Badan Perkreditan Rakyat PENUTUP

commit to user 13 pemerintah kota dan pemerintah kabupaten, di wilayah yang bersangkutan, dan modalnya merupakan harta kekayaan pemerintah daerah yang dipisahkan. e. Bank Campuran, adalah bank yang sebagian sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. 3. Berdasarkan Kegiatan Operasional a. Bank Devisa, adalah bank yang mempunyai hak dan wewenang yang diberikan oleh Bank Indonesia untuk melakukan transaksi valuta asing dan lalu lintas devisa serta hubungan koresponden dengan bank asing di luar negeri. b. Bank Nondevisa, adalah bank yang dalam operasionalnya hanya melakukan transaksi di dalam negeri, tidak melakukan transaksi valuta asing, dan tidak melakukan hubungan dengan bank asing di luar negeri.

D. Badan Perkreditan Rakyat

a. Sejarah Singkat Bank Perkreditan Rakyat Berawal dari keinginan untuk membantu para petani, pegawai, dan buruh untuk melepaskan diri dari jerat pelepas uang rentenir yang memberikan kredit dengan bunga tinggi, lembaga perkreditan rakyat mulai didirikan. Sekilas dapat dipaparkan runtutan sejarah BPR Julius, 2011:299: commit to user 14 a. Abad ke-19: dibentuk Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani, dan Bank Dagang Desa. b. Pasca kemerdekaan Indonesia didirikan Bank Pasar dan Bank Karya Produksi Desa BKPD. c. Awal 1970-an: didirikan Lembaga Dana Kredit Pedesaan LDKP oleh Pemerintah Daerah. d. 1988: pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober 1988 Pakto 1988 melalui keputusan Presiden RI No.38 yang menjadi momentum awal pendirian BPR-BPR baru. Kebijakan tersebut memberikan kejelasan mengenai keberadaan dan kegiatan usaha BPR. e. 1992: Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, BPR diberikan landasan hukum yang jelas sebagai salah satu jenis bank selain bank umum. f. PP No. 711992 lembaga keuangan bukan bank yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan dan lembaga- lembaga keuangan kecil seperti Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, LPN, LPD, BKD, BKK, KURK, LPK, BKPD, dan lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan dengan itu dapat diberikan status sebagai BPR dengan memenuhi persyaratan dan tata cara yang ditetapkan untuk menjadi BPR dalam jangka waktu sampai dengan 31 Oktober 1997. commit to user 15 b. Pengertian BPR Landasan hukum BPR adalah UU No. 71992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 101998. Dalam UU tersebut secara tegas disebutkan bahwa BPR adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan usaha BPR terutama ditujukan untuk melayani usaha-usaha kecil dan masyarakat di daerah pedesaan. Bentuk hukum BPR dapat berupa perseroan terbatas, perusahaan daerah atau koperasi. Pengertian lain tentang Bank Perkreditan Rakyat BPR adalah salah satu jenis bank yang dikenal melayani golongan pengusaha mikro, kecil, dan menengah dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan Julius, 2011:300. c. Asas BPR Dalam melaksanakan usahannya BPR berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Demokrasi ekonomi adalah sistem ekonomi Indonesia yang dijalankan sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 yang memiliki 8 ciri positif sebagai pendukung dan 3 ciri negatif yang harus dihindari free fight liberalism, etatisme, dan monopolist. commit to user 16 d. Tujuan BPR Menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. e. Fungsi Kegiatan Usaha BPR Fungsi BPR tidak hanya sekedar menyalurkan kredit kepada para pengusaha mikro, kecil, dan menengah, tetapi juga menerima simpanan masyarakat. Dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat, BPR menggunakan prinsip 3T yaitu Tepat Waktu, Tepat Jumlah, dan Tepat Sasaran, karena proses kreditnya yang relatif cepat, persyaratan lebih sederhana dan sangat mengerti kebutuhan nasabah. Selain BPR berperan menghimpun dana masyarakat dalam bentuk Tabungan, Deposito, danatau bentuk lain yang serupa dan memberikan kredit dalam bentuk kredit modal kerja, kredit investasi, maupun kredit konsumsi. Adapun kegiatan usaha yang dapat dilakukan BPR adalah: a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa Deposito berjangka , Tabungan, danatau bentuk lainnya yang serupa. b. Memberikan kredit. c. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia, Deposito Berjangka, danatau tabungan dalam bank lain. SBI adalah commit to user 17 sertifikat yang ditawarkan bank Indonesia kepada BPR apabila BPR mengalami over liquiditas. Kegiatan usaha yang tidak dapat dilakukan oleh BPR antara lain: a. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran. b. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing kecuali sebagai pedagang valuta asing dengan izin Bank Indonesia. c. Melakukan penyertaan modal. d. Melakukan kegiatan perasuransian. e. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud dalam usaha BPR. Menurut Siamat 2005:399 keberadaan BPR dari sisi kepentingan pemerintah adalah untuk: a. Memberi pelayanan perbankan kepada masyarakat yang sulit atau tidak memiliki akses ke bank umum. b. Membantu pemerintah mendidik masyarakat dalam memahami pola nasional agar akselerasi pembangunan di sektor pedesaan dapat lebih dipercepat. c. Menciptakan pemerataan kesempatan berusaha terutama bagi masyarakat pedesaan. commit to user 18 d. Mendidik dan mempercepat pemahaman masyarakat terhadap pemanfaatan lembaga keuangan formal sehingga terhindar dari jeratan rentenir.

E. Strategi Penghimpunan Dana