PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR KAYANG MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 4 TEGALSARI PRINGSEWU

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR KAYANG MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA

KELAS V SD NEGERI 4 TEGALSARI PRINGSEWU Oleh

M.ROMELI

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan hidup aktif serta sikap sportif melalui kegiatan pendidikan jasmani.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar gerak dasar kayang dengan menggunakan alat bantu pada siswa kelas V SD Negeri 4 Tegal Sari Pringsewu.

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas(Class room Action Reserch), dengan Dua siklus, dimana pada setiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus pertama dengan penggunaan alat bantu matras, dan siklus kedua dengan penggunaan alat bantuan teman.

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa V SD Negeri 4 Tegal Sari Pringsewu. yang berjumlah 36 siswa. Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan keterampilan gerak dasar kayang yang meliputi sikap awal pelaksanaan dan sikap akhir.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan gerak dasar kayang melalui penggunaan alat bantu pada setiap siklusnya, adapun peningkatan pada setiap siklus adalah sebagai berikut siklus pertama sebesar 63,89 %, dan siklus kedua 94,44 %.

Dengan menggunakan alat modivikasi dalam pembelajaran olahraga kayang dapat mempermudah siswa khususnya SDN 4 Tegal Sari Pringsewu.


(2)

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR KAYANG MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA

KELAS V SD NEGERI 4 TEGALSARI PRINGSEWU

(Skripsi)

OLEH

M.ROMELI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(3)

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR KAYANG MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA

KELAS V SD NEGERI 4 TEGALSARI PRINGSEWU

Oleh

M.ROMELI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

i

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 : Gerakan Kayang... 14

Gambar 2 : model siklus menurut Kemmis & Mc Taggart ... 16

Gambar 3 : Bagan Prosentase Nilai≥ RK dan <RK Disitiap Siklus... 27


(5)

i DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Rumusan Masalah ... 3

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 4

G. Ruang Lingkup ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani ... 6

B. Belajar ... 7

C. Senam Lantai ... 13

D. Kayang ... 13

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 15

B. Rencana Penelitian ... 17

C. Subyek Penelitian ... 17

D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 18

E. Instrument Penelitian... 18

F Teknik Analisis Data ... 21

G. Proses Pembelajaran Gerak Dasar Kayang ... 22

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 24

B. Pembahasan ... 28


(6)

ii V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 31

B. Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 33


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Instrument Penelitian ... 19 2. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Kayang

Pada Tes Awal ... 24 3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Kayang

Pada Tes Siklus 1 ... 25 4. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Kayang

Pada Tes Siklus 2 ... 26 5. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran Gerak


(8)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Drs. Ade Jubaedi, M.Pd ...

Penguji

Bukan Pembimbing :Heru Sulistianta, S.Pd,M.Or ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003


(9)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : M.Romeli

NPM : 1013118093

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul“Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Kayang Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran Pada Siswa Kelas V SD Negeri 4 Tegal Sari Pringsewu”adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Oktober.

Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.

Pringsewu , Oktober 2012


(10)

Judul Skripsi : Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Kayang Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran Pada Siswa Kelas V SD Negeri 4 Tegal Sari Pringsewu

Nama Mahasiswa : M.Romeli

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013118093

Program Studi : Penjaskesrek

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd


(11)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judulPeningkatan Keterampilan Gerak Dasar Kayang Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran Pada Siswa Kelas V SD Negeri 4 tegal Sari Pringsewu” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan. 3. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. Selaku Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis 4. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or. selaku Pembahas atau penguji utama. 5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah

memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

6. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.

7. Kepala SD Negeri 4 Tegal Sari Pringsewu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas V Tahun Pelajaran 2011/2012. 8. Siswa-siswi kelas V SD Negeri 4 Tegal Sari Pringsewu Tahun Pelajaran

2011/2012, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.

9. Teman-teman seperjuangan S1penjaskesrek Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.


(12)

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Pringsewu, Oktober 2012 Penulis


(13)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan pengelolaan pendidikan dilaksanakan secara

terdesentralisasi. Globalisasi menuntut penyelenggaraan pendidikan yang demokratis dan akuntabel untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional sehingga dapat bersaing dengan hasil pendidikan negara-negara maju.

