HUBUNGAN NILAI HASIL BELAJAR PENJAS DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 5 METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

ii 2012/2013

Oleh

ARDIAN CAHYADI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ii

HUBUNGAN NILAI HASIL BELAJAR PENJAS DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 5

METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh Ardian Cahyadi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara nilai hasil belajar pen-jas dengan tingkat kebugaran pen-jasmani pada siswa kelas VII A SMP Negeri 5 Met-ro. Metode penelitian yang digunakan adalah korelasi product moment. Populasi yang digunakan berjumlah 32 siswa. Sampel yang digunakan adalah semua popu-lasi kelas VIIA SMP Negeri 5 Metro yang berjumlah 32 siswa karena popupopu-lasi ti-dak lebih dari 100 testi. Pengumpulan sampel menggunakan purposive sampling.

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data yang diperoleh dari tes TKJI pada penelitian ini adalah: rata-rata tingkat kebugaran jasmaninya adalah sebesar 19,94 dan angka korelasinya sebesar 0,82 yang termasuk kategori baik.


(3)

(4)

(5)

(6)

ii

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Mannfaat Penelitian ... 8

G. Ruang Lingkup Penelitian... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teori ... 11

B. Kajian Teori Hubungan Antara tingkat Kebugaran Jasmani dengan Prestasi Belajar ... 33

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Subyek Penelitian ……….. 35

B. Variabel Penelitian ……… 35

C. Metode Pengumpulan Data ………... ... 30


(7)

iii

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Nilai Hasil Belajar Siswa ... 47

B. Hasil Penelitian ... 47

C. Pembahasan ... 54

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59


(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun peradaban bangsa. Pendidikan yang berkualitas mencerminkan peradaban suatu bangsa juga berkualitas. Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ber-akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efesiensi manajemen pendidikan. Peningka-tan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Pening-katan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana ter arah dan berkesinambungan (BSNP, 2006).


(9)

Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, dapat dikatakan bahwa dengan pendidikan, peserta didik tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan semata na-mun memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik agar dapat menjadikan mereka sebagai manusia yang mampu berpikir secara logis, kritis dan kreatif yang nantinya dengan kemampuan berpikir tersebut mereka dapat mengaplikasikannya di kehidupan nyata sehingga dapat memecahkan permasalahan di masyarakat.

Kebugaran jasmani merupakan salah satu komponen dalam kehidupan manusia yang sangat diperlukan, agar segala aktivitas sehari-hari dapat berjalan dengan ba-ik. Kebugaran jasmani dapat diperoleh dengan cara melakukan aktivitas jasmani secara teratur, terukur, dan terprogram. Kebugaran jasmani yang baik merupakan modal dasar utama bagi seseorang untuk melakukan aktivitas fisik secara berul-ang-ulang dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang ber-arti. Dengan dimilikinya kebugaran jasmani yang baik, maka seseorang diharap-kan adiharap-kan mampu bekerja dengan produktif dan efisien, tidak mudah terserang pe-nyakit, belajar menjadi lebih semangat, serta dapat berprestasi secara optimal.

Manfaat latihan kebugaran jasmani ada beberapa latihan kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kebugaran jasmani. Derajat kebugaran jasmani seseorang sangat menentukan ke-mampuan fisiknya dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehari-hari. Semakin tinggi derajat kesegaran jasmani seseorang kian tinggi pula kemampuan kerja fis-iknya. Dengan kata lain, hasil kerjanyanya kian produktif jika kebugaran jasma-ninya kian meningkat. Disamping itu latihan fisik berguna untukmencegah cidera selama melakukan kegiatan fisik yang berat.


(10)

Kalau kondisi fisik baik,maka akan terdapat:

1. Peningkatan dalam kemapuan sistem sirkulasi dan kerja jantung

2. Peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan, dan komponen fisik lainnya

3. Ekonomis gerakan yanglebih baik pada waktu latihan

4. Pemulihan yang lebih cepat dalamorgan-organ tubuh setelah latihan

5. Respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu diperlukan

Kebugaran dapat digolongkan dalam beberapa macam, yaitu : 1. Kebugaran statis

Kebugara statis adalah keadan seseorang yangbebas dari penyakit dan cacat. (bisa dikatakan seseorangitu sehat).

2. Kebugaran dinamis

Kebugaran dinamis adalah kemampuan seseorang bekerja secara efesien yang tidak memerlukan ketrampilan khusus.

3. Kebugaran motoris

Kebugaran motoris adalah kemampuan seseorang bekerja secara efesien yang menuntut ketrampilan khusus.

Kesehatanmerupakan dasar peningkatan dan pembinaaan kesegaran jasmani. Po-la hidup sehat pada dasarnya adaPo-lah suatu kesatuan program yang meliputi prog-ram kesehatan, kesegaran jasmani, gizi dan aktifitas rekreasi yang bila dilaksana-kan dengan baik dan benar adilaksana-kan mendukung tercapainya produktifitas tubuh yang tinggi. Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan pola hidup sehat adalah seba-gai berikut:


(11)

 berpenampilan lebih sehat dan ceria;  dapat tidur nyenyak;

 dapat menikmati kehidupan sosial;  dapat berkarya lebih baik;

 dapat meningkatkan produktivitas kerja;  berpikir sehat dan positif;

 merasa tentram dan nyaman;

 memiliki rasa percaya diri dan hidup seimbang

Dalam UU no. 23 tahun 1992, dijelaskan bahwa kesehatan adalah keadaan sejah-tera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produk-tifsecara sosial dan ekonomis. Dari definisi tersebut jelas terlihat bahwa kesehat-an bukkesehat-anlah semata-mata keadakesehat-an bebas dari penyakit, cacat atau kelemahkesehat-an. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hidup sehat secara jasmani, sos-ial, dan rohani merupakan hak setiap orang. sedangkan yang dimaksud dengan po-la hidup sehat adapo-lah segapo-la upaya menerapkan kebiasaan baik dapo-lam mencipta-kan hidup yangsehatdilingkungan dan menghindarkan diri dari kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.

Menurut Abu Ahmad dan Widodo Supriono, prestasi belajar yang dicapai seseo-rang merupakan interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya, adapun faktor-faktor itu dibedakan menjadi dua golongan :

1. Faktor dari dalam diri individu disebut faktor internal, yang tergolong faktor internal adalah: faktor jasmaniah ( fisiologis) seperi kondisi panca indera, struktur tubuh, dan sebagainya. Faktor psikologis seperti bakat, sikap, minat,


(12)

motivasi.

2. Faktor dari luar diri individu disebut faktor eksternal, yang tergolong faktor internal adalah : faktor sosial, faktor budaya, faktor lingkungan.

Kebugaran jasmani memiliki peranan penting yang menentukanproduktivitas ker-ja pada umumnya dan belaker-jar pada khususnya, manfaat kebugaran ker-jasmani sangat bermacam macam, salah satunya ialah kebugaran bagi pelajar dan mahasiswa da-pat mempertinggi kemauan dan kemampuan belajar. Contoh yang dada-pat dilihat adalah jika kondisi fisik terganggu (sakit), siswa tidak dapat berkonsentrasi dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Jika kondisi ini terus berlang-sung, maka akan sangat mungkin prestasi belajar siswa akan mengalami penurun-an.

