HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DAN PRESTASI AKADEMIK DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS XII DI SMK BHAKTI UTAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011/2012

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DAN PRESTASI AKADEMIK DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA

KELAS XII DI SMK BHAKTI UTAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh

ABDURACHMAN SAPUTRA UTAMA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kebugaran jasmani dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani, seberapa besar hubungan antara prestasi akademik dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani dan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kebugaran jasmani dan

prestasi akademik dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani pada siswa kelas XII di SMK Bhakti Utama Bandar Lampung.

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode korelasi. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian, yaitu kebugaran jasmani dan prestasi akademik dan hasil belajar pendidikan jasmani siswa yang diperoleh dari nilai akademik Penjaskes semester I tahun pelajaran 2010/2011. Kemudian

kebugaran jasmani diukur dengan tes TKJI yang terdiri dari beberapa rangkaian tes seperti: a) lari 60 meter, b) gantung angkat tubuh untuk putra dan gantung siku tekuk untuk putri, c) baring duduk 60 detik, d) loncat tegak, dan 5) lari 1200 meter untuk putra dan lari 1000 meter untuk putri.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kebugaran jasmani dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani didapat koefisien korelasi = 0,835 ,terdapat hubungan yang signifikan antara prestasi akademik dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani, hal itu terbukti korelasi antara prestasi akademik dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani didapat koefisien korelasi = 0,809 dan terdapat hubungan yang signifikan antara kebugaran jasmani dan prestasi akademik dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani, hal itu terbukti hasil korelasi didapat koefisien korelasi ganda = 0,884 artinya ada hubungan yang positif/ sangat kuat. Maka tolak Ho artinya ada hubungan yang signifikan antara kebugaran jasmani dan prestasi akademik secara bersama-sama dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani dan kontribusi 78,15 %.


(2)

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DAN PRESTASI AKADEMIK DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA

KELAS XII DI SMK BHAKTI UTAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh

ABDURACHMAN SAPUTRA UTAMA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program studi pendidikan jasmani dan kesehatan Jurusan ilmu pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(3)

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DAN PRESTASI AKADEMIK DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA

KELAS XII DI SMK BHAKTI UTAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh

ABDURACHMAN SAPUTRA UTAMA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1. Kerangka Pikir Hubungan Kebugaran Jasmani dan Prestasi Akademik

Hasil Belajar Siswa ... 24

2. Tes Lari 60 Meter ... 32

3. Gantung Angkat Tubuh ... 33

4. Tes Angkat Siku Tekuk ... 34

5. Tes Baring Duduk ... 35

6. Tes Loncat Tegak ... 36

7. Tes Lari Jarak Sedang ... 37

8. Diagram Batang Kebugaran Jasmani ... 42


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 5

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Rumusan Masalah ... 10

D. Tujuan Penelitian ... 11

E. Manfaat Penelitian ... 11

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran Jasmani ... 12

1. Pengertian Kebugaran Jasmani ... 12

2. Komponen-komponen Kebugaran Jasmani ... 14

3. Pentingnya Latihan Kebugaran Jasmani ... 17

B. Prestasi Akademik ... 17

C. Teori pendidikan Jasmani ... 19

1. Pendidikan Jasmani ... 19

2. Pentingnya Pendidikan Jasmani ... 20

3. Hasil Belajar Pendidikan Jasmani ... 21

D. Kerangka Pemikiran ... 24

E. Hipotesis Penelitian ... 25

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 26

A. Jenis Penelitian ... 26

B. Populasi dan Sampel ... 28

1. Populasi ... 28

2. Sampel ... 28

C. Variabel Penelitian ... 28

D. Definisi Operasional Variabel ... 29

1. Hubungan ... 29

2. Kebugaran Jasmani ... 29

3. Prestasi Akademik ... 30

4. Hasil Belajar ... 30

5. Pendidikan Jasmani ... 31


(6)

F. Instrumen Penelitian ... 32

G.Teknik Analisis data ... 37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 39

1. Variabel Kebugaran Jasmani ... 39

2. Variabel Hasil Belajar Penjaskes ... 42

B. Pengujian Hipotesis ... 43

C. Pembahasan ... 50

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 39

2. Distribusi Frekuensi Kebugaran Jasmani ... 41

3. Distribusi Frekunsi Hasil Belajar Penjaskes ... 42

4. Hubungan Kebugaran Jasmani dengan Hasil Belajar Penjaskes ... 44


(8)

Motto hidup :

“Katakanlah, Ya Allah yang memiliki kerajaan, Engkau

berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan

Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki.

Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau

hinakan orang yang Engkau kehendaki. Ditangan Engkaulah

segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau maha kuasa atas

segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan

Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan

yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati

dari yang hidup. Engkau beri rezeki kepada siapa saja yang

Engkau kehendaki tanpa hisab. “

(QS. Ali Imran: 26-27)


(9)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Usman Adam, M.Pd. …………

Sekretaris : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. …………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Wiyono, M.Pd. …………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003


(10)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Abdurachman Saputra Utama NPM : 0513051037

Tempat tanggal lahir : Tanjung karang, 13 Maret 1986

Alamat : Jln. Hos. Cokroaminoto No 30/303 Kebon Jahe Bandar Lampung Kode Pos 35119

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Hubungan Kebugaran Jasmani dan Prestasi Akademik Dengan Hasil Belajar Pada Siswa

Kelas XII Di SMK Bhakti Utama Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012 adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 29 November s.d 15 Desember 2011. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Apabila ternyata tidak benar maka saya bersedia menerima sangsi yang telah ditetapkan.

Bandar Lampung, September 2012


(11)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah, SWT. Atas Nikmat –Nya yang berlimpah kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Skripsi ini penulis persembahkan

kepada almarhumah Ummi yang sangat penulis sayangi

kepada Abati yang telah memberikan doa, cinta dan kasih sayangnya agar penulis berhasil mencapai cita-cita dan sukses dunia akhirat. Uti Lidya, Mas Abas, Uni Acum , Ses Cis , Bang Joni, keponakanku Ayyasy, Yaya, Ifah, Hilmy, Abi dan Aisyah yang sangat penulis sayangi,

terima kasih atas perhatian dan motivasinya sehingga membuat penulis menjadi tegar untuk berusaha menyelesaikan skripsi ini.

Almamater-ku FKIP Unila,


(12)

Judul Skripsi : Hubungan Kebugaran Jasmani dan Prestasi

Akademik Dengan Hasil Belajar Pada Siswa

Kelas XII Di SMK Bhakti Utama Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012

Nama Mahasiswa : Abdurachman Saputra Utama

Nomor Pokok Mahasiswa : 0513051037

Program Studi : Penjaskes

Jurusan : Ilmu pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Drs. Usman Adam, M.Pd. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd.

NIP 19520229 198303 1 004 NIP 19581210 198712 1 001

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharudin Risyak, M.Pd. NIP 19510507 198103 1 002


(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjungkarang pada tanggal 13 Maret 1986. Anak keempat dari empat bersaudara pasangan Abati Hi .Achmad Sjukrie Delmi,AR,S.E dan Ummi Hj. Dra. Dahlia Sari (Alm).

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Taman Kanak-Kanak di TK Asyiah Buthanul Atfal tamat pada tahun 1993, melanjutkan Sekolah Dasar di SDN 2 Enggal tamat tahun 1999, kemudian menempuh pendidikan Menengah Pertama di SMPN 1 Tanjungkarang tamat pada tahun 2002 dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMAN 10 Bandarlampung tamat tahun 2005. Pada tahun 2005 penulis menjadi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang ditempuh melalui jalur SPMB.


(14)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia. Skripsi dengan judul ”Hubungan antara Kebugaran Jasmani dan Prestasi Akademik Dengan Hasil Balajar Pendidikan Jasmani Pada Siswa kls XII di SMK Bhakti Utama Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Usman Adam, M.Pd selaku Pembimbing pertama yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis

2. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku Pembimbing kedua sekaligus pembimbing akademik yang juga telah memberikan bimbingan dan pengarahan serta kepercayaan kepada penulis

3. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung sekaligus penguji utama.

