7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mycobacterium tuberculosis
Mycobacterium tuberculosis Mtb merupakan jenis bakteri yang
menyebabkan penyakit TB. Mtb pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tahun 1882. Bakteri Mtb termasuk ke dalam genus Mycobacterium dengan bentuk
sel basiler. Karakteristik dari bakteri dalam genus tersebut adalah struktur dinding sel yang kaya akan kandungan lipid sehingga membentuk barrier yang hidrofobik
dan memiliki permeabilitas rendah serta menyediakan proteksi terhadap agen antimikroba Chan et al., 2006. Struktur dinding sel tersebut menyebabkan
sulitnya pewarnaan terhadap bakteri dalam genus tersebut. Namun ketika dapat terwarnai akan dapat mempertahankan hasil pewarnaan pada kondisi asam
mineral encer sehingga pewarnaan Mycobacterium dikenal sebagai pewarnaan basil tahan asam BTA. Kultur bakter Mtb biasanya dilakukan pada media
Lowenstein-Jensen LJ dengan suhu optimum 37
o
C dan pH 6,8 selama masa inkubasi hingga 6 minggu. Waktu multiplikasi bakteri ini sangat lambat, yaitu
berkisar 14-16 jam. Mtb akan mati pada pemanasan 60
o
C selama 15-20 menit Vasanthakumari, 2007.
2.2 Multidrug Resistant Tuberculosis MDR-TB
MDR-TB adalah penyakit tuberkulosis yang disebabkan oleh strain Mycobacterium tuberculosis yang resisten sekurang-kurangnya terhadap RIF dan
INH WHO, 2012. Pada tahun 2012, WHO mencanangkan program post-2015 global TB strategy sebagai tinjak lanjut atas tercapainya program Millenium
Development Goals MDGs 2015 dalam hal pengendalian Tuberkulosis TB. Tujuan program tersebut adalah untuk menghentikan epidemi TB secara global
pada tahun 2035. Peningkatan kasus resistensi obat antituberkulosis; OAT merupakan ancaman utama terhadap keberhasilan program pengendalian TB
WHO, 2015. RIF dan INH termasuk ke dalam obat lini pertama atau primer pada infeksi
Mtb. Pengobatan MDR-TB dilakukan dengan OAT lini kedua. Pengobatan ini lebih lama, lebih mahal dan regimen terapinya lebih rumit. Pasien MDR-TB
membutuhkan waktu beberapa bulan lebih lama, bahkan mungkin mencapai 2 hingga 3 tahun untuk menjadi kultur negatif dibandingkan dengan pasien TB
tanpa MDR Dipiro et al., 2008. Beberapa efek yang potensial terjadi pada pengobatan MDR TB yaitu pasien mendapatkan pengobatan yang tidak adekuat
dalam waktu lama, peningkatan resiko kegagalan pengobatan atau kematian, seleksi terhadap strain yang resisten terhadap OAT, pasien tetap terinfeksi, dan
meningkatkan penyebaran penyakit Tessema, et al., 2012. Kejadian resistensi OAT dapat terjadi karena ketidaksesuaian regimen dosis
terapi, ketidaktaatan pasien, dan ketersediaan OAT yang rendah sehingga pengobatan TB menjadi tidak adekuat. Secara molekuler, diketahui bahwa
mekanisme resistensi terjadi karena adanya mutasi pada gen pengkode target OAT atau protein tertentu yang berperan dalam aktivasi OAT dalam tubuh. Beberapa
penelitian telah dilakukan untuk mengetahui mutasi pada gen-gen yang berperan
dalam mekanisme resistensi OAT terutama pada kasus MDR-TB. Beberapa mutasi gen yang berperan terhadap kejadian resistensi OAT pada MDR-TB
ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Mutasi gen yang berperan terhadap resistensi OAT Zhang dan Yew,
2009; Da Silva dan Palomino, 2011
OAT Mekanisme
Kerja Obat Gen yang
Mengalami Mutasi
Produk Gen Frekuensi
Mutasi
INH Inhibisi
biosintesis asam mikolat
katG inhA
ahpC
kasA ndh
Katalase persksidase Anoyl-ACP reduktase
Alkil hidroksi- peroksidase reduktase
- -
50-95 8-43
-
- -
RIF Inhibisi sintesis
RNA rpoB
Subunit β dari RNA polimerase
95
2.3 Resistensi RIF