Weni Kristia F 3609071
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
TUGAS AKHIR
EVALUASI KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MODAL USAHA OLEH PT. BPR NGUTER SURAKARTA
Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Ahli Madya di Bidang D3 Keuangan dan Perbankan
Oleh :
Weni Kristia F 3609071
PROGRAM STUDI DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2012
(2)
commit to user
(3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(4)
commit to user
iv
HALAMAN MOTTO
”Fikirkan hal-hal yang paling hebat, dan engkau akan menjadi terhebat. Tetapkan akal pada hal tertinggi, dan engkau akan mencapai yang tertinggi”
(Penulis)
“Berusahalah jangan sampai terlengah walau sedetik saja, karena atask elengahan kita tak akan bias dikembalikan seperti semula”
(Penulis)
“Tetesan - tetesan air yang kecil dapat melubangi sebuah batu yang besar, kalau itu terjadi terus menerus, Jadi jangan pernah berhenti untuk
berusaha”
(Penulis)
“Aku tidak takut pada kegagalan, yang aku takutkana dalah apabila tidak punya kemauan untuk bangkit.Oleh sebabi tu, aku selalu meminta semangat
dan kemauan dari Tuhan, bukannya dijauhkan dari kegagalan”
(5)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk :
· Ibu ( Maria Regina Yani ) dan bapak ( Antonius Yohanes Avilla Suwarso) terima kasih kasih sayang,motivasi dan doa yang tak pernah putus.
· Mas Rinto, mbak Pipit, adik-adik ku tersayang yang lucu-lucu & semua keluarga.
· Buat teman-teman angkatan KP’09, perjuangan kita masih
panjang semoga kita semua memiliki masa depan yang cerah dan tetap semangat. Yang terpenting jangan pernah lupakan teman-teman seperjuangan KP’09.
· Terima kasih buat semua teman-teman yang udah membantu dan memberi motivasi.
(6)
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan karuniaNya, sehingga akhirnya dengan kemampuan dan waktu yang terbatas penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “EVALUASI KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MODAL USAHA OLEH PT. BPR NGUTER SURAKARTA” Tugas Akhir ini di susun guna melengkapi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ahli Madya pada program DIII Keuangan dan Perbankan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, memberi motivasi,dorongan srta mengarahkan penulis baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga Tugas Akhir ini dapat tersusun. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Wisnu Untoro. SE,M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Kresno Sarosa Pribadi. SE,M.Si selaku Ketua Porgram Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ibu Dra. Nunung Sri Mulyani, M.Si, Selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan pengarahan.
(7)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
4. Seluruh Bapak Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, semoga ilmu yang didapat penulis menjadi manfaat untuk hidup dan masa depan.
5. Ibu Fransiska Permata Dewi dan Bapak Yusak Adi Nugroho selaku
pimpinan PT. BPR Nguter Surakarta yang berkenan memberi ijin penulis untuk melakukan magang.
6. Mbak Ana, mb maya, mb yani, mas anom, mb nita, mb tutik, mb lia, mb ratri, mb yani, mb sari dan Seluruh Staf karyawan PT. BPR Nguter Surakarta, yang selalu membantu dan membimbing dalam pelaksanaan magang kepada penulis.
7. Seluruh teman-teman dan keluarga terima kasih atas dukungan dan doa’nya. 8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bantuan dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan praktik magang dan sekaligus menyusun laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini. Sengan demikian semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca serta pihak-pihak yang berkepentingan dengan Tugas Akhir ini. Amin
Surakarta, Juni 2012
(8)
commit to user
viii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ABSTRAKSI
PERSETUJUAN ... i
PENGESAHAN ... ii
MOTTO ... iii
PERSEMBAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Batasan Masalah ... 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9
E. Lokasi Penelitian ... 10
F. Metode Penelitian ... 10
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Teori ... 12
1. Bank ... 12
2. Kredit ... 17
B. Alur Pemberian Kredit ... 27
BAB III PEMBAHASAN A. Tinjauan Umum BPR Nguter ... 29
1. Sejarah Singkat BPR Nguter ... 29
2. Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan ... 30
(9)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
4. Produk dan Jasa Pelayanan ... 40
5. Prosedur Pemberian Kredit ... 42
B. Pembahasan ... 46
C. Kebijakan Penanganan Kredit Macet ... 74
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 79
B. Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 81 LAMPIRAN
(10)
commit to user
x
DAFTAR TABEL
(11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alur Pemberian Kredit ... 27 Gambar 4.1 Struktur Organisasi BPR Nguter Surakarta ... 31
(12)
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Pernayataan Tugas Akhir
Lampiran 2 Surat Keterangan Dari BPR Nguter Surakarta
Lampiran 3 Formulir Penilaian
Lampiran 4 Kegiatan Harian Magang
Lampiran 5 Leaflet Produk BPR
Lampiran 6 Analisis Kredit
Lampiran 7 Aplikasi Permohonan Kredit
Lampiran 8 Kesanggupan Pembayaran Angsuran Kredit
Lampiran 9 Tanda Setor
Lampiran 10 Tanda Terima Uang Pinjaman Lampran 11 Slip Penarikan
Lampiran 12 Slip Setoran
Lampiran 13 Spesimen Tanda Tangan Nasabah
Lampiran 14 Aplikasi Pembukaan Rekening Deposito/Tabungan Lampiran 15 Disposisi Pencairan Kredit
Lampiran 16 Surat Kuasa Menjual Baarang Jaminan
Lampiran 17 Pernyataan Dan Penyerahan Kembali Barang Jaminan Lampiran 18 Fiducia
(13)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(14)
commit to user ABSTRAKSI
EVALUASI KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MODAL USAHA OLEH PT. BPR NGUTER SURAKARTA
WENI KRISTIA F 3609071
Penelitian ini Untuk mengetahui kelayakan pemberian kredit yang dilakukan oleh pihak PT. BPR Nguter Surakarta kepada debitur untuk menilai benar-benar layak atau tidak kredit tersebut diberikan.
Adapun metode penelitian yang digunalan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari BPR Nguter Surakarta, dengan populasi yang digunakan adalah debitur pada BPR Nguter selama penelitian ini dilakukan, adapun sampel diambil dari 10% dari total populasi atau sejumlah 5 debitur. Adapun analisis mengenai kelayakan kredit yang digunakan menggunakan prinsip 7P dan 6C.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua nasabah yang mengajukan permohonan kredit dapat menerima sesuai dengan apa yang diinginkan disebabkan oleh analisis kelayakan penerimaan kredit yang dilakukan oleh BPR, selain itu dalam menanganan kredit macet tidak selalu dilakukan dengan penyitaan terhadap asset yang dijadikan jaminan. Penyitaan terhadap jaminan adalah langkah terakhir dan sedapat mungkin dihindarkan.
Adapun kesimpulan dari penelitia yang dilakukan adalah BPR adalah lembaga keuangan mikro yang dapat dikatakan sebagai sebuah bank kecil yang tetap mengacu ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk bank pada umumnya yang disesuaikan dengan peratuan perundangan yang berlaku di Indonesia. Hasil dari analisa data dan pembahasan pada penelitian ini menyatakan bahwa debitur yang mendapatkan kredit dari bank lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan kredit, yang mendapat kredit sebesar 100% (sebanyak 5 orang. Evaluasi kelayakan kredit dilakukan dengan cara melihat perkembangan usaha yang dilakukan debitur, sekaligus juga telah mendapatkan kredit mengalami peningkatan atau tidak. Dalam penyelesaian kredit macet tersebut BPR Nguter Surakarta selalu berdasarkan peraturan perundangan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam penyelesaian kredit. Langkah penyitaan dan lelang merupakan langkah terakhir yang dilakukan jika langkah-langkah persuasif lainya tidak dapat dilakukan, dan hingga saat ini BPR Nguter Surakarta belum pernah melakukan penyitaan dan pelelanga terhadap asset debitur pada BPR Nguter Surakarta. Beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan adalah Bagi debitur agar dalam pengajuan kredit terhadap kreditur disesuaikan dengan kemampuan membayar kembali pinjamannya dan kepada BPR Nguter Surakarta diharapkan dapat meminimalisir terjadinya kredit bermasalah, sehingga BPR Nguter Surakarta dapat mewujudkan visinya, yaitu menjadikan BPR Nguter Surakarta menjadi BPR yang terdepan.
Kata Kunci : BPR, Pengajuan kredit, Kelayakan usaha, Penanganan kredit macet
(15)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ABSTARCT
VALUATION OF THE FEASIBILITY OF GRANTING CREDIT VENTURE CAPITAL BY PT BPR NGUTER SURAKARTA
WENI KRISTIA F3609071
This research was to determine the feasibility of granting of credits is done by the PT BPR Nguter Surakarta to borrowers to assess really worth it or no credit is given.
As for the digunalan research methods in this research is to use secondary data originating from the BPR Nguter Surakarta, with a population that is used is the debtor on BPR Nguter during this research was conducted, as for samples taken from 10% of the total population or number of 5 debtors. As for the analysis of creditworthiness is used using 7 p and 6 c.
The results of this research show that not all customers who applied for credit can be received in accordance with what is desirable due to the analysis of the feasibility of receiving credit by BPR, moreover in menanganan bad credit does not necessarily done with foreclosures against asset which shall create any warranty. Seizure of collateral is the final step and avoided as far as possible.
As for the conclusion of the penelitia does is BPR is a microfinance institution that can be described as a small bank that still refer to the provisions and regulations for banks in general are tailored to peratuan legislation applicable in Indonesia. The results of the data analysis and discussion on the study States that the debtor gets credit from banks more in comparison with that does not get the credit, the credit is equal to 100% (as much as 5 people. Creditworthiness evaluation is done by the way see the development work done, as well as also been debtors get credit increase or not. In the settlement of bad credit is always based on BPR Nguter Surakarta regulatory legislation that has been determined by Bank Indonesia in the settlement of credit. Foreclosure and auction step is the last step performed if other persuasive measures cannot be done, and to this day has never been BPR Nguter Surakarta do foreclosures and pelelanga against the obligor's asset on BPR Nguter Surakarta. Some suggestions that can pass is for researchers to debtors in filing credits towards the creditors adjusted to the ability to repay the loan and the BPR Nguter Surakarta expected to minimize the occurrence of bad debt, so that BPR can realize his vision Nguter Surakarta, which made BPR BPR became the Nguter Surakarta cutting edge.