4. Bapak . Dr. Hi. Bujang Rahman, M.S selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung.

6. Abang Prof.Dr. Ir. Wan Abas Zakaria, M.S yang telah memberikan banyak perhatian dan motivasinya dalam mengerjakan skripsi ini.

7. Akas Dr. Muhammad Thoha Sampurna Jaya, M.S yang telah banyak membantu dalam mengerjakan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

9. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.


(15)

10. Kepala SMK Bhakti Utama Bandar Lampung yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian ini pada siswa kelas XII tahun ajaran 2011/2012

11. Siswa-siswi SMK Bhakti Utama Bandar Lampung kelas XII tahun pelajaran 2011/2012 terimakasih atas waktu dan kerjasamannya

12. Teman-teman seperjuangan angkatan 2005, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, 20 September 2012 Penulis


(16)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan nasional itu sendiri berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan nasional yang diharapkan dapat tercapai jika pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan memberdayakan semua komponen dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan

pendidikan. Pendidikan juga harus diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran, oleh karena itulah proses pendidikan adalah berlangsung


(17)

2 sepanjang hayat. Hal ini berarti pembinaan peserta didik dilakukan secara

bertahap dan berkesinambungan, dimulai dari jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai dengan pendidikan tinggi.

Pada setiap jenjang pendidikan tersebut disusun suatu kurikulum yang mengacu pada standar nasional pendidikan. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pendidikan agama; pendidikan kewarganegaraan; bahasa; matematika; ilmu pengetahuan alam; ilmu pengetahuan sosial; seni dan budaya; pendidikan jasmani dan olahraga; keterampilan/kejuruan; dan muatan lokal, sedangkan dalam kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat tentang pendidikan agama; pendidikan kewarganegaraan; dan juga bahasa. Tujuan pengembangan kurikulum dengan memuat berbagai aspek pendidikan di dalamnya adalah untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Demikian halnya dengan Pendidikan Jasmani sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa dapat melalui instrumen di bidang keolahragaan. Olahraga dapat menjadi salah satu kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial agar terwujud masyarakat yang maju, adil, makmur, sejahtera, dan demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sesuai dengan tujuan Pendidikan Jasmani itu sendiri yaitu mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berpikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga.


(18)

3 Pendidikan Jasmani merupakan wahana pengembangan motorik, pengetahuan, dan penghayatan nilai-nilai moral serta membiasakan hidup sehat. Pada dasarnya pendidikan jasmani menurut Djamil (1995:1) ialah suatu bagian dari pendidikan secara keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental, social serta emosional yang serasi, selaras, dan seimbang. Hasil yang diharapkan dari pendidikan jasmani adalah selain penguasaan berbagai keterampilan gerak dasar juga kondisi fisik atau sederajat sehat yang baik, sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa.

Fungsi pendidikan jasmani menurut Purnomo (Buletin Kesjas Edisi 2/th/1995:8), yaitu: (1) meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang meliputi kebugaran jasmani dan kesehatan, (2) meningkatkan ketangkasan dan

keterampilan, (3) meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan, (4) menambah kehidupan sosial yang kreatif dan reaktif.

Tingkat kebugaran jasmani yang prima pada pengembangan jiwa pribadi peserta didik secara utuh. Berbagai manfaat yang diperoleh dari proses pembelajaran Pendidikan Jasmani seperti disiplin, sportivitas, dan mampu berperilaku hidup sehat dalam kehidupan di sekolah maupun di masyarakat. Maka dari itu Pendidikan Jasmani merupakan sebuah investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia Indonesia. Hasil yang diharapkan itu akan dicapai setelah masa yang cukup lama, karena itu upaya pembinaan warga

masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan olahraga membutuhkan kesabaran dan keikhlasan untuk berkorban.


(19)

4

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berdampak besar pada cara kerja manusia dalam upaya meningkatkan profesionalisme dan kualitasnya untuk mampu berkompetisi agar dapat mencapai kemajuan yang diharapkan. Dampak lainnya adalah gejala kemerosotan kebugaran jasmani di kalangan anak-anak di seluruh dunia sudah merupakan gejala umum. Penyebab utama adalah mereka kurang aktif bergerak karena keterbatasan waktu dan kesempatan untuk berlatih jasmani, selain itu anak-anak lebih asyik melakukan permainan di komputer, video games, dan disertai pula dengan pola makan yang tidak sehat sehingga beresiko menurunkan fungsi organ (degeneratif).

Karena itu sungguh beralasan untuk menjadikan pembinaan kesegaran jasmani sebagai salah satu fokus yang harus menjadi kepedulian siswa sebagai upaya untuk meningkatkan kesehatan dan selanjutnya untuk mencapai hasil belajar siswa. Untuk itu sangat penting untuk mengarahkan pada pengetahuan pentingnya berolahraga, mengingat bahwa seseorang akan mampu melakukan aktivitas dengan baik jika ia memiliki tingkat kebugaran yang baik. Jika seseorang sadar akan pentingnya olahraga dalam kehidupannya sehari-hari, maka ia akan meluangkan waktunya untuk berolahraga agar tubuh selalu bugar dan aktivitas belajar siswa berjalan lancar.

Apabila tubuh selalu bugar maka segala sesuatu yang dikerjakan akan berhasil dengan baik. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar tubuh selalu bugar, mulai dari hanya melakukan pelemasan-pelemasan sederhana dirumah atau melakukan jogging, bersepeda, renang, dan olahraga gym. Tujuan olahraga itu


(20)

5 sendiri adalah agar dapat memperoleh kebugaran tubuh, meningkatkan kesegaran jasmani, atau meningkatkan prestasi dan hasil belajar di bidang olahraga tersebut.

Secara formal belajar dapat didefinisikan sebagai tingkah laku yang dikaitkan dengan kegiatan sekolah. Belajar merupakan fisik atau badaniah yang hasilnya berupa perubahan-perubahan dalam fisik itu, misalnya, dapat berlari,

mengendarai, berjalan, dan sebagainya. Belajar selain merupakan aktivitas fisik juga merupakan kegiatan rohani atau psikis.

Belajar tidak hanya mengenai bidang intelektual, akan tetapi mengenai seluruh pribadi anak. Perubahan kelakuan karena mabuk bukanlah hasil belajar. Pendapat lain mengatakan bahwa belajar merupakan bentuk pertumbuhan dan

perkembangan dalam diri seorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Seorang dikatan belajar apabila di asumsikan dalam diri seorang tersebut mengalami suatu proses kegiatan belajar yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Dijelaskan pula bahwa belajar adalah suatu kegiatan dimana seseorang menghasilkan atau membuat suatu perubahan tingkah laku yang ada dalam dirinya dalam pengetahuan, sikap dan ketrampilan, sudah barang tentu tingkah laku tersebut adalah tingkah laku yang positif artinya mencari kesempurnaan hidup. Belajar itu sendiri terdiri dari berbagai tipe yaitu: (1) menghafal dalam pelajaran dengan sedikit tanpa memahami artinya, misalnya rumus-rumus matematika; (2) memperoleh pengertian-pengertian yang sederhana, seperti kenyataan empat di tambah lima semua berjumlah sembilan; (3) menemukan dan memahami hubungan yang menghendaki respon-respon logis dan benar-benar psikologis. Memahami


(21)

6 beberapa konsep yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan kegiatan fisik dan badaniah yang akan mengubah tingkah laku seseorang yang didapat dari hasil pengalaman dan latihan yang bersifat positif.

Hasil belajar pada dasarnya adalah hasil yang dicapai dalam usaha penguasaan materi dan ilmu pengetahuan yang merupakan suatu kegiatan yang menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Melalui belajar dapat diperoleh hasil yang lebih baik.

