa melalui penerapan model

pembelajaran tipe Jigsaw pada materi pokok peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem kelas X SMA Negeri 1 Terusan Nunyai Lampung Tengah

2. Peningkatan aktivitas belajar siswa melalui penerapan model

pembelajaran tipe Jigsaw pada materi pokok peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem kelas X SMA Negeri 1 Terusan Nunyai Lampung Tengah


(21)

5 D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat bagi :

1. Peneliti yaitu memberikan pengalaman, wawasan dan pengetahuan bagi peneliti sebagai calon guru untuk menggali aktivitas dan penguasaan konsep siswa.

2. Guru biologi yaitu memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep siswa.

3. Siswa yaitu dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda

sehingga diharapkan mampu melatih dan mengembangkan aktivitas dan penguasaan konsep siswa.

4. Sekolah yaitu memberikan masukan untuk menggunakan model

pembelajaran secara optimal, sumbangan informasi dan pemikiran dalam upaya peningkatan mutu sekolah dan kualitas pembelajaran.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap masalah yang akan dikemukakan, maka perlu adanya batasan ruang lingkup penelitian yaitu:

1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X1 (kelas eksperimen) dan X3 (kelas kontrol) semester genap tahun pelajaran 2011/2012 di SMA Negeri 1 Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah.

2. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran Jigsaw


(22)

6 4. Aktivitas yang diamati yaitu aktivitas siswa dalam mengajukan

pertanyaan, memberikan ide atau pendapat, dan menjawab pertanyaan. 5. Materi pada penelitian ini adalah Peranan Manusia Dalam Keseimbangan

Ekosistem yang terdapat pada KD 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan, biologi SMA Kelas X sesuai Standar isi

(Depdiknas, 2006:454). F. Kerangka Pikir

Dalam proses pembelajaran biologi sekolah, guru masih menggunakan

metode ceramah dan tanya jawab, dengan metode ini guru yang mendominasi kegiatan di dalam kelas sedangkan siswa hanya duduk, mendengarkan dan mencatat apa yang dijelaskan oleh guru hal ini membuat siswa merasa bosan dan akhirnya siswa menjadi lalai dengan pelajaran yang diberikan oleh guru di dalam kelas. Salah satu cara yang dapat guru lakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat menarik perhatian siswa untuk bekerjasama dan

menyelesaikan tugasnya.

Model pembelajaran tipe Jigsaw, pada model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Kegiatan siswa di dalam kelompok, baik kelompok asal maupun kelompok ahli, seperti bertanya, menjawab, memberikan pendapat, dan bekerjasama dalam menyelesaikan tugas


(23)

7 meningkatnya aktivitas siswa di dalam kelas maka diharapkan dapat

meningkatkan pula penguasaan konsep oleh siswa. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran tipe Jigsaw dan variabel terikat adalah aktivitas belajar siswa dan penguasaan konsep siswa.

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat X = Pembelajaran menggunakan model pembelajaran tipe Jigsaw, Y1 = Aktivitas siswa, Y2 = Penguasaan konsep G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. H0 = Penerapan model pembelajaran tipe Jigsaw tidak dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi pokok

peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem di SMA Negeri 1 Terusan Nunyai Lampung Tengah.

2. H1 = Penerapan model pembelajaran tipe Jigsaw dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi pokok peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem di SMA Negeri 1 Terusan Nunyai Lampung Tengah.

X

Y2

Y1


(24)

8

II. LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Cooperative Learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni, 2010:15). Dalam kegiatan kooperatif, siswa mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompok. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu (Isjoni, 2010:16).

Cooperative Learning berbeda dengan belajar kelompok karena ada unsur kerjasama untuk mencapai keberhasilan kelompok. Menurut Lie (dalam Amri dan Ahmadi, 2010:90) Cooperative Learning tidak sama dengan sekedar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Roger dan Johnson (dalam Amri dan Ahmadi, 2010:91) menyatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap Cooperative Learning, untuk itu harus diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong royong yaitu:

1. Saling ketergantungan positif.

Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap

anggotanya.untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa dengan saling ketergantungan sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat mencapai tujuan mereka.


(25)

9

2. Tanggung jawab perseorangan.

Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran Cooperative Learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Pengajar yang efektif dalam model pembelajaran Cooperative Learning membuat persiapan dan menyusun tugas

sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bias dilaksanakan.

3. Tatap muka

Dalam pembelajaran Cooperative Learning setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah

menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan.

4. Komunikasi antar anggota

Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi, karena keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.

Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok juga merupakan proses panjang. Namun, proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkarya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.

5. Evaluasi proses kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bias bekerja sama dengan lebih efektif.

Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok konvensional yang menerapkan system kompetisi, yaitu keberhasilan individu

diorientasikan pada kegiatan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi yang keberhasilan individunya

ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya (Slavin, dalam Amri dan Ahmadi, 2010:93).