Keywords : BPR, Feasibility of credits, Valuation of the feasibility of granting credit venture capital.
(16)
commit to user
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perbankan merupakan suatu lembaga keuangan yang ada di Indonesia yang memiliki peranan penting bagi kelangsungan perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi harus diarahkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat serta mengatasi ketimpangan ekonomi dengan kesenjangan sosial. Pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan pendapatan masyarakat, perlu diberikan perhatian bagi usaha-uaha untuk membina dan melindungi usaha kecil dan tradisional serta golongan ekonomi lemah.
Bank Indonesia menilai koordinasi erat antara BI dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk mencapai stabilitas makro-ekonomi dan pertumbuhan 6 persen pada tahun 2007. BI memiliki enam dari delapan syarat atau langkah yang dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang baik. Hasil rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI), selasa (22/11) di Jakarta juga mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi 2007 berpotensi meningkat lebih tinggi mencapai 6,3 persen jika langkah yang dibutuhkan direalisasikan lebih cepat. Jika langkah-langkah yang dibutuhkan gagal diimplementasikan secara tuntas, pertumbuhan ekonomi 2007 diperkirakan hanya 5,7 persen (www.kompas.co.id).
(17)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Pasar keuangan mikro Indonesia didominasi oleh dua jenis lembaga resmi yaitu: 4.000 lebih kantor Unit, yang merupakan kantor-kantor cabang pembantu Bank Rakyat Indonesia (BRI, yang sedang menjalani privatisasi), dan hampir 2.200 Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yang mewakili bank-bank yang lain. BRI disebut menguasai sekitar 45% portofolio Keuangan Mikro, sedangkan BPR sekitar 30%. Koperasi berperan besar dalam penyaluran kredit (sekitar 20% dari pangsa pasar), namun kurang berperan dalam penggalangan tabungan: BRI Unit menghimpun sekitar 75%, sedangkan BPR menghimpun 20% dana.
Keuangan mikro di Indonesia telah ada sejak akhir abad ke-19 dengan berdirinya Bank Kredit Rakyat dan Lumbung Desa. Kedua lembaga ini dibentuk untuk membantu petani, pegawai, dan buruh melepaskan diri dari lintah darat. Pada 1905 Bank Kredit Rakyat ditingkatkan menjadi Bank Desa yang cakupan pelayanannya diperluas meliputi kegiatan usaha di luar bidang pertanian.
Keadaan ini berubah setelah keluarnya Undang-undang (UU) No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang menetapkan bahwa hanya ada dua jenis bank di Indonesia, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Lembaga keuangan yang tidak memenuhi syarat sebagai BPR kemudian dikenal sebagai lembaga keuangan nonformal atau bank gelap.
Lembaga keuangan nonformal tercatat ada 2.272 LDKP (Lembaga Dana dan Kredit Pedesaan) dan 5.345 BKD (Badan Kredit Desa) yang tidak memenuhi syarat sebagai BPR. Pergerakan jumlah BPR sangat ditentukan
(18)
commit to user
oleh perubahan jumlah BPR non BKD. Struktur BPR di Indonesia masih didominasi oleh BPR yang masuk kategori BKD. Sampai tahun 2002 hampir 60% BPR di Indonesia merupakan BKD. Kegiatan utama BPR adalah menerima simpanan dan memberikan kredit skala kecil dalam jangka pendek kepada pedagang-pedagang di pasar dan penduduk desa. Wilayah kerjanya umumnya bersifat lokal tingkat desa. (www.smeru.or.id).
Selama ini BPR seolah-olah berada dalam kegelapan pada saat melaksanakan proses untuk memberikan fasilitas kredit (penyediaan dana) kepada calon debitur yang belum dikenal dengan baik, karena sangat sulit untuk mendapatkan informasi tentang calon debitur tersebut terutama debitur yang sebelumnya telah memperoleh penyediaan dana dari bank lain. Debitur yang bermasalah berpindah dari bank lain ke BPR sangat mungkin terjadi.
Perpindahan debitur antara satu BPR ke BPR lain antara lain disebabkan belum diikutsertakannya BPR dalam Sistem Informasi Debitur (SID) yang dikelola oleh BI. BPR mulai tahun 2006 diikutsertakan dalam SID, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.7/8/PBI/3005 tanggal 24 Januari 2005 tentang Sistem Informasi Debitur. SID menjadikan BPR bertindak sebagai pelapor dan wajib bagi BPR dengan total asset Rp10,00 miliar ke atas, sedangkan BPR dengan total asset dibawah Rp10,00 miliar tidak wajib, namun diperkenankan untuk menjadi pelapor sepanjang memiliki infrastruktur yang memadai (www.bi.go.id).
(19)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Peranan BPR dalam perekonomian Indonesia dapat dilihat dari skala usahanya. Bila melihat skala usaha, harus dikatakan bahwa BPR kurang efisien dibanding bank-bank umum. Penyebabnya adalah kecilnya skala usaha dan kualitas SDM. Tetapi BPR memiliki kekuatan dalam hal likuiditas dibanding bank umum. Keunggulan BPR yang lainnya yaitu BPR tetap
menjalankan fungsi intermediasinya secara seimbang, sekalipun
perekonomia Indonesia dalam kondisi krisis. BPR dilihat dari segi permodalan juga lebih baik dari pada bank umum (Manurung dan Rahardja, 2004: 216-217).
Perkreditan bukanlah masalah yang asing, baik dalam kehidupan kota maupun dalam pedesaan. Kredit merupakan salah satu pembiayaan sebagian besar dari kegiatan ekonomi. Perkreditan merupakan kegiatan yang penting bagi perbankan, karena kredit juga merupakan salah satu sumber dana yang penting untuk setiap jenis usaha. Sebelum dimulainya kegiatan pemberian kredit diperlukan suatu analisis yang baik dan seksama terhadap semua aspek perkreditan yang dapat menunjang proses pemberian kredit, guna mencegah timbulnya suatu risiko kredit.
Beberapa perbankan nasional guna meningkatkan kinerja yang baik dengan melakukan perencanan yang baik dalam menentukan strategi penyaluran kredit. Strategi yang dilakukan mereka yaitu dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik, selain itu dengan melakukan analisis kredit yang komprehensif dan pengawasan kredit yang melekat serta sikap kehati-hatian.
(20)
commit to user
PT. BPR Nguter Surakarta dalam pemberian kredit tetap berdasarkan pada prinsip kehati-hatian (prudential banking) untuk menghindari risiko kredit bermasalah dan kredit macet. Bank juga langsung melakukan penanganan atas permohonan kredit yang di terima dengan melakukan survei ke tempat usaha dan survei jaminan setelah dilakukan wawancara pendahuluan.
Pelayanan yang cepat namun tepat sasaran akan memberikan rasa nyaman bagi para calon nasabah kredit. Produk kredit yang diberikan oleh PT. BPR Nguter Surakarta mempunyai jangka waktu yang bervariasi, yaitu kredit angsuran maksimal sampai dengan 3 tahun sedangkan kredit tetap maksimal sampai 6 bulan. Kredit yang diberikan tergantung pada permohonan dari debitur.
Penyaluran kredit merupakan faktor yang sangat menjadi perhatian bagi PT. BPR Nguter Surakarta maka perlu ditumbuh kembangkan dengan memberikan kredit kepada sektor-sektor usaha yang produktif untuk skala Usaha Kecil Menengah (UKM) serta selalu menjaga hubungan yang harmonis antara nasabah dengan Bank dalam rangka menghindari terjadinya kredit macet.
Bank lebih cenderung memberikan pinjaman jangka pendek kepada debiturnya, karena pinjaman tersebut mempunyai batas pelunasan yang relatif cepat dan dana yang diberikan juga minim. Proses pembayaran kredit tidak selamanya berjalan mulus, bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan misalnya debitur ingkar janji terhadap kewajibannya maka risiko yang
(21)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
ditanggung oleh pihak bank relatif kecil. Keuntungan yang lainnya yaitu dapat memberikan kesempatan kepada debitur yang lain untuk penyaluran kredit.
PT. BPR Nguter Surakarta memiliki nasabah hingga akhir Juli 2011 sebanyak 591 orang, karena nasabahnya merupakan nasabah konsumen (untuk kepentingan pribadi atau usaha). Nasabah konsumen tidak hanya menggunakan dana yang diberikan oleh bank untuk kepentingan pribadi saja tetapi ada yang menggunakannya untuk kepentingan tambahan modal usahanya. PT. BPR Nguter Surakarta memiliki debitur hingga akhir Juli 2011 sebanyak 159 orang, dari jumlah debitur yang ada yang dikatakan layak untuk diberikan kredit oleh pihak kreditur sebanyak 90%.
PT. BPR Nguter Surakarta menawarkan pinjaman berupa pinjaman konsumen/ personal dan pinjaman usaha kecil menengah. Debitur yang meminjam kredit kebanyakan merupakan nasabah lama dari bank, sehingga dalam pemberian kredit akan lebih memudahkan pihak bank dalam mengevaluasi kinerja debitur tersebut. Debitur yang diangkat disini memiliki jenis usaha yang berbeda-beda, diantaranya adalah pedagang, petani, PNS (Pegawai Negeri Sipil), kontraktor. Debitur disini mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda dalam peminjaman kredit, diantaranya yaitu untuk tambahan modal dan untuk konsumtif sendiri.
Lembaga perkreditan baik formal maupun non formal keberadaanya saat ini sangat membantu para industri kecil dalam memenuhi kekurangan modal untuk usahanya. Pada umumnya suatu usaha memanfaatkan dana
(22)
commit to user
yang tidak kecil jumlahnya dan manfaat dari dari usaha tersebut baru akan diterima pada masa yang akan datang. Waktu yang akan datang penuh dengan ketidakpastian, sehingga diperlukan suatu penilaian dalam suatu usaha, dimana seorang nasabah apakah mampu dalam mengembalikan suatu pinjaman yang telah dipinjam untuk menjalankan usahanya. .