Belajar berarti mengubah tingkah laku. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Suhardiman (1988) bahwa belajar adalah mengubah tingkah laku. Belajar akan membantu terjadinya suatu perubahan pada diri individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya dikaitkan dengan perubahan ilmu pengetahuan,

melainkan juga berbentuk percakapan, ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri. Belajar menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang, prestasi belajar pada hakekatnya merupakan hasil dari belajar sebagai rangkaian jiwa raga. Psikofisik untuk menuju

perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, efektif dan prestasi motorik.

Prestasi belajar sebagai suatu hasil belajar akan menjangkau tiga ranah atau matra seperti yang dikemukakan oleh Bloom dalam Dimyati, (2002), yaitu ranah

kognitif, efektif, dan psikomotorik dimana ranah tersebut dipenuhi menjadi beberapa jangkauan kemampuan. Jangkauan kemampuan ranah kognitif tersebut adalah meliputi (1) pengetahuan dan ingatan (knowledge); (2) Pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh (coprehention); (3) penerapan (application) ; (4)


(22)

7 menguraikan, menentukan hubungan (analysis); (5) mengorganisasikan,

merencanakan membentuk bangunan baru (syntesis), dan (6) menilai evaluation). Termasuk kedalam ranah afektif (affective) adalah; (1) sikap menerima

(receiving); (2) partisipasi (participation); (3) menentukan penilaian (valuing); (4) mengorganisasi (organization); dan (5) pembentukan pola hidup

(characterization).

Sedangkan ranah psikomotor menurut Simpson dalam Dimyati, (2002) meliputi: (1) persepsi; (2) kesiapan; (3) gerakan terbimbing; (4) gerakan yang terbiasa; (5) gerakan kompleks; (6) pentesuaian pola gerakan; (7) kreativitas. Dengan

demikian hasil belajar dapat dikatakan sempurna apabila target jangkauan mengenai pencapaian tingkat sebagaimana yang telah diasebutkan sesuai denga tujuan belajar yang diharapkan siswa.

Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimum yang telah dicapai oleh siswa setelah mengalami proses belajar mengajar dalam mempelajari materi pelajaran tertentu. Hasil belajar tidak mutlak berupa nilai saja, akan tetapi dapat berupa perubahan atau peningkatan sikap, kebiasaan, pengetahuan, keuletan, ketabahan, penalaran,kedisiplinan, ketrampilan dan sebagaimana yang menuju pada perubahan positif. Prestasi belajar menunjukkan kemampuan siswa yang sebenarnya yang telah mengalami proses pengalihan ilmu pengetahuan dari seseorang yang dapat dikatakan dewasa atau memiliki pengetahuan kurang. Walaupun sebenarnya prestasi ini bersifat sesaat saja, tetapi sudah dapat dikatakan bahwa siswa tersebut benar-benar memiliki ilmu pada materi atau bahasan


(23)

8 jauh siswa dapat menangkap , memahami, memiliki materi pelajaran tertentu. Atas dasar itu pendidik dapat menentukan strategi belajar-mengajar yang lebih baik, terutama yang berhubungan dengan hasil belajar pendidikan jasmani.

Dengan demikian peningkatan hasil belajar pendidikan jasmani diharapkan dapat ditransfer secara positif ke dalam kemampuan belajar kognitif. Hal ini diharapkan tercermin dari meningkatnya hasil prestasi belajar siswa. Melalui pendidikan jasmani dan olahraga diharapkan para siswa dapat lebih mudah menguasai konsep-konsep dan keterampilan yang lainnya, sehingga terjadi transfer hasil belajar pendidikan jasmani yang positif terhadap penguasaan konsep-konsep dan keterampilan bidang studi lainnya.

Pendidikan jasmani dengan pengayaan program kurikuler diharapkan akan sangat bermakna dalam peningkatan prestasi belajar guna mendukung pencapaian hasil belajar pendidikan jasmani pada umumnya.

Hasil belajar pendidikan jasmani sangat berkaitan erat dengan prestasi belajar dan kebugaran tubuh siswa. Jika hasil balajar pendidikan jasmani baik, maka secara otomatis tingkat kebugaran tubuh juga baik dan akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Namun permasalahan yang dihadapi pada umumnya kurangnya pemahaman siswa tentang maksud dan tujuan pendidikan jasmani sehingga pada proses pembelajaran belum semua antusias untuk beraktivitas jasmani. Selain itu permasalahan yang sering muncul adalah kurangnya

pemahaman siswa tentang pentingnya tubuh bugar dan sehat, padahal jika siswa bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani maka


(24)

9 siswa akan memperoleh prestasi dan hasil belajar pendidikan jasmani yang baik di sekolah.

Berdasarkan hasil observasi di SMK Bhakti Utama pada saat melaksanakan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) siswa kelas XII, rata-rata tingkat kebugaran jasmani siswa masih rendah. Hasil tes TKJI ini juga berbanding lurus dengan hasil belajar siswa, rata-rata nilai siswa belum mencapai standar ketentuan sekolah. Siswa dinyatakan berhasil atau tuntas dalam mengikuti proses pembelajaran jika mencapai nilai 70.

Penulis mengidentifikasi penyebab rendahnya tingkat kebugaran jasmani siswa adalah terbatasnya alokasi waktu pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah yang hanya 2X40 menit sekali dalam seminggu, kemudian didukung dengan pola hidup siswa yang kebanyakan tidak memanfaatkan waktu luang untuk berolahraga di luar jam sekolah. Penulis menyimpulkan perlu adanya latihan kondisi fisik yang teratur dan kontinue sehingga tingkat kesegaran jasmani siswapun

meningkat. Kesegaran jasmani akan memberikan manfaat yang sangat baik dalam kapasitas belajar, kesehatan, dan ketahanan terhadap penyakit. Dengan tingkat kebugaran jasmani yang optimal maka hasil belajar Pendidikan Jasmanipun diharapkan juga dapat meningkat.

Atas latar belakang inilah, penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Kebugaran Jasmani dan Prestasi Akademik dengan Hasil Belajar PenjaskesPada Siswa Kelas XII di SMK Bhakti Utama Bandar Lampung”. Dengan harapan dapat meningkatkan kebugaran jasmani dalam upaya daya kerja


(25)

10 atau belajar siswa sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya sebagai seorang pelajar secara optimal untuk mendapatkan hasil yang baik.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Masih rendahnya tingkat kebugaran jasmani siswa kelas XII di SMK Bhakti Utama kurang.

2. Sebagian besar siswa kelas XII di SMK Bhakti Utama belum mencapai standar ketentuan sekolah yaitu nilai 70.

3. Kurangnya kesadaran siswa untuk memanfaatkan waktu luang dengan berolahraga.

C. Rumusan Masalah

Sesuai latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan antara kebugaran jasmani dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani pada siswa kelas XII di SMK Bhakti Utama Bandar Lampung.

2. Apakah ada hubungan antara prestasi akademik dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani pada siswa kelas XII di SMK Bhakti Utama Bandar Lampung.

3. Apakah ada hubungan antara kebugaran jasmani dan prestasi akademik dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani pada siswa kelas XII di SMK Bhakti Utama Bandar Lampung.


(26)

11

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka adapun tujuan dari penelitian ini : 1. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kebugaran jasmani

dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani pada siswa kelas XII di SMK Bhakti Utama Bandar Lampung.

2. Mengetahui seberapa besar hubungan antara prestasi akademik dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani pada siswa kelas XII di SMK Bhakti Utama Bandar Lampung.

3. Mengetahui seberapa besar hubungan antara kebugaran jasmani dan prestasi akademik dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani pada siswa kelas XII di SMK Bhakti Utama Bandar Lampung.

E .Manfaat Penelitian

Ada pun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa sehingga mempertinggi prestasi hasil belajarnya.

2. Bagi Guru

Sebagai bahan pemikiran guru Pendidikan Jasmani dalam usaha meningkatkan hasil belajar juga ikut meningkat.