(26)

10

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim (dalam Amri dan Ahmadi, 2010:93), yaitu:

1. Hasil belajar akademik

Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan social, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas hasil belajar akademis

penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai atau hasil belajar akademik siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Disamping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat member keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama mengerjakan tugas-tugas akademik.

2. Penerimaan terhadap perbedaan individu

Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas social, kemampuan dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai terhadap

perbedaan individu satu sama lain. 3. Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan social, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam pengembanganketerampilan sosial.

B. Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

Menurut Arends (dalam Amri dan Ahmadi, 2010:95) model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif yaitu siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas 4-6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas


(27)

11

ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain

Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim/kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota

kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang

beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Sedangkan kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan

mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberhubungan dengan topiknya itu untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal (Amri dan Ahmad, 2010:95). Pada tahap diskusi ini siswa akan banyak menemui permasalahan yang tahap kesukarannya bervariasi. Pengalaman yang diperoleh siswa di dalam kelompok asal dan kelompok ahli sangat penting terhadap perkembangan mental anak. Piaget (dalam Isjoni, 2010:56) menyatakan,”… bila menginginkan perkembangan mental maka lebih cepat dapat masuk kepada tahap yang lebih tinggi, supaya anak diperkaya dengan banyak penglaman”. Lebih lanjut Rusefendi (dalam Isjoni, 2010:56)

mengemukakan kecerdasan manusia dapat ditingkatkan hingga batas optimalnya dengan pengayaan melalui pengalaman.


(28)

12

Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai berikut:

Kelompok Asal

Kelompok Ahli

( tiap kelompok ahli memiliki satu anggota dari tim asal ) Gambar 2. Ilustrasi kelompok Jigsaw

Keterangan: Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut.setelah pembahasan selesai , para anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok semula ( asal ) dan berusaha mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan dikelompok ahli

Langkah-langkah dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw (Amri dan Ahmadi, 2010:96-97) adalah sebagai berikut:

1. Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari 4-6 siswa dengan kemampuan yang berbeda. Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.


(29)

13

Dalam tipe Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan materi

pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli. Dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal. Misal suatu kelas dengan jumlah 40 siswa dan materi pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajaran terdiri dari 5 bagian materi pembelajaran, maka dari 40 siswa akan terdapat 5 kelompok ahli yang beranggotakan 8 siswa dan 8 kelompok asal yang terdiri dari 5 siswa. Setiap anggota kelompok ahli akan kembali ke kelompok asal

memberikan informasi yang telah diperoleh atau dipelajari dalam

kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik yang ada pada kelompok ahli maupun kelompok asal.

2. Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan.

3. Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual. 4. Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor

penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.

5. Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi pembelajaran


(30)

14

6. Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar materi baru maka perlu disiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Model Jigsaw dapat digunakan secara efektif ditiap level dimana siswa telah mendapatkan keterampilan akademis dan pemahaman, membaca maupun keterampilan kelompok untuk belajar bersama (Isjoni, 2010:58).

C. Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar agar

kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2004:171). Melalui aktivitas, siswa dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.

Belajar bukanlah hanya sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, pengalaman belajar siswa harus dapat mendorong agar siswa beraktivitas melakukan sesuatu. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental (Sanjaya, 2009:170). Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah,


(31)

15

jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran (Rohani, 2004:6).

Seseorang dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan tujuan belajarnya, memberi tanggapan terhadap suatu peristiwa yang terjadi dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam proses belajarnya. Dengan melakukan banyak aktivitas yang sesuai dengan pembelajaran, maka siswa mampu mengalami, memahami, mengingat dan mengaplikasikan materi yang telah diajarkan. Adanya peningkatan aktivitas belajar maka akan meningkatkan hasil belajar (Hamalik, 2004:12).

Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk berbeda. Atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, intisari dari pelajaran yang disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu/pengetahuan itu dengan baik (Slameto, 2003: 36). Aktivitas belajar merupakan serangkaian dari proses kegiatan pembelajaran untuk untuk menunjang prestasi belajar. Adapun aktivitas siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan siswa yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, yang terdiri dari kemampuan bertanya, menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat/ ide di dalam kelompok.


(32)

16

D. Penguasaan Konsep Siswa

Penguasaan merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto, 2003: 115).

Konsep menurut Dahar (1996: 79) merupakan batu-batu pembangunan berfikir (building block) Konsep juga merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi. Adapun Woordruff (dalam Yusran, 2003: 6) mengidentifikasi konsep sebagai suatu gagasan/ ide yang relative sempurna dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk objek yang berasal dari cara seorang membuat pengertian terhadap objek-objek/ benda-benda melalui pengalamannya. Sedangkan Rosser (dalam Dahar, 1996: 80) mengemukakan konsep adalah suatu

abstraksi yang mewakili suatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan,atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut-atribut yang sama.