Pihak bank dalam mengambil keputusan untuk memberikan kredit, terlebih dahulu harus diperoleh data bahwa, kredit yang diberikan mampu dikembalikan oleh debitur sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Upaya yang dilakukan oleh bank untuk memperoleh data tersebut antara lain dengan cara melakukan analisis terhadap debitur. Analisis ini sangat perlu dilakukan karena hal ini merupakan sebagai suatu bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan pemberian kredit.
Pemberian kredit yang tidak memperhatikan kebijaksanaan dan prosedur yang ada akan mengundang timbulnya penyimpangan-penyimpangan yang lain, semakin jauh pemberian kredit dari pedoman yang telah disusun maka akan semakin besar persentase kredit macet. Salah satu hal yang paling penting dalam pemberian kredit yaitu dengan melakukan deteksi dini (evaluasi kembali) atas kredit yang diduga akan bermasalah, sehingga kredit tersebut dapat diselamatkan dan terhindar dari kemacetan.
Dengan adanya latar belakang yang telah terpaparkan diatas, maka menarik penulis untuk mengevaluasi kelayakan pemberian kredit yang disalurkan oleh bank untuk para nasabah yang membutuhkan tambahan modal dalam rangka memajukan usahanya. Penambahan modal ini
(23)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
didasarkan pada perencanaan kredit yang baik akan menghasilkan kinerja perusahaan yang baik pula. Faktor ini sangatlah penting bagi pihak bank karena hal ini akan menunjukkan bahwa kelayakan pemberian kredit oleh pihak bank yang diberikan kepada debiturnya dalam rangka untuk memajukan usahanya.
Berdasarkan uraian di atas maka mendorong penulis untuk mempelajari kelayakan pemberian kredit yang disalurkan oleh bank. Penulis dalam hal ini lebih memperhatikan pada aspek ” Evaluasi Kelayakan Pemberian Kredit Modal Usaha oleh PT. BPR Nguter Surakarta”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah pemberian kredit yang dilakukan oleh pihak PT. BPR Nguter Surakarta kepada beberapa debiturnya layak dan bagaimana proses pengajuan kredit, khususnya dengan sertifikat tanah yangt bukan atas nama debitus sendiri namun atas nama orangtua?”.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari keluasan masalah, maka peneliti membatasai permasalahan evaluasi kelayakan pemberian kredit yang dilakukan oleh pihak PT. BPR Nguter Surakarta untuk menilai layak atau tidak kredit tersebut diberikan kepada debitur, khususnya pada personal atau usaha kecil.
(24)
commit to user D. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan
Untuk mengetahui kelayakan pemberian kredit yang dilakukan oleh pihak PT. BPR Nguter Surakarta kepada debitur untuk menilai benar-benar layak atau tidak kredit tersebut diberikan.
2. Kegunaan
a. Bagi Manajemen PT. BPR Nguter Surakarta
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana sumbangan pikiran dalam menentukan kebijaksanaan kredit yang diberikan kepada nasabah.
b. Bagi Pemegang Saham
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kwalitas produk yang ditawarkan untuk masa yang akan datang.
c. Bagi Debitur dan Calon Debitur
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan wawasan dalam mengambil pinjaman kredit.
E. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada BPR Nguter Surakarta yang beralamat di Jl. Honggowongso No. 69 Surakarta.
(25)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2. Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan atau diperoleh adalah berupa data primer dan data sekunder dari tahun 2011-2012. Data primer diperoleh dari tanya jawab secara langsung dengan pemohon kredit/debitur. Data sekunder diperoleh dari laporan/informasi dari BPR Nguter Surakarta yang berupa laporan keuangan.
3. Teknik Pengambilan Data
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh debitur dari BPR Nguter Surakarta. Pengambilan sampel dimaksudan untuk memperoleh keterangan mengenai obyek-obyek penelitian dangan cara mengamati sebagaian dari populasi. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 10% dari populasi yang ada yaitu sebanyak 5 debitur.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Survey
Metode survey merupakan metode yang mengerjakan evaluasi serta perbandingan-perbandingan terhadap hal-hal yang telah dikerjakan dalam menangani situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatn rencana dan pengambilan keputusan dimasa mendatang. Metode survei yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara adalah penelitian yang dilakukan secara langsung dengan proses tanya jawab yang berkaitan dengan topik yang dibahas oleh penulis kepada pihak debitur dan masyarakat sekitarnya.
(26)
commit to user
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara untuk memperoleh data dengan jalan mencetak secara langsung dari buku pedoman yang dimiliki oleh BPR Nguter Surakarta serta mengumpulkan data dengan cara mempelajari dan mencari referensi atau literatur dari buku.
(27)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Teori 1. Bank
a. Pengertian Bank
Kata bank dari kata bangue dalam bahasa perancis, dan dari kata
banco dalam bahasa itali, yang berarti peti atau lemari atau bangku. Kata lemari atau peti menyiratkan fungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga seperti peti emas, peti berlian, peti uang, dan sebagainya.
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, pada pasal 1 disebutkan bahwa bank adalah bentuk dana usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Penyaluran kepada msyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Sedangkan dalam pasal 2 disebutkan bahwa bank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan tiga fungsi utama bank dalam pembangunan ekonomi (Kuncoro, 2002: 68-69).
a. Bank sebagai lembaga yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan.
(28)
commit to user
b. Bank sebagai lembaga yang menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit.
c. Bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan peredaran uang.
Bank dan lembaga bukan bank mempunyai peranan penting dalam system keuangan, peranan tersebut adalah (Sri Susilo et al., 2008:8):
a. Pengalihan asset (asset transmutation)
Bank dan lembaga keuangan bukan bank memberikan pinjaman kepada pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Sumber dana pinjaman tersebut diperoleh dari pemilik dana yaitu unit surplus yang jangka waktunya dapat diatur sesuai dengan keinginan pemilik dana. Dalam hal ini bank dan lembaga keuangan bukan bank telah berperan sebagai pengalih asset dari unit surplus (lenders) kepada unit deficit (borrowers). Dalam kasus lain, pengalihan asset dapat pula terjadi jika lembaga keuangan menerbitkan sekuritas sekunder (giro, deposito berjangka, dana pensiun, dsb) yang kemudian dibeli oleh unit surplus dan selanjutnya ditukarkan dengan sekuritas primer (saham, obligasi, promes, commercial paper, dsb) yang diterbitkan unit deficit.
(29)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b. Transaksi (transaction)
Bank dan lembaga keuangan bukan bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi barang dan jasa. Produk-produk yang dikeluarkan (giro, tabungan, deposito, saham, dsb) merupakan pengganti uang dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran.
c. Likuiditas (Liquidity)
Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk produk-produk berupa giro, tabungan, deposito, dsb. Produk-produk tersebut mempunyai likuiditas yang berbeda-beda. Untuk kepentingan likuiditas pemilik dana, mereka dapat
menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan
kepentingannya. d. Efisiensi (Efficiency)
Peranan bank dan lembaga keuangan bukan bank adalah mempertemukan pemilik dan pengguna modal. Lembaga keuangan memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan. Adanya informasi yang tidak simetris antara peminjam dan investor menimbulkan masalah insentif.
Secara lebih spesifik fungsi bank dapat disebut sebagai agen of trust, agen of development, agen of services (Sri Susilo et al., 2000: 6).
Agen of trust dasar utama kegiatan bank adalah kepercayaan atau trust, baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran
(30)
commit to user
dana. Masyarakat akan akan menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan.
Agen of development adalah tugas bank sebagai penghimpun dana dan penyalur dana sangat diperlukan. Untuk kegiatan perekonomian disektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat untuk melakukan kegiatan investasi, distribusi, dan juga mengkonsumsi barang dan jasa mengingat semua kegiatan investasi, distribusi, konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.
Agen of service adalah bank memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa bank ini dapat berupa jaminan bank, jasa penyelesaian tagihan dan jasa-jasa lainnya.
a. Jenis bank berdasarkan Undang-Undang
Berdasarkan undang-undang No. 10 Pasal 5 tahun 1998 terdapat dua jenis bank yaitu:
1)Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatan usahanya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
(31)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2) Bank Perkreditan Rakyat
Bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanaka kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatan usahanya tidak memberikan jasa dalam lau lintas pembayaran.
b. Jenis bank berdasarkan kepemilikan
Jenis bank berdasarkan kepemilikan yaitu: Bank Milik Negara (Badan Usaha Milik Negara), Bank Milik Pemerintah Daerah (Badan Usaha Milik Daerah), bank milik swasta nasional, bank milik campuran (nasional dan asing) dan bank milik asing (cabang atau perwakilan).
c. Jenis Bank berdasarkan penekanan kegiatannya
Jenis bank berdasarkan penekanan kegiatannya yaitu: bank retail,
bank korporasi, bank komersial, bank pedesaan, bank
pembangunan dan lain-lain.
d. Jenis bank berdasarkan prinsip atau instrument yang digunakan 1)Bank Konvensional
Bank Konvensional adalah bank yang beroperasinya mengambil keuntungan dari spread antar bunga pinjaman dengan bunga simpanan dan mendasarkan segala aktifitasnya mengambil keuntungan dari bunga.
(32)
commit to user
2)Bank berdasarkan prinsip syariah
a. Bank Umum Syariah
Pada dasarnya bank umum syariah sama dengan bank umum akan tetapi segala aktifitasnya didasarkan pada prinsip-prinsip syariah Islam dimana adanya pelanggaran pengambilan bunga yang dalam syariah Islam termasuk salah satu jenis riba yang dilarang dalam syariah Islam. b. Unit Usaha Syariah
Pada prinsipnya sama dengan bank umum syariah akan tetapi keberadaannya merupakan cabang dari bank konvensional yang secara pengelolaannya dipisahkan dari aktivitas bank konvensional induknya.