Melalui lembaga pendidikan dalam proses mempengaruhi peserta didik akan menimbulkan perubahan secara bertahap dan menyeluruh ke arah

peningkatan kualitas manusia Indonesia, agar berpungsi dalam kehidupan masyarakat. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka ditempuh upaya melalui berbagai jalur pendidikan baik formal maupun non formal, salah satunya melalui pendidikan jasmani.

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi

pendidikan melalui aktivitas jasmani dan pembiasaan perilaku hidup sehat. Tujuan yang ingin dicapai dalam mata pelajaran ini adalah “membantu peserta didik untuk kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan


(14)

2

dan penanaman sikap positif serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani”Dari berbagai bentuk dan macam kegiatan pendidikan jasmani di sekolah salah satunya yaitu senam lantai dan salah satu materinya adalah kayang.

Kayang adalah posisi kaki bertumpu dengan empat titik dalam keadaan terbalik dengan meregang dan mengangkat perut dan panggul. Nilai dari pada gerakan kayang yaitu dengan menempatkan kaki lebih tinggi memberikan tekanan pada bahu dan sedikit pada pinggang. Manfaat dari gerakan kayang adalah untuk meningkatkan kelentukan bahu, bukan kelentukan pinggang.

Dari hasil pengamatan pada siswa kelas V SD Negeri 4 Tegal Sari

Pringsewu, bahwa keterampilan gerak dasar kayang masih dalam kategori rendah, hal ini dilihat pada saat siwa melakukan kayang, siswa masih belum bisa menerapkan gerak dasar yang benar, diduga karena ada rasa takut siswa pada saat melakukan gerak dasar kayang, sehigga siswa belajar melakukan gerakan kayang menjadi tidak maksimal dan hasil belajarnya masih rendah.

Bertitik tolak dari uraian di atas, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian tentang “Peningkatan Keterampilan Gerak Dasarkayang Dengan Alat Bantu Pada Siswa Kelas V SD Negeri 4 Tegal Sari Pringsewu”.


(15)

3

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Masih besarnya rasa takut siswa untuk melakukan gerak dasar kayang. 2. Kurangnya kemampuan siswa melakukan keterampilan gerak dasar

kayang.

3. Rendahnya hasil belajar siswa dalam keterampilan gerak dasar kayang.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak meluas, maka penelitian ini dibatasi hanya pada: “Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar kayang Dengan Alat Bantu pembelajaran Pada Siswa Kelas V SD Negeri 4 Tegal Sari Pringsewu”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah, maka penelitian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :

Apakah Keterampilan Gerak Dasar kayang Dapat Ditingkatkan Dengan Menggunakan alat bantu Pembelajaran Pada Kelas V SD Negeri 4 Tegal Sari Pringsewu?


(16)

4

E. Tujuan

Sesuai dengan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah : a. Menghilangkan rasa takut siswa Kelas V SD Negeri 4 Tegal Sari

Pringsewu untuk melakukan gerak dasar kayang dengan benar.

b. Untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar kayang pada siswa Kelas V SD Negeri 4 Tegal Sari Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012.

c. Untuk memperbaiki hasil belajar siswa khususnya keterampilan gerak dasar kayang pada siswa Kelas V SD 4 Tegal Sari Pringsewu.

F. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

a. Peneliti

Sebagai salah satu sarana untuk mengkaji ulang mengenai peran ilmu biomekanik dalam menunjang peningkatan pembelajaran senam lantai salah satunya kayang.

b. Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar kayang dan untuk meningkatkan proses pembelajaran gerak dasar kayang.


(17)

5

c. Mahasiswa Penjaskes S1 Dalam Jabatan

Sebagai salah satu referensi untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar kayang dalam pembelajaran senam lantai.

d. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dalam upaya pengkajian dalam pengembangan ilmu pembelajaran senam lantai.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Obyek penelitian : Memberikan peningkatan keterampilan gerak kayang dalam pembelajaran senam lantai.

Subyek peneliti : Siswa Kelas V SD Negeri 4 Tegal Sari Pringsewu. Tempat Penelitian : Lapangan SD Negeri 4 Tegal Sari Pringsewu.


