146 Daya motor, dihitung dalam satuan kilo Watt Kw
Kw n
x M p
P 9550
Angka 9550 merupakan faktor penyesuaian satuan. Mp = Momen putar Nm
n = Putaran mesin Rpm
5. Efisiensi
Efisiensi adalah angka perbandingan dari daya mekanis yang dihasikan oleh motor dengan daya kalor bahan bakar yang telah digunakan.
Besar efisiensi secara umum Motor Otto
= 20 ÷ 35
Motor Diesel = 35 ÷ 55
6. Efisiensi termis
Efisiensi termis didefinisikan sebagai efisiensi pemanfaatan kalor dari bahan bakar untuk diubah menjadi energi mekanis.
Besar efisiensi termis dapat dinyatakan: Panas input merupakan panas yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar. Jika
untuk menghasilkan daya hp, laju konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan adalah M
b
t kgjam dengan, maka efisiensi termis motor tersebut adalah:
100 x
LHV .
SFC 641,567
100 x
.LHV t
.3600 M
641,567 .
BHP η
b th
7. Tekanan Efektif Rata-rata Brake Mean Pressure - BMEP. Proses pembakaran udara dengan bahan bakar menghasilkan tekanan yang bekerja pada
torak sehingga menghasilkan langkah kerja. Besar tekanan tersebut berubah-ubah sepanjang langkah torak tersebut. Jika diambil suatu tekanan yang berharga konstan yang bekerja pada
torak dan menghasilkan kerja yang sama, maka tekanan tersebut disebut dengan tekanan efektif rata-rata Bmep.
8. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Specific Fuel Consumption - SFC
Konsumsi Bahan Bakar Spesifik SFC menyatakan laju konsumsi bahan bakar pada suatu motor bakar torak, pada umumnya dinyatakan dalam jumlah massa bahan bakar per
satuan keluaran daya.
147
9. Tekanan Efektif Rata-Rata motor bakar Bmep
Tekanan efektif rata-rata yang didapatkan dengan membagi daya yang dihasilkan dengan volume perpindahan torak. Kenaikan daya tentu membuat Bmep ikut naik.
10. Air Fuel Ratio AFR
Air Fuel Ratio adalah faktor yang mempengaruhi kesempurnaan proses pembakaran di dalam ruang bakar. Merupakan komposisi campuran bensin dan udara .
Idealnya AFR bernilai 14,7 . Artinya campuran terdiri dari 1 bensin berbanding 14,7 udara
atau disebut dengan istilah Stoichiometry.
Tabel 3. Pengaruh AFR terhadap kinerja motor bensin.
Sumber: saft7.Com Pemakaian udara yang tidak stoikiometris, dikenal istilah Equivalent Ratio ER.
Equivalent Ratio ER adalah perbandingan antara jumlah bahan bakar udara yang digunakan dan jumlah bahan bakar udara stoikiometris. Sumber: Wisnu Arya Wardana,
2001: 38 Dengan demikian maka:
ris stoikiomet
udara bahanbakar
digunakan yang
udara bahanbakar
ER
ER = 1, berarti reaksi stoikiometris tetap sama dengan harga AFR ideal. ER 1, berarti pemakaian udara kurang dari keperluan reaksi stoikiometris.
ER 1, berarti pemakaian udara lebih dari keperluan reaksi stoikiometris.
148
11. SFC motor bakar