SMPN 5 METRO sebagai satu lembaga pendidikan yang memiliki visi unggul da-lam bidang olahraganya. Banyak atlet yang telah mendapatkan prestasi baik di-tingkat daerah maupun di-tingkat nasional. SMP tersebut memiliki program bakat istimewa dibidang olahraga dan untuk di Lampung hanya SMPN 5 Metro yang memiliki program tersebut.

Peneliti memilih SMPN 5 Metro sebagai tempat penilitian karena peneliti tertarik untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani siswa dengan nilai hasil belajar pen-jas mereka. Karena mereka siswa yang mendapat program-program latihan dalam bentuk kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler sekolah,disamping itu pada setiap ming-gu sekali diadakan program senam kesehatan jasmani untuk menjaga serta meme-lihara kebugaran jasmani mereka. Secara teoritis terdapat hubungan yang erat an-tara tingkat kebugaran jasmani terhadap prestasi belajar, karena tingkat kebugaran


(13)

jasmani merupakan salah satu faktor internal fisiologi yang turut berperan dalam peningkatan prestasi belajar selain faktor - faktor yang lain.

Siswa kelas VII A SMPN 5 Metro adalah kelas yang dikhususkan untuk siswa yang memiliki bakat istimewa dan hampir rata-rata siswanya memiliki prestasi di-bidang olahraga baik di daerah maupun nasional dan mereka sering meninggalkan pelajaran disekolah karena harus bertanding terkadang mereka bisa meninggalkan sekolah sampai berminggu minggu, hal tersebut membuat para siswa tersebut me-ninggalkan banyak materi pelajaran yang seharusnya mereka dapatkan sebagaima-na kewajiban mereka disekolah.

Siswa kelas VIIA masih kurang serius mengikuti pembelajaran. Ketidakseriusan siswa kelas VIIA dalam mengikuti pembelajaran sekolah berpengaruh pada nilai hasil belajarnya, sehingga motivasi belajarnya menjadi berkurang dan mengaki-batkan siswa tidak terlalu siap mengikuti pembelajaran dan jika berkelanjutan be-sar kemungkinan prestasi belajanya menurun.

Berangkat dari uraian di atas, penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang “Hubungan Antara Nilai Hasil Belajar Siswa Terhadap Tingkat Kebugaran Jasma-ni Kelas VII A SMPN 5 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah

Suatu penelitian tentu mempunyai suatu permasalahan yang perlu diteliti, dianali-sis dan diadakan pemecahan masalah. Berdasarkanlatar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:


(14)

1. Pemahaman tentang tingkat kebugaran jasmani siswa kelas VII A SMPN 5 Metro.

2. Pemahaman gerak dan implementasi praktik olahraga di lapangan pada siswa kelas VII A SMPN 5 Metro.

3. Prestasi belajar Penjas siswa kelas VII A SMPN 5 Metro dilihat dari nilai ra-port.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, untuk memudahkan penelitian perlu pembatasan yang berdasarkan identifikasi penelitian ini. Adapun batasan masalah tersebut yaitu tentang hubungan antara tingkat kebugaran jasma-ni (physical fitness) dengan prestasi pelajar penjas siswa kelas VII A SMPN 5 Metro.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah se-bagai berikut :

1. Seberapa besar prestasi belajar penjas yang dicapai siswa kelas VII A SMPN 5 Metro

2. Seberapa besar tingkat kebugaran jasmani siswa kelas VII A SMPN 5 Metro? 3. Apakah ada hubungan antara nilai hasil belajar dengan tingkat kebugaran


(15)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai dalam pene-litian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hubungan antara nilai hasil belajar terhadap tingkat kebu-garan jasmani siswa kelas VII A SMPN 5 Metro.

2. Untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani siswa kelas VII A SMPN 5 Metro.

3. Untuk memperoleh data dan fakta hubungan antara antara nilai hasil belajar terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa kelas VII A SMPN 5 Metro.

F. Manfaat Penelitian

Bertolak dari tujuan penelitian ini, penulis berharap penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Dapat menjadikan teori dan rujukan bagi peneliti lainnya, khususnya peneliti-an ypeneliti-ang membahas seperti halnya judul skripsi ini.

2. Manfaat Praktis 1) Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa, sehingga prestasi belajar penjas menjadi lebih baik dan siswa dapat sehat secara jasmani rohani.

2) Bagi Guru


(16)

(aktivitas penjas) di sekolah. Jadi dapat disimpulkan prestasi belajar pen-didikan jasmani: penguasaan, pengetahuan, dan keterampilan yang di-kembangkan oleh mata pelajaran pendidikan jasmani. Lazimnya ditun-jukkan dengan hasil tes atau nilai yang diberikan Guru.

3) Bagi Penulis

Sebagai upaya untuk menambah dan memperluas wawasan tentang hubu-ngan antara tingkat kebugaran jasmani dehubu-ngan nilai hasil belajar.

4) Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dalam upaya pengkaji-an dalam pengembpengkaji-angpengkaji-an ilmu keolahragapengkaji-an.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tempat penelitian dilaksanakan di dalam kelas dan lapangan olahraga SMPN 5 Metro.

2. Objek penelitian yang diamati adalah prestasi belajar penjas siswa kelas VII A SMPN 5 Metro yang dihubungkan dengan tingkat kebugaran jasmani siswa.


(17)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

Kerangka teori ini berisi tentang uraian teori- teori yang relevan dengan masalah yang diteliti yang dijadikan sebagai alat untuk menganalisis hasil peneitian.

1 Kajian Teori Prestasi Belajar Siswa

Belajar adalah sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang rela-tif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang meli-batkan proses kognitif. Kegiatan belajar merupakan suatu proses psikologis yang terjadi dalam diri seseorang, karena prosesnya begitu kompleks, maka timbul be-berapa teori tentang belajar, yaitu :

a. Teori belajar behavioristik

Menurut teori ini, tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh ganjaran ( reward) atau penguat dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terda-pat hubungan yang erat antara reaksi reaksi behavioral dengan stimulasinya. Be-lajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons antara aksi dan reaksi.

b. Teori belajar kognitif

Menurut teori ini kegiatan belajar bermula dari suatu pengamatan. Para pengamat dan psikologi kognitif berpendapat bahwa tingkah laku seseorang senantiasa


(18)

dida-sarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi. Penekanan diberikan pada organisasi pengamatan atas sti-muli dalam lingkungan serta pada factor-faktor yang mempengaruhi pengamatan. c. Teori belajar humanistik

Berbeda dengan teori behavioristik yang memandang orang sebagai makhluk re-aktif yang memberikan respons terhadap lingkuangannya. Sebaliknya teori huma-nistik berpendapat bahwa tiap individu bebas menentukan perilaku mereka sendiri tidak terikat oleh lingkugan. Dalam belajar, masing-masing individu dituntut un-tuk mengenal dirinya sendiri unun-tuk mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka, pendidik hanya sekedar membantu.

Prestasi belajar adalah satu fase perubahan tingkah laku di mana seorang siswa dapat menyatakan atau membuktikan bahwa tujuan belajar telah tercapainya. Per-nyataan atau pembuktian yang dapat diukur disini yaitu dapat diukur dengan di-adakanya evaluasi, misalnya menggunakan tes dan hasilnya dinyatakan dalam bentuk skor atau angka yang diolah menjadi nilai dan dituangkan dalam bentuk raport.

