Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Teknik Analisis Data

commit to user 65

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian Arikunto, 2002: 96. Dalam penelitian ini ada 2 dua variabel yang diungkap, yaitu: 1. Desentralisasi fiskal adalah adanya pemisahan yang semakin tegas dan jelas dalam urusan keuangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah baik dalam sisi anggaran maupun penerimaan dan pengeluaran, meliputi: a. Dana Perimbangan DP Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi, diukur dengan indikator: dana bagi hasil dalam rupiah, dana alokasi umum dalam rupiah, dan dana alokasi khusus dalam rupiah. b. Lain-lain Pendapatan LP Lain-lain pendapatan adalah seluruh pendapatan daerah selain PAD dan dana perimbangan, diukur dengan indikator: pendapatan yang ditetapkan pemerintah dalam rupiah dan lain-lain pendapatan dalam rupiah. c. Pendapatan Asli Daerah PAD Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan commit to user 66 peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, diukur dengan indikator: pajak daerah dalam rupiah, retribusi daerah dalam rupiah, bagian laba usaha daerah dalam rupiah, dan lain- lain pendapatan asli daerah yang sah dalam rupiah. 2. Belanja pembangunan adalah belanja pembangunan yang ditujukan untuk membiayai proses perubahan yang merupakan kemajuan dan perbaikan menuju ke arah yang ingin dicapai, diukur dengan indikator: belanja penunjang dan belanja modal dalam rupiah yang diprogramkan dalam setiap sektor maupun subsektor.

E. Teknik Analisis Data

1. Analisis statistik deskriptif Analisis ini menggunakan alat-alat seperti rata-rata mean, median, nilai maksimum, dan nilai minimum. Analisis ini ditujukan untuk memberikan gambaran awal tentang Dana Perimbangan, Lain-lain Pendapatan, Pendapatan Asli Daerah, dan Belanja Pembangunan selama tahun 2005-2009. 2. Analisis Korela si Product Moment Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antar dua variabel atau lebih Sugiono, 2010: 224. Lebih lanjut Sugiono mengatakan bahwa arah dinyatakan dalam bentuk hubungan positif dan negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. commit to user 67 Hubungan dua variabel atau lebih dikatakan hubungan positif, bila nilai suatu variabel ditingkatkan, maka akan meningkatkan variabel yang lain, dan sebaliknya bila suatu variabel diturunkan maka akan menurunkan nilai variabel yang lain. Hubungan dua variabel atau lebih dikatakan hubungan negatif, bila nilai suatu variabel dinaikkan, maka akan menurunkan variabel yang lain, dan sebaliknya bila suatu variabel diturunkan maka akan menaikkan nilai variabel yang lain. Teknik korelasi Product Moment digunakan untuk mencari hubungan secara parsial antara variabel X dengan variabel Y. Rumus korelasi product moment dari Pearson yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Sugiono, 2010: 228: { } { } å å å å å å å - - - = 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r xy Keterangan : r xy = koefisien korelasi X = Skor hasil variabel bebas Y = Skor hasil variabel terikat N = Jumlah Subyek. Hasil uji ini akan diketahui koefisien korelasi Product Moment r. Setelah r diketahui, untuk menguji taraf signifikansi tidaknya, dikonsultasikan dengan harga r tabel Product Moment dengan taraf signifikansi 5 . Jika harga koefisien r hitung sama dengan atau lebih besar dari harga r tabel, berarti hipotesis dalam penelitian ini diterima, dan sebaliknya jika harga koefisien r hitung tidak sama dengan atau lebih kecil dari harga r tabel, maka hipotesis ditolak. commit to user 68 Kuatnya hubungan antar variabel dinyatakan dalam koefisien korelasi. Koefisien korelasi positif terbesar = 1 dan koefisien korelasi negatif terbesar = -1, sedangkan yang terkecil adalah 0. Bila hubungan dua variabel atau lebih tersebut mempunyai koefisien korelasi = 1 atau -1, maka hubungan tersebut sempurna Sugiono, 2010: 226. Menurut Sugiono 2010: 231, untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan, maka dapat berpedoman pada ketentuan sebagai berikut: Tabel 3.1 Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui tingkat keeratan dari hubungan dua variabel. Sedangkan angka yang menunjukkan kuat tidaknya hubungan antara dua variabel disebut dengan koefisien korelasi yang dinotasikan dengan “r”. Nilai koefisien korelasi adalah – 1 ≤ r ≤ 1. Jika r = –1, maka antara dua variabel mempunyai hubungan negatif “sangat” erat. Jika r = 1, maka antara dua variabel mempunyai hubungan positif “sangat” erat Jika r = 0, maka antara dua variabel tidak mempunyai hubungan. Jika r semakin mendekati angka – 1 atau 1, maka antara dua variabel mempunyai hubungan yang kuat atau erat. Sedangkan jika r lebih mendekati ke angka 0, maka antara dua variabel mempunyai hubungan yang tidak kuat atau tidak erat. commit to user 69

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Karakteristik dan Preferensi Masyarakat terhadap Empat Populasi Kembang Kertas ( Zinnia elegans Jacq.) | Hayuatmaja | Vegetalika 25347 51482 1 PB

0 0 14

KAJIAN ASPEK BUDIDAYA DAN IDENTIFIKASI KERAGAMAN MORFOLOGI TANAMAN KELAPA (Cocos nucifera L.) DI KABUPATEN KEBUMEN | Aristya, Djoko Prajitno, Supriyanta, Taryono | Vegetalika 1606 2986 1 PB

0 1 15

Karakterisasi dan Analisis Daya Hasil Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Sebagai Pohon Induk | Puji Lestari, Supriyanta, Nasrullah | Vegetalika 1389 2629 1 PB

0 0 13

CV Supriyanta

0 0 1

Keragaan dan Keragaman Tanaman Bunga Kertas (Zinnia elegans Jacq) Generasi M5 Hasil Irradiasi Sinar X | Gunawan, Aziz Purwantoro, dan Supriyanta | Vegetalika 5757 9810 1 PB

0 0 14

Karakterisasi Ubikayu Lokal (Manihot utilissima L.) Gunung Kidul | Ihsan Rosyadi, Toekidjo, Supriyanta | Vegetalika 5152 8734 1 PB

0 0 13

Analisis Hubungan Antar Komponen Hasil dan Hasil Wijen (Sesamum indicum L.) pada Nitrogen yang Berbeda | Hermawan, Taryono dan Supriyanta | Vegetalika 1594 2933 1 PB

0 1 14

Tanggapan Dua Puluh Lima Kultivar Padi (Oryza sativa L.) Terhadap Infeksi Cendawan Mikoriza Arbuskular | A. Winata, Panjisakti Basunanda, Supriyanta | Vegetalika 5157 8754 1 PB

0 0 11

REALISME HUKUM DAN KRITIKNYA TERHADAP POSITIVISME HUKUM Oleh : SUPRIYANTA Dosen Fak Hukum UNISRI Surakarta ABSTRAK - REALISME HUKUM DAN KRITIKNYA TERHADAP POSITIVISME HUKUM

0 0 15

STANDAR INTERNASIONAL PERLINDUNGAN ANAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA Oleh : Supriyanta Fakultas Hukum Universitas Slamet Riyadi Surakarta superpriangmail.com ABSTRAK - STANDAR INTERNASIONAL PERLINDUNGAN ANAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

0 0 8