3. Bagi peneliti

Peneliti memperoleh pengetahuan serta dapat mengetahui secara empiris hubungan kebugaran jasmani dan prestasi akademik dengan hasil belajar


(27)

12 Pendidikan Jasmani pada siswa kelas XII di SMK Bhakti Utama Bandar Lampung.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Objek penelitian : Hasil belajar Pendidikan Jasmani, tingkat kebugaran jasmani dan prestasi akademik

Subjek penelitian : Siswa Kelas XII tahun pelajaran 2011/2012 di SMK Bhakti Utama Bandar Lampung.


(28)

13

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebugaran Jasmani

1. Pengertian Kebugaran Jasmani

Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani. Menurut Safrit (1994: 146) ada dua definisi yang bisa digunakan. Dari sudut pandang fisiologis, kebugaran jasmani adalah kapasitas untuk dapat

menyesuaikan diri terhadap latihan yang melelahkan dan pulih dari akibat latihan tersebut. Definisi kebugaran jasmani yang lebih umum adalah kemampuan untuk dapat melaksanakan tugas sehari-hari dengan semangat, tanpa rasa lelah yang berlebihan, dan dengan penuh energi melakukan dan menikmati kegiatan pada waktu luang dan dapat menghadapi keadaan darurat bila datang.

Menurut Sudoso Sumodisarjono (1989), kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas sehari-hari dengan mudah tanpa

merasakan lelah yang berlebihan, serta masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya untuk keperluan-keperluan mendadak.

Kemudian dari hasil rumusan pada seminar kesegaran jasmani yang


(29)

16-14

20 Maret 1971 di Jakarta dalam Nurhasan (2001: 132), memaparkan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.

Berdasarkan pengertian tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa bila seseorang memiliki kebugaran jasmani yang tinggi maka ia dapat melakukan kegiatan lebih sempurna sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya. Dan untuk mempertahankan kesegaran jasmani maka diperlukan banyak latihan yang teratur.

2. Komponen–Komponen Kebugaran Jasmani

Kriteria kebugaran jasmani ditentukan oleh dua komponen yaitu komponen kesehatan dan komponen keterampilan. Komponen kebugaran jasmani terdiri dari 4 hal pokok, yaitu; a. cardiovaskular endurance (daya tahan kardiovaskuler), b. muscular endurance and strength (daya tahan dan kekuatan otot), c. body

composition (keseimbangan pertumbuhan tubuh), dan d. flexibility (kelentukan). (Hafen dalam Ichsan, 1988: 55). Sedangkan komponen keterampilan terdiri dari 5 hal pokok, yaitu; a. muscular power (kekuatan otot), b. agility (kelincahan), c. speed (kecepatan), d. muscle bulk (ketebalan otot), dan e. posture (bentuk tubuh). (Wynder dalam Ichsan, 1988: 55)

Menurut Clark dalam Nurhasan (2001: 133) unsur-unsur yang merupakan komponen inti dalam kebugaran jasmani meliputi : (a) kekuatan otot, (b) daya tahan otot dan (c) daya tahan kardio-vaskular. Sedangkan menurut Johnson dan Nelson dalam Nurhasan (2001), bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam


(30)

15

kebugaran jasmani meliputi: kekuatan, daya tahan otot, daya tahan cardioaskular dan fleksibilitas.

Mengacu kepada batasan mengenai kebugaran jasmani dan pendapat para pakar mengenai unsur-unsur yang terdapat dalam kebugaran jasmani, maka dapat dikemukakan bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam lingkup kebugaran jasmani meliputi : 1) kekuatan, 2) daya ledak (power), 3) kecepatan, 4) kelenturan, 5) daya tahan otot, 6) daya tahan kardio-respiratori.

Menurut M. Sajoto (1995) aspek-aspek kondisi fisik adalah satu kesatuan yang utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja baik dalam peningkatan maupun pemeliharaan kondisi fisik. Komponen kondisi fisik itu meliputi :

a. Kekuatan (strength) adalah komponen fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.

b. Daya tahan (endurance) dalam hal ini dikenal dua macam. Pertama adalah daya tahan umum (general endurance) yaitu kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru, dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan pekerjaan secara terus-menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot dengan intensitas dalam waktu yang cukup lama. Kedua adalah daya tahan otot (local endurance) yaitu kemampuan seseorang untuk mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus-menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.

c. Daya ledak otot (muscular power) kemampuan seseorang untuk


(31)

16

sependek-pendeknya. Dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa daya otot = kekuatan X kecepatan.

d. Kecepatan (speed) kemampuan seseorang dalam mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu sesingkat-singkatnya.

e. Daya lentur (flexibility) seseoraang dalam penyesuaian diri dalam aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas. Hal ini sangat mudah ditandai dengan tingkat flexibility persendian pada seluruh tubuh.

f. Kelincahan (aglility) adalah kemampuan seseorang merubah posisi di area tertentu.

g. Koordinasi (coordination) adalah kemampuan seseorang mengintegrasi bermacam-macam gerakan yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif.

h. Keseimbangan (balance) Kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ saraf otot.

i. Ketepatan (accuracy) adalah seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bagian tubuh. j. Reaksi (reaction) adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak

secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera, saraf, atau perasaan lainya. Seperti dalam mengantisipasi datangnya bola, Sajoto, (1995: 8-11).

Untuk memperbaiki kesegaran jasmani komponen- komponen tersebut harus dilatih. Jika hanya melatih satu komponen saja. Tidak dapat memperbaiki


(32)

17

kesegaran jasmani seluruhnya. Maka guru pendidikan jasmani perlu menyusun program latihan yang mencangkup komponen- komponen tersebut sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.

3. Pentingnya Latihan Kebugaran Jasmani

Para siswa seharusnya diajarkan dan dididik untuk memahami faktor yang mengandung resiko bagi kesehatannya. Dan mendapat pengetahuan mengenai ancaman terhadap kesehatan, akibat kurang gerak. Kepada mereka perlu

ditanamkan pemahaman tentang manfaat yang dapat dieroleh dari partisipasi aktif dalam aktivitas jasmani di sepanjang hayat.

Menurut Lutan, dkk (2002: 11) Latihan jasmani secara teratur mendatangkan manfaat : 1. Terbangun kekuatan dan daya tahan otot, seperti juga kekuatan tulang dan persendian, selain mendukung performa baik dalam olahraga maupun non olahraga 2. Meningkatkan daya tahan aerobic 3. Meningkatkan fleksibilitas 4. Membakar kalori yang memungkinkan tubuh terhindar dari kegemukan 5. Mengurangi stress 6. Meningkatkan rasa bahagia dan berguna.

Secara singkat dapat dikatakan, seseorang yang aktif berolahraga atau rajin melakukan aktivitas jasmani akan memperolah banyak keuntungan karena selain mempertinggi daya kerja, kegiatan yang teratur ini bermanfaat juga untuk mencegah penyakit.

B. Prestasi Akademik

Prestasi Akademik merupakan kesuksesan individu yang diperoleh dalam kegiatan pendidikan di sekolah untuk semua mata pelajaran yang dinyatakan


(33)

18

dalam nilai-nilai kuantitatif berupa angka yang tertulis di dalam rapor dengan rentang nilai dari satu hingga sepuluh. Dalam hal ini nilai yang digunakan adalah jumlah nilai semua mata pelajaran subjek dalam kurun waktu tertentu, yaitu kurun waktu catur wulan. Rentang nilai kumulatif tersebut tergantung pada jumlah mata pelajaran.

Menurut Sobur (2006) bahwa prestasi belajar merupakan perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku, ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu dan tidak disebabkan proses pertumbuhan tetapi adanya situasi belajar. Sedangkan Setiawan (2006) menjelaskan prestasi akademik adalah istilah untuk menunjukkan suatu pencapaian tingkat keberhasilan tentang suatu tujuan karena suatu usaha belajar telah dilakukan oleh seseorang secara optimal.