Baik tidaknya prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu dari dalam individu dan faktor dari luar diri individu. Faktor yang berasal dari dalam diri individu dibagi menjadi dua, yaitu factor psikis yang berupa kepribadian, mo-tivasi, sikap dan faktor fisik, misalnya kondisi fisik atau anggota tubuh, kondisi indera, kelenjar saraf dan organ-organ dalam anggota tubuh. Fakor yang berasal dari luar diri individu misalnya, faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan se-kolah, faktor sosial ekonomi, faktor guru, metode mengajar, kurikulum dan


(19)

prog-ram mata pelajaran. Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan in-dividual ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tigkah laku belajar dikalangan peserta didik. Ada kalanya Anak didik mengalami kesulitan belajar yaitu kondisi di mana anak didik tidak bisa belajar dengan semestinya.

Kesulitan belajar tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah, akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non-intelegensi. Dengan de-mikian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar, walaupun pa-da hakekatnya kualitas kecerpa-dasan intelektual dipanpa-dang sebagai factor utama yang mempengaruhi keberhasilan individual dalam belajar.

Kesulitan belajar siswa dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal melitupi faktor fisiologis dan psikologis. Sedangkan foktor eksternal meliputi faktor non-social dan faktor sosial.

Faktor intern fisiologis dapat dijelaskan sebagai beruikut : 1. Karena sakit

Seseorang yang sakit akan mengalami kelemahan fisiknya, sehingga saraf sensoris dan motoris lemah. Akibatnya rangsangan yang diterima melalui inderanya tidak dapat diteruskan ke otak. Terlebih jika kondisi berlangsung lama, sarafnya akan bertambah lemah. Sehingga ia tidak dapat masuk sekolahnya untuk beberapa hari, yang mengakibatkan ia tertinggal jauh dalam pelajaranya. Hal ini bisa berakibat pada rendahnya prestasi belajar siswa.

2. Karena kurang sehat

Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah lelah, mengantuk, pusing, daya konsenterasinya hilang, kurang semangat, pikiran


(20)

ter-ganggu. Karena hal-hal ini maka penerimaan dan respons pelajaran kurang, saraf otak tidak mampu bekerja secara optimal memproses, mengelola, menginterpreta-si, dan mengorganisasi bahan pelajaran. Perintah otak yang langsung kepada saraf motorik yang berupa ucapan, tulisan, hasil pemikiran menjadi lemah.

3. Sebab karena cacat tubuh

a. Cacat tubuh ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan, gang-guan psikomotor.

b. Cacat tubuh yang tetap ( serius) seperti buta, tuli, bisu, hilang tangan dan kainya.

2 Kajian Teori Tentang Kebugaran Jasmani.

Kebugaran jasmani menurut Sadoso Sumosardjino adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugas sehari hari tanpa merasa lelah serta masih mempunyai si-sa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperlu-an mendadak. Dapat pula ditambahkkeperlu-an bahwa kemampukeperlu-an untuk menunaikkeperlu-an tugas dengan baik walupun dalam keadaan sukar, bagi orang yang kebugaran jas-maninya kurang, tidak dapat melakukanya.

Djoko Pekik Irianto mennyatakan bahwa kebugaran yang dikenal masyarakat se-cara umum adalah kebugaran fisik jasmani , yakni kemampuan seseorang untuk melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya.

3. Pendidikan Jasmani

a. Pengertian Pendidikan Jasmani.


(21)

di-lembaga pendidikan karena aktivitas jasmani yang berbentuk latihan yang mem-berikan manfaat bagi peserta didik dalam bentuk kebugaran jasmani dan pemeli-haraan kesehatan. Pendidikan jasmani adalah semua aktivitas manusia yang dipi-lih jenisnyadan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Arma Ab-dullah dan Agus Manadji, 1994: 3). Jadi jelaslah dapat disimpulkan bahwa pendi-dikan jasmani merupakan suatu pendipendi-dikan yang perlu dilaksanakan di lembaga pendidikan sekolah, khususnya guna mendapatkan aktivitas jasmani yang dapat memberikan manfaat bagi peserta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya.

b. Gerak Sebagai Unsur Pertama Penjas

Gerak adalah unsur pokok pendidikan jasmani penting bagi guru pendidikan jas-mani dalam memahami beberapa dimensinya. Guru pendidikan jasjas-mani perannya membantu dan mendidik peserta didik bergerak secara efisien, meningkatkan kua-litas unjuk kerjanya (Performance), kemampuan belajar dan kesehatannya, gerak manusia adalah perubahan posisi dalam ruang atau terhadap bagian tubuh lainnya, dari tunduk pada azas mekanika tertentu.

4. Olahraga dan Pendidikan Jasmani a. Olahraga

Sepadan dengan kata-kata “sport” dalam Bahasa Inggris yang berartiaktivitas, yang dikerjakan untuk mendapatkan kesenangan atau berartirekreasi. Sedangkan olahraga adalah bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang terdapat dalam permainan, perlombaan, dan kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh rekre-asi, kesenangan, dan prestasi yang optimal (Arma Abdullah dan Agus Manadji, 1994: 9).


(22)

b. Pendidikan Jasmani

Walaupun banyak dari aktivitas jasmani berisikan aktivitas olahraga tetapi pelak-sanaan aktivitas itu tidak memiliki karakterisitik yang memberikan makanan olah-raga. Pendidikan jasmani itu sendiri adalah pendidikan yang dikaitkan dengan ak-tivitas jasmani, dilaksanakan dalam lembaga pendidikan,membutuhkan sarana dan prasarana yang pasti, mempunyai kurikulum, dan terdapat siswa sebagai peserta didik yang tetap, namun dalam olahraga peserta didik atau perkumpulan tidak menjadi anggota tim yang tetap, tidak adamusim, atau kompetisi formal, dan tidak dilakukan pencatatan.

c. Tujuan Pendidikan Jasmani

Bahwa tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan dalam lima aspek sebagai berikut :

a. Perkembangan kesehatan, jasmani atau organ-organ tubuh b. Perkembangan mental-sosial

c. Perkembangan neuro Muskular d. Perkembangan sosial

e. Perkembangan intelektual

Arma Abdullah dan Agus Manadji, (1994:17), jadi dapat dirumuskan tujuan pen-didikan jasmani merupakan perkembangan optimal dari individu yang utuh, dan berkemampuan menyesuaikan diri secara jasmaniah, sosial, dan mental melalui pekerjaan yang terpimpin dan partisipasi dalam olahraga yang dipilih,senam irama dan senam yang dilaksanakan sesuai dengan standar sosial dan kesehatan.


(23)

d. Komponen Kebugaran Jasmani

Menurut Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Tahun 2003, menjelaskan unsur-unsur Kebugaran Jasmani atau kondisi fisik ada sepuluh komponen, yaitu: 1. Daya Tahan (Endurance)

Dikenal dua daya tahan, yaitu daya tahan umum (General Endurance) dan daya tahan otot (Local Endurance). Daya tahan umu (General Endurance), yaitu ke-mampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru dan system peredaran darahnya secara efektif dan efisiensi untuk menjalankan kerja otot de-ngan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama. Daya tahan otot (Local En-durance), yaitu kemampuan seseorang dalam menggunakan ototnya untuk ber-kontraksi secara terus menerus dalam waktu relatif lama serta dengan beban ter-tentu (M. Sajoto, 1988 : 16).

