Uji Hipotesis Hasil Penelitian

66 Tabel 12. Uji Homogenitas Posttest Tes P-value α Interpretasi Kesimpulan Posttest 0,980 0,05 H diterima Normal Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa p-value α = 0,05. Karena p- value α maka dapat disimpulkan bahwa nilai posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai variansi yang homogen. Uji homogenitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

b. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terhadap data pretest dan posttest, selanjutnya adalah pengujian hipotesis. Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji kesamaan rata-rata terhadap kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian terhadap kemampuan awal dilakukan dengan menggunakan uji independen sample t-test dengan taraf signifikansi 0,05. Pengujian dilakukan menggunakan SPSS 21. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 13. Uji Kesamaan Rata-Rata Pretest Tes P-value α Interpretasi Kesimpulan Pretest 0,812 0,05 H diterima Tidak ada perbedaan rata-rata kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol 67 Berdasarkan tabel 12 dapat dilihat bahwa p-value α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pengujian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Setelah diketahui bahwa rata-rata kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol sama maka selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. 1 Keefektifan Model Problem Based Learning PBL dengan Contoh Terapan ditinjau dari Kemampuan Pemecahan Masalah Mathematics Word Problem Keefektifan model problem based learning dengan contoh terapan ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah mathematics word problem diketahui dari hasil uji one sample t-test. Uji one sample t-test dilakukan dengan SPSS 21. Hasil analisis dengan one sample t-test disajikan pada tabel berikut. Tabel 14. Hasil Uji Hipotesis 1 Kelompok Sig α Interpretasi Kesimpulan Eksperimen 0,000 0,05 H ditolak Model PBL dengan contoh terapan efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah mathematics word problem Berdasarkan tabel 13, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi hasil uji one sample t-test kelas eksperimen sebesar 0,000 0,05. Hal ini berarti bahwa 68 pembelajaran matematika menggunakan model problem based learning dengan contoh terapan efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah mathematics word problem. Uji hipotesis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 2 Keefektifan Model saintifik ditinjau dari Kemampuan Pemecahan Masalah Mathematics Word Problem Keefektifan model saintifik ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah mathematics word problem diketahui dari hasil uji one sample t-test. Uji one sample t-test dilakukan dengan SPSS 21. Hasil analisis dengan one sample t-test disajikan pada tabel berikut. Tabel 15. Hasil Uji Hipotesis 2 Kelompok Sig α Interpretasi Kesimpulan Kontrol 0,024 0,05 H ditolak Model saintifik efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah mathematics word problem Berdasarkan tabel 14, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi hasil uji one sample t-test yang diperoleh kelas eksperimen sebesar 0,024 0,05. Hal ini berarti bahwa pembelajaran matematika menggunakan model saintifik efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah mathematics word problem. Uji hipotesis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 69 3 Perbandingan Keefektifan Model Problem Based Learning PBL dengan Contoh Terapan dan Model saintifik ditinjau dari Kemampuan Pemecahan Masalah Mathematics Word Problem Berdasarkan uji kesamaan rata-rata pretest diperoleh bahwa tidak ada perbedaan rata-rata kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya, berdasarkan uji hipotesis satu dan dua diperoleh bahwa model problem based learning dengan contoh terapan dan model saintifik efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah mathematics word problem sehingga pengujian dilanjutkan pada uji beda rata-rata posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian terhadap beda rata-rata dilakukan dengan menggunakan uji independen sample t-test dengan taraf signifikansi 0,05. Pengujian dilakukan menggunakan SPSS 21. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 16. Hasil Uji Beda Rata-Rata Posttest Tes Sig α Interpretasi Kesimpulan Posttest 0,041 0,05 H ditolak Terdapat perbedaan kemampuan akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol Berdasarkan tabel 15 dapat dilihat bahwa p-value α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pengujian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Setelah diketahui bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil 70 posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol maka selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Uji hipotesis ketiga digunakan untuk mengetahui apakah model problem based learning dengan contoh terapan lebih efektif dibandinkan model saintifik ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah mathematics word problem. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji-t. Taraf signifikansi yang digunakn adalah 0,05. Hasil perhitungan secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 17. Hasil Uji Hipotesis 3 t hitung t tabel Keputusan Kesimpulan 2,082 1,668 H ditolak Nilai rata-rata posttest kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata posttest kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai . Nilai ini lebih besar dari sehingga H ditolak. Karena H ditolak maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata posttest kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata posttest kelas kontrol. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa model problem based learning dengan contoh terapan efektif disbanding model saintifik ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah mathematics word problem. 71

B. Pembahasan

1. Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Problem Based Learning

dengan Contoh Terapan Efektif ditinjau dari Kemampuan Pemecahan Masalah Mathematics Word Problem Pembelajaran matematika menggunakan model problem based learning dengan contoh terapan diberikan kepada kelas VII G sebagai kelas eksperimen. Keefektikan pembelajaran model problem based learning dengan contoh terapan ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah mathematics word problem didasarkan pada nilai signifikansi yang didapat dari uji one sample t-test hasil posttest kelas eksperimen. Berdasarkan hasil uji one sample t-test diperoleh bahwa pembelajaran model problem based leaning dengan contoh terapan efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah mathematics word problem. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa berdasarkan LKS yang diberikan yaitu menentukan informasi penting dari suatu masalah, menentukan langkah-langkah penyelesaian dari suatu masalah, menentukan solusi atau penyelesaian dari masalah, dan mendiskusikan hasil yang diperoleh dengan teman satu kelompoknya membantu siswa untuk memiliki kemampun pemecahan masalah mathematics word problem yang lebih baik. Meskipun begitu, pada pertemuan pertama dan kedua banyak siswa yang kesulitan terutama pada kegiatan menentukan langkah-langkah penyelesaian sehingga peneliti harus membantu dan membimbing siswa dalam mengerjakan LKS.

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

3 29 61

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

6 42 56

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERNUANSAETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

0 13 308

KEEFEKTIFAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN STRATEGI PROBLEM POSING PADA PENCAPAIAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIK SISWA

1 34 419

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI KARAKTERISTIK CARA BERPIKIR SISWA DALAM MODEL PROBLEM BASED LEARNING

14 61 344

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN HANDOUT TERHADAP MATHEMATICS SELF EFFICACY DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DI SMP

0 12 242

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Problem Based Learning (PBL) Terhadap Keterampilan Memecahkan Masalah Pada Konsep Keanekaragaman Hayati

1 13 250

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Strategi Problem Based Learning (PBL) Melalui Pendekatan Scientific Pada Pokok Bahasan Bangu

0 1 11

Perbandingan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik antara yang menggunakan model problem based learning (PBL) dengan problem solving

0 0 8

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED-LEARNING (PBL) DENGAN T EKNIK PROBING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP - repository perpustakaan

0 0 20