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar individu. Menurut Rola (2006) terdapat empat faktor yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar yaitu : 1. Pengaruh keluarga dan kebudayaan. Besarnya kebebasan yang diberikan orangtua kepada anaknya, jenis pekerjaan orangtua dan jumlah urutan anak dalam keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan prestasi. Produk-produk kebudayaan pada suatu daerah seperti cerita rakyat, sering

mengandung tema prestasi yang bisa meningkatkan semangat. 2. Peranan konsep diri. Konsep diri merupakan bagaimana individu berpikir tentang dirinya sendiri. Apabila individu percaya bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, maka individu akan termotivasi untuk melakukan hal tersebut sehingga berpengaruh dalam tingkah lakunya. 3. Pengaruh dari peran jenis kelamin. Prestasi akademik yang tnggi biasanya diindentikkan dengan maskulinitas, sehingga banyak wanita


(34)

19

yang belajar tidak maksimal khususnya jika wanita tersebut berada di antara pria. Pada wanita terdapat kecenderungan takut akan ksuksesan, yang artinya pada wanita terdapat kekhawatiran bahwa dirinya akan ditolak oleh masyarakat apabila dirinya memperoleh kesuksesan namun sampai saat ini konsep tersebut masih diperdebatkan. 4. Pengakuan dan prestasi. Individu akan berusaha keras jika dirinya merasa diperdulikan oleh orang lain. Dimana prestasi sangat dipengaruhi oleh peran orang tua, keluarga dan dukungan lingkungan tempat dimana individu berada. Individu yang diberi dorongan untuk berprestasi akan lebih realistis dalam mencapai tujuannya.

Sobur (2006) menjelaskan bahwa individu yang memiliki keinginan untuk berprestasi tinggi adalah individu yang memiliki standar berprestasi, memiliki tanggung jawab pribadi atas apa yang dilakukannya, lebih suka bekerja pada situasi dimana dirinya mendapat umpan balik sehingga dapat diketahui seberapa baik tugas yang telah dilakukannya.

C. Teori Pendidikan Jasmani 1. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan melalui aktivitas jasmani mengandung pengertian bahwa tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktivitas jasmani. Tujuan pendidikan ini umumnya menyangkut aspek kognitif, afektif,


(35)

20

dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut dapat dibentuk melalui aktivitas jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga.

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan

keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien, dan efektif. (Kurikulum Penjas, 2004)

2. Pentingnya Pendidikan Jasmani

Beban belajar di sekolah begitu berat dan menekan kebebasan anak untuk

bergerak. Kebutuhan anak untuk bergerak lebih leluasa tidak bisa dipenuhi karena keterbatasan waktu dan kesempatan. Lingkungan sekolah tidak menyediakan wilayah yang menarik untuk dijelajahi. Pendidikanpun lebih mengutamakan prestasi akademis. Faktor kehidupan di rumah dan lingkungan luar sekolah ikut memberikan pengaruh pada anak. Kebiasaan yang buruk seperti anak kurang bergerak karena asyik menonton TV atau video game membuat kebugaran anak semakin menurun. Sejalan dengan itu semakin diperparah oleh pengetahuan dan kebiasaan makan yang buruk sehingga beresiko menurunkan fungsi organ (degeneratif).


(36)

21

Disinilah pentingnya Pendidikan Jasmani, Pendidikan Jasmani menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan, mencoba kegiatan yang sesuai minat anak dan menggali potensi dirinya. Melalui Pendidikan Jasmani anak-anak menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna dan merangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial, dan moral.

3. Hasil Belajar Pendidikan Jasmani

Belajar adalah suatu perubahan yang relatif pemanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktik atau latihan. (Nana Sujana. 1991: 5)

Menurut Thorndike dalam Arma Abdulllah dan Agus Manadji (1994: 162) belajar adalah asosiasi antara kesan yang diperoleh alat indera (stimulus) dan impuls untuk berbuat (respons). Ada tiga aspek penting dalam belajar, yaitu hukum kesiapan, hukum latihan dan hukum pengaruh.

a. Hukum kesiapan

Berarti bahwa individu akan belajar jauh lebih efektif dan cepat bila ia telah siap atau matang untuk belajar dan seandainya ada kebutuhan yang dirasakan. Ini berarti dalam aktivitas pendidikan jasmani guru seharusnyalah dapat menentukan materi-materi yang tepat dan mampu dilakukan oleh anak. Guru harus

memberikan pemahaman mengapa manusia bergerak dan cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif. Sehingga kegiatan belajar akan memuaskan.


(37)

22

b. Hukum latihan

Kegiatan belajar dalam pendidikan diperoleh dengan melakukan. Melakukan berulang-ulang tidak berarti mendapatkan kesegaran atau keterampilan yang lebih baik. Melalui pengulangan yang dilandasi dengan konsep yang jelas tentang apa yang harus dikerjakan dan dilakukan secara teratur akan menghasilkan kemajuan dalam pencapaian tujuan yang dikehendaki. Ini berarti guru harus menerapkan latihan atau pengulangan dengan penambahan beban agar meningkatnya kesegaran jasmani anak, dengan memperhatikan pula fase pertumbuhan dan perkembangan anak.

c. Hukum pengaruh

Bahwa seseorang individu akan lebih mungkin untuk mengulangi pengalaman-pengalaman yang memuaskan daripada pengalaman-pengalaman-pengalaman-pengalaman yang

mengganggu. Hukum ini seperti yang berlaku pada pendidikan jasmani

mengandung arti bahwa setiap usaha seharusnya diupayakan untuk menyediakan situasi-situasi agar siswa mengalami keberhasilan serta mempunyai pengalaman yang menyenangkan dan memuaskan. Guru harus merencanakan model-model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, akan lebih baik jika disesuaikan dengan fase pertumbuhan dan perkembangan anak, pada usia remaja, anak akan menyukai permainan, bermain dengan kelompok-kelompok dan menunjukkan prestasinya sehingga mendapat pengakuan diri dari orang lain.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengalaman dan puncak proses belajar. Maka sesuai dengan batasan


(38)

23

masalah dalam penelitian ini maka hasil belajar yang dituju dalam penelitian ini adalah peningkatan kebugaran jasmani siswa, menyangkut aspek daya tahan aerobik, kekuatan dan daya tahan otot, fleksibilitas dan kecepatan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat penulis simpulkan hasil belajar Pendidikan Jasmani adalah adanya perubahan atau peningkatan keterampilan yang

menyangkut kognitif, afektif dan terutama psikomotor setelah anak melakukan aktivitas jasmani, sehingga pada akhirnya tercapailah kebugaran jasmani yang menunjang pelaksanaan aktivitasnya sehari-hari.

D. Kerangka Pikir

Aktifitas seseorang akan sangat dipengaruhi oleh tingkat kebugaran jasmani individunya, begitu juga dalam hal belajar.Keberhasilan dalam belajar dapat terpenuhi jika seseorang memiliki energi atau tenaga untuk dapat melaksanakan aktivitas belajar tersebut, dengan konsentrasi dan juga simpanan energi yang cukup. Maka kebugaran disini jelas mengambil peranan penting dalam hal daya tahan seseorang untuk beraktivitas. Adapun komponen-komponen fisik dasar yang mendukungnya tersebut meliputi banyak hal seperti daya tahan, kekuatan, power, kecepatan, kelentukan, reaksi, keseimbangan, ketepatan ataupun

koordinasi yang baik.

Salah satu tujuan diberikannya pelajaran bidang studi pendidikan jasmani di sekolah adalah untuk mempertinggi tingkat kebugaran jasmani siswa. Kebugaran jasmani merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Segala aktifitas manusia apabila dijalankan dengan tubuh dalam keadaan bugar dan sehat hasilnya


(39)

24

akan lebih baik daripada apabila dikerjakan dengan tubuh dalam keadaan tidak bugar atau tidak sehat.

