91 Tabel 2.1 Suhu Pemanasan Mula Pada Pengelasan Baja Karbon Sedang dan Baja Karbon
Tinggi sumber : Wiryosumarto, dkk, 2000 Kadar Karbon
Suhu Pemanasan Mula C
0,20 Maks 0,20
– 0,30 0,30
– 0,45 0,45
– 0,80 90 Maks
90 – 180
150 – 260
260 – 420
Terjadinya retak dapat dihindari dengan pemanasan mula dengan suhu yang sangat tergantung dari pada kadar karbon atau harga ekivalen karbon. Dalam tabel 2.8 ditunjukkan
suhu pemanasan mula yang dianjurkan. Untuk mengurangi hydrogen difusi yang juga menyebabkan terjadinya retak las, harus digunakan elektroda hydrogen rendah.
Bila kekuatan las diharuskan sama dengan kekuatan logam induk, maka proses pengelasan menjadi sukar dan pemilihan elektrodanya harus betul-betul diperhatikan. Tabel
2.5 memberikan petunjuk pemilihan elektroda untuk baja karbon. Pengerasan dari daerah pengaruh panas dapat dikurangi dengan pendinginan lambat atau pemanasan kemudian
pada suhu antara 600 - 650 C .
i. Pemanasan mula sampai 350
C diikuti dengan pelapisan dua lapis dengan
elektroda jenis AWS E 11016 – G. Selesai
pengelasan dilakukan pemanasan dengan pendinginan di udara.
ii. Pengelasan langsung dengan elektroda
AWS E 1106 – G tanpa pemanasan mula.
a. Baja 0,7 C dengan Pelapisan
i. Pemanasan mula sampai 300 C pada baja
S55 C saja yang diteruskan dengan pengelasan dengan elektroda JIS D 4316
dengan penembusan lebih diarahkan pada baja S 55 C
ii. Selesai pengelasan dilakukan pemanasan kemudian pada suhu 650
C dengan pendinginan udara.
b. Baja S 55 C dengan Baja Karbon Sedang Tanpa Pelapisan
i. Pelapisan daerah Elektroda JIS D 309 – 16
tanpa pemanasan
mula dengan
penembusan lebih diarahkan pada baja S 55 C.
ii. Pengelasan dilakukan dengan elektroda JIS D 309
– 16 atau JIS D 308 – 16 tanpa pemanasan mula.
c. Baja S 55 C dengan Baja Karbon Sedang Dengan Pelapisan
Gambar 2.1 Prosedur Pengelasan Baja Karbon Sedang dan Tinggi sumber: Wiryosumarto, dkk, 2000
92 Dalam pengelasan campuran misalnya antara baja karbon sedang dengan baja
karbon tinggi, pada permukaan kampuh las perlu diberi lapisan las lebih dahulu dengan menggunakan elektroda terbungkus tertentu. Pelapisan ini kadang-kadang diperlukan juga
dalam pengelasan baja yang sama. Penggunaan elektroda dan cara pelapisannya dapat dilihat dalam gambar 2.1.
C. Sifat Mampu-las Besi Cor Sifat mampu-las besi cor bila dibandingkan dengan sifat mampu-las dari besi dan
baja lainnya termasuk yang rendah. Hal ini disebabkan karena alasan-alasan sebagai berikut :
1 Bila terjadi pendinginan terlalu cepat pada waktu pembekuan, akan terbentuk besi cor putih yang keras, getas dan mudah patah. Besi cor putih ini juga mudah
terbentuk bila kadar S dan O di dalamnya terlalu tinggi. 2 Persewaan C dari besi cornya sendiri dengan O2 dari atmosfir las akan
membentuk gas CO yang menyebabkan terjadinya lubang halus. 3 Tegangan sisa yang terjadi pada sudut, rusuk dan tempat perubahan tebal
menyebabkan retak mudah terjadi pada besi cor. 4 Bila dipanaskan terlalu lama grafit yang ada di dalam besi cor menjadi kasar dan
di samping itu besi cor banyak berisi pasir dan rongga. Hal-hal ini menyebabkan elektroda tidak mudah sesuai dengan logam induknya sehingga terjadi lubang-
lubang halus. Hal-hal yang disebabkan di atas menyebabkan bahwa dalam pengelasan besi cor
tidak dapat dihindari untuk mempelajari dan mengerti sifat-sifatnya secara mendalam lebih dahulu sebelum pengelasan dimulai.
1. Cara Pengelasan Besi Cor