(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas jasmani dan pembiasaan perilaku hidup sehat sehari-hari. Tujuan yang ingin dicapai dalam mata pelajaran ini adalah “membantu peserta didik untuk kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positif serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani” (Depdikbud, 1993: 1).

Aktivitas pendidikan jasmani merupakan gejala yang komplek. Artinya kegiatan pendidikan jasmani mencakup aspek biologis, sosiologis, dan budaya. Dari aspek biologis hakikatnya adalah pola gerak fisik manusia yang terwujud dalam struktur jasmani yang perlu dipahami sebagai pola perilaku manusia. Dari aspek sosiologis dan budaya seorang pelatih atau guru dituntut memahami lingkungan belajar yang baik untuk mencapai tujuan

pembelajaran pendidikan jasmani yang berdaya guna dan berhasil guna. Karena itu dalam garis-garis besar kurikulum pendidikan dasar (Depdikbud, 1993: 1) menjelaskan :


(19)

“Pendidikan jasmani di sekolah dasar berfungsi untuk (a) merangsang

pertumbuhan jasmani dan perkembangan sikap, mental, social, dan emosional yang serasi, selaras, dan seimbang, (b) memberikan pemahaman tentang manfaat pendidikan jasmani dan kesehatan serta memenuhi hasrat bergerak, (c) memacu perkembangan dan aktivitas system peredaran darah, pencernaan, pernapasan dan saraf, (d) memberikan kemampuan untuk menigkatkan

kesegaran jasmani dan kesehatan”.

Berdasarkan paparan di atas dapat ditegaskan bahwa dalam proses

pembelajaran pendidikan jasmani yang lebih diutamakan adalah pemahaman tentang karakteristik pertumbuhan dan perkembangan yang professional dari domain belajar yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif. Oleh karena itu program pendidikan jasmani harus merupakan suatu program yang memberikan perhatian yang cukup dan seimbang kepada ketiga domain tersebut. Jika tidak, maka program bersangkutan tidak lagi bisa disebut pendidikan jasmani.

Salah satu materi pendidikan jasmani di sekolah adalah senam lantai. Senam lantai merupakan suatu keterampilan yang mampu mengembangkan potensi manusia baik secara fisik maupun mental dan dapat diberikan kepada peserta didik baik secara formal, informal, maupun non formal.

B. Belajar

Belajar merupakan suatu usaha untuk menambah dan mengumpulkan berbagai pengalaman tentang ilmu pengtahuan. Belajar juga sebuah proses yang sering diartikan penambahan pengetahuan.


(20)

Menurut Oemar Hamalik (2003:V7), mengatakan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.

Adapun ciri kegiatan yang disebut“belajar” adalah sebagai berikut (Noehi, Nasution, 1994:2):

a. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan individu yang belajar, baik aktual maupun potensial

b. Perubahan itu pada dasarnya berubah didapatkan kemampuan baru, yang berlaku yang relatif lama.

c. Perubahan itu terjadi karena usaha

Belajar adalah sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungan. Tingkah laku ini mencakup pengatahuan, ketrampilan dan sikap.

Sedangkan menurut A Tabrani Rusyan, 1989: 7 mengatakan bahwa; “Belajar dalam arti luas adalah suatu proses perubahan individu yang

diyatakan dalam bentuk penguasaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang study atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi, perubahan itu berupa

penguasaan, sikap dan cara berfikir yang bersikap menetap sebagai hasil dari latihan dan pengalaman belajar.


(21)

1. Keterampilan Gerak Dasar

Gerak dasar adalah gerak yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat kematangan. Keterampilan gerak dasar

merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Rusli (1998) membagi tiga gerakan dasar yang melekat pada individu yaitu, 1) lokomotor, (2) gerak non lokomotor, (3) manipulatif.