2. Kredit
a. Pengertian Kredit
Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan. UU No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka watu tertentu dengan pemberian
(33)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
bunga. Seseorang yang menggunakan jasa kredit, maka ia akan dikenakan bunga tagihan.
b. Keputusan Penyaluran Kredit
Tujuan utama pemberian suatu kredit bagi bank antara lain (Siamat, 1995 : 97):
a. Kredit komersil merupakan kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan usaha nasabah dibidang perdagangan.
b. Kredit konsumtif merupakan kredit yang diberikan oleh bank untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif.
c. Kredit produktif merupakan kredit yang diberikan oleh bank dalam rangka membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehingga dapa memperlancar produksi.
Fungsi dari suatu kredit bagi masyarakat yaitu (Kasmir, 2002: 106-108):
a. Menjadi motivator peningkatan kegiatan perdagangan dan
perekonomian.
b. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat. c. Memperlancar arus barang dan arus uang. d. Meningkatkan produktivitas yang ada.
e. Meningkatkan kegairahan berusaha mesyarakat. f. Memperbesar modal kerja perusahaan.
Adapun unsur-unsur kredit yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut (Kasmir, 2004: 103-105):
(34)
commit to user
a. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan suatu keyakinan pemberian kredit bahwa kredit yang diberikan akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa yang akan datang.
b. Kesepakatan
Kesepakatan merupakan suatu kesepakatan yang dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.
c. Jangka waktu
Jangka waktu merupakan masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
d. Risiko
Risiko merupakan suatu kemungkinan tidak tertagihnya pinjaman atau macetnya pengembalian kredit.
e. Balas jasa
Balas jasa merupakan suatu keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa, yang kita kenal dengan nama bunga.
Secara teoritis terdapat bermacam-macam kredit, tetapi dalam pembahasan ini kita batasi pada kredit yang umumnya disalurkan kepada usaha kecil menengah (UKM):
(35)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
a. Jenis kredit berdasarkan tujuan penggunaannya 1) Kredit investasi
Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang bisaanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun usaha baru.
2) Kredit modal kerja
Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.
3) Kredit konsumtif
Kredit konsumtif merupakan kredit yang dipergunakan untuk kebutuhan sendiri bersama keluarga.
b. Jenis kredit berdasarkan jangka waktu
1) Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu selama-lamanya 1 tahun (kurang dari 1 tahun).
2) Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 sampai 3 tahun.
3) Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang jangka waktunya lebih dari 3 tahun.
c. Jenis kredit berdasarkan cara pemakaiannya
1) Kredit rekening koran bebas, yaitu nasabah diperbolehkan untuk melakukan penarikan uang sekaligus asal tidak melebihi jumlah maksimum yang disetujui.
(36)
commit to user
2) Kredit rekening terbatas, yaitu nasabah tidak diperbolehkan untuk melakukan penarikan uang sekaligus, tetapi secara teratur disesuaikan dengan kebutuhan.
3) Installment credit, yaitu penarikan tidak diijinkan sekaligus, akan tetapi untuk penarikannya diatur sesuai dengan schedule tertentu.
3. Faktor-Faktor Penentu Dalam Pemberian Kredit
Pinjaman usaha kecil lebih kompleks karena bank seringkali diminta mengambil resiko kredit. Dalam pemberian kredit membutuhkan suatu analisis terhadap usaha yang dilakukan debitur untuk menentukan suatu keputusan dalam pemberian kredit. Salah satu cara menilai kegiatan usaha debitur adalah dengan menggunakan prinsip-prinsip kredit pada aspek-aspek usaha debitur. Adapun prinsip-prinsip yang digunakan adalah berupa analisis 6C dan 7P. Adapun 6C menurut Gup and Kolari (2005; 263) tersebut adalah:
a. Character, sifat dan watak dari nasabah (kejujuran, tanggungjawab, integritas dan konsisten). Sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, tercermin dari latar belakang debitur baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi.
b. Capacity, kemampuan seseorang untuk menjalankan bisnis. Debitur perlu dianalisis apakah dia mampu memimpin dengan baik dan benar usahanya. Jika dia mampu memimpin usahanya, maka dia juga akan
(37)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
mampu untuk mengembalikan pinjamam sesuai dengan perjanjian dan perusahaannya tetap berjalan.
c. Capital, kondisi keuangan dari nasabah (pendapatan bersihnya). Modal
yang besar maka menunjukkan besarnya kemampuan debitur untuk melunasi kewajiban-kewajibannya.
d. Colleteral, kekayaan yang dijanjikan untuk keamanan dalam transaksi
kredit/anggunan. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jika terjadi kredit macet, maka agunan inilah yang digunakan untuk membayar kredit tersebut.
e. Condition, faktor luar (kondisi ekonomi) yang mengontrol perusahaan.
Menilai kredit hendakya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang ia (peminjam) jalankan.
f. Compliance, kepatuhan terhadap hukum dan undang-undang yang
berlaku itu sangatlah penting. Hal ini menyangkut atas kepatuhan kreditur dan debitur dengan perjanjian yang telah disepakati bersama.
Penilaian dengan menggunakan analisis 7P adalah sebagai berikut menurut Kasmir (2004; 106) :
a. Personality, menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Sifat, kepribadian calon debitur dipergunakan sebagai dasar pertimbangan pemberian kredit.
(38)
commit to user
b. Party, mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakter.
c. Purpose, untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.
d. Prospect, untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.
e. Payment, merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan
kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.
f. Profitability, untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah
dalam mencari laba.
g. Protection, tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan
jaminan mendapatkan perlindunngan. Perlindungan dapat berupa barang atau orang atau jaminan asuransi.
4. Analisis Kelayakan Kredit
Disamping menggunakan 6C, dalam penilaian suatu kredit guna menilai layak atau tidak untuk diberikan kredit dapat dilakukan juga dengan menggunakan beberapa aspek, yaitu (Siamat, 2004 :107-110):
(39)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
a. Aspek yuridis/hukum
Aspek ini menyangkut masalah legalitas badan usaha serta ijin-ijin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit.
b. Aspek pemasaran
Aspek ini menyangkut kemampuan daya beli masyarakat, keadaan kompetisi, kualitas produksi.
c. Aspek keuangan
Aspek ini menyangkut sumber-sumber dana yang dimiliki untuk membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut.
d. Aspek teknis/operasi
Aspek ini menyangkut kelancaran produksi, kapasitas produksi, mesin-mesin dan peralatan, ketersediaan dan kontinuitas bahan baku, lokasi, lay out ruangan.
e. Aspek manajemen
Aspek ini menyangkut struktur organisasi, sumber daya manusia yang dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya manusianya.
f. Aspek sosial ekonomi
Aspek ini menganalisis dampaknya terhadap perekonomian dan masyarakat.
Kredit yang diberikan oleh bank merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat dirpersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu
(40)
commit to user
tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan, menurut Taswan (1997; 173).
Pemberian kredit harus berdasarkan atas kebijaksanaan kredit yang berlaku. Kebijaksanaan perkreditan meliputi penetapan standar kredit dan analisis kredit. Kebijaksanaan perkreditan bank harus diprogram dengan baik dan benar. Program perkreditan harus didasarkan pada asas yuridis, ekonomis dan kehati-hatian.
Nilai kredit merupakan dasar kinerja keuangan yang lalu pada perusahaan peminjam yang sama untuk sebuah nilai. Kewajiban pembayaran yang lalu, beban hutang yang relatif dengan pendapatan, dan jabatan merupakan contoh faktor yang berhubungan dengan kredit konsumen dan pinjaman hipotik perusahaan. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menilai suatu kelayakan kredit, yaitu menurut Gup and Kolari (2005; 218) :
a. Kredit konsumen, menggunakan model variabel dimana pembayaran historis (bobotnya 35%); berapa banyak hutang (bobotnya 30%); panjang kredit historis (bobotnya 15%); kredit baru (bobotnya 10%); tipe kredit yang dipakai (bobotnya 10%). Nilai kredit yang tinggi merupakan tanda resiko kredit yang rendah.
b. Bisnis kecil, menggunakan model nilai kredit untuk pinjaman hingga $250,000, walaupun banyak bank yang masih menggunakan pinjaman hingga $100,000. Pinjaman dengan resiko tinggi berarti biaya bunga yang ditanggung juga tinggi. Model ini sangat efisien, karena dengan
(41)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
model ini akan taat pada peraturan dibanding kebijakan ketika membuat pinjaman.
Kunci sukses dari bisnis kredit adalah analisis kredit yang sistematis. Analisis yang kurang cermat maka membuat kredit tersebut menjadi kredit yang berbahaya, bisa menimbulkan resiko kredit. Analisis kredit selalu mengutamakan jaminan, dimana jaminan dan karakter dari debitur dianggap sebagai determinan utama resiko kredit.
Tujuan dari adanya analisis kredit adalah untuk menentukan kesanggupan dan kesungguhan seorang peminjam untuk membayar kembali pinjaman sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam perjanjian pinjaman. Analisis dan evaluasi kredit sekurang-kurangnya meliputi informasi sebagai berikut (Kuncoro, 2002 : 251-252):
a. Identitas pemohon
Identitas tersebut mencakup nama pemohon, dimisili, bentuk usaha, jenis usaha, susunan pengurus, legalitas usaha.
b. Tujuan permohonan kredit
Tujuan tersebut mencakup jumlah kredit, obyek yang dibiayai, jangka waktu kredit, kebutuhan kredit.
c. Riwayat hubungan bisnis dengan bank
Hal tersebut mencakup saat mulai, bidang hubungan bisnis, nilai transaksi bisnis, kualitas hubungan bisnis, jumlah total nilai hubungan bisnis.
(42)
commit to user
d. Analisis 6C kredit
Analisis ini mencakup analisis watak, analisis kemampuan, analisis modal, analisis kondisi/prospek usaha, analisis agunan kredit.
