Fase Koagulasi dan Inflamasi Fase Proliferasi

22

2.8.1 Fase penyembuhan luka

Penyembuhan luka adalah sesuatu yang kompleks dengan melibatkan banyak sel. Proses penyembuhan luka terdiri dari beberapa fase yaitu koagulasi, inflamasi, proliferasi, remodeling.

2.8.1.1 Fase Koagulasi dan Inflamasi

Fase Inflamasi secara klinis di tandai dengan tanda - tanda utama yaitu rubor, tumor, kalor, dolor dan functio laesa. Proses peradangan atau inflamasi terjadi segera setelah injuri, dan secara spontan proses koagulasi pembentukan asam arachidonic, growth factor bekerja bersamaan dalam proses inflamasi. Saat terjadi injuri pada vaskuler, kalsium intraseluler di keluarkan dan mengaktivasi faktor dan proses koagulasi ekstrinsik. Bersamaan dengan itu terjadi reflex vasokonstriksi, ini terjadi untuk membantu hemostasis yang bekerja untuk menjaga hasil akhir dari koagulasi berupa plug fibrin. Fibrin merupakan matrik luka di mana platelet beregregasi untuk menghentikan perdarahan. Pada fase inflamasi di mulai beberapa menit setelah luka dan berlangsung selama 3-4 hari. Segera setelah injuri pembuluh darah dan limfatik rusak. lima sampai 23 sepuluh menit pertama terjadi vasokonstriksi selanjutnya diikuti oleh vasodilatasi Black, 2008.

2.8.1.2 Fase Proliferasi

Fase ini dimulai 2-3 hari setelah luka dan ditandai dengan pergerakan fibroblast ke area luka. Fibroblast berimigrasi melalui fibrin yang terbentuk pada fase inflamasi. Pada minggu pertama setelah injuri fibroblast dipengaruhi makrofag untuk membentuk dan mensintesis glikosamin dan proteoglikan, matrik ekstaseluler jaringan granulasi dan kolagen. Fibroblast menjadi dominan, pada fase ini terus meningkat pada hari ke 7-14 setelah luka. Kemudian setelah mensekresikan molekul kolagen, fibroblast berperan dan pertugas untuk meletakan serat – serat dalam matrik, terutama serat kolagen. Serat ini akan membentuk jejaring yang saling berkaitan. Peningkatan kolagen pada luka berarti meningkatnya kekuatan ikatan jaringan pada luka selama pembentukan fibroblast keratinosit dan sel endotelial juga terbentuk. Keratinosis dan endotelial juga menghasilkan faktor pertumbuhannya sendiri untuk melakukan proliferasi Torre, 2006. 24

2.8.1.3 Fase Remodeling

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keefektifan Perawatan Ulkus Diabetes Melitus: Studi Kasus Teknik Konvensional dan Modern Dressing T1 462012066 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keefektifan Perawatan Ulkus Diabetes Melitus: Studi Kasus Teknik Konvensional dan Modern Dressing T1 462012066 BAB IV

0 0 106

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keefektifan Perawatan Ulkus Diabetes Melitus: Studi Kasus Teknik Konvensional dan Modern Dressing T1 462012066 BAB V

0 1 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keefektifan Perawatan Ulkus Diabetes Melitus: Studi Kasus Teknik Konvensional dan Modern Dressing

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keefektifan Perawatan Ulkus Diabetes Melitus: Studi Kasus Teknik Konvensional dan Modern Dressing

0 0 24

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Destilasi Menggunakan Tenaga Surya T1 BAB II

0 0 12

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Galery Foto Event UKSW T1 BAB II

0 0 4

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Cara Perawatan Pengguna Narkoba Selama Proses Rehabilitasi T1 BAB II

0 1 28

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jaringan dan Informasi serta Transaksi Elektronik T1 BAB II

0 1 52

PERBEDAAN KONDISI LUKA SEBELUM DAN SETELAH PERAWATAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MODERN DRESSING PADA PENDERITA ULKUS DIABETIKUM DI KLINIK GRIYA AFIAT MAKASSAR

0 0 162