Slameto (1991 : 137) menyatakan bahwa apabila sebuah konsep telah dikuasai oleh siswa, kemungkinan siswa dapat menggolongkan apakah contoh konsep yang dihadapi sekarang termasuk dalam golongan konsep yang sama ataukah golongan konsep yang lain, mengenal konsep lain dalam memecahkan masalah serta memudahkan siswa untuk mempelajari konsep-konsep ini.


(33)

17

Kemampuan penguasaan konsep siswa merupakan hasil belajar dalam kecakapan kognitif, yaitu kemampuan untuk menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari atau bisa disebut juga kemampuan intelektual. Menurut Anderson, et al (2000: 67-68), ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut:

1. Remember mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah

dipelajaridan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, dan metode.

2. Understand mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang

Dipelajari

3. Apply mencakup kemampuan menerapkam metode dan kaidah untuk

meghadapi masalah yang nyata dan baru.

4. Analyze mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurai masalah menjadi bagian yang lebih kecil.

5. Evaluate mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa

hal berdasarkan criteria tertentu.

6. Create mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

Penguasaan konsep pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan evaluasi. Menurut Thoha (1994:1) evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Menurut Arikunto (2003: 25), salah satu manfaat evaluasi bagi siswa adalah untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai pelajaran secara menyeluruh.


(34)

18

Instrumen atau alat ukur yang bisa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Menurut Arikunto (2003: 53) tes merupakan alat atau prosedur yang

digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan – aturan yang sudah ditentukan. Adapun bentuk instrumen dari penilaian tes adalah pilihan jamak, uraian objektif, uraian non objektif dan portofolio serta unjuk kerja.

Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran dicapai setelah satu kali pertemuan adalah posttest atau tes akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru mengadakan tes awal atau pretest. Kegunaan tes ini ialah untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran. Dalam hal ini hasil tes tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan mutu pembelajaran (Daryanto, 1999: 195-196).


(35)

19

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei di SMA Negeri 1 Terusan Nunyai Lampung Tengah semester genap tahun pelajaran 2011/2012. B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap SMA Negeri 1 Terusan Nunyai Lampung Tengah tahun pelajaran 2011/2012. Teknik sampling yang digunakan adalah Cluster Random Sampling.Sampel dalam penelitian ini adalah 2 kelas siswa yaitu kelas X5 sebagai kelas eksperimen dan kelas X3 sebagai kelas kontrol.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes

non-equivalen. Kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol menggunakan

kelas yang ada dengan kondisi yang homogen. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran Jigsaw, sedangkan kelas kontrol menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok subyek dibandingkan.


(36)

20 Kelompok Pretes Perlakuan Postes

I O1 X1 O2

II O1 X2 O2 Gambar 3. Desain pretes-postes non-equivalen

I = kelompok eksperimen, II = kelompok kontrol, O1 = pretes, O2 = postes, X1 = perlakuan model Jigsaw, X2 = metode ceramah dan tanya jawab (dimodifikasi dari Riyanto, 2001:43).

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut sebagai berikut: 1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :

a. Membuat surat izin penelitian dan mengantarkannya ke sekolah tempat diadakannya penelitian.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kontrol. d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri atas silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Media Gambar, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan soal pretes, soal postes.

e. Membuat lembar observasi aktivitas belajar siswa.

f. Membuat angket ketertarikan siswa terhadap model pembelajaran Jigsaw.


(37)

21 g. Membuat kartu berwarna yang berbeda untuk tiap anggota kelompok

asal. Dalam 1 kelompok ada 4 orang siswa, maka dibuat : Siswa ahli 1 : Kartu warna hijau

Siswa ahli 2 : Kartu warna pink Siswa ahli 3 : Kartu warna biru Siswa ahli 4 : Kartu warna kuning

Keempat kartu di atas dibagikan pada masing-masing kelompok, ada 7 kelompok asal, maka peneliti harus membuat 28 kartu tanda berwarna, dengan rincian sebagai berikut :

Warna hijau : 7 lembar Warna pink : 7 lembar Warna biru : 7 lembar Warna kuning : 7 lembar

Pada saat diskusi kelompok ahli, siswa yang mempunyai kartu berwarna sama pada kelompok asal berkumpul untuk mendiskusikan materi yang mereka bahas di dalam kelompok ahli.

h. Membentuk kelompok siswa dengan cara membagi siswa dalam 7 kelompok kecil, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa. i. Melakukan uji ahli untuk soal-soal evaluasi.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Jigsaw untuk kelas eksperimen dan tanpa model Jigsaw yaitu dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawabuntuk kelas


(38)

22 kontrol. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

1) Kelas Eksperimen

Kegiatan ini berupa kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Jigsaw untuk kelas eksperimen. Pengambilan data berupa pretes-postes dan penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :

a. Pendahuluan

1. Memberikan pretes untuk pertemuan pertama 2. Guru memberikan apersepsi kepada siswa

(Pertemuan I) : Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menyajikan gambar seseorang yang sedang

membuang sampah ke sungai. Kemudian guru memberikan pertanyaan ”Apakah dampak yang ditimbulkan dari kegiatan yang terlihat pada gambar ?”