B. Alur Pemberian Kredit
Evaluasi kelayakan pemberian kredit merupakan suatu penilaian dimana suatu debitur apakah pantas atau tidak untuk menerima pinjaman dari bank. Proses keputusan layak atau tidak debitur diberi kredit, dapat dijelaskan dengan gambar 2.1:
Gambar 2.1: Alur Pemberian Kredit Permohonan kredit
Penelitian berkas oleh bank Analisis
berkas
Berkas dikembalikan
Analisis berbasis 6C
Pengambilan keputusan
Evaluasi kredit Berkas
dikembalikan Diterima
Ditolak
Diterima Ditolak
Evaluasi kelayakan
(43)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Debitur dalam mengajukan permohonan kredit harus memenuhi persyaratan/berkas sebagai permohonan kredit, yang kemudian akan diperiksa keabsahannya oleh pihak bank/kreditur, kemudian akan ditentukan mana yang diterima dan yang ditolak. Jika diterima, maka akan dilakukan proses analisis dengan menggunakan analisis berbasis 6C dan unsur-unsur usaha. Hasil analisis tersebut, bagi yang diterima akan dievaluasi kembali kelayakannya apakah benar-benar layak atau tidak diberi kredit oleh bank. Kemudian barulah pihak bank mengambil keputusan untuk memberikan kredit atau tidak.
(44)
commit to user BAB III PEMBAHASAN
A. Tinjauan Umum BPR Nguter Surakarta 1. Sejarah Singkat BPR Nguter Surakarta
BPR Nguter Surakarta adalah merupakan salah satu bank yang usahanya menghimpun dana dari masyarakat dalam betuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
BPR Nguter Surakarta diakuisisi (pengambil alihan kepemilikan suatu bank) dari PT BPR Dana Pogalan, yang mulai berdiri cukup lama yakni pada tahun 1991, dan pada tahun 2006 PT BPR Dana Pogalan diakuisisi menjadi BPR Nguter Surakarta, dengan surat keputusan tahun 2006 yaitu SK No: C-15541 HT.01.04 tahun 2006 akte pendirian dari notaris No.57 tanggal 16 Mei 2006. Setelah proses akuisisi BPR Nguter Surakarta mulai menjalankan kegiatan operasinya bulan Juli 2006, resmi menjadi BPR Nguter Surakarta pada tanggal 25 Juli 2006. Pada awal pendirian kompisisi kepemilikan saham dalam BPR ini adalah sebesar 60% untuk Tn Djoko P Sugoto, Ny. Augustine esther sebesar 35% dan sisanya sebesar 5% oleh Ny, Dwi Esti Nastiti. Kepemilikan tersebut berubah setelah pada tahun 2009 berdasarkan Rapat Umum Pemegang
(45)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
saham kepemilikan saha berubah menjadi Tn Djoko P Sugoto sebesar 60% dan Ny. Augustine Esther menjadi sebesar 40%.
Visi dari BPR Nguter Surakarta yaitu menjadikan BPR Nguter Surakarta menjadi BPR yang terdepan. Sedangkan misi dari BPR Nguter Surakarta yaitu meningkatkan kinerja BPR Nguter Surakarta yang sehat, professional, dan mampu bersaing serta berkesinambungan.
2. Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan
BPR Nguter Surakarta sangat memahami bahwa keberhasilan dan daya tahan sebuah perusahaan sangat ditentukan oleh sistem dan struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi berfungsi untuk mempermudah proses pencapaian tujuan dari bank. BPR Nguter Surakarta terdapat beberapa unit bagian kerja yang masing-masing mempunyai tugas yang berbeda-beda. Pada dasarnya struktur organisasi diperlukan agar ada pemisahan batas-batas atau wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian. Struktur organisasi BPR Nguter Surakarta dapat dilihat pada Gambar 4.1.
(46)
commit to user
Gambar 4.1 : Struktur Organisasi BPR Nguter Surakarta
Tugas dan wewenang dari masing-masing bagian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Direktur Utama
1) Menerjemahkan dan melaksanakan ketentuan-ketentuan dan
peraturan pemerintah dan bank Indonesia.
2) Merahasiakan hal-hal yang sifatnya dan atau sesuai denan peraturan atau instruksi komisaris wajib dirahasiakan, mentaati peraturan-peraturan dan perubahan-perubahan yang dilakukan oleh direksi.
3) Memelihara hubungan baik dengan nasabah, pejabat-pejabat pemerintah dan atau daerah, instansi-instansi pemerintah.
4) Menandatangani bukti-bukti pembukuan.
5) Memimpin dan mengkoordinasi seluruh kegiatan bagian-bagian di kantor bank.
6) Memimpin rapat dengan staf-staf.
Rapat Umum Pemegang Saham
Komisaris
Umum SPU
Pembukuan Teller Adm. Dana Adm. Kredit
Kabag Kredit
Pemasaran Direktur
(47)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
7) Memimpin laporan-laporan untuk bank Indonesia, direksi serta surat-surat untuk pihak ke III dengan ketentuan tanda tangan dilakukan bersama-sama dengan pejabat lain yang ditentukan oleh komisaris.
b. Direktur
1) Membantu direktur utama dalam melaksanakan tugasnya
memimpin kantor dan mewakilinya jika direktur utama berhalangan.
2) Menyusun RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) serta
berusaha mewujudkan target penerimaan dan pengendalian biaya. 3) Mengatur tugas seluruh karyawan dan staf agar masing-masing
bagian dapat melaksanakan tugasnya.
4) Mengawasi dan mengkoordinasi bagian operasional, akuntansi, umum dan personalia.
5) Bertanggung jawab terhadap:
a) Pelayanan terhadap nasabah atau tamu dengan baik, cepat dan bila perlu ikut membantu mempercepat pelayanan pada masyarakat.
b) Pembukuan atau penutupan kas tepat pada waktunya. c) Pemerikasaan saldo kas setiap hari.
6) Menandatangani cek atau giro bilyet atas bank-bank lain, surat-surat resmi kepada nasabah dan pihak ke III, laporan-laporan
(48)
commit to user
kepada bank Indonesia bersama-sama dengan direktur utama dan pejabat lain yang ditentukan oleh direksi.
7) Melakukan pengawasan intern dan berusaha mencegah
kemungkinan terjadinya kekurangan-kekurangan di bank. 8) Membina kerjasama yang baik antar bagian.
c. Kabag kredit
1) Memimpin, mengawasi dan mengkoordinasi petugas analisa kredit, administrasi kredit dan pelayanan nasabah dalam menjalankan tugas sehari-hari.
2) Melaksanakan rencana kerja dan anggaran perusahaan yang telah ditetapkan, baik mengenai penempatan dana maupun pengumpulan dana.
3) Menyiapkan daftar seluruh permohonan yang terjadi sasaran dari rencana kerjanya, jika mungkin dengan seluruh data yang relefan. 4) Melihat ulang terhadap pinjaman-pinjaman yang telah diberikan,
mengawasi kelancaran terhadap pinjaman-pinjaman yang telah diberikan, termasuk pembayaran bunga dan penyelesaian pinjaman saat jatuh tempo.
5) Mengadakan rapat diantara petugas-petugas pada bagian
marketing.
6) Memperhatikan dan mengawasi kelengkapan surat-surat pengikat pinjaman, pengikat jaminan akta nota riil dan meneliti surat-surat jaminan tentang keabsahan (keaslian).
(49)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
7) Merencanakan dengan jadwal yang telah ditentukan bersama analis kredit untuk mengunjungi calon nasabah.
d. Pemasaran
1) Menyusun rencana kerja dan anggaran kegiatan pemasaran serta memantau realisasi program.
2) Melakukan identifikasi kebutuhan nasabah atas produk atau jasa perbankan serta memasarkan produk dan jasa sesuai dengan kebutuhan nasabah.
3) Mengelola, menerima permohoan kredit serta melakukan
kunjungan kepada debitur atau calon debitur.
4) Membuat laporan atas kunjungan, mengumpulkan dan melakukan verifikasi data.
5) Melakukan analisa kredit, membuat pengusulan kredit dan surat keputusan kredit.
6) Memantau kegiatan usaha debitur, keberadaan barang jaminan, aktivitas rekening debitur dan prestasi pembayaran pokok atau bunga.
7) Memantau, menganalisa perkembangan realitas kredit dan
melakukan penagihan kredit bermasalah ke nasabah. e. Administrasi kredit
1) Menyelenggarakan berkas atau file dokumentasi kredit dan barang jaminan.
(50)
commit to user
2) Memantau dan memrelihara file dokumentasi kredit barang jaminan.
3) Memantau realisasi pembayaran hutang pokok dan bunga.
4) Menginformasikan kondisi data kredit kepada nasabah analis kredit atau kepala bagian pemasaran atau direksi.
5) Dengan persetujuan direksi membuat memo pemberitahuan
kebagaimana pembukuan mengenai status rekening kredit untuk perubahan sandi kolektibilitas.
6) Membuat laporan perkreditan yang diperlukan atau diharuskan perusahaan dan bank Indonesia
7) Memberikan informasi mengenai produk atau jasa perbankan. f. Administrasi dana
1) Petugas tabungan
a) Memproses pengajuan aplikasi pembukuan tabungan dan
meminta nasabah untuk menyetor uangnya ke kasir berdasarkan slip setoran tabungan yang telah dibuatkan.
b) Berdasarkan slip tabungan yang telah ada ditandatangani kasir, membuat buku tabungan dan kartu tabungan, memberi nomor rekening tabungan, mencatat jurnal setoran ke dalam kartu tabungan dan buku tabungan.
c) Menyerahkan buku tabungan kepada nasabah dan menerima paraf kartu tabungan kepada direktur atau pejabat yang ditunjuk.
(51)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
d) Menghitung bunga tabungan dan memindah bukukan ke tiap-tiap rekening penabung.
2) Petugas deposito
a) Memproses aplikasi pembukuan deposito berdasarkan aplikasi deposito yang dibuatnya.
b) Menerima formulir aplikasi pembukuan deposito dari kepala kasir dan membuat bilyet-bilyet deposito atas nama nasabah tersebut serta membuat bilyet deposito asli setelah ditanda tangani oleh direksi.
c) Mengatur kartu-kartu atau foto copy deposito, menghitung bunga deposito dan membuatkan nota-nota perhitungan bunga tiap-tiap bulannya.
d) Menyiapkan nota-nota bunga deposito untuk diserahkan kepada deposan pada saat pembayaran bunga.
e) Membuat slip kas keluar untuk pembayaran bunga deposito secara tunai dan membuat slip jurnal pemindah bukuan terhadap bunga deposito yang dipindahkan ke rekening tabungannya.
g. Sekretaris Personalia Umum (SPU)
1) Melaksanakan proses penerimaan pelamar-pelamar.