2. Kekuatan Otot (Muscle Strenght)

Kekuatan otot adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya kontraksi maksimal yang dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot (Moeloek, 1984: 5).

3. Tenaga Ledak Otot (Muscular Explosive Power)

Adalah kemampuan otot atau sekelompok otot melakukan kerja secaraEksplosif (Dangsina Moeloek,1984: 7). Dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa daya ledak (Power) = kekuatan (Force) x Kecepatan (Velocity). Seperti dalamlompat tinggi, tolak peluru serta gerak lain yang bersifat explosive (M. Sajoto,1988 : 17). 4. Kecepatan (Speed)

Adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan da-lam bentuk yang sama dada-lam waktu yang sesingkat-singkatnya, seperti lari,


(24)

puku-lan tinju. Hal ini merupakankecepatan gerak dan explosive (M. Sajoto,1988 : 17) 5. Daya Lentur (Flexibility)

Kelenturan menyatakan kemungkinan gerak maksimal yang dapat dilakukanoleh suatu persendian jadi meliputi hubungan antara bentuk persendian (tulang yang berbentuk sendi) otot, tendo, ligament dan sekeliling persendian (Moeloek, 1984: 9).

6. Ketangkasan (Agility)

Ketangkasan adalah kemampuan mengubah secara cepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan (Moeloek, 1984:8). Seseorang akan mampu merubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordi-nasi yang baik, berarti kelincahan baik.

7. Koordinasi (Coordination)

Koordinasi menyatakan hubungan harmonis berbagai faktor yang terjadi pada su-atu gerakan. Misalnya dalam olahraga tenis, seseorang pemain akan kelihatan mempunyai kordinasi yang baik, bila ia dapat bergerak kearah bolasambil meng-ayunkan raket, kemudian memukul dengan teknik yang benar (Moeloek, 1984: 11).

8. Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang tepat pada saat melakukan gerakan. Bergantung pada kemampuan intregasi antara kerja in-dera penglihatan (kanalis semi sirkularis) pada telinga dan reseptorpada otot yang diperlukan tidak hanya pada olahraga tetapi dalam kehidupan sehari-hari (Moe-loek, 1984: 11).


(25)

9. Ketepatan (Accuracy)

Adalah ketepatan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas dalam suatu sasaran. Sasaran ini dapat berupa suatu jarak atau mungkin suatu objek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bagian anggota tubuh (Sajoto, 1988 : 18). 10. Kecepatan Reaksi (Reaction Time)

Kecepatan Reaksi adalah waktu tersingkat yang dibutuhkan untukmemberi jawab-an kinetis setelah menerima suatu rjawab-ancjawab-angjawab-an. Hal ini berhubungjawab-an serta dengjawab-an waktu refleks, waktu gerakan, dan waktu respon (Moeloek,1984: 10).

Dari kesepuluh komponen kebugaran jasmani diatas, tidaklah berarti seseorang harus dapat mengembangkan secara keseluruhan. Tiap-tiap manusia mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, karena kemampuan seseorang dipengaruhi oleh banyak hal, seperti keturunan, jenis kelamin, lingkungan,aktivitas latihan, struktur anatomi dan lain-lain, dengan demikian, tidaklah mengherankan bahwa komponen tersebut sangat berbeda perkembangannya antara individu yang satu dengan yang lain.

e. Manfaat Kebugaran Jasmani

Menurut Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Tahun 2003, bahwa manfaat ke-bugaran jasmani secara garis besar yaitu :

1. Meningkatkan Prestasi Belajar,kebugaran jasmani baik bagi pelajar, santri dan mahasiswa sangat membantu meningkatkan prestasi belajar. Siswa, santri dan mahasiswa yang memiliki badan yang sehat dan kuat akan mendukung proses belajar sehingga penyerapan materi pelajaran yang diberikan dapat diterima de-ngan cepat dan hasil akhirnyapun diharapkan baik.


(26)

2. Meningkatkan Prestasi Olahraga, seorang atlet yang ingin berprestasi maksimal harus memiliki tingkat kebugaran jasmani yang sangat baik, karena sepuluh komponen kebugaran jasmani akan membantu mendukung aktifitas gerak pada cabang olahraga.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebugaran Jasmani

Faktor kebugaran jasmani yang dapat mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani seseorang,yaitu :

1. Makanan

Makanan merupakan kebutuhan pokok setiap manusia, namun untuk memelihara tubuh agar menjadi sehat makanan harus memenuhi beberapa syarat yaitu : (1) Dapat untuk pemeliharaaan tubuh, (2) Dapat menyediakan untuk pertumbuhan tubuh, (3) Dapat untuk mengganti keadaan tubuh yang sudah aus dan rusak, (4) Mengandung unsur-unsur yang diperlukan oleh tubuh, (5) Dapat sebagai sumber penghasil energi.

Setiap aktivitas tubuh membutuhkan asupan energi yang memadahi, sehingga fak-tor makanan ini harus mendapatkan perhatian yang serius. Konsumsi makanan yang terprogam dan terkontrol dengan baik dapat mendukung meningkatkan ting-kat kebugaran jasmani seseorang, oleh karena itu unsur-unsur gizi seperti karbohi-drat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air harus tersedia dalam tubuh.

2. Olahraga


(27)

terhadap tingkat kebugaran jasmani manusia bila dilakukan dengan tepat dan ter-arah, karena dengan berolahraga semua organ tubuh kita akan bekerja dan terlatih. Kebanyakan pada masa sekarang ini orang cenderung disibukan oleh aktivitas ke-seharian yang kurang gerak padahal olahraga dapat membebaskan kita dari pera-saan yang membelenggu kita, dan melancarkan system peredaran darah sehingga pikiran kita akan menjadi lebih segar serta fisik kita tetap terjaga.

Para ahli membuktikan berbagai fungsi tugas organ tubuh akan meningkat daya kerjanya apabila diberi latihan fisik yang memadahi (Kosasih, 1983: 141). Ber-olahraga juga dapat meningkatkan imunitas (kekebalan) tubuh sehingga dapat me-ngurangi resiko terserang penyakit.

3. Usia

Semakin tua usia seseorang maka tingkat kebugaran tubuhnya akan menurun, ngalami masalah dengan tubuhnya seperti berkurangnya otot, ukuran jantung me-ngecil dan kekuatan memompanya berkurang, terjadi kekakuan pada pembuluh nadi (arteri) yang penting, kulit berubah menjadi tipis dan aktivitasnya menjadi lambat, penurunan ini disebabkan karena fungsi seluruh anggota tubuh menjadi lemah, namun penuruan tersebut dapatdiperlambat dengan melakukan olahraga diusia muda, kondisi tubuh yang lemah akibat usia tua mengakibatkan tingkat ke-bugaran jasmani seseorang menurun.

4. Kebiasaan Hidup

Masing-masing orang memiliki kebiasaan hidup yang berbeda-beda, tergantung pada tingkat aktivitas sehari-hari, kebiasaan hidup sehat merupakan pengaturan antara olahraga, istirahat maupun kebiasaan diri pribadi untuk menjaga


(28)

kebersih-an. Begitu juga dengan siswa-siswi Kelas VII A SMPN 5 Metro memiliki aktivi-tas selain belajar juga kebiasaan melakukan olahraga khususnya pada saat pelaja-ran penjas dan ekstrakurikuler pada sore hari. Kebiasan hidup yang penuh aktivi-tas bagi orang yang baru melakukan akan mengalami kesulitan baik fisik maupun psikologis, secara fisik karena tubuh manusia membutuhkan waktu untuk penye-suaian dengan aktivitas gerak tubuh yang berlebih dari biasanya.