(Pertemuan II) : Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menyajikan gambar orang yang sedang menanam bibit pohon. Kemudian guru memberikan pertanyaan

”Apakah manfaat dari kegiatan yang terlihat pada gambar? ” 3. Guru memberikan motivasi kepada siswa

(Pertemuan I) : “Dampak dari kegiatan tersebut dapat menimbulkan bau tak sedap, banjir, dan terganggunya keseimbangan ekosistem di sungai”


(39)

23 (Pertemuan II) : “Manfaat dari kegiatan tersebut adalah untuk mencegah terjadinya banjir, menyerap udara kotor, dan sebagainya”.

b. Kegiatan inti

Langkah-langkah penerapan model Jigsaw sebagai berikut : 1. Langkah pertama, guru membagi siswa dalam 8 kelompok

asal terdiri dari 4 orang yang berperan sebagai ahli

2. Langkah kedua, guru membagi kartu warna yang warnanya berbeda (pink, biru, kuning dan hijau) di dalam tiap

kelompok asal.

3. Langkah ketiga, guru menempatkan kelompok ahli sesuai dengan warna kartunya, yaitu siswa yang memiliki kartu nama hijau berkumpul membentuk kelompok ahli pertama, siswa yang memiliki kartu nama pink berkumpul membentuk kelompok ahli kedua, begitu juga untuk siswa yang memiliki warna kartu biru membentuk kelompok tiga, dan untuk siswa yang mendapat kartu warna kuning membentuk kelompok ahli empat.

4. Langkah empat, guru menjelaskan mengenai model pembelajaran Jigsaw yang dilaksanakan di dalam proses pembelajaran, bahwa pada :


(40)

24  Kelompok ahli1 mendapatkan materi Keterkaitan antara

kegiatan manusia dengan masalah kerusakan lingkungan yaitu; illegal loging dan penanaman secara monokultur

 Kelompok ahli 2 mendapatkan materi Keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan lingkungan yaitu; penangkapan ikan secara liar dan perburuan liar di hutan

 Kelompok ahli 3 mendapatkan materi Keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah pencemaran tanah dan udara

 Kelompok ahli 4 mendapatkan materi Keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah pencemaran suara dan air

Pertemuan II :

 Kelompok ahli1 mendapatkan materi Keterkaitan antara kegiatan manusia dalam upaya pelestarian lingkungan yaitu reboisasi dan cagar alam

 Kelompok ahli 2 mendapatkan materi Keterkaitan antara kegiatan manusia dalam upaya pelestarian lingkungan yaitu penanaman terumbu karang dan suaka margasatwa.  Kelompok ahli 3 mendapatkan materi Keterkaitan antara

kegiatan manusia dalam upaya pelestarian lingkungan yaitu penanaman hutan mangrove dan pembuatan sengkedan di lereng gunung.


(41)

25  Kelompok ahli 4 mendapatkan materi Keterkaitan antara

kegiatan manusia dalam upaya pelestarian lingkungan yaitu kearifan lokal

5. Langkah kelima Guru membagi LKS dan lembar ahli sesuai dengan materi masing-masing kelompok

6. Langkah keenam, guru memberikan arahan kepada siswa tentang pengisian lembar ahli tersebut. Guru mengawasi kegiatan siswa dan memantau jalannya kegiatan diskusi siswa.

7. Langkah ketujuh, setiap siswa kembali ke kelompok asal dan menginformasikan kepada teman satu kelompoknya

mengenai hasil diskusi dengan kelompok ahli. Dalam kegiatan ini, saling melengkapi dan berinteraksi antara yang satu dengan yang lainnya.

8. Langkah kedelapan, guru meminta siswa untuk memajang hasil diskusinya di depan kelas. Pameran ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan sanggahan atau melengkapi jawaban yang disampaikan.

c. Penutup

1. Bersama-sama siswa mengulas materi yang telah dipelajari 2. Guru bersama-sama siswa, menarik kesimpulan dari

pelajaran yang telah mereka lakukan. Pada setiap pertemuan 3. Guru mengadakan postes pada pertemuan kedua


(42)

26 2) Kelas Kontrol

Kegiatan ini berupa kegiatan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran ceramah dan tanya jawabuntuk kelas kontrol. Pengambilan data berupa pretes-postes dan penelitian ini direncanakan sebanyak dua kali pertemuan. Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :

a. Pendahuluan

1. Guru memberikan pretes berupa soal uraian dan pilihan jamak pada pertemuan pertama.

2. Guru memberikan apersepsi kepada siswa

(Pertemuan I) : Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menyajikan gambar seseorang yang sedang membuang sampah ke sungai. Kemudian guru memberikan pertanyaan ”Apakah dampak yang ditimbulkan dari kegiatan yang terlihat pada gambar ?”