Kebugaran jasmani merupakan salah satu aspek fisik dari kabugaran

keseluruhan.Selain dipengaruhi aktifitas fisik seseorang kebugaran jasmani juga turut mempengaruhi aktifitas psikis termasuk intelektual seseorang.

Prestasi akademik dan hasil belajar pendidikan jasmani siswa salah satunya dipengaruhi oleh kebugaran jasmani, apabila tubuh bugar dan sehat maka pencapaian prestasi siswa akan berjalan secara optimal.

Berdasarkan alur pemikiran diatas, maka skema kerangka pikir penelitian ini adalah sebagai berikut :

.

Gambar 1. Kerangka Pikir hubungan kebugaran Jasmani dan Prestasi akademik dengan hasil belajar siswa kelas XII SMK Bhakti Utama Bandar Lampung

E. Hipotesis

Menurut Arikunto (2006 : 71) hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Kebugaran Jasmani

(X1) Hasil belajar

pendidikan jasmani

(Y) Prestasi

akademik (X2)


(40)

25

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara kebugaran jasmani dengan hasil

belajar Pendidikan jasmani pada siswa kelas XII di SMK Bhakti Utama Bandar Lampung

H2 : Ada hubungan yang signifikan antara prestasi akademik dengan hasil

belajar Pendidikan jasmani pada siswa kelas XII di SMK Bhakti Utama Bandar Lampung

H3 : Ada hubungan yang signifikan antara kebugaran jasmani dan prestasi

akademik dengan hasil belajar Pendidikan jasmani pada siswa kelas XII di SMK Bhakti Utama Bandar Lampung


(41)

27

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi.

Menurut Kartini Kartono metodologi penelitian adalah ajaran mengenai metode-metode dipergunakan dalam proses penelitian. Sedangkan menurut Winarno

Surachman metodologi adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang jalan atau cara mendapatkan sesuatu (dalam hal ini data) dengan menggunakan tekhnik serta alat-alat yang sistematis dalam rangka mendapatkan suatu hasil yang diinginkan.

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah metode korelasi . Dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto (2002) penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa erat hubungan, serta berarti atau tidak hubungan itu. Sedangkan Sukardi (2003) penelitian korelasi adalah penelitian yang bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan dan seberapa jauh hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Riduwan (2005 : 49) penelitian korelasi adalah penelitian yang bertujuan untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan dan seberapa jauh hubungan antara dua variabel atau lebih.


(42)

28 Berdasarkan pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa penelitian

korelasi adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Dan dalam penelitian ini akan dicari hubungan dari kebugaran jasmani dan prestasi akademik dengan hasil belajar pendidikan jasmani pada siswa SMK Bhakti Utama.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 130) Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Populasi penelitian ini adalah : siswa kelas XII di SMK Bhakti Utama Bandar Lampung sejumlah 150 orang.

2. Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 131) Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Sebaliknya jika subjeknya lebih besar dari 100 dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 %. Maka pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah 20 % dari populasi dengan teknik pengambilan sampel adalahrandom samplingyaitu 30 siswa, masing-masing kelas diambil 6 siswa secara acak. Jadi sampel penelitian ini adalah sebanyak 30 orang.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah gejala bervariasi, gejala adalah objek penelitian, jadi variabel adalah objek bervariasi (Suharsimi Arikunto, 2002 : 99). Dalam penelitian ini menggunakan variabel bebas dan variabel terikat, yaitu :


(43)

29 1. Variabel bebas ialah kebugaran jasmani disimbolkan dengan X1 dan

Prestasi akademik X2.

2. Variabel terikat ialah hasil belajar pendidikan jasmani disimbolkan dengan Y.

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional menurut Husaini Usman (2008:7) ialah petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur. Untuk menyamakan persepsi mengenai variabel yang akan diukur dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. Hubungan

Menurut KBBI (2005 : 358), hubungan adalah keadaan berhubungan atau sangkut paut. Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 251) bahwa penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu. Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya

hubungan antara dua variabel atau lebih. Arah dinyatakan dalam bentuk hubungan positif dan negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. (Sugiyono, 2008: 224)

2. Kebugaran Jasmani

Menurut Sudoso Sumodisarjono (1989), kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas sehari-hari dengan mudah tanpa merasakan lelah yang berlebihan, serta masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya untuk keperluan-keperluan mendadak. Sedangkan menurut dalam Nurhasan


(44)

30 (2001: 132), kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Jadi dalam penelitian ini diharapkan bila seseorang memiliki kebugaran jasmani yang tinggi maka ia dapat melakukan kegiatan lebih sempurna sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.

3. Prestasi Akademik

Menurut Sobur (2006) bahwa prestasi akademik merupakan perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku, ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu dan tidak disebabkan proses

pertumbuhan tetapi adanya situasi belajar. Sedangkan Setiawan (2006) menjelaskan prestasi akademik adalah istilah untuk menunjukkan suatu pencapaian tingkat keberhasilan tentang suatu tujuan karena suatu usaha belajar telah dilakukan oleh seseorang secara optimal.

4. Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengalaman dan puncak proses belajar.


(45)

31

5. Pendidikan Jasmani

Dalam Kurikulum Penjas (2004) dijelaskan bahwa Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien, dan efektif.

6. Hasil belajar Pendidikan Jasmani

Hasil belajar Pendidikan Jasmani adalah adanya perubahan atau peningkatan keterampilan yang menyangkut kognitif, afektif dan

terutama psikomotor setelah anak melakukan aktivitas jasmani, sehingga pada akhirnya tercapailah kebugaran jasmani yang menunjang

pelaksanaan aktivitasnya sehari-hari.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data (Suharsimi Arikunto 192 : 188). Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian, yaitu kebugaran jasmani dan prestasi akademik dan hasil belajar pendidikan jasmani siswa yang diperoleh dari nilai akademik Penjaskes


(46)

32 semester I tahun pelajaran 2010/2011. Kemudian kebugaran jasmani diukur dengan tes TKJI yang terdiri dari beberapa rangkaian tes seperti: a) lari 60 meter, b) gantung angkat tubuh untuk putra dan gantung siku tekuk untuk putri, c) baring duduk 60 detik, d) loncat tegak, dan 5) lari 1200 meter untuk putra dan lari 1000 meter untuk putri.

1. Lari Cepat Untuk Putra dan Putri 60 Meter.

Tujuan : mengukur kecepatan lari seseorang

Alat/fasilitas : a) lintasan lurus, rata dan tidak licin; 2) peluit, 3) stop wacth, 4) bendera start dan tiang pancang, dan 5) Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis

Pelaksanaan : Testee berdiri di belakang garis start dengan sikap start berdiri, pada waktu diberi aba-aba “ya”, testee lari ke depan secepat mungkin untuk menempuh jarak 60 meter. Pada saat testee sampai finish, stopwatch dihentikan.

Skor : Skor hasil tes yaitu waktu yang dicapai untuk menempuh jarak 60 meter. Waktu dicatat sampai persepuluh detik.


(47)

33

2. Gantung angkat tubuh untuk putra 60 detik dan gantung tekuk siku untuk putri maksimal 60 detik.

Tujuan : mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan bahu Alat/fasilitas :a) lantai yang rata dan bersih, b) palang tunggal, yang

tinggi rendahnya dapat diatur sehingga testee dapat bergantung, c) stop watch dan d) formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis

Pelaksanaan :Untuk putra : Testee bergantung pada palang tunggal, sehingga kepala, badan dan tungkai lurus. Kemudian testee mengangkat tubuhnya, dengan membengkokkan kedua lengan, sehingga dagu menyentuh atau melewati palang tunggal, kemudian kembali kesikap semula. Lakukan gerakan tersebut sebanyak mungkin, tanpa istirahat selama 60 detik untuk putra.

Gambar 3. Tes Gantung Angkat Tubuh.

Untuk putri : Testee berdiri di bawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan pada palang tunggal selebar bahu, sehingga kepala, badan dan tungkai lurus. Pegangan telapak tangan menghadap ke arah kepala.