Rusli (1998) mendefinisikan gerak lokomotor adalah“gerak yang

digunakan untuk memudahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lompat dan berguling”. Gerak non lokomotor“adalah keterampilan yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh dari tempatnya, misalnya membungkuk badan, memutar badan, mendorong dan menarik”. Sedangkan gerak manipualtif adalah keterampilan memainkan suatu proyek baik yang dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh yang lain.Gerak manipulatif ini bertujuan untuk koordinasi mata-kaki, mata-tangan, misalnya

melempar, menangkap dan menendang.

2. Gerak

Proses belajar gerak berlangsung dalam suatu rangkaian kejadian dari waktu ke waktu dan dalam prosesnya melibatkan sistim saraf pusat, otak, dan ingatan. Dengan demikian tugas utama peserta didik dalam proses belajar gerak adalah menerima dan menginterprestasikan informasi tentang gerakan-gerakan yang akan dipelajari kemudian mengolah dan


(22)

memungkinkan realisasi gerakan secara optimal dalam bentuk keterampilan.

Pengertian gerak adalah kegiatan atau proses perubahan tempat atau posisi ditinjau dari titik pandang tertentu, sekali hal ini sudah dilakukan maka gerak itu, tanpa memikirkan gerak itu transkusi atau rotasi maka dengan itu dapat ditetukan jarak dan arah dari titik pangkalnya. (Prof. Drs.

Soedarminto 1993-197). Jadi pengertian gerak perpindahan tempat ketempat lain sesuai dengan tujuan tertentu.

Gerak dasar dalam kayang adalah keterampilan gerak yang dilakukan baik yang berkaitan dengan aktivitas dasar itu mencakup gerakan lokomotor dan keterampilan manipulative.

3. Alat Bantu (peraga)

Alat bantu (peraga) adalah alat yang digunakan pendidik dalam

menyampaikan pendidikan, alat peraga sangat penting dengan adanya alat peraga ini maka bahan dengan mudah dipahami oleh siswa. Alat tersebut berguna agar bahan pelajar yang disampaikan oleh guru lebih mudah diterima atau dipahami peserta didik. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih berhasil dalam proses pembelajaran dan efektif serta efesien. Di bawah ini merupakan pengertian alat peraga menurut:

a. Tayar Yusuf (198V : V2) Alat peraga adalah alat yang dapat

memperdengarkan atau dapat memperagakan bahan-bahan tersebut, sehingga murid-murid dapat menyaksikan langsung, mengamat-amati


(23)

dengan cermat, memegang atau merasakan bahan-bahan peragaan pelajar itu.

b. Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional (NEA) dalam Nirvan Diana (1992:2) bahwa media merupakan alat Bantu yang diperlukan oleh guru dan siswa agar dapat memperjelas materi dan dapat lebih

mengefektifkan proses belajar mengajar.

Menurut Ag. Suejono ( 1964:79) alat peraga dua dimensi hanya

menggunakan dua ukuran panjang dan lebar, umpamanya: gambar, bagan, dan grafik, sedangkan alat peraga tiga dimensi menggunakan tiga ukuran yaitu panjang, lebar, dan tinggi, umpamanya :“biasa menggunakan barang tiruan yang mempunyai bentuk seperti barang sesungguhnya”.Alat peraga yang di proyeksi adalah alat yang menggunakan proyektor sehingga gambar nampak pada layar: a. Filem dan Televisi b. Slide dan Flem strip. Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan matras sebanyak empat buah, serta siswa itu sendiri yaitu membantu teman yang melakukan kayang.

4. Alat Belajar

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian dari alat adalah “yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu“. Alat merupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Dengan alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi tersebut agar mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa.


(24)

Dari uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa alat pembelajaran yang digunaka adalah 4 buah matras tujuan untuk menghilangkan rasa takut anak untuk melakukan kayang dan meningkatkan pembelajaran kemudian memperoleh hasil yang lebih baik dan dicapai dengan sebaik-baiknya.

5. Belajar Motorik

Belajar motorik adalah menghasilkan perubahan yang relatif permanen. Seorang yang ingin memiliki keterampilan yang baik harus terlebih dahulu mengembangkan unsur gerak, kemudian hal ini dapat dilakukan melalui proses belajar dan berlatih. Lutan (1998) mengatakan“belajar adalah sebuah prilaku yang relatif permanen sebagai akibat latihan atau

pengalaman masa yang lampau”. Berkaitan dengan belajar keterampilan motorik suatu proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang relatif permanen dalam reabilitasnya untuk merespon suatu gerak. Menurut Lutan belajar motorik adalah“seperangkat proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan dalam prilaku terampil”.