(Pertemuan II): Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menyajikan gambar orang yang sedang menanam bibit pohon. Kemudian guru memberikan pertanyaan ” Apakah manfaat dari kegiatan yang terlihat pada gambar? ”

3. Guru memberikan motivasi kepada siswa

(Pertemuan I) : “Dampak dari kegiatan tersebut dapat menimbulkan bau tak sedap, banjir, dan terganggunya keseimbangan ekosistem di sungai”


(43)

27 (Pertemuan II) : “Manfaat dari kegiatan tersebut adalah untuk mencegah terjadinya banjir, menyerap udara kotor, dan sebagainya”.

4. Guru menyajikan materi sebagai pengantar. Pertemuan pertama membahas mengenai kegiatan manusia yang dapat

menyebabkan kerusakan atau pencemaran lingkungan. Pertemuan kedua membahas tentang keterkaitan kegiatan manusia dalam upaya pelestarian lingkungan.

b. Kegiatan Inti

1. Guru menjelaskan materi pokok peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem. Pertemuan pertama membahas mengenai keterkaitan kegiatan manusia yang berpengaruh terhadap kerusakan/pencemaran lingkungan. Pertemuan kedua membahas tentang keterkaitan kegiatan manusia dalam upaya pelestarian lingkungan.

2. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami dan memberikan kesempatan bagi siswa lain untuk menjawab.

3. Guru mengadakan penguatan dengan menjelaskan materi yang belum dipahami oleh siswa.

c. Penutup

1. Bersama-sama siswa mengulas materi yang telah dipelajari 2. Guru bersama siswa menarik kesimpulan


(44)

28 E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini sebagai berikut. 1. Jenis Data

Data penelitian berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yaitu penguasaan konsep siswa yang diperoleh dari hasil pretes, dan postes. Data kualitatif diperoleh dari angket dan lembar observasi aktivitas siswa yaitu memberikan ide atau pendapat, berkomunikasi dalam

kelompok, dan bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok. 2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah: a. Penguasaan Konsep

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui pretes dan postes. Pretes dilakukan di awal pertemuan I, dan postes dilakukan di akhir pertemuan II. pretes dan postes dilakukan pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dengan bentuk dan jumlah soal yang sama. Bentuk soal adalah soal uraian dan pilihan jamak. pretes yang diberikan pada awal pertemuan I, mempunyai bentuk dan jumlah yang sama dengan postes yang diberikan di akhir pertemuan II.

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa diperoleh dengan lembar observasi aktivitas siswa yang berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan


(45)

29 aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati yaitu: (1)

bertanya;(2) menjawab pertanyaan; (3) memberikan pendapat/ide. c. Angket

Angket ini berisi pendapat siswa tentang model pembelajaran tipe

Jigsaw yang telah dilaksanakan. Angket ini berupa 6 pernyataan,

terdiri dari 3 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif. Setiap siswa memilih jawaban yang menurut mereka sesuai dengan pendapat mereka pada lembar angket yang telah diberikan. Angket tanggapan siswa ini memiliki 2 pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak setuju.

F. Teknik Analisis Data

a) Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa skor Penguasaan Konsep oleh siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Penguasaan Konsep oleh siswa ditinjau berdasarkan perbandingan gain yang dinormalisasi atau N-gain (g) dengan menggunakan rumus Hake (1999:1) yaitu:

N-gain =

Keterangan:

N-gain = average normalized gain = rata-rata N-gain

Spost = postscore class averages = rata-rataskor postes Spre = prescore class averages = rata-rataskor pretes

Smax = maximum score = skor maksimum

Spost – Spre Smax – Spre


(46)

30 Tabel 1. Kriteria N-gain.

N-gain Kriteria

g > 0,7 0,7 > g > 0,3

g < 0,3

Tinggi Sedang Rendah

Note that: a positive Hake gain indicates a student learning gain; the maximum gain possible is 1; a negative Hake gain occurs when the post-test score is less than the pre-test score; a zero result occurs

when the post-test score is equal to the pre-test score (Loranz, 2008:2).

1. Uji Normalitas Data (Uji Lilliefors)

Uji normalitas data dilakukan menggunakan program SPSS versi 17. a. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

b. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Sudjana, 2002:466).

2. Kesamaan Dua Varians

Apabila masing- masing data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians menggunakan uji Barlet. Hipotesis yang digunakan yaitu :

a. H0 : kedua sampel mempunyai varians sama b. H1 : kedua sampel mempunyai varians berbeda.

Dengan kriteria uji yaitu jika F hitung < Ftabel atau probabilitasnya > 0,05 maka H0 diterima, jika Fhitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak (Pratisto, 2004: 71).


(47)

31 3. Pengujian Hipotesis

Setelah data dinyatakan normal dan homogen, berikutnya data di uji dengan pengujian hipotesis. Untuk pengujian hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata.