2) Mengawasi, melaksanakan penataan usahaan, menyiapkan dan menyimpan arsip kepegawaian.
(52)
commit to user
3) Mengawasi/melaksanakan pembayaran gaji serta tunjangan serta mengolah pinjaman pegawai.
4) Mengelola data personil, tiap karyawan secara lengkap dan menampung keluhan-keluhan karyawan untuk diteruskan kepada direksi baik lisan maupun tertulis.
5) Mengawasi permohonan pembelian, penggunaan, pemeliharaan
serta penata usahaan dari perlengkapan.
6) Melaksanakan rencana kerja sesuai dengan kebijaksanaan strategi yang digariskan direksi, memelihara hubungan komunikasi dan membina kerja sama yang baik ke atas ke bawah dan antar bagian.
7) Menghitung dan menyelesaikan pembayaran pajak karyawan (PPh)
tepat waktu serta membuat laporan evaluasi jam kerja lembur pegawai dari masing-masing bagian setiap bulan.
h. Teller
1) Melayani semua transaksi tunai dan pemindahan. 2) Memasukkan data transaksi baik kas maupun non kas.
3) Melakukan vertifikasi tanda tangan nasabah dan posisi saldo rekening nasabah.
4) Membuat laporan mutasi kas harian.
5) Menandatangani tanda terima setoran tunai/pemindahan.
6) Meminta persetujuan pejabat yang berwenang atas pengambilan di atas jumlah batas kewenangannya.
(53)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
8) Membuat laporan arus kas.
i. Pembukuan
1) Menyiapkan data keuangan baik berupa saldo buku besar, neraca, laporan laba serta laporan lainnya.
2) Mengatur, mengkoordinasi dan mengawasi pembagian kerja dalam
seksi pembukuan dan menjaga agar sistem pembukuan ditetapkan sebagaimana mestinya.
3) Menandatangani bukti-bukti pembukuan bersama direksi dan mencocokkan kartu-kartu nasabah dengan buku besar yang bersangkutan.
4) Mengawasi, menyimpan bukti-bukti otentik yang diperlukan sebagai pendukung dalam pembukuan.
5) Memerikasa kebenaran kode rekening, bukti-bukti pendukungnya, jumlah uang dan keabsahannya, kemudian membukukan ke dalam kartu buku besar/tambahan yang bersangkutan.
6) Membuat rekonsiliasi rekening bank berdasarkan data keuangan berupa buku besar.
7) Mengawasi, menyusun neraca harian dari buku besar, neraca bulanan untuk bank Indonesia, laporan likuiditas harian dan mingguan untuk keperluan intern atau bank Indonesia.
8) Menangani dan melaporkan data informasi mengenai kondisi dan posisi keuangan maupun rekening nasabah.
(54)
commit to user
9) Menganalisa neraca, posisi laba rugi dan memantau realisasi kerja dan anggaran perusahaan.
10)Menyiapkan data laporan finansiil, neraca harian, bulanan dan posisi laba rugi.
11)Membantu menyusun/membuat laporan bank, tingkat kesehatan bank menurut peraturan bank Indonesia.
12)Mengurus dan mengelola kas kecil guna keperluan/penyediaan dana untuk keperluan kantor/pegawai.
j. Umum
1) Mengurus dan menyediakan/membeli barang-barang untuk
keperluan kantor/pegawai dan membuat catatan tentang jumlah dan macam barang-barang inventaris kantor.
2) Melaksanakan peraturan dan tata cara perihal pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran alat tulis menulis, barang-barang cetakan dan persediaan kantor lainnya.
3) Mencatat semua penerimaan dan pengeluaran persediaan kantor ke dalam kartu persediaan serta membuat laporannya pada akhir bulan.
4) Menghubungi dan mengawasi pelaksanaan peralatan.
5) Mengurus dan mengatur pelaksanaan pembayaran pajak, jasa raharja dan perpanjangan STNK.
6) Membuka, menutup dan mengadakan pengecekan ulang atas
(55)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
7) Membersihkan lantai dan peralatan kerja serta menjaga kebersihan ruangan.
3. Gambaran Umum Debitur BPR Nguter Surakarta
Debitur dari BPR Nguter Surakarta sendiri kebanyakan dari wilayah Surakarta. Debitur dalam pengajuan kreditnya kebanyakan untuk tambahan modal, sedangkan untuk konsumsi sendiri lebih sedikit. Debitur yang mengajukan kredit pada BPR Nguter Surakarta menggeluti usaha yang berbeda-beda, misalnya pedagang, petani, Pegawai Negeri Sipil (PNS), kontraktor.
4. Produk dan Jasa Pelayanan
BPR Nguter Surakarta mempunyai beberapa produk dan jasa pelayanan yang disediakan bagi para nasabahnya, yaitu sebagai berikut: a. Kredit
Guna membiayai bisnis yang produktif atau peningkatan kesejahteraan keluarga melalui usaha kecil, BPR Nguter Surakarta menawarkan beberapa jenis kredit, antara lain:
1) Kredit installment/kredit angsuran
Kredit yang diberikan kepada debitur yang sudah memiliki usaha yang pasti dan berpenghasilan tiap bulannya. Bisaanya diberikan kepada pegawai negeri, pedagang, karyawan swasta. Bunga yang dibebankan tiap bulannya yaitu sebesar 2,75%. Perhitungan pokok dan perhitungan bunganya sebagai berikut:
(56)
commit to user
2) Kredit tetap
Kredit yang diberikan kepada debitur yang berpenghasilan tidak setiap bulan. Bisaanya diberikan kepada petani. Bunga dibebankan tiap bulannya sebesar 1,75%. Kredit ini hanya membayar bunganya saja tiap bulan. Jika pinjaman telah jatuh tempo maka debitur harus segera membayar bunganya beserta pokoknya.
b. Kredit Multiguna yang dapat dipergunakan oleh debitur untuk semua keperluan selain yang bersifat konsumtif.
c. Kredit Konsumtif, yaitu kredit yang dipergunakan untuk pembiayaan kebutuhan konsumsi sehari-hari.
d. Kredit pembiayaan pembelian kendaraan bermotor baik yang roda dua maupun roda empat maupun untuk pembelian motor besar. Untuk kendaraan roda dua hanya dipergunakan untuk tahun 1996 keatas sedangkan mobil untuk tahun 1990 keatas.
5. Prosedur Pemberian Kredit
BPR Nguter Surakarta memiliki prosedur dalam pemberian kredit yang harus dipenuhi oleh para debitur. Proses tersebut meliputi:
1. Permohonan kredit
Debitur datang ke bagian kredit untuk mengajukan permohonan kredit dengan menyertakan data-data sebagai berikut: a. Formulir permohonan kredit yang sudah diisi
(57)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
c. Foto copy jaminan: Jika jaminan BPKB
1) Foto copy KTP suami dan istri (3 lembar) 2) Foto copy kartu susunan keluarga (3 lembar)
3) Foto copy STNK (3 lembar)
4) Foto copy BPKB (3 lembar)
5) Foto copy buku KIR (untuk roda 4 jenis angkutan) 6) Kendaraan jaminan dan data asli harus dibawa Jika jaminan sertifikat tanah
1) Foto copy KTP suami dan istri (3 lembar) 2) Foto copy kartu susunan keluarga (3 lembar) 3) Foto copy sertifikat tanah (2 lembar)
4) Bukti pembayaran pajak tanah dan bangunan (SPPT) 5) Sertifikat aslinya harus dibawa
2. Analisis kredit
Setelah debitur memenuhi syarat-syarat kredit yang lengkap, maka petugas kredit akan melakukan wawancara yang meliputi:
a. Jenis kredit yang diajukan b. Tujuan penggunaan kredit
c. Sejarah atau latar belakang usaha d. Jaminan yang diberikan
e. Rencana pengembalian yang akan datang
(58)
commit to user
Pihak bank harus mengadakan kunjungan atau survey ke debitur untuk mendapatkan data atau informasi yang lebih detail dan terinci serta mencari tambahan informasi yang berkaitan dengan permohonan kredit. Data-data tersebut meliputi 6C yaitu character, capacity, capital, collateral, condition dan compliance dari debitur. Kemudian data tersebut dianalisa untuk mengetahui serta menentukan kesanggupan dan kesungguhan debitur dalam membayar kembali pinjaman sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam perjanjian kredit.
Petugas kredit akan menganalisa permohonan kredit tersebut berdasarkan analisis berbasis 6C, serta aspek-aspek lainnya dalam penilaian kredit. Hal tersebut didasarkan pada tujuan analisis kredit yaitu menyelidiki dengan baik secara kuantitatif dan kualitatif calon nasabah dan menentukan besar dan jenis kredit, kemauan dan kemampuan nasabah untuk mengembalikan pinjaman tepat waktu. 3. Keputusan kredit
Setelah proses analisis tersebut sudah dilaksanakan, maka petugas kredit dapat memutuskan, apakah kredit tersebut disetujui, ditolak, dikurangi, ditambah atapun diperpanjang.
4. Administrasi kredit
Permohonan kredit dapat dicairkan jika, didalam permohonan atau perpanjangan kredit secara tertulis telah memenuhi keabsahan dan persyaratan hukum yang dapat melindungi kepentingan bank, baik
(59)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
yang memuat besarnya kredit, jangka waktu kredit, suku bunga kredit, dan tata cara dan syarat pencairan, tata cara pembayaran kembali.
Kredit dapat dicairkan jika permohonan atau perpanjangan kredit telah ditanda tangani, pengikatan jaminan telah dilakukan, debitur telah melunasi biaya-biaya dan seluruh aspek yuridis telah memberikan perlindungan yang memadai, bagi bank.
Dalam perhitungan adminitrasi terbagi menjadi dua yaitu untuk kredit flat dan kredit menurun.
a. Kredit Dengan Bunga Pinjaman Menurun
Administrasi = (1% x pinjaman x lama pinjaman dalam bulan) Administrasi lainnya 1% x Jumlah Pinjaman
Materi Rp. 12.000 Tabungan Rp. 10.000.
