22
antara yang muda dan yang tua. Sehingga semua peran kehidupan disosialisasikan norma bahwa orang lebih muda menghormati yang lebih
tua. Peran masyarakat desa dalam pekerjaan diwujudkan dalam struktur
jabatan desa. Struktur jabatan desa terdiri dari kepala desa dan beserta pengurus hariannya. Disamping itu hubungan antar manusia harus didasari
sopan santun. Sistem sopan santun berbahasa yang lebih menarik dijumpai dalam cara masyarakat Jawa berkomunikasi. Yakni dengan membedakan
sopan santun bahasa sesuai dengan kata ganti orang, sistem sapaan, penggunaan gelar, dan sebagainya. Sehingga dalam bahasa Jawa dikenal
ngoko, madyo, kromo, dan kromo inggil. Peran masyarakat desa dalam bidang gender sangat mencolok sekali
yaitu wanita hanya melakukan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Sedangkan laki-laki bertugas untuk memimpin rumah tangga, sebagai
pencari nafkah.
3. Desa Wisata
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Desa, disebut bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
23
Desa bukanlah bawahan kecamatan, karena kecamatan merupakan bagian dari perangkat daerah kabupatenkota, dan desa bukan merupakan
bagian dari perangkat daerah. Berbeda dengan Kelurahan, Desa memiliki hak mengatur wilayahnya lebih luas. Namun dalam perkembangannya,
sebuah desa dapat ditingkatkan statusnya menjadi kelurahan. Sedangkan Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi,
akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang
berlaku Nuryanti 1993: 2-3. Terdapat dua konsep yang utama dalam komponen desa wisata,
yaitu: pertama adalah akomodasi, yaitu sebagian dari tempat tinggal para penduduk setempat dan atau unit-unit yang berkembang atas konsep
tempat tinggal penduduk budaya tempat tinggal penduduk. Kedua adalah atraksi
maksudnya seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta setting fisik lokasi desa yang memungkinkan berintegrasinya
wisatawan sebagai partisipasi aktif seperti : kursus tari, bahasa dan lain- lain yang spesifik.
Sedangkan Edward Inskeep, 1995: 166, memberikan definisi : ”Village Tourism, where small groups of tourist stay in or near traditional,
often remote villages and learn about village life and the local environment. Inskeep”.
Artinya adalah wisata pedesaan dimana sekelompok kecil wisatawan tinggal dalam atau dekat dengan suasana tradisional, sering di desa-desa
24
yang terpencil dan belajar tentang kehidupan pedesaan dan lingkungan setempat.
Jadi, menurut pandangan penulis berdasarkan definisi tersebut maka desa wisata adalah desa yang masih mempunyai seni tardisional dan kondisi
alam masih memberikan kehidupan yang layak bagi masyarakatnya sehingga sekelompok kecil wisatawan tinggal dalam atau dekat dengan
suasana tradisionalnya.
4. Pendekatan Pengembangan Desa Wisata