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata 1. Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama

2. Kriteria Uji

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 13)

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata 1. Hipotesis

H0 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

2. Kriteria Uji :

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 10)


(48)

b) Analisis Data Kualitatif

1. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks

Langkah-1) Mengisi

Tabel 2

Keterangan : a.Bertanya

1. Tidak mengajukan pertanyaan

2. Mengajukan pertanyaan tetapi tidak mengarah pada permasalahan

3. Mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan pada materi peranan manusia dalam keseimbangan

b.Menjawab pertanyaan 1. Tidak menjawab pertanyaan 2. Menjawab

3. Menjawab pertanyaan dengan baik

permasalahan peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem c. Memberikan ide/pendapat

1. Tidak

2. Mengemukakan ide/pendapat namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem No 1 2 3 dst

Analisis Data Kualitatif

Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa.

-langkah yang dilakukan yaitu : Mengisi lembar observasi aktivitas siswa

Tabel 2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Keterangan : Bertanya

idak mengajukan pertanyaan

engajukan pertanyaan tetapi tidak mengarah pada permasalahan

engajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan pada materi peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem

Menjawab pertanyaan Tidak menjawab pertanyaan

Menjawab pertanyaan tapi tidak mengarah pada permasalahan Menjawab pertanyaan dengan baik dengan mengarah pada permasalahan peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem Memberikan ide/pendapat

Tidak memberikan ide/pendapat (diam saja)

2. Mengemukakan ide/pendapat namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem

Nama A Aspek yang diamati B C

1 2 3 1 2 3 1 2

Jumlah

32

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut

aktivitas siswa.

engajukan pertanyaan tetapi tidak mengarah pada

engajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan pada ekosistem

pertanyaan tapi tidak mengarah pada permasalahan dengan mengarah pada permasalahan peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem

2. Mengemukakan ide/pendapat namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi peranan manusia dalam keseimbangan

Xi 2 3


(49)

33 3. Mengemukakan ide/pendapat sesuai dengan pembahasan pada

materi peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem

2) Menghitung rata-rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus : Xi

X = x 100 n

Ket : X = Rata-rata skor aktivitas siswa

Xi = Jumlah skor aktivitas yang diperoleh n = Jumlah skor aktivitas maksimum

3) Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Siswa Sesuai Klasifikasi pada tabel yang dimodifikasi dari Hake (dalam Belina, 2008:37)

Tabel 3. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa Kategori Interpretasi 0,00 – 29,99 Sangat Rendah 30,00 – 54,99 Rendah 55,00 – 74,99 Sedang 75,00 – 89,99 Tinggi 90,00 – 100,00 Sangat Tinggi

2. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran tipe Jigsaw

Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 6 pernyataan yang terdiri dari 3 pernyataan positif dan 3 pernyataan negativ.

Pernyataan disajikan sebagai berikut:


(50)

34 Tabel 4. Pernyataan Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model

Pembelajaran tipe Jigsaw

No. Pernyataan- Pernyataan S TS

1 Saya senang dan tertarik dengan model

pembelajaran yang saya ikuti

2 Adanya tim ahli dalam model pembelajaran

yang saya ikuti membuat saya menjadi lebih bingung dan tidak memahami materi tersebut.

3 Saya lebih mudah mengerjakan soal-soal setelah

belajar dengan model pembelajaran yang digunakan oleh guru.

4 Masalah dalam LKS tidak menantang saya

untuk memecahkan masalah tersebut

5 Pertanyaan dalam LKS memotivasi saya

mempelajari materi tersebut

6 Model pembelajaran yang saya ikuti tidak

menjadikan saya lebih aktif dalam diskusi kelas dan kelompok

2) Membuat Skor Angket Tanggapan Siswa

Tabel 5. Skor tiap Pernyataan Tanggapan Siswa terhadap Model Pembelajaran tipe Jigsaw

No. Item Soal Sifat Pernyataan 1 Skor 0

1. Positif S TS

2. Negatif TS S

3. Positif S TS

4. Negatif TS S

5. Positif S TS

6. Negatif TS S

Keterangan:

S = setuju; TS = tidak setuju (dimodifikasi dari Rahayu, 2010:29). 3) Mentabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang

dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.


(51)

35 Tabel 6. Tabulasi Angket Tanggapan Siswa terhadap Model

Pembelajaran tipe Jigsaw No.

Pertanyaan Angket

Pilihan Jawaban

Nomor Responden

(Siswa) Persentase 1 2 3 4 5 dst.

1 TS S

2 TS S

3 TS S

4 TS S

5 TS S

dst. TS S

(dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 31)

4) Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa tentang model pembelajaran Jigsaw

Tabel 7. Tafsiran Kriteria Tanggapan Siswa terhadap Model Pembelajaran tipe Jigsaw

Persentase (%) Kriteria > 70

30 < x < 70 < 30

Tinggi Sedang Rendah (dimodifikasi dari Hake, 1999:1).


(52)

48

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan model pembelajaran tipe Jigsaw berpengaruh nyata terhadap

penguasaan konsep siswa pada materi pokok Peranan Manusia Dalam Keseimbangan Ekosistem

2. Penerapan model pembelajaran tipe Jigsaw berpengaruh nyata terhadap

aktivitas belajar siswa pada materi pokok Peranan Manusia Dalam Keseimbangan Ekosistem.