Adapun tahap dalam keterampilan motorik yaitu sebagai berikut:

a. Tahap kognitif “merupakan tahap awal dalam belajar motorik”dalam tahap ini peserta didik harus memahami hakikat kegiatan yang akan dilakukan, kemudian harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual.

b. Tahap fiksasi pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik melalui latihan praktik secara teratur agar peubahan


(25)

prilaku gerak menjadi permanen, selama latihan peserta didik

membutuhkan semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah.

c. Tahap otomatis. Pada tahap otomatis, kontrol terhadap gerak semakin tepat dan penampilan semakin konsisten serta cermat. Menurut girimijoyo dalam priyono mengatakan“Secara psikologi hal ini dapat diartikan bahwa pada diri peserta didik telah terjadi suatu kondisi refleks bersyarat yaitu terjadi pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat efesien dan hanya akan melibatkan unsur unit yang benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan”.

C. Senam Lantai

Senam lantai (flour exercise) adalah satu bagian dari rumpun senam, sesuai dengan dengan istilah Lantai, maka gerakan-gerakan senam yang dilakukan di atas yang beralasan matras atau permadani atau sering juga disebut dengan istilah latihan bebas, sebab pada waktu melakukan gerakan atau latihannya pesenam tidak boleh menggunakan alat atau suatu benda, salah materi pembelajaran senam lantai adalah kayang.

D. Kayang

Kayang adalah posisi kaki bertumpu dengan empat titik dalam keadaan terbalik dengan meregang dan mengangkat perut dan panggul. Nilai dari pada gerakan kayang yaitu dengan menempatkan kaki lebih tinggi memberikan tekanan pada bahu dan sedikit pada pinggang.


(26)

Manfaat dari gerakan kayang adalah untuk meningkatkan kelentukan bahu, bukan kelentukan pinggang.

Cara melakukan gerakan kayang sebagai berikut : a. Sikap awal

• Tidur telentang • Kedua lutut ditekuk

• Kedua tumit rapat pada pinggul, • Kedua siku ditekuk

• Telapak tangan melekat pada matras/lantai, ibu jari

b. Gerakan

• Badan diangkat keatas • kedua tangan dan kaki lurus

• Masukkan kepala diantara 2 tangan


(27)

1

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman yang peneliti tindak kelas(Clas room action research)CAR. Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas atau di lapangan dikarenakan ada 3 kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat di terangkan, (1) Penelitian menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk

memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu yang menarik minat dan penting bagi peneliti, (2) Tindakan menujuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukukan dengan tujuan tertentu dalam penelitian pembentuk merangkaikan siklus kegiatan siswa, dan (3) Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi ruang kelas dalam penelitain, yang lebih sepesifik seperti yang lama dikenal dalam bidang pendidikan dalam pengajaran yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa sekelas yang sama dari guru yang sama pula.


(28)

2

Pada penelitian tidakan ini berciri sebagai berikut: a. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual.

b. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan-perkembangan yang lebih baik.

c. Dilakukan melalui putaran-putaran yang berspiral.

Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui putaran atau spiral dengan beberapa siklus yang terdiri dari merencanakan, tahap melakukan tindakan, pengamatan (0bservasi) dan tahap refleksi.

Yang dimaksud dengan penelitian yang dilakukan melalaui putaran spiral adalah penelitian yang melalui siklus-siklus berikut ini:

Gambar 2 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Hopkins, 1993) dalam buku (Arikunto 1991:10V)

Keterangan gambar di atas :

 Perencanaan (Planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.


(29)

3

 Tindakan

Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

 Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat oleh suatu tindakan.

 Refleksi

adalah merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.

 Perbaikan rencana

Adalah memperbaiki suatu tindakan yang sudah dilaksanakan apabila tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau tindakan sesuai rencana.