Keterlambatan pembayaran angsuran akan dikenai denda 0,2% perhari dan biaya penagihan sebesar Rp. 50.000.
b. Kredit dengan Bunga pinjaman tetap.
Administrasi = (1,75% x pinjaman x lama pinjaman dalam bulan) Materi Rp. 12.000
Tabungan Rp. 10.000.
Keterlambatan pembayaran angsuran akan dikenai denda 0,2% perhari dan biaya penagihan sebesar Rp. 50.000.
(60)
commit to user
5. Pemantauan kredit
Setelah permohonan kredit disetujui, maka untuk
meminimalisir terjadinya kredit bermasalah, maka pihak bank sebaiknya melakukan pemantauan kredit. Pemantauan bukan hanya berusaha untuk mengukur dan mengawasi saja, akan tetapi seharusnya juga mengarah kepada analisa dan langkah tindak lanjut yang tepat untuk mencegah terjadinya kredit bermasalah.
6. Penanganan kredit bermasalah
Kredit bermasalah dapat disebabkan oleh keadaaan internal BPR (salah analisa, kurang pengawasan), debitur (produk yang dijual tidak laku, harga bahan baku meningkat terlalu tinggi, terjadi bencana/musibah), dan keadaan eksternal. Tindak lanjut yang harus dilakukan yaitu mengunjungi kembali tempat usaha yang dijalankan oleh debitur, memberikan surat peringatan kepada debitur, penyitaan barang jaminan, penjualan barang-barang jaminan untuk melunasi hutangnya, atau penjadwalan ulang dengan mengadakan perubahan syarat kredit yaitu menyangkut jadwal pembayaran beserta perubahan besarnya angsuran kredit.
Kredit bermasalah tidaklah selalu dapat diselamatkan baik secara damai atau secara hukum. Dalam penyelamatan kredit bermasalah, maka bank memilih kredit-kredit usaha yang lebih mudah diselamatkan terlebih dahulu. Bagi yang masih dapat diselamatkan dan diselesaikan, maka segera dilakukan langkah perbaikannya.
(61)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
B. Pembahasan
Kredit adalah percaya, dimana kreditur percaya kepada debitur maka sebelum kredit diberikan terlebih dahulu dilakukan analisis kredit. Analisis kredit mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor yang lainnya. Tujuan dilakukan analisis ini yaitu agar kreditur yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman.
Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih dahulu akan sangat membahayakan debitur, karena akan memunculkan timbulnya kredit macet. Penilaian kelayakan kredit dengan menggunakan alat analisis berbasis 6C digunakan dalam mengetahui Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition dan Compliance seorang debitur. Alat analisis ini dilakukan guna menentukan layak atau tidak kredit diberikan kepada debitur.
Pengajuan permohonan kredit kepada BPR Nguter Surakarta, debitur harus memberikan keterangan yang sebenarnya yang menyangkut 6C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition dan Compliance) dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan debitur dalam mengembalikan pinjaman/kewajibannya. Hasil dari analisis berbasis 6C tersebut dapat dijadikan sebagai dasar pihak bank dalam memberikan keputusan kredit. Untuk menimbulkan keyakinan terhadap kemampuan debitur kepada pihak bank, maka pihak bank mengadakan survey langsung ke lapangan untuk mengetahui benar atau tidaknya informasi yang telah diberikan oleh debitur.
(62)
commit to user
Kredit perorangan berupa kredit dengan pembayaran mencicil. Penghasilan tetap debitur merupakan sumber utama dana pembayaran cicilan. Dalam mengevaluasi kemampuan membayar kembali kredit, para analis kredit harus meneliti apakah jumlah penghasilan tetap cukup besar untuk menutup pengeluaran tetap bulanan mereka serta pelunasan pinjaman. Kredit perorangan bermasalah atau macet dapat terjadi karena berbagai hal, salah satunya yaitu tidak mematuhi standar persyaratan kredit yang ditetapkan oleh bank.
Penelitian ini menggunakan sampel sejumlah 5 responden/debitur. Data berikut akan menjelaskan tentang kelayakan kredit yang diberikan kepada debitur oleh BPR Nguter Surakarta.
1. Foto Copy “DEFI”
Adapun hasil survey yang didapat yaitu: Dengan stadar 7P, yang meliputi : a. Personality,
Dari poin ini terlihat bahwa pemilik fotocopu DEFI layak menerima kredit dilihat dari keperibadian dan hubungan dengan masyarakat sekitar.
(63)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
b. Party.
Fotocopy Defi merupakan pelanggan laba dari BPR ini dan juga dilihat dari kebutuhan modal yang diperlukan dianggap layak untuk menerima kredit.
c. Purpose.
Kebutuhan modal yang diperlukan dianggap sangat diperlukan untuk meningkatk persaingan dan kemampuan untk tetap survive.
d. Prospect
Kebutuhan untuk fotocopy dan alat tulis merupakan suatu usaha yang akan terus berkembang dan tetap dibutuhkan oleh masyarakat
khususnya perkantoran dan pendidikan. Sehingga prospek
perkembangan kedepan juga masih bagus. e. Payment.
Kemampuan pengembalian dana nasabah dapat dilihat dari laporan keuangan yang disampaikan oleh kreditur.
f. Profitability.
Kemampuan pengembalian usaha berhubungan dengan prospek usaha itu sendiri. Dalam hal ini Foftocopy Deffi dianggap mampu dan layak. g. Protection.
Kertersedian barang jaminan tidak saja dilihat dari jumlah namun juga dari nilai agunan yang diberikan. Dalam hal ini Fotocopy Defi dianggap layak.
(64)
commit to user
Selanjutnya kredit yang diajukan ditinjau juga dengan 6C
a. Character
Debitur adalah nasabah lama, ini merupakan pinjaman yang kedua. Dimana pembayaran pengembalian pinjaman yang pertama dilakukan sangat lancar. Didalam lingkungannya debitur tidak pernah terlibat dalam perkara hukum serta mempunyai sikap, karakter dan reputasi yang baik di dalam lingkungannya. Debitur memiliki dua orang anak dan seorang istri. Debitur sampai sekarang masih berumur 56 tahun. Anak pertama berumur 16 tahun dan yang kedua berumur 11 tahun. Rumah yang dimiliki sekarang merupakan rumah harta waris dari orang tua Bapak Agus. Hubungan dengan relasi bisnis kurang baik, dimana debitur pernah tidak memenuhi kewajibannya.
b. Capacity
Debitur menyelesaikan pendidikan terakhirnya di tingkat SMU, tepatnya SMU 1 Surakarta. Foto copy “DEFI” berdiri cukup lama yaitu pada tahun 2002 dengan usaha awalnya yaitu percetakan, setelah ±1 tahun berjalan usaha percetakan ini mengalami kemunduran (bangkrut). Pada awal tahun 2004, Pak Agus mendirikan usaha lagi yaitu Play Station (PS). Setelah ± 1 tahun berjalan usaha PS ini juga mengalami kebangkrutan. Foto copy “DEFI” mulai menjalankan usahanya pada September 2005 sampai sekarang dengan menjalankan usaha foto copy. Usaha ini hanya dikerjakan oleh anggota keluarga sendiri. Konsumen yang datang tidak banyak, rata-rata tiap bulan
(65)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
hanya 60 orang saja. Total angsuran kredit yang harus dibayar setiap bulannya adalah sebesar Rp. 308.333,00.
Pendapatan foto copy rata-rata Rp. 550.000,00
Pendapatan toko rata-rata Rp. 450.000,00 (+)
Total omzet penjualan Rp. 1.000.000,00
Biaya transportasi Rp. 50.000,00
Biaya listrik Rp. 100.000,00
Biaya telepon Rp. 60.000,00
Biaya rumah tangga Rp. 500.000,00 Biaya lain-lain Rp. 25.000,00 (+)
Total pengeluaran Rp. 735.000,00 (-)
Penghasilan bersih Rp. 265.000,00
c. Capital
Usaha foto copy ini menghasilkan laba yang sedikit. Modal yang dimiliki debitur merupakan modal sendiri dan modal pinjaman, dimana modal sendiri yang dipakai sebesar Rp.4.500.000,00 sedangkan modal pinjaman yang digunakan sebesar Rp.5.000.000,00.
d. Collateral
Agunan yang dijadikan sebagai jaminan kredit berupa sepeda motor Suzuki Shogun-125 atas nama Bapak Agus Purnomo. Kondisi dari jaminan tersebt sangatlah baik sekali, dimana onderdilnya masih lengkap. Jaminan yang diajukan oleh Pak Agus merupakan sepeda motor milik sendiri, yang dibeli pada tahun 2005. Jaminan ini memiliki nilai jual pada sekarang masih relatif standart dengan nilai Rp.7.500.000,00.
(66)
commit to user
e. Condition
Persaingan antar sesama pengusaha masih dalam batas kewajaran. Prospek usaha kurang bagus, hal ini disebabkan karena lokasi usaha debitur kurang strategis. Pesaing yang mengancam foto copy “DEFI” yang berlokasi di sekitar usaha debitur masih sedikit.
f. Compliance
Debitur tidak pernah memiliki catatan kriminal dalam kepolisian. Debitur juga mematuhi peraturan yang ada di bank, yaitu memenuhi persyaratan permohonan kredit dengan lengkap.
Adapun data yang didapat dari usulan kredit yang diajukan oleh debitur yaitu:
a) Identitas
Nama : Bapak Agus Purnomo
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. P Diponegoro No. 98 Surakarta
b) Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan:
Usul plafond : Rp. 5.000.000,00
Tujuan kredit : tambahan modal usaha
Bentuk kredit : kredit installment
Jangka waktu : 2 tahun
Bunga kredit : 2,75 % per bulan
(67)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
c) Putusan kredit
Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat diputuskan bahwa permohonan kredit tidak disetujui atau ditolak.