B. Saran –saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, saran-saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Dalam model pembelajaran tipe Jigsaw sebaiknya gurumemiliki

keterampilan untuk mengkondisikan siswa selama pembentukan dan diskusi kelompok ahli.

2. Guru hendaknya terlebih dahulu mempersiapkan tempat duduk dalam

bentuk kelompok-kelompok sebelum proses pembelajaran berlangsung agar lebih mempersingkat waktu


(53)

48

DAFTAR PUSTAKA

Amri, dan Ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Prestasi Pustaka. Jakarta.

Anderson, at all. 2000. A Taxonomy For Learning, Teaching, ans Assesing, (A Revision of Bloom Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition). Longman.Newyork.

Anonim. 2009. a) Solusi Mudah dan Cepat Menguasai SPSS 17.0 Untuk

Pengolahan Data Satistik. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi VI.Bina aksara. Jakarta.

Arsyad, A.2008. Media Pembelajaran.Raja Grafindo Persada. Jakarta. Belina, W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa dalam

Pembelajaran Fisika di SMP pada Pokok Bahasa Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Dahar, R.W. 1996. Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta. Daryanto, H. 1999. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Depdiknas.2003.Pendidikan Menurut Undang-Undang.jakaarta pada

http.www.depdiknas.co.id (28 Desember 2011.10.10 AM). Hake, R.R. 1999. Analizing Change/Gain Score. Diakses dari

http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855pada Selasa, 18 Oktober 2011 4.42 a.m.

Hamalik, O.2004.PendidikanGuru Berdasarkan Pendidikan Guru Berdasarkan

Pendekatan Kompetensi. Bumi Aksara.Jakarta. Isjoni, 2010. Cooperative Learning. Alfabeta. Bandung. Loranz, D. 2008. Gain Score.

Google.http://www.tmcc.edu./vp/acstu/assesment/downloads/documents/re ports/archives/discipline/0708/SLOAPHYSDisiciplineRep0708.pdf (30 Desember 2011.09.30 AM)


(54)

49

Melizawati, A.2011. Pengaruh Penggunaan Model Jigsaw Terhadap Hasil

BelajarSiswa Kelas XI Pada Materi Pokok System Ekskresi di SMA

Negeri 1Tanjungbintang. Skripsi Fakultas Keguruan Jurusan Pendididkan Biologi Unila. Lampung.

Mulyasa. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan, Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Bumi Aksara. Jakarta.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. PT Gramedia. Jakarta.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Penerbit Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta.

Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Rieneka Cipta. Jakarta. Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan.Kencana. Jakarta.

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Slameto, 1991. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Bumi Aksara. Jakarta.

Sudjana, 2002. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.

Thoha, M. C. 1994. Teknik Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada.Jakarta

Trianto, 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif.

Kencana.Jakarta


(1)

3. Mengemukakan ide/pendapat sesuai dengan pembahasan pada materi peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem

2) Menghitung rata-rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus : Xi

X = x 100 n

Ket : X = Rata-rata skor aktivitas siswa

Xi = Jumlah skor aktivitas yang diperoleh n = Jumlah skor aktivitas maksimum

3) Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Siswa Sesuai Klasifikasi pada tabel yang dimodifikasi dari Hake (dalam Belina, 2008:37)

Tabel 3. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa Kategori Interpretasi 0,00 – 29,99 Sangat Rendah

30,00 – 54,99 Rendah

55,00 – 74,99 Sedang

75,00 – 89,99 Tinggi

90,00 – 100,00 Sangat Tinggi

2. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran tipe Jigsaw

Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 6 pernyataan yang terdiri dari 3 pernyataan positif dan 3 pernyataan negativ.

Pernyataan disajikan sebagai berikut:


(2)

Tabel 4. Pernyataan Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran tipe Jigsaw

No. Pernyataan- Pernyataan S TS

1 Saya senang dan tertarik dengan model pembelajaran yang saya ikuti

2 Adanya tim ahli dalam model pembelajaran yang saya ikuti membuat saya menjadi lebih bingung dan tidak memahami materi tersebut. 3 Saya lebih mudah mengerjakan soal-soal setelah

belajar dengan model pembelajaran yang digunakan oleh guru.

4 Masalah dalam LKS tidak menantang saya untuk memecahkan masalah tersebut 5 Pertanyaan dalam LKS memotivasi saya

mempelajari materi tersebut

6 Model pembelajaran yang saya ikuti tidak menjadikan saya lebih aktif dalam diskusi kelas dan kelompok

2) Membuat Skor Angket Tanggapan Siswa

Tabel 5. Skor tiap Pernyataan Tanggapan Siswa terhadap Model Pembelajaran tipe Jigsaw

No. Item Soal Sifat Pernyataan 1 Skor 0

1. Positif S TS

2. Negatif TS S

3. Positif S TS

4. Negatif TS S

5. Positif S TS

6. Negatif TS S

Keterangan:

S = setuju; TS = tidak setuju (dimodifikasi dari Rahayu, 2010:29). 3) Mentabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang

dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.