Secara psikologis aktivitas kerja yang lebih dari biasa akan mempengaruhi kerja otak seseorang, seseorang yang biasanya hidup santai dan memiliki kesibukan yang rendah jika suatu saat memiliki kesibukan yang tinggi biasanya pada awal-nya akan mengalami stress, namun setelah melewati kurun waktu tertentu akan menyesuaikan diri.

5. Faktor Lingkungan

Lingkungan adalah tempat dimana seseorang menetap dan tinggal, dalam hal ini menyangkut lingkungan fisik, serta sosial mulai dari lingkungan di sekitar tempat tinggal sampai lingkungan di tempat dimana para siswa belajar. Kualitas keseha-tan seseorang dapat dilihat dengan keadaan status kebugaran jasmaninya.

C. Kriteria Kebugaran Jasmani

Pengolongan kriteria kebugaran jasmani dalam penelitian ini, disesuaikan dengan panduan tes yang dilakukan. Jenis tes tersebut dengan menggunakan panduan (TKJI) Tes TingkatKebugaran Jasmani Indonesia, dengan item tes sebagai beri-kut:


(29)

1. Untuk putra terdiri dari:

a. Lari 50 meter (13-15 tahun) / lari 60 meter (16-19 tahun) b. Gantung angkat tubuh (pull up) selama 60 detik

c. Baring duduk (sit up) selama 60 detik d. Loncat tegak (vertical jump)

e. Lari 1000 meter (usia 13-15 tahun) / lari 1200 meter (usia 16-19 tahun) 2. Untuk putri terdiri dari:

a. Lari 50 meter (13-15 tahun) / lari 60 meter (16-19 tahun) b. Gantung angkat tubuh (pull up) selama 60 detik

c. Baring duduk (sit up) selama 60 detik d. Loncat tegak (vertical jump)

e. Lari 800 meter (usia 13-15 tahun) / lari 1000 meter (usia 16-19 tahun)

D. Kegunaan Tes

Tes kesegaran jasmani Indonesia digunakan untuk mengukur dan menentukan tingkat kesegaran jasmani remaja (sesuai kelompok usia masing-masing). Ada-pun alat dan fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan tes, yaitu :

a. Alat dan Fasilitas

1. Lintasan lari / lapangan yang datar dan tidak licin 2. Stopwatch

3. Bendera start 4. Tiang pancang 5. Nomor dada


(30)

6. Palang tunggal untuk gantung siku 7. Papan berskala untuk papan loncat 8. Serbuk kapur

9. Penghapus 10. Formulir tes 11. Peluit 12. Alat tulis dll

b. Ketentuan Tes

TKJI merupakan satu rangkaian tes, oleh karena itu semua butir tes harus dilaksa-nakan secara berurutan, terus-menerus dan tidak terputus dengan memperhatikan kecepatan perpindahan dari butir tes sebelumnya ke butir tes berikutnya dalam 3 menit. Perlu dipahami bahwa butir tes dalam TKJI bersifat baku dan tidak boleh dibolak-balik , dengan urutan pelaksanaan tes sebagai berikut :

 Pertama : Lari 50 meter (usia 13-15 tahun) / 60 meter (usia 16-19 tahun)  Kedua : - gantung angkat tubuh untuk putra (pull up), gantung siku tekuk

un-tuk putri (tahan pull up)  Ketiga : Baring duduk (sit up)

 Keempat : Loncat tegak (vertical jump)

 Kelima : - Lari 1000 meter (usia 13-15 tahun) / 1200 meter (usia 16-19 tahun), Lari 800 meter (usia 13-15 tahun) / 1000 meter (usia 16-19 tahun)

c. Petunjuk Umum

Adapun petunjuk umum dalam pelaksanaan tes, yaitu : 1. Peserta


(31)

a. Dalam kondisi sehat dan siap untuk melaksanakan tes b. Diharapkan sudah makan maksimal 2 jam sebelum tes c. Memakai sepatu dan pakaian olahraga

d. Melakukan pemanasan (warming up) e. Memahami tata cara pelaksanaan tes

f. Jika tidak dapat melaksanakan salah satu / lebih dari tes maka tidak menda-patkan nilai/gagal.

2. Petugas

a. Mengarahkan peserta untuk melakukan pemanasan (warming up) b. Memberikan nomor dada yang jelas dan mudah dilihat petugas

c. Memberikan pengarahan kepada peserta tentang petunjuk pelaksanaaan tes dan mengijinkan mereka untuk mencoba gerakan-gerakan tersebut.

d. Memperhatikan kecepatan perpindahan pelaksanaan dari butir tes sebelum-nya ke butir tes berikutsebelum-nya dengan tempo sesingkat mungkin dan tidak me-nunda waktu.

e. Tidak memberikan nilai pada peserta yang tidak dapat melakukan satu butir tes atau lebih

f. Mencatat hasil tes dapat menggunakan formulir tes perorangan atau per butir tes

d. Petunjuk Pelaksanaan Tes 1. Lari 50 / 60 Meter

a. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan b. Alat dan Fasilitas


(32)

1) Lintasan lurus, rata, tidak licin, mempunyai lintasan lanjutan, berjarak 50 / 60 meter

2) Bendera start 3) Peluit

4) Tiang pancang 5) Stop watch 6) Serbuk kapur 7) Formulir TKJI 8) Alat tulis c. Petugas Tes

1) Petugas pemberangkatan

2) Pengukur waktu merangkap pencatat hasil tes d. Pelaksanaan

1) Sikap permulaaan

Peserta berdiri dibelakang garis start 2) Gerakan

a) pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari

b) pada aba- aba “YA” peserta lari secepat mungkin menuju garis finish 3) Lari masih bisa diulang apabila peserta :

a) mencuri start

b) tidak melewati garis finish c) terganggu oleh pelari lainnya d) jatuh / terpeleset


(33)

4) Pengukuran waktu

Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera start diangkat sampai pe-lari melintasi garis Finish

5) Pencatat hasil

1) hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menem-puh jarak 50 / 60 meter dalam satuan detik

2) waktu dicatat satu angka dibelakang koma

2. Tes Gantung Angkat Tubuh untuk Putra, Tes Gantung Siku Tekuk untuk Putri a) Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan bahu

b) Alat dan fasilitas 1) lantai rata dan bersih

2) palang tunggal yang dapat diatur ketinggiannya yang disesuaikan dengan ketinggian peserta. Pipa pegangan terbuat dari besi ukuran ¾ inchi 3) stopwatch

4) serbuk kapur atau magnesium karbonat 5) alat tulis

c) Petugas tes

1) pengamat waktu

2) penghitung gerakan merangkap pencatat hasil

d) Pelaksanaan Tes Gantung Angkat Tubuh 60 detik (Untuk Putra) 1) Sikap permulaan


(34)

palang tunggai selebar bahu (gambar 3). Pegangan telapak tangan meng-hadap ke arah letak kepala

2) Gerakan (Untuk Putra)

a) Mengangkat tubuh dengan membengkokkan kedua lengan, sehingga da-gu menyentuh atau berada di atas palang tunggal (lihat gambar 4) kemu-dian kembali ke sikap permulaan. Gerakan ini dihitung satu kali. b) Selama melakukan gerakan, mulai dan kepala sampai ujung kaki tetáp

merupakan satu garis lurus.

c) Gerakan ini dilakukan berulang-ulang, tanpa istirahat sebanyak mungkin selama 60 detik.

