kelalaian itu dengan batalnya Putusan yang bersangkutan Pasal 30 Undang-Undang Nomor.14
Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung Mahkamah Agung mengabulkan permohanan Kasasi
dalam hal berikut : 1
Dalam hal Mahkamah Agung mengabulkan permohonan Kasasi berdasarkan Pasal 30 huruf a,
maka Mahkamah Agung menyerahkan Perkara tersebut kepada Pengadilan lain yang berwenang
memeriksa dan memutusnya. 2
Dalam hal ini Mahkamah Agung mengabulkan permohonan Kasasi berdasarkan Pasal 30 huruf b
dan huruf c, maka Mahkamah Agung memutus sendiri Perkara yang dimohonkan Kasasi itu. Pasal
51 Undang-Undang Nomor.14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
5. Tinjauan tentang Pertimbangan Hakim
Pertimbangan Hakim dalam menjatuhkan suatu Putusan semata-mata harus didasari rasa keadilan bukan semata-mata hanya
berlandaskan pertimbangan Hukum melainkan harus sesuai dengan fakta-fakta yang ada dalam Persidangan.
Adapun faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan Hakim sebagai dasar untuk memutuskan suatu Perkara adalah
1 Melihat kesalahan pembuat atau pelaku Tindak Pidana.
2 Memperhatikan motif dan tujuan pelaku melakukan Tindak
Pidana 3
Hakim juga dapat mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan hal-hal yang memberatkan.
Menurut Soedikno 1999:107 bahwa Negara Indonesia
menganut asas “the persuasive of president” yang menurut asas ini
bahwa Hakim diberi kebebasan dalam memutuskan suatu Perkara tanpa terikat dengan Keputusan Hakim terdahulu sehingga Hakim
dapat mengambil Keputusannya berdasarkan keyakinannya. Namun kebebasan itu tidak mutlak adanya, karena Keputusan yang
diambil harus Konstitusional dengan tidak sewenang-wenang dan harus berdasarkan alat-alat bukti yang sah.
Berdasarkan dengan uraian di atas bahwa kekuasaan Kehakiman mengandung pengertian bahwa kekuasaan Kehakiman
itu sendiri tidak ada campur tangan dari pihak-pihak yang mempunyai kepentingan, agar apa yang diputuskan sesuai dengan
peraturan yang berlaku, dan 2 dua pihak yang berPerkara memiliki rasa kepuasan atas Putusan Hakim dan mencapai tujuan
Hukum yang sebenarnya yaitu rasa keadilan, kemanfaatan, dan kepastian Hukum dalam kehidupan masyarakat.
Pertimbangan Yuridis dalam menjatuhkan Putusan terhadap suatu Perkara, terlebih Putusan bebas
vrijspraak
, Hakim harus benar-benar menghayati arti Amanah dan
Tanggung Jawab yang diberikan kepadanya sesuai dengan fungsi dan kewenangannya masing-masing yang didasarkan oleh
fakta-fakta Yuridis yang terungkap dalam persidangan dan oleh Undang-Undang ditetapkan sebagai hal yang harus dimuat di
dalam Putusan. Lilik Mulyadi 2007 : 193-194 mengemukakan bahwa : “Hakikat pada pertimbangan Yuridis Hakim merupakan
pembuktian unsur-unsur dari suatu Tindak Pidana yang dapat menunjukkan perbuatan Terdakwa tersebut memenuhi dan
sesuai dengan Tindak Pidana yang didakwakan oleh Penuntut Umum sehingga pertimbangan tersebut relevan terhadap amar atau
diktum Putusan Hakim .”
Pertimbangan Non-Yuridis menurut Lilik Mulyadi yaitu: “Pertimbangan non-Yuridis dapat dilihat dari latar belakang
Terdakwa, akibat perbuatan Terdakwa, kondisi diri Terdakwa, dan agama Terdakwa
”.
6. Tinjauan tentang Putusan Pengadilan