(3)

Tabel 6. Tabulasi Angket Tanggapan Siswa terhadap Model Pembelajaran tipe Jigsaw

No. Pertanyaan

Angket

Pilihan Jawaban

Nomor Responden

(Siswa) Persentase 1 2 3 4 5 dst.

1 TS S

2 TS S

3 TS S

4 TS S

5 TS S

dst. TS S

(dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 31)

4) Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa tentang model pembelajaran Jigsaw

Tabel 7. Tafsiran Kriteria Tanggapan Siswa terhadap Model Pembelajaran tipe Jigsaw

Persentase (%) Kriteria > 70

30 < x < 70 < 30

Tinggi Sedang Rendah (dimodifikasi dari Hake, 1999:1).


(4)

48

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan model pembelajaran tipe Jigsaw berpengaruh nyata terhadap penguasaan konsep siswa pada materi pokok Peranan Manusia Dalam Keseimbangan Ekosistem

2. Penerapan model pembelajaran tipe Jigsaw berpengaruh nyata terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok Peranan Manusia Dalam Keseimbangan Ekosistem.

B. Saran –saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, saran-saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Dalam model pembelajaran tipe Jigsaw sebaiknya guru memiliki keterampilan untuk mengkondisikan siswa selama pembentukan dan diskusi kelompok ahli.

2. Guru hendaknya terlebih dahulu mempersiapkan tempat duduk dalam bentuk kelompok-kelompok sebelum proses pembelajaran berlangsung agar lebih mempersingkat waktu


(5)

48

DAFTAR PUSTAKA

Amri, dan Ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Prestasi

Pustaka. Jakarta.

Anderson, at all. 2000. A Taxonomy For Learning, Teaching, ans Assesing, (A

Revision of Bloom Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition). Longman.Newyork.

Anonim. 2009. a) Solusi Mudah dan Cepat Menguasai SPSS 17.0 Untuk

Pengolahan Data Satistik. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi VI.Bina

aksara. Jakarta.

Arsyad, A.2008. Media Pembelajaran.Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Belina, W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa dalam

Pembelajaran Fisika di SMP pada Pokok Bahasa Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Dahar, R.W. 1996. Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta.

Daryanto, H. 1999. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Depdiknas.2003.Pendidikan Menurut Undang-Undang.jakaarta pada

http.www.depdiknas.co.id (28 Desember 2011.10.10 AM).

Hake, R.R. 1999. Analizing Change/Gain Score. Diakses dari

http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855pada

Selasa, 18 Oktober 2011 4.42 a.m.

Hamalik, O.2004.PendidikanGuru Berdasarkan Pendidikan Guru Berdasarkan

Pendekatan Kompetensi. Bumi Aksara.Jakarta.

Isjoni, 2010. Cooperative Learning. Alfabeta. Bandung.

Loranz, D. 2008. Gain Score.

Google.http://www.tmcc.edu./vp/acstu/assesment/downloads/documents/re ports/archives/discipline/0708/SLOAPHYSDisiciplineRep0708.pdf (30 Desember 2011.09.30 AM)


(6)

Melizawati, A.2011. Pengaruh Penggunaan Model Jigsaw Terhadap Hasil

BelajarSiswa Kelas XI Pada Materi Pokok System Ekskresi di SMA

Negeri 1Tanjungbintang. Skripsi Fakultas Keguruan Jurusan Pendididkan Biologi Unila. Lampung.

Mulyasa. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan,

Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Bumi Aksara. Jakarta.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 12. PT Gramedia. Jakarta.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Penerbit

Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui

Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta.

Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Rieneka Cipta. Jakarta.

Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan.Kencana. Jakarta.

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka

Cipta. Jakarta.

Slameto, 1991. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Bumi

Aksara. Jakarta.

Sudjana, 2002. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.

Thoha, M. C. 1994. Teknik Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo

Persada.Jakarta

Trianto, 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif.

Kencana.Jakarta


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MANUSIA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajara

0 23 54

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)

0 24 64

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI Semester Genap SMA Persada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 11 26

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI POKOK PERANAN MANUSIA DALAM KESEIMBANGAN EKOSISTEM (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Terusan Nunyai Kab. Lampung Ten

2 27 54

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI PERANAN MANUSIA DALAM KESEIMBANGAN EKOSISTEM

0 7 50

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI BIOLOGI PADA MATERI POKOK KINGDOM PLANTAE (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Bina Mulya Bandar Lampung Semester Genap Tah

4 62 52

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE NHT DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA MANUSIA (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 BaradatuTa

0 3 53

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Think Pair Share (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM ( Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 7 48

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LIMBAH (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X IPA Semester Genap SMA Negeri 1 Sidomulyo Kab. Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 6 52

PENGARUH MEDIA MAKET TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 10 60