Keputusan pemberian kredit pada kasus Bapak Agus Purnomo oleh bank yaitu memutuskan bahwa permohonan kreditnya diterima. Hal tersebut berdasarkan:
a. Penghasilan bersih yang diterima tiap bulan tidak dapat mengcover angsuran kredit tiap bulannya.
b. Kurang melakukan kegiatan pemasaran. Hal ini terlihat dari sedikitnya konsumen yang datang.
c. Barang yang dijadikan sebagai jaminan, kurang memberikan
nilai harga pasar yang mendukung tingkat pengembalian kredit. Hal ini berdasarkan pada plafond kredit yang diajukan sebesar Rp. 5.000.000,00 sedangkan nilai pasar sepeda motor tahun 2005 sekarang kurang lebih Rp. 7.500.000,00.
Agar tidak terjadi kesenjangan antara pihak bank dan debitur maka pihak bank melakukan pemberitahuan penerimaan permohonan kredit melalui surat, hal ini bertujuan supaya hubungan yang terjalin antara nasabah dengan debitur tetap terjalin dengan baik.
2. Perusahan Genteng “Melati Putih” Adapun hasil survey yang didapat yaitu: Dengan stadar 7P, yang meliputi :
(68)
commit to user
a. Personality,
Dari poin ini terlihat bahwa pemilik layak menerima kredit dilihat dari keperibadian dan hubungan dengan masyarakat sekitar.
b. Party.
Perusahaan ini memang bukang pengguna jasa dari BPR, namun pengajuan kredit ini adalah pengajuan kredit yang ketiga, dimana sebelumnya pembayaran kredit selalu tepat dan tidak bermasalah.
c. Purpose.
Kebutuhan modal yang diperlukan dianggap sangat diperlukan untuk meningkatk persaingan dan kemampuan untk tetap survive.
d. Prospect
Daya saing genteng local kurang bagus dibandingkan dengan produk yang ada saat ini. Selain itu pengerjaan yang masih tradisional merupakan suatu hal yang dipertimbangkan oleh BPR.
e. Payment.
Kemampuan pengembalian dana nasabah dapat dilihat dari laporan keuangan yang disampaikan oleh kreditur.
f. Profitability.
Kemampuan pengembalian usaha berhubungan dengan prospek usaha itu sendiri. Dalam hal ini perusahaan genteng dianggap kurang mampu.
(69)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
g. Protection.
Kertersedian barang jaminan tidak saja dilihat dari jumlah namun juga dari nilai agunan yang diberikan. Dalam hal ini perusahaan dianggap layak.
Selanjutnya kredit yang diajukan ditinjau juga dengan 6C
a. Character
Debitur adalah nasabah lama. Didalam lingkungannya debitur tidak pernah terlibat dalam perkara hukum serta mempunyai sikap dan reputasi yang baik di dalam lingkungannya. Debitur sampai sekarang masih berusia 45 tahun. Debitur memiliki seorang istri dan 3 orang anak. Anak pertama berusia 17 tahun, anak kedua berumur 14 tahun dan anak ketiga berumur 10 tahun. Rumah yang ditinggali sekarang merupakan rumah milik sendiri. Hubungan dengan relasi bisnis sangat baik sekali. Debitur dibank ini tidak hanya meminjam kredit saja melainkan juga sebagai nasabah bank tersebut.
b. Capacity
Debitur menyelesaikan pendidikan terakhir di SMU, tepatnya SMU 1 Durenan. Usaha ini sudah berdiri sejak 4 tahun yang lalu. Usaha ini memiliki manajemen yang sangat baik, hal ini terbukti dengan adanya banyaknya pesanan barang dari konsumen. Meskipun sekarang banyak saingannya, akan tetapi perusahaan ini tetap mengutamakan prinsip usahanya yaitu pelayanan yang baik dan kualitas genteng yang bagus. Hal ini disebabkan karena daerah Gandusari merupakan pusatnya
(1)
commit to user
Melalui reconditioning (persyaratan kembali), yaitu melakukan perubahan atas sebagian atau seluruh persyaratan perjanjian, yang tidak terbatas hanya kepada perubahan jadwal angsuran, atau jangka waktu kredit saja. Tetapi perubahan kredit tersebut tanpa memberikan tambahan kredit atau tanpa melakukan konversi atas seluruh atau sebagian dari kredit menjadi equity perusahaan.
Melalui restructuring (penataan kembali), yaitu upaya berupa melakukan perubahan syarat-syarat perjanjian kredit berupa pemberian tambaha kredit, atau melakukan konversi atas seluruh atau sebagian kredit menjadi perusahaan, yang dilakukan dengan atau tanpa rescheduling atau reconditioning
Restrukturisasi Kredit adalah upaya perbaikan yang dilakukan Bank dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya, yang dilakukan antara lain melalui:
1. Penurunan Suku Bunga Kredit; 2. Perpanjangan Jangka Waktu Kredit; 3. Pengurangan Tunggakan Bunga Kredit; 4. Pengurangan Tunggakan Pokok Kredit; 5. Penambahan fasilitas Kredit; dan atau
6. Konversi Kredit menjadi Penyertaan Modal Sementara
Sebagaimana diketahui dalam praktek penyelesaian masalah kredit macet diawali dengan upaya – upaya dari bank sebagai pihak kreditur dengan berbagai cara antara lain dengan melakukan penagihan langsung
(2)
commit to user
oleh bank kepada debitur yang bersangkutan atau mengupayakan agar debitur menjual agunan kreditnya sendiri untuk pelunasan kreditnya di bank.
Apabila penyelesaian sebagaimana tersebut diatas tidak berhasil dilaksanakan, pada umumnya upaya yang dilakukan bank dilakukan melalui prosedur hukum. Sehubungan dengan hal tersebut, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku terdapat beberapa lembaga dan berbagai sarana hukum yang dapat dipergunakan untuk mempercepat penyelesaian masalah kredit macet perbankan.
Pengaruh kelembagaan terhadap kelancaran penyelesaian krisis perbankan menunujukkan pengaruh yang penting. Krisis perbankan membebani fiskal terutama apabila dilaksanakan kebijakan seperti rekapitalisasi perbankan, bantuan likuiditas, dan jaminan pemerintah yang eksplisit terhadap lembaga-lembaga keuangan, serta penerapan kelonggaran atas peraturan prudensial.
Dari hasil penelitian yang dilakukan hingga akhir bulan Maret 2012, BPR Nguter Surakarta telah berhasil menyalurkan rata-rata 73% dari plafond kredit yang dianggarkan dan denga jumlah nasabah lebih dari 6.000 orang. Untuk lebih jelasnya rekapitulasi kredit dan jumlah nasabah dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
(3)
commit to user
Tabel 4.1 Penyaluran Kredit Oleh BPR Nguter Surakarta
Jenis Kredit Nasabah (orang) Plafon Kredit
(Rp) Baki Kredit (Rp)
Modal Kerja 650 48.293.600.000 41.035.116.903
Investasi 3 34.000.000 14.660.431
Kredit Kepemilikan Rumah 1 8.000.000 8.000.000
Kredit Kendaraan 5.863 47.234.114.150 30.155.649.235
Kredit Konsumtif 468 5.542.970.000 3.834.069.899
(4)
commit to user
79
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis ambil dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. BPR adalah lembaga keuangan mikro yang dapat dikatakan sebagai
sebuah bank kecil yang tetap mengacu ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk bank pada umumnya yang disesuaikan dengan peratuan perundangan yang berlaku di Indonesia. Pada awalnya keberadaan BPR Nguter hanya sebagai sarana untuk menolong pengusaha kecil dan menengah yang merasa kesulitan untuk perhubungan dengan pihak Bank karena persyaratan administrasi yang ada. Perkembagan usaha dan kemajuan, serta kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat membuat BPR Nguter bisa berkembang dan maju seperti saat ini.
2. Debitur yang mendapatkan kredit dari bank lebih banyak dibandingkan
dengan yang tidak mendapatkan kredit, yang mendapat kredit sebesar 100% atau sejumlah sebanyak 5 orang.
3. Evaluasi kelayakan kredit dilakukan dengan cara melihat perkembangan
usaha yang dilakukan debitur, sekaligus juga telah mendapatkan kredit mengalami peningkatan atau tidak. Jika usaha tersebut mengalami peningkatan berarti debitur tersebut benar-benar layak untuk mendapatkan
(5)
commit to user
80
kredit, selain itu pihak bank juga tidak salah dalam memberikan kredit. Jika terjadi sebaliknya maka akan menimbulkan suatu kredit bermasalah, yang dapat merugikan pihak bank, untuk meminimalisir hal tersebut maka pihak bank harus teliti dan lebih hati-hati dalam memberikan kredit.
4. Kehati-hatian dalam proses pemberian kredit juga harus dilaksanaan dalam
penilaian jaminan yang diberikan oleh debitur, terutama untuk jaminan yang bukan atas nama sendiri. Jaminan ini biasanya berupa sertfikat yang masih atas nama orang tua, dalam permasalahan tersebut BPR mensyaratkan surat kuasa dari orang tua yang namanya tercantum dalam sertifikat tersebut.
5. Penanganan kredit tidak lancar yang dapat menjadi kredit macet perlu
penanganan khusus untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Dalam penyelesaian kredit macet tersebut BPR Nguter Surakarta selalu berdasarkan peraturan perundangan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam penyelesaian kredit. Langkah penyitaan dan lelang merupakan langkah terakhir yang dilakukan jika langkah-langkah persuasif lainya tidak dapat dilakukan, dan hingga saat ini BPR Nguter Surakarta belum pernah melakukan penyitaan dan pelelanga terhadap asset debitur pada BPR Nguter Surakarta. Namun sebelum dilakukan penyitaan terhadap asset nasabah, maka debitur akan diberi beberapa pilihan penyelesaian sesuai dengan kemampuan dari debitur yang bersangkutan opsi yang dapat dilakukan adalah penjadwalan ulang terhadap masa jatuh
(6)
commit to user
81
tempo, penghapusan sebagaian hutang dan pemberian keringanan terhadap denda yang dilakukan oleh BPR Nguter Surakarta.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi debitur agar dalam pengajuan kredit terhadap kreditur disesuaikan
dengan kemampuan membayar kembali pinjamannya.
2. BPR Nguter Surakarta diharapkan dapat meminimalisir terjadinya kredit
bermasalah, sehingga BPR Nguter Surakarta dapat mewujudkan visinya, yaitu menjadikan BPR Nguter Surakarta menjadi BPR yang terdepan.