(48)

34 Dengan bantuan tolakan kedua kaki, test melompat ke atas sampai

mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada di atas palang. Sikap tersebut dipertahankan selama mungkin, maksimal 60 detik.

Gambar 4. Tes Angkat Siku Tekuk.

3. Baring duduk untuk putra dan putri 60 detik

Tujuan : untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut Alat/fasilitas : a) lantai/lapangan rumput yang bersih, b) stop wacth,

c) Formulir pencatatan hasil tes

Pelaksanaan :Testee berbaring terlentang di atas lantai/rumput. Kedua lutut ditekuk (90º). Kedua tangan dilipat dan diletakkan di belakang kepala, demgam jari tangan saling berkaitan dan kedua tangan menyentuh lantai. Salah seorang teman testee membantu memegang dan menekan kedua

pergelangan kaki, agar jkaki testee tidak terangkat. Pada aba-aba “ya”, testee bergerak mengambil sikap duduk, sehingga kedua sikunya menyentuh paha, kemudian


(49)

35 kembali kesikap semula. Lakukan gerakan itu berulang-ulang cepat tanpa istirahat dalam waktu 60 detik.

Skor :Jumlah baring duduk yang dilakukan dengan benar selama 60 detik. Setiap gerakan baring duduk yang tidak benar diberi angka 0 (nol).

Gambar 5. Tes Baring Duduk.

4. Loncat Tegak

Tujuan : untuk mengukur daya ledak (power) otot tungkai

Alat/fasilitas : a) dinding yang rata dan lantai yang rata dan cukup luas, b) papan berwarna gelap berukuran 30 X 150 cm beskala satuan ukuran sentimeter, yang digantung pada dinding dengan ketinggian jarak antara lantai dengan angka 0 (nol) pada papan yang berskala ukuran 150 cm, c)Serbuk kapur dan alat penghapus dan d) formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis.

Pelaksanaan : Testee berdiri tegak dekat didinding, bertumpu pada kedua kaki, dan papan dinding berada di samping tangan kiri atau kanannya. Kemudian, tangan yang berada dekat dinding diangkat lurus ke atas telapak tangan,


(50)

36 ditempelkan pada papan berskala. Kedua tangan lurus di samping telinga. Kemudian, meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan beskala dengan tangan yang terdekat dengan dinding., sehingga meninggalkan bekas raihan pada paapn berskala. Testee diberi kesempatan melakukan sebanyak tiga kali loncatan.

Skor : Ambil tinggi raihan yang tetinggi dari ketiga loncatan tersebut kemudian hasil loncat tegak tsb dengan cara hasil tertinggi dikurangi tinggi raihan tanpa loncatan.

Gambar 6. Tes Loncat Tegak.

5. Lari jarak sedang untuk putra 1200 meter dan putri 1000 meter.

Tujuan : untuk mengukur daya tahan kardiorespiratori

Alat/fasilitas : a) lapangan yang rata atau lintasan yang telah diketahui panjangnya sehingga mudah untuk menentukan jarak 800 atau 1000 meter, b) bendera start dan tiang pancang, c) pluit, d) stop wacth, e) nomor dada, f) formulir pencatatan hasil ter dan alat tulis, dan g) tanda/ garis untuk start dan finish.


(51)

37 Pelaksanaan :Testee berdiri di belakang garis start. Pada aba-aba “ya”,

testee lari menuju garis finish, dengan menempuh jarak 1200 meter untuk putra dan 1000 meter untuk putri. Bila ada yang mencuri start, maka testee tersebut dapat mengulangi tes tersebut.

Skor : Hasil yang dicatat sebagai skor kemampuan lari jarak sedang adalah waktu tempuh jarak 1200 meter untuk putra, dan 1000 meter untuk putri. Hasil yang dicatat sampai sepersepuluh detik.

Gambar 7 : Tes Lari Jarak Sedang.

F. Teknik Analisis Data

1. Setelah data dikumpulkan diperoleh hasil tes kebugaran jasmani, dan prestasi belajar Pendidikan jasmani semeseter II tahun pelajaran 2010/2011 dilakukan uji korelasi ganda.


(52)

38

G. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dapat digunakan korelasi product moment dan korelasi ganda. Menurut Sudjana (2005: 369) Koefisien korelasi antara variabel X dengan Y, dapat dicari dengan menggunakan rumus korelasi Carl Pearson :



2 2

2

2

X -X -X X -X r           n n n i i i i ii Keterangan :  Xi

r = Koefisien korelasi n = Jumlah sampel X = Skor variabel X Y = Skor variabel Y

∑ X = Jumlah skor variabel X ∑ Y = Jumlah skor variabel Y

∑ X2= Jumlah kuadrat skor variabel X ∑ Y2 = Jumlah kuadrat skor variabel Y

Dalam Sugiyono (2008: 226) kuatnya hubungan antar variabel

dinyatakan dalam koefisien korelasi. Koefisien korelasi positif terbesar = 1 dan koefisien korelasi negatif terbesar = -1, sedangkan yang terkecil adalah 0. Bila hubungan antara dua variabel atau lebih itu mempunyai koefisien korelasi = 1 atau -1, maka hubungan tersebut sempurna. Jika didapat r = -1 maka terdapat korelasi negatif sempurna, artinya setiap


(53)

39 peningkatan pada variabel tertentu maka terjadi penurunan pada variabel lainnya. Sebaliknya jika didapat r = 1, maka diperoleh korelasi positif sempurna. Artinya ada hubungan yang positif antara variabel, dan kuat atau tidaknya hubungan ditunjukkan oleh besarnya nilai koefisien korelasi. Dan koefisien korelasi adalah 0 maka tidak terdapat hubungan.

Menurut Sugiyono (2008: 231) untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada Tabel 1 sebagai berikut :

Tabel 1. Interpretasi koefisien korelasi nilai r.

Interval Koefisien Korelasi Interpretasi Hubungan

0,80 - 1,00 0,60 - 0,79 0,40 - 0,59 0,20 - 0,39 0,00 - 0,19

Sangat kuat Kuat Cukup kuat Rendah Sangat rendah

Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi hasil perhitungan signifikan atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan r tabel Product Moment, dengan taraf kesalahan 5 % (taraf kepercayaan 95 %). Kaidah pengujian signifikan : Jika rhitung ≥ rtabel, maka tolak Ho artinya ada hubungan

yang signifikan dan jika rhitung < rtabel, maka terima Ho artinya tidak

ada hubungan yang signifikan.

Sedangkan untuk mencari hubungan kedua variabel bebas dengan variable terikat dengan menggunakan rumus Korelasi Ganda ( )


(54)

40





2 X X X X Y X Y X 2 Y X 2 Y X Y X X 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 r 1 r r r 2 r r R     Keterangan :

: Koefisien korelasi ganda antar variabel dan secara bersama-sama dengan variabel Y

: Koefisien korelasi terhadap Y : Koefisien korelasi terhadap Y : Koefisien korelasi terhadap


(55)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Terdapat hubungan antara kebugaran jasmani dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani, hal itu terbukti dari hasil pembahasan dengan menggunakan korelasi product moment, dimana hasil korelasi antara kebugaran jasmani dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani didapat koefisien korelasi = 0,835 artinya ada hubungan yang positif/ sangat kuat kebugaran jasmani dengan prestasi belajar pendidikan jasmani siswa pada siswa kelas XII di SMK Bhakti Utama Bandar Lampung. Dengan

pengujian dan perhitungan dengan perolehan thitung= 8,029 . Kemudian

dibandingkan dengan ttabelpada α = 0,05dan n = 30, uji satu pihak : dk = n

–2 = 30–2 = 28 sehingga diperoleh ttabel= 1,707. Ternyatathitung ≥ ttabel atau 8,029 > 1,707maka tolak Ho artinya ada hubungan yang signifikan antara kebugaran jasmani dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani dan kontribusi 69,72 %

2. Terdapat hubungan antara prestasi akademik dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani, hal itu terbukti korelasi antara prestasi akademik dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani didapat koefisien korelasi = 0,809


(56)

54

artinya ada hubungan yang positif/ sangat kuat. Dan untuk mengetahui apakah koefisien korelasi tersebut mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak, maka dilakukan uji signifikansi dengan perolehan thitung=

7,249. Kemudian dibandingkan dengan ttabelpada α = 0,05dan n = 30, uji

satu pihak : dk = n–2 = 30–2 = 28 sehingga diperoleh ttabel= 1,707.