3) Angkatan dianggap gagal dan tidak dihitung apabila:

a) pada waktu mengangkat badan, peserta melakukan gerakan mengayun b) pada waktu mengangkat badan, dagu tidak menyentuh palang tunggal c) pada waktu kembali ke sikap permulaan kedua lengan tidak lurus e) Pencatatan Hasil

1) yang dihitung adalah angkatan yang dilakukan dengan sempurna. 2) yang dicatat adaiah jumlah (frekuensi) angkatan yang dapat dilakukan

dengan sikap sempurna tanpa istirahat selama 60 detik.

3) Peserta yang tidak mampu melakukan Tes angkatan tubuh ini, walaupun telah berusaha, diberi nilai nol (0).

f) Pelaksanaan Tes Gantung Siku Tekuk ( Untuk Putri)

Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit di atas kepala peserta. 1) Sikap permulaan


(35)

palang tunggal selebar bahu. Pegangan telapak tangan menghadap ke arah kepala

2) Gerakan

Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat ke atas sampai de-ngan mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada di atas palang tunggal. Sikap tersebut dipertahankan selama mungkin (dalam hitungan detik)

g) Pencatatan Hasil

Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk memperta-hankan sikap tersebut diatas, dalam satuan detik. Peserta yang tidak dapat melakukan sikap diatas maka dinyatakan gagal dan diberikan nilai nol (0). 3. Tes Baring Duduk (Sit Up) Selama 60 detik

a. Tujuan

Mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut. b. Alat dan fasilitas

1) lantai / lapangan yang rata dan bersih 2) stopwatch

3) alat tulis

4) alas / tikar / matras dll c. Petugas tes

1) pengamat waktu

2) penghitung gerakan merangkap pencatat hasil d. Pelaksanaan


(36)

a) berbaring telentang di lantai, kedua lutut ditekuk dengan sudut 90˚ de -ngan kedua jari-jarinya diletakkan di belakang kepala.

b) Peserta lain menekan / memegang kedua pergelangan kaki agar kaki tidak terangkat.

2) Gerakan

a) Gerakan aba-aba “YA” peserta bergerak mengambil sikap duduk sam-pai kedua sikunya menyentuh paha, kemudian kembali ke sikap awal. b) Lakukan gerakan ini berulang-ulang tanpa henti selama 60 detik. e. Pencatatan Hasil

1) Gerakan tes tidak dihitung apabila :

- pegangan tangan terlepas sehingga kedua tangan tidak terjalin lagi - kedua siku tidak sampai menyentuh paha

- menggunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh

2) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah gerakan tes yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 60 detik

3) Peserta yang tidak mampu melakukan tes ini diberi nilai nol (0) 4. Tes Loncat Tegak (Vertical Jump)

a. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak/tenaga eksplosif b. Alat dan Fasilitas

1) Papan berskala centimeter, warna gelap, ukuran 30 x 150 cm, dipasang pada dinding yang rata atau tiang. Jarak antara lantai dengan angka nol (0) pada papan tes adalah 150 cm.


(37)

3) Alat penghapus papan tulis 4) Alat tulis

c. Petugas Tes Pengamat dan pencatat hasil d. Pelaksanaan Tes

1) Sikap permulaan

a) Terlebih dulu ujung jari peserta diolesi dengan serbuk kapur/magnesium karbonat

b) Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala berada pada sisi kanan / kiri badan peserta. Angkat tangan yang dekat dinding lurus ke atas, telapak tangan ditempelkan pada papan skala hingga mening-galkan bekas jari.

2) Gerakan

a) Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan kedua lengan diayun ke belakang. Kemudian peserta meloncat setinggi mung-kin sambil menepuk papan dengan tangan yang terdekat sehingga menimbulkan bekas

b) Lakukan tes ini sebanyak tiga (3) kali tanpa istirahat atau boleh diselingi peserta lain

e. Pencatatan Hasil

1) Selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak 2) Ketiga selisih hasil tes dicatat

3) Masukkan hasil selisih yang paling besar

5. Tes Lari 1000 meter (13-15 Tahun) / 1200 meter (16-19 Tahun) Untuk Putra dan Tes Lari 800 meter (13-15 Tahun) / 1000 meter (16-19 Tahun) Untuk Putri


(38)

a. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung paru, peredaran darah dan pernafasan

b. Alat dan Fasilitas 1) Lintasan lari 2) Stopwatch 3) Bendera start 4) Peluit

5) Tiang pancang 6) Alat tulis c. Petugas Tes

1) Petugas pemberangkatan 2) Pengukur waktu

3) Pencatat hasil

4) Pengawas dan pembantu umum d. Pelaksanaan Tes

1) Sikap permulaan

Peserta berdiri di belakang garis start 2) Gerakan

a) Pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap berdiri, siap untuk lari b) Pada aba-aba “YA” peserta lari semaksimal mungkin menuju garis

finish e. Pencatatan Hasil


(39)

peserta tepat melintasi garis finish

2) Hasil dicatat dalam satuan menit dan detik. Contoh : 3 menit 12 detik maka ditulis 3’ 12”


(40)

III.METODE PENELITIAN

A Jenis Dan Desain Penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi yang bertujuan untuk mengetahui hu-bungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan prestasi belajar Penjas siswa ke-las VII A SMPN 5 Metro. Metode yang digunakan adalah metode survai dengan dokumentasi dari nilai raport untuk menilai prestasi belajar Penjas dan teknik tes kebugaran jasmani Depdiknas tahun 1999 untuk mengukur tingkat kebugaran jas-mani. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 Metro. Desain yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat disajikan sebagai berikut :

X Y

Y : Prestasi Belajar

X: Tingkat Kebugaran Jasmani

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yaitu, alat analis-is yang menggunakan model matematika dan model statanalis-istik yang danalis-isajikan dalam bentuk angka yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam suatu uraian.


(41)

C. Penentuan Subyek Penelitian

Suharsini Arikunto berpendapat bahwa populasi adalah keseluruhan subyek pene-litian. Sejalan dengan pengertian tersebut, maka populasi dalam pengertian ini ad-alah jumlah seluruh siswa kelas VII A SMP N 5 Metro Tahun ajaran 2012-2013 berjumlah 32 siswa. Dan sampel adalah sebagian atau wakil dari jumlah populasi yang akan dilakukan penelitian. Sebagai sampel dalam penelitian ini, peneliti menggunakan batasan-batasan sesuai yang diberikan Suharsini Arikunto. Apabila subyek kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil semua, sehingga peneliti-annya merupakan penelitian populasi. Jika subyeknya lebih besar dari 100 dapat diambil antara 10%-15% dan 20%-25% atau lebih. Maka peneliti mengambil se-mua populasi siswa kelas VII A SMP N 5 Metro Tahun ajaran 2012-2013 yang berjumlah 32 siswa. Maka penelitian ini disebut penelitian sampel populasi.

D. Variabel

Variable adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian yang terba-gi menjadi dua variable, yaitu variable bebas dan variable terikat. Dalam peneliti-an ini ypeneliti-ang menjadi variable bebas (X) adalah nilai siswa hasil belajar Penjas, se-dangkan variable terikatnya (Y) adalah tingkat kebugaran jasmani siswa.

E. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang relevan dan valid, guna menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode, yaitu :


(42)

a. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam penelitian ini akan menggunakan tes kebugaran jasmani Depdiknas 1999. metode ini digunakan untuk mencari data tentang ting-kat kebugaran jasmani siswa. Tes kebugaran jasmani Indonesia untuk anak 13 – 15 tahun putera–puteri terdiri dari 5 butir tes yaitu :

1. Lari 50 meter

2. Baring duduk, 60 detik 3. Loncat tegak

4. Lari 1000 meter

Rangkaian tes untuk anak umur 13 – 15 tahun mampunyai nilai reliabilitas : untuk anak putera 0,911 dan untuk anak puteri 0,942. Sedangkan untuk nilai validitas-nya ; untuk anak putera 0,884 dan untuk anak puteri 0,897.

1. Ketentuan Pelaksanaan Tes

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia ini merupakan satu rangkaian tes. Oleh karena itu semua butir tes harus dilaksanakan dalam satu satuan waktu. Tenggang waktu yang terjadi pada perpindahan pelaksanaan butir tes ke butir tes berikutnya tidak lebih dari 3 menit. Urutan pelaksanaan butir tes harus sesuai ketentuan, tidak boleh diacak.

2. Ketentuan Penilaian

Penilaian kesegaran jasmani bagi remaja dinilai dengan menggunakan table nilai (untuk menilai prestasi dari masing–masing butir tes) dan menggunakan norma (untuk menentukan klasifikasi tingkat kesegaran jasmani).


(43)

Nilai Lari 50 Meter Gantung siku Baring duduk Loncat tegak Lari 1000 meter nilai

1 Sd. – 6,7" 51"

keatas 38 keatas 66 keatas Sd – 3’04" 1

2 6,8 "– 7,6" 31"-50" 28-37 53-65

3’05"-3’53"

2

3 7,7"-8,7" 15"-30" 19-27 42-52

3’54"-4’46"

3

4 8,8'-10,3' 5"-14" 8-18 31-41

4’47"-6’04"

4

5 10,4"-dst 4”dst 0-7 30 dst 6’05" dst 5 Nilai Lari 50

Meter Gantung siku Baring duduk Loncat tegak Lari 800 meter nilai

1 Sd. – 7,7" 40"

keatas 28 keatas 50 keatas Sd – 3’06" 1

2 7,8"– 8,7" 20"-39" 19- 17 39-49

3’07"-3’55" 2

3 8,8"-9,9" 8"-19" 9-18 30-38

3’56"-4’58" 3

4 10'-11,9' 2"- 7" 3-8 21-29

4’59"-6’40" 4

5 12,0"-dst 0-1”dst 0-2 20 dst 6’41" dst 5

No Jumlah Nilai Klasifikasi 1 22 – 25 Baik sekali (BS)

2 18 -21 Baik ( B)

3 14 – 17 Sedang ( S)

4 10 – 13 Kurang (Kurang) 5 5 -9 Kurang Sekali ( KS) F. Tabel Nilai

TABEL I TABEL NILAI

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA UNTUK ANAK UMUR 13–15 TAHUN

PUTRI

TABEL II TABEL NILAI

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA UNTUK ANAK UMUR 13 – 15 TAHUN

PUTRA

TABEL III


(44)

G. Analisis Korelasi

Analisis korelasi adalah tingkat keeratan hubungan linier antara dua peubah atau lebih. Tujuan penelitian untuk mengetahui keeratan hubungan linier antara nilai prestasi belajar (X) terhadap tingkat kebugaran jasmani. Besaran korelasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Besaran korelasi memiliki nilai dari -1 ≤ ≤ 1. Nilai korelasi bertanda negative menyatakan bahwa terdapat hubungan linear yang berbeda yaitu jika X naik maka Y turun. Nilai korelasi bertanda positif menyatakan bahwa terdapat hubungan li-near yang lurus yaitu jika X naik maka Y naik. Kemudian, ujii yang digunakan dalam analisis korelasi adalah uji T. Langkah pengujian hipotesis untuk korelasi adalah sebagai berikut :

i. Hipotesis

Ho : ρ= 0 (Tidak ada hubungan linier antara antara nilai prestasi belajar (X) terhadap tingkat kebugaran jasmani)

H1 : ρ≠0 (Ada hubungan linier antara antara nilai prestasi belajar (X) terhadap tingkat kebugaran jasmani)

ii. Statistik Uji

1

)

(

dan

1

)

(

1

)

)(

(

2 2

n

y

y

S

n

x

x

S

n

y

y

x

x

S

S

S

S

r

i y i x i i xy y x xy xy


(45)

iii. Titik Kritis

iv. Kaidah Keputusan

Terdapat 2 cara keputusan yaitu jika menggunakan cara perhitungan di atas maka keputusannya adalah : Tolak Ho, jika | < , atau dengan menggunakan output software statistika, maka keputusannya adalah Tolak Ho, jika p-value < α (alpha). Software statistika yang digunakan adalah SPSS versi 16.

H. Kesimpulan

Jika keputusan menyatakan tolah Ho, maka kesimpulan menyatakan bahwa cukup bukti terdapat hubungan linier antara nilai prestasi belajar (X) terhadap tingkat kebugaran jasmani pada taraf nyata (α) %.


(46)

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan mengenai hubungan antara nilai hasil belajar dengan tingkat kebugaran jasmani siswa, maka dapat disimpulkan :

1. Adanya hubungan yang siginifikan antara nilai hasil belajar dengan tingkat kebugaran jasmani siswa smp negeri 5 metro.

2. Adanya hubungan yang siginifikan dibuktikan dengan menggunakan analisis korelasi yang memperoleh harga r dari (X1-Y) sebesar 0,539, r dari (X2-Y) 0,641, r dari (X3-Y) 0,584, r dari (X4-Y) 0,920, dan r dari (X5-Y) 0,82 dengan ketentuan -1 <rxy< 1.

3. Faktor utama yang mempengaruhi adanya hubungan antara nilai hasil belajar dengan tingkat kebugaran jasmani adalah kondisi tubuh siswa dan kemauan siswa.

B. SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di sekolah SMP Negeri 5 Metro beberapa hal yang dapat dijadikan saran, yaitu :

1. Tingkat kebugaran jasmani siswakelas VIIA. SMPN5 Metro Tahun


(47)

Penjas untuk dapat memperhatikannya guna peningkatan prestasi dalam belajar dengan cara memberikan materi pelajaran pendidikan jasmani dengan memperhatikan kebugaran jasmani, banyak menggunakan permainan kelompok untuk menumbuhkan jiwa sosial, sportifitas, dan kepercayaan diri.

2. Motivasi dan kemauan siswa adalah faktor yang sangat berpengaruh dalam peningkatan prestasi belajar dan pengambilan test kebugaran siswa. 3. Bagi penelitilain yang berminat meneliti kembali permasalahan ini, disarankan agar penelitian ini dapat dijadikan bahan perbandingan.