B. Rencana Penelitian

Pada penelitian ini peneliti melaksanakan penelitian sampai dua siklus (dua kali pertemuan) kemudian di antara setiap siklusnya penelitian merencanakan kegiatan tindakan berbeda pada setiap siklus, akan tetapi setiap siklus saling berkaitan, setiap proses penelitian merupakan tindakan lanjutan dari siklus penelitian sebelumnya.

C. Subjek Penelitian

Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD 4 Tegal Sari Pringsewu yang berjumlah 34 orang.


(30)

4

D. Tempat dan Waktu

a. Tempat penelitian

Di SD Negeri 4 Tegal Sari Pringsewu. b. Pelaksanaan penelitian

Lama waktu yang dilakukan dalam penelitian dua minggu dan Terdapat dua siklus (dua kali pertemuan).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK (penelitian kaji tindak) disetiap siklusnya, Menurut Freir and Cuning ham dalam Muhajir (1997;V8) dijelaskan“Alat untuk ukur instrument dalam PTK dikatakana valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi”

Alat itu berupa indikator-indikator dari penilaian keterampilan gerak dasar kayang, bentuk indikatornya adalah: (1) sikap awal(2) gerakan.


(31)

5

Format Lembar Penilaian Keterampilan Gerak Dasar kayang

Nama : ……….

Kelas : ……….

Materi : ……….

No Aspek Indikator Bobot Diskripsi

skor

1 2 3

1 Sikap awal

 Berdiri tegap, Buka kaki selebar bahu, Pandangan lurus kedepan

1

2

3

Berdiri miring, kaki tidak di buka selebar bahu, pandangan tidak fokus kedepan.

Berdiri tegap, buka kaki selebar bahu, pandangan tidak fokus atau lurus kedepan.

Berdiri tegap, Buka kaki selebar bahu, Pandangan lurus kedepan. 2 Pelaks

anaan

 Bersamaan dengan mengayunkan kedua tangan ke atas arah belakang

1

2

3

Mengayunkan tangan ke belakang secara satu persatu. Mengayunkan tangan kearah belakang namun tangan hanya diatas bahu bukan diatas kepala. Bersamaan dengan mengayunkan kedua tangan ke atas arah

belakang  Lentingkan badan

ke belakang pelan-pelan, kepala di tengadahkan mengikuti gerakan badan melenting ke belakang

1

2

3

Lentingankan badan ke belakang pelan-pelan, kepala tidak

tengadah mengikuti gerakan badan.

Lentingan badan ke belakang pelan-pelan, namun kepala masih kurang tengadah mengikuti gerakan badan.

Lentingkan badan ke belakang pelan-pelan, kepala di

tengadahkan mengikuti gerakan badan melenting ke belakang


(32)

6  Selanjutnya rebahkan badan hingga kedua telapak tangan mengenai matras 1 2 3

Rebahkan badan hingga telapak tangan menyentuh matras namun badan terjatuh ke matras.

Rebahkan badan hingga telapak tangan menyentuh matras namun tangan tidak terlalu lama

menopang badan sehingga badan terjatuh di matras.

Selanjutnya rebahkan badan hingga kedua telapak tangan mengenai matras

 Pada waktu

melentingkan badan ke belakang kedua kaki di usahakan tetap lurus, kepala tetap tengadah ke

depan dan ke dua tangan tetap lurus

1

2

3

Pada waktu melentingkan badan ke belakang kedua kaki tidak lurus, kepala tidak tengadah ke depan dan ke dua tangan tidak lurus.

Pada waktu melentingkan badan ke belakang kedua kaki di usahakan tetap lurus, kepala tidak tengadah ke depan dan ke dua tangan tidak terlalu lurus lurus Pada waktu melentingkan badan ke belakang kedua kaki di usahakan tetap lurus, kepala tetap tengadah ke depan dan ke dua tangan tetap lurus

3 Sikap akhir

 Posisi badan melengkung bagai busur, setelah dapat melakukan,

selanjutnya berusaha kembali ke sikap semula

1

2

3

Posisi badan tidak melengkung bagai busur dan tidak mampu kembali ke sikap semula. Posisi badan melengkung bagai busur namun tidak mampu berusaha kembali ke sikap semula

