25
2.8.2.1 Tekanan
Luka atau daerah sekitar luka yang mendapat tekanan secara terus menerus akan menghambat
aliran kapiler sehingga suplai darah ke area luka terganggu.
2.8.2.2 Lingkungan
Lingkungan yang kering dapat menyebabkan dehidrasi sel pada area luka dan dapat terjadi
kematian sel. Hal ini menyembabkan terbentuknya krustae pada area luka yang dapat menghambat
pertumbuhan jaringan.
2.8.2.3 Infeksi
Infeksi lokal maupun sistemik dapat menghalangi proses penyembuhan luka. Tanda - tanda seperti
adanya drainase, eksudat, indurasi. Demam adalah indikasi dilakukannya kultur pada luka. Selulitis pada
jaringan lunak akan memperpanjang fase inflamasi dengan menyebabkan protease jaringan dengan
mendegragasi jaringan granulasi baru dan faktor pertumbuhan jaringan dengan menunda deposisi
kolagen.
26
2.8.2.4 Pemilihan Balutan
Pemilihan balutan
yang tepat
akan berpengaruh pada kesembuhan luka yang
lebih baik. Jika pemilihan balutan salah maka akan memperburuk kondisi luka tersebut.
Tujuan pemilihan
balutan yaitu,
untuk membuang jaringan mati, melindungi luka dari
trauma, mengontrol
kejadian infeksi,
mempercepat proses penyembuhan luka dan kontrol bau Bryant, 2000.
2.8.2.5 Wound Bad Preparation
Persiapan dasar luka menjadi penting dalam proses penyembuhan luka, karena dengan kita
memahami kondisi
luka maka
akan sangat
memudahkan kita untuk melakukan suatu tindakan pada luka tersebut. Persiapan dasar luka pada
perawatan luka yaitu dengan mencuci luka. Mencuci luka
akan meningkatkan,
memperbaiki dan
mempercepat proses penyembuhan luka. selain itu juga penting untuk membuang jaringan nekrotik pada
luka dan pemilihan thopycal terapi yang tepat Bryant, 2000.
27
2.8.2.6 Memahami Warna Pada Luka
Dua jenis nekrosis yang terdapat pada luka yaitu Slough dan Escar. Slough jaringan nekrosis basah,
mudah lepas dan berwarna kuning, sedangkan Escar adalah jaringan nekrosis yang mengalami granulasi,
tipis, menempel pada luka dan berwarna cokelat sampai hitam. Berdasarkan warna pada luka, maka
dapat ditentukan perawatan yang tepat dan benar.
2.9 Klasifikasi Grade Luka Diabetes
Ada beberapa referensi yang yang dapat digunakan dalam pengklasifikasian luka diabetes melitus. Berikut ini adalah klasifikasi
diabetes melitus menurut University of texas diabetic food classification 2000 dalam Hess, 2002.
9.1 Tabel Klasifikasi Grade Diabetes Melitus Stage
Grade 0 Grade I
Grade II Grade III
A Sebelum
atau sesudah
terjadi ulseratif pada kaki
yang beresiko
Luka superfisial
tidak mengenai tendon kapsula
Luka mengenai
tendon atau
kapsula pada Luka
mengenai tulang