(48)

Arikunto suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian. PT. Rineka Cipta : Jakarta Arikunto suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. PT. Rineka

Cipta : Jakarta

Edi Suparman. 2000. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.Jakarta

Enka Kosasih. 1985, Olahraga Teknik Dan Program Latihan. Depdiknas: Jakarta Wasty soemanto. 1998. Psikologi Pendidikan. PT. Rineka Cipta : Jakarta

A.Mudzakir. 1997. Psikologi Pendidikan. Pustaka Setia.Jakarta

Sudarsono Sumosurdjono. Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam Olahraga. Gramedia. Jakarta

Lutan, Rusli. 2004 Pendidikan Kebugaran Jasmani. Depdiknas. Jakarta

F.Suharjana. 2008. Kebugaran Jasmani mahasiswa D II PGSD Penjas FIK UNY.

FIK UNY. Yogyakarta

Muhibbin Syah M.Ed. 2003. Psikologi Dengan Pendekatan Baru. Remaja Kosdakarya. Bandung

Djoko Pekik Irianto.2000. Upaya meningkatkan Derajat Kebugaran Jasmani Dan Kesehatan. Lukman Offset. Yogyakarta

Harsuki. 2003. Perkembangan Olahraga Terkini.Raja Gravindo. Jakarta Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. PT. Rineka Cipta : Jakarta Abu Ahmadi & Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. PT. Rineka Cipta :

Jakarta

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa.2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Balai Pustaka. Jakarta


(49)

(1)

G. Analisis Korelasi

Analisis korelasi adalah tingkat keeratan hubungan linier antara dua peubah atau lebih. Tujuan penelitian untuk mengetahui keeratan hubungan linier antara nilai prestasi belajar (X) terhadap tingkat kebugaran jasmani. Besaran korelasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Besaran korelasi memiliki nilai dari -1 ≤ ≤ 1. Nilai korelasi bertanda negative

menyatakan bahwa terdapat hubungan linear yang berbeda yaitu jika X naik maka Y turun. Nilai korelasi bertanda positif menyatakan bahwa terdapat hubungan li-near yang lurus yaitu jika X naik maka Y naik. Kemudian, ujii yang digunakan dalam analisis korelasi adalah uji T. Langkah pengujian hipotesis untuk korelasi adalah sebagai berikut :

i. Hipotesis

Ho : ρ= 0 (Tidak ada hubungan linier antara antara nilai prestasi belajar (X) terhadap tingkat kebugaran jasmani)

H1 : ρ≠0 (Ada hubungan linier antara antara nilai prestasi belajar (X) terhadap tingkat kebugaran jasmani)

ii. Statistik Uji

1

)

(

dan

1

)

(

1

)

)(

(

2 2

n

y

y

S

n

x

x

S

n

y

y

x

x

S

S

S

S

r

i y i x i i xy y x xy xy


(2)

38

iii. Titik Kritis

iv. Kaidah Keputusan

Terdapat 2 cara keputusan yaitu jika menggunakan cara perhitungan di atas maka keputusannya adalah : Tolak Ho, jika | < , atau dengan menggunakan output software statistika, maka keputusannya adalah Tolak Ho, jika p-value < α (alpha). Software statistika yang digunakan adalah SPSS versi 16.

H. Kesimpulan

Jika keputusan menyatakan tolah Ho, maka kesimpulan menyatakan bahwa cukup bukti terdapat hubungan linier antara nilai prestasi belajar (X) terhadap tingkat kebugaran jasmani pada taraf nyata (α) %.


(3)

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan mengenai hubungan antara nilai hasil belajar dengan tingkat kebugaran jasmani siswa, maka dapat disimpulkan :

1. Adanya hubungan yang siginifikan antara nilai hasil belajar dengan tingkat kebugaran jasmani siswa smp negeri 5 metro.

2. Adanya hubungan yang siginifikan dibuktikan dengan menggunakan analisis korelasi yang memperoleh harga r dari (X1-Y) sebesar 0,539, r dari

(X2-Y) 0,641, r dari (X3-Y) 0,584, r dari (X4-Y) 0,920, dan r dari (X5-Y)

0,82 dengan ketentuan -1 <rxy< 1.

3. Faktor utama yang mempengaruhi adanya hubungan antara nilai hasil belajar dengan tingkat kebugaran jasmani adalah kondisi tubuh siswa dan kemauan siswa.

B. SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di sekolah SMP Negeri 5 Metro beberapa hal yang dapat dijadikan saran, yaitu :

1. Tingkat kebugaran jasmani siswakelas VIIA. SMPN5 Metro Tahun


(4)

52

Penjas untuk dapat memperhatikannya guna peningkatan prestasi dalam belajar dengan cara memberikan materi pelajaran pendidikan jasmani dengan memperhatikan kebugaran jasmani, banyak menggunakan permainan kelompok untuk menumbuhkan jiwa sosial, sportifitas, dan kepercayaan diri.

2. Motivasi dan kemauan siswa adalah faktor yang sangat berpengaruh dalam peningkatan prestasi belajar dan pengambilan test kebugaran siswa. 3. Bagi penelitilain yang berminat meneliti kembali permasalahan ini, disarankan agar penelitian ini dapat dijadikan bahan perbandingan.


(5)

Arikunto suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian. PT. Rineka Cipta : Jakarta Arikunto suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. PT. Rineka

Cipta : Jakarta

Edi Suparman. 2000. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.Jakarta

Enka Kosasih. 1985, Olahraga Teknik Dan Program Latihan. Depdiknas: Jakarta Wasty soemanto. 1998. Psikologi Pendidikan. PT. Rineka Cipta : Jakarta

A.Mudzakir. 1997. Psikologi Pendidikan. Pustaka Setia.Jakarta

Sudarsono Sumosurdjono. Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam Olahraga. Gramedia. Jakarta

Lutan, Rusli. 2004 Pendidikan Kebugaran Jasmani. Depdiknas. Jakarta

F.Suharjana. 2008. Kebugaran Jasmani mahasiswa D II PGSD Penjas FIK UNY.

FIK UNY. Yogyakarta

Muhibbin Syah M.Ed. 2003. Psikologi Dengan Pendekatan Baru. Remaja Kosdakarya. Bandung

Djoko Pekik Irianto.2000. Upaya meningkatkan Derajat Kebugaran Jasmani Dan Kesehatan. Lukman Offset. Yogyakarta

Harsuki. 2003. Perkembangan Olahraga Terkini.Raja Gravindo. Jakarta Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. PT. Rineka Cipta : Jakarta Abu Ahmadi & Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. PT. Rineka Cipta :

Jakarta

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa.2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Balai Pustaka. Jakarta


(6)

Software SPSS versi 16

Universitas Lampung. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Bandar Lampung. Universitas Lampung


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DAN PRESTASI AKADEMIK DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS XII DI SMK BHAKTI UTAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011/2012

3 27 59

HUBUNGAN ANTARA NILAI TES MASUK SEKOLAH DAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 69

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN KARTU BERGAMBAR BAGI SISWA KELAS II SD NEGERI 5 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 15 46

HUBUNGAN KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 PONCOWARNO KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

10 138 52

PEMBELAJARAN MEMBACA TABEL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 111

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP KETERAMPILAN LOMPAT HARIMAU PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 5 METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

2 8 48

HUBUNGAN NILAI HASIL BELAJAR PENJAS DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 5 METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 12 49

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS DAN DISIPLIN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP XAVERIUS 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 5 83

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MEDIA HAND OUT DAN MEDIA ICT PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 METRO KOTA METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 67

HUBUNGAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKn KELAS VII G SMP N 3 METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 4 67