Ternyatathitung ≥ ttabelatau 7,249 > 1,707maka tolak Ho artinya ada hubungan yang signifikan antara prestasi akademik dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani dan kontribusi 65,37 %.

3. Terdapat hubungan antara kebugaran jasmani dan prestasi akademik dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani, hal itu terbukti hasil korelasi didapat koefisien korelasi = 0,884 artinya ada hubungan yang positif/ sangat kuat. Maka tolak Ho artinya ada hubungan yang signifikan antara kebugaran jasmani dan prestasi akademik secara bersama-sama dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani dan kontribusi 78,15 %.

4. Bila seseorang memiliki kebugaran jasmani yang tinggi maka ia dapat melakukan kegiatan lebih sempurna sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut : 1. Bagi siswa dalam usaha meningkatkan hasil belajar Pendidikan Jasmani maka perlu menjaga atau meningkatkan kebugaran jasmaninya, sehingga mampu melaksanakan tugas sehari-hari dengan optimal.

2. Guru Pendidikan Jasmani dalam usaha meningkatkan hasil belajar Pendidikan Jasmani siswa, perlu ditanamkan kesadaran untuk


(57)

55

memanfaatkan waktu luang dengan berolahraga guna menjaga dan memelihara tingkat kebugaran jasmani

3. Bagi peneliti lain bahwa masih ada unsur lain yang mempengaruhi hasil belajar Pendidikan Jasmani, hal ini dapat diteliti guna mengetahui unsur-unsur lain yang dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Jasmani.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Arma dan Manadji, Agus. 1994.Dasar- Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI). Jakarta.

Ichsan, M. 1988.Pendidikan Kesehatan dan Olahraga. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Harsono. 1988.Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Depdikbud Dirti PPLPTK. Jakarta.

Lutan, Rusli, dkk. 2002.Pendidikan Kebugaran Jasmani: Orientasi Pembinaan

Di Sepanjang Hayat. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Dirjen OR.

Jakarta

Herrhyanto, Nar dan Hamid, Akib. 2003. BukuMateri Pokok : Statistika Dasar. Pusat Penerbit Universitas Terbuka.

Nurhasan. 2001.Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani: Prinsip-Prinsip dan Penerapannya. Depdiknas Ditjen OR. Jakarta.

Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani. 2000.Buku Pedoman dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga.Depdiknas. Jakarta.

Riduwan. 2005.Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula.Penerbit: Alfabeta. Bandung.

Sudjana. 2005.Metoda Statistika. Penerbit Tarsito. Bandung. Sugiyono. 2006.Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. Suharjana. 2004.Kebugaran Jasmani. FIK UNY. Yogyakarta.


(59)

57

Sujana, Nana. 1991.Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Sukardi. 2003.Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.


(1)

40





2 X X X X Y X Y X 2 Y X 2 Y X Y X X 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 r 1 r r r 2 r r R     Keterangan :

: Koefisien korelasi ganda antar variabel dan secara bersama-sama dengan variabel Y

: Koefisien korelasi terhadap Y : Koefisien korelasi terhadap Y : Koefisien korelasi terhadap


(2)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Terdapat hubungan antara kebugaran jasmani dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani, hal itu terbukti dari hasil pembahasan dengan menggunakan korelasi product moment, dimana hasil korelasi antara kebugaran jasmani dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani didapat koefisien korelasi = 0,835 artinya ada hubungan yang positif/ sangat kuat kebugaran jasmani dengan prestasi belajar pendidikan jasmani siswa pada siswa kelas XII di SMK Bhakti Utama Bandar Lampung. Dengan

pengujian dan perhitungan dengan perolehan thitung= 8,029 . Kemudian

dibandingkan dengan ttabelpada α = 0,05dan n = 30, uji satu pihak : dk = n

–2 = 30–2 = 28 sehingga diperoleh ttabel= 1,707. Ternyatathitung ≥ ttabel

atau 8,029 > 1,707maka tolak Ho artinya ada hubungan yang signifikan antara kebugaran jasmani dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani dan kontribusi 69,72 %

2. Terdapat hubungan antara prestasi akademik dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani, hal itu terbukti korelasi antara prestasi akademik dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani didapat koefisien korelasi = 0,809


(3)

54

artinya ada hubungan yang positif/ sangat kuat. Dan untuk mengetahui apakah koefisien korelasi tersebut mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak, maka dilakukan uji signifikansi dengan perolehan thitung=

7,249. Kemudian dibandingkan dengan ttabelpada α = 0,05dan n = 30, uji

satu pihak : dk = n–2 = 30–2 = 28 sehingga diperoleh ttabel= 1,707.

Ternyatathitung ≥ ttabelatau 7,249 > 1,707maka tolak Ho artinya ada

hubungan yang signifikan antara prestasi akademik dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani dan kontribusi 65,37 %.

3. Terdapat hubungan antara kebugaran jasmani dan prestasi akademik dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani, hal itu terbukti hasil korelasi didapat koefisien korelasi = 0,884 artinya ada hubungan yang positif/ sangat kuat. Maka tolak Ho artinya ada hubungan yang signifikan antara kebugaran jasmani dan prestasi akademik secara bersama-sama dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani dan kontribusi 78,15 %.

4. Bila seseorang memiliki kebugaran jasmani yang tinggi maka ia dapat melakukan kegiatan lebih sempurna sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut : 1. Bagi siswa dalam usaha meningkatkan hasil belajar Pendidikan Jasmani maka perlu menjaga atau meningkatkan kebugaran jasmaninya, sehingga mampu melaksanakan tugas sehari-hari dengan optimal.

2. Guru Pendidikan Jasmani dalam usaha meningkatkan hasil belajar Pendidikan Jasmani siswa, perlu ditanamkan kesadaran untuk


(4)

55

memanfaatkan waktu luang dengan berolahraga guna menjaga dan memelihara tingkat kebugaran jasmani

3. Bagi peneliti lain bahwa masih ada unsur lain yang mempengaruhi hasil belajar Pendidikan Jasmani, hal ini dapat diteliti guna mengetahui unsur-unsur lain yang dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Jasmani.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Arma dan Manadji, Agus. 1994.Dasar- Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI). Jakarta.

Ichsan, M. 1988.Pendidikan Kesehatan dan Olahraga. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Harsono. 1988.Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Depdikbud Dirti PPLPTK. Jakarta.

Lutan, Rusli, dkk. 2002.Pendidikan Kebugaran Jasmani: Orientasi Pembinaan Di Sepanjang Hayat. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Dirjen OR. Jakarta

Herrhyanto, Nar dan Hamid, Akib. 2003. BukuMateri Pokok : Statistika Dasar. Pusat Penerbit Universitas Terbuka.

Nurhasan. 2001.Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani: Prinsip-Prinsip dan Penerapannya. Depdiknas Ditjen OR. Jakarta.

Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani. 2000.Buku Pedoman dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga.Depdiknas. Jakarta.

Riduwan. 2005.Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula.Penerbit: Alfabeta. Bandung.

Sudjana. 2005.Metoda Statistika. Penerbit Tarsito. Bandung. Sugiyono. 2006.Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. Suharjana. 2004.Kebugaran Jasmani. FIK UNY. Yogyakarta.


(6)

57

Sujana, Nana. 1991.Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Sukardi. 2003.Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.