kegiatan dalam menunjang kesetaraan penyandang disabilitas tuna rungu di Kota Solo.
D. Kesimpulan
Penyandang disabilitas tunarungu merupakan seseorang yang mengalami gangguan pendengaran dan percakapan dengan derajat pendengaran yang
bervariatif. Dengan kekurangan tersebut mereka ingin mendapatkan kesetaraan yang sama dengan masyarakat normal lainnya, maka dari itu dibukalah Gerkatin
cabang Surakarta yang organisasinya diurus oleh penyandang disabilitas tunarungu. Peranan Gerkatin di Kota Solo untuk mewadahi teman-teman
penyandang disabilitas tunarungu agar mereka dapat mengembangkan bakat, mendapatkan hak, dan mampu bersosialisasi dengan masyarakat normal lainnya.
Kegiatan yang dilakukan oleh Gerkatin antara lain sosialisasi bahasa isyarat di CFD, pelatihan bahasa isyarat di Kampus UNS, isyarart, dan Teater isyarat.
sosialisasi bahasa isyarat dilakukan agar masyarakat Kota Solo mengetahui bahwa hak yang seharusnya didapatkan tunarungu dapatkan ialah juru bahasa isyarat dan
agar masyarakat mengetahui bagaimanacara berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat sehingga sosialisasi ini dilakukan pusat berkumpulnya masyarakat
Solo yaitu Car Free Day dan juga di kampus UNS. Adapun sekumpulan masyarakat yang tertarik untuk membantu penyandang disabilitas tunarungu
dalam berkomunikasi yaitu Deaf Volunteering Organization atau DVO. Selain bahasa isyarat, kegiatan Gerkatin dibidang seni yaitu Isyarart dan
Teater Isyarat. Isyarart ini bekerjasama dengan komunitas sketsaku yaitu
komunitas yang bergerak dalam bidang seni gambar. Dengan kegiatan ini Gerkatin dapat melihat kemampuan dan bakat yang dimiliki oleh teman-teman
tunarungu sehingga dapat dikembangkan bersama sketsaku. Selain isyarart, kegiatan lainnya yaitu teater isyarat. teater yang berisikan teman-teman tunarungu
yang memiliki bakat dan kemampuan di bidang seni teater. Dengan pertunjukan teater ini, teman-teman Gerkatin yakin bahwa ini adalah salah satu cara yang
ampuh untuk mengedukasi masyarakat mengenai tuli serta meluruskan pandangan masyarakat mengenai tuli. Dan yang terpenting pemerintah dapat memahami
kebutuhan tuli dalam bidang informasi dan pendidikan agar tidak mendiskriminasi bahasa isyarat, bahasa ibu tuli. Bahasa yang seharusnya dapat berkembang setara
dengan bahasa Indonesia. Adapun hak-hak yang diperjuangkan oleh Gerkatin dan teman-teman
penyandang disabilitas yaitu hak informasi. Mereka tidak mendapatkan informasi secara langsung seperti masyarakat normal lainnya. Mereka harus mendapatkan
juru bahasa di tempat-tempat umum agar mereka mendapatkan informasi yang jelas. Gerkatin memiliki harapan besar terhadap RUU yang sedang mereka
perjuangkan agar pandangan masyarakat terhadap kaum penyandang disabilitas dabar berubah dari objek menjadi subjek. Jika membuat peraturan yang
memandang disabilitas sebagai objek, lingkungan atau masyarakat pun akan mengikutinya. Seharusnya disabilitas harus mejadi subjek pembangunan dan
dikembangkan potensinya. Padahal, penyandang disabilitas sebagai warga negara yang sah juga memiliki hak yang sama sebagaimana warga negara yang lainnya,
termasuk hak pendidikan, pekerjaan, politik, informasi, perlindungan hukum, dan lain sebagainya.
E. Daftar Pustaka Sumber Buku