Posisi badan melengkung bagai busur, setelah dapat melakukan, selanjutnya berusaha kembali ke sikap semula


(33)

7

Keterangan :

1 : kurang

2 : sedang

3 : baik

F. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan disetiap siklusnya, selanjutnya data dianalisis melalui tabulasi, presentase dan normatif. Tenik penilaian dalam proses pembelajaran menggunakan penilaian kwantitatif untuk melihat kwalitas hasil tindakan disetiap siklus menggunakan rumus sebagai berikut:

%

100

x

n

f

P

Keterangan:

P : Presentase keberhasilan

f : Jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar N : Jumlah siswa yang mengikuti tes

G. Proses Pembelajaran Keterampilan Gerak Dasar kayang.

1. Siklus Pertama a. Rencana

2. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, penutup.

3. Menyiapkan alat-alat berupa matras dan instrumen yang dibutuhkan untuk mengobservasi tindakan.


(34)

8

b. Tindakan

1. Siswa dijelaskan terlebih dahulu tentang kayang setelah itu siswa diberi contoh gerakan kayang yang benar siswa disuruh mencoba terlebih dahulu.

2. Siswa melakukan gerak dasar kayang dengan matras dua lapis ini bertujuan untuk mengurangi ketakutan siswa melahukan kayang sehingga siswa dapat melakukan secara berulang-ulang tanpa ada rasa takut akan jatuh sakit.

3. Setiap siswa melakukan gerakan secara bergantian. c. Observasi

1. Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi dan berikan waktu pengulangan kemudian dinilai atau dievaluasi

d. Refleksi

1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan 2. Didiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua 2. Siklus kedua

a. Rencana

1. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran penjaskes kayang. 2. Menyiapkan alat berupa matras dan yang berkaitan dengan proses

pembelajaran dan instrumen yang dibutuhkan untuk mengobservasi tindakan.

3. Menyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengevaluasi dan mengobservasi tindakan.


(35)

9

b. Tindakan

1) Siswa dibariskan dan diperintahkan nencari kelompok, disetiap kelompok berjumlah tiga orang untuk melakukan kayang. 2) Siswa melakukan gerak dasar kayang secara bergantian disetiap

kelomoknya, satu siswa melakukan kayang dan siswa satunya membenarkan gerak dasarnya agar dapat melakukan kayang dengan sempurna, terus bergantian dan berulang ulang. 3) Siswa diberikan kesempatan melakukan pengulangan. 4) Siswa melakukan kayangs dengan benar.

c. Observasi

1. Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan waktu pengulangan dan dinilai maka dapat diketahui presentase keberhasilan sehingga dapat disimpulkan.

d. Refleksi

1. Kesimpulan dari hasil pembelajaran penjaskes kayang dan didiskusikan berapa persen peningkatan yang dicapai oleh siswa.


(36)

31

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan menggunakan alat bantu matras dalam melakukan gerak dasar kayang pada siklus pertama dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar kayang pada siswa kelas V SD Negeri 4 Tegal Sari PringsewuTahun Pelajaran 2011/2012.

2. Dengan menggunakan bantuan teman dalam melakukan gerak dasar kayang pada siklus pertama dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar kayang pada siswa kelas V SD Negeri 4 Tegal Sari Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Kepada para guru pendidikan jasmani, alat bantu pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar kayang.


(37)

32

2. Untuk siswa Kelas V SD Negeri 4 Tegal Sari Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012 agar selalu berupaya meningkatkan gerak dasar kayang.

3. Bagi peneliti lainnya agar penelitian ini kiranya dapat dikembangkan lebih lanjut dalam proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar gerak dasar kayang.


(38)

33

DAFTAR PUSTAKA

Ali Nur. (2006).Belajar Gerak (makalah).Menpora, Yogyakarta.

Anonimus. 2008.Format Penelitian Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Arikunto DKK. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 2006.Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek.

Jakarta: PT. RinekaCipta.

Jubiidi Ade. 2010.Bentuk Metode Latihan Senam Artistik. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

LutanRuslidanAgungSuherman.(2000).Perencanaan Pembelajaran Penjaskes, Depdikbud, Jakarta.

MahendraAgus. 2001.Pembelajaran Senam. Depdiknas. Jakarta. MahendraAgus. 2002.Pembelajaran Senam Disekolah Dasar.

Depdiknas. Jakarta.

MahendraAgus. 2002.Pembelajaran Senam Disekolah Dasar.Depdiknas. Jakarta.

Muhajir, 2003.Teoridan Praktik Pendidikan Jasmani. Bandung: Yudhistira. Pamungkas. 1999.Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.

EYD. Surabaya: Giri Surya.

Riduwan, (200V)Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru- Karyawan Dan Peneliti Pemuda.

____, 2008.Panduan UmumUniversitasLampung.Bandar Lampung: Universitas Lampung.


(39)

34


(1)

b. Tindakan

1. Siswa dijelaskan terlebih dahulu tentang kayang setelah itu siswa diberi contoh gerakan kayang yang benar siswa disuruh mencoba terlebih dahulu.

2. Siswa melakukan gerak dasar kayang dengan matras dua lapis ini bertujuan untuk mengurangi ketakutan siswa melahukan kayang sehingga siswa dapat melakukan secara berulang-ulang tanpa ada rasa takut akan jatuh sakit.

3. Setiap siswa melakukan gerakan secara bergantian. c. Observasi

1. Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi dan berikan waktu pengulangan kemudian dinilai atau dievaluasi

d. Refleksi

1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan 2. Didiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua 2. Siklus kedua

a. Rencana

1. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran penjaskes kayang. 2. Menyiapkan alat berupa matras dan yang berkaitan dengan proses

pembelajaran dan instrumen yang dibutuhkan untuk mengobservasi tindakan.

3. Menyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengevaluasi dan mengobservasi tindakan.


(2)

2) Siswa melakukan gerak dasar kayang secara bergantian disetiap kelomoknya, satu siswa melakukan kayang dan siswa satunya membenarkan gerak dasarnya agar dapat melakukan kayang dengan sempurna, terus bergantian dan berulang ulang. 3) Siswa diberikan kesempatan melakukan pengulangan. 4) Siswa melakukan kayangs dengan benar.

c. Observasi

1. Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan waktu pengulangan dan dinilai maka dapat diketahui presentase keberhasilan sehingga dapat disimpulkan.

d. Refleksi

1. Kesimpulan dari hasil pembelajaran penjaskes kayang dan didiskusikan berapa persen peningkatan yang dicapai oleh siswa.


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan menggunakan alat bantu matras dalam melakukan gerak dasar kayang pada siklus pertama dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar kayang pada siswa kelas V SD Negeri 4 Tegal Sari PringsewuTahun Pelajaran 2011/2012.

2. Dengan menggunakan bantuan teman dalam melakukan gerak dasar kayang pada siklus pertama dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar kayang pada siswa kelas V SD Negeri 4 Tegal Sari Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Kepada para guru pendidikan jasmani, alat bantu pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar kayang.


(4)

lanjut dalam proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar gerak dasar kayang.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ali Nur. (2006).Belajar Gerak (makalah).Menpora, Yogyakarta.

Anonimus. 2008.Format Penelitian Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Arikunto DKK. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 2006.Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek.

Jakarta: PT. RinekaCipta.

Jubiidi Ade. 2010.Bentuk Metode Latihan Senam Artistik. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

LutanRuslidanAgungSuherman.(2000).Perencanaan Pembelajaran Penjaskes, Depdikbud, Jakarta.

MahendraAgus. 2001.Pembelajaran Senam. Depdiknas. Jakarta. MahendraAgus. 2002.Pembelajaran Senam Disekolah Dasar.

Depdiknas. Jakarta.

MahendraAgus. 2002.Pembelajaran Senam Disekolah Dasar.Depdiknas. Jakarta.

Muhajir, 2003.Teoridan Praktik Pendidikan Jasmani. Bandung: Yudhistira. Pamungkas. 1999.Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.

EYD. Surabaya: Giri Surya.

Riduwan, (200V)Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru- Karyawan Dan Peneliti Pemuda.

____, 2008.Panduan UmumUniversitasLampung.Bandar Lampung: Universitas Lampung.


(6)