Latar belakang Tujuan dan Manfaat Tablet

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Obat adalah semua zat baik yang bersifat kimiawi, hewani maupun nabati yang dalam dosis layak dapat menyembuhkan atau mencengah penyakit berikut gejalanya. Obat juga dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang dimaksudkan untuk dipakai dalam diagnosis, mengurangi rasa sakit, mengobati atau mencengah penyakit pada manusia atau hewan Ansel, 1989. Menurut Tjay 2007, obat-obat yang digunakan saat terapi dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan besar, yaitu : 1. Obat farmakodinamik, yaitu obat yang bekerja dalam tubuh dengan jalan mempercepat atau memperlambat proses fisiologi atau fungsi biokimia tubuh, misalnya analgetik-antipiretik, hormon, dan diuretika. 2. Obat kemoterapik, yaitu obat yang dapat membunuh parasit dan kuman didalam tubuh, contohnya antibiotik. 3. Obat diagnostik, yaitu obat yang dapat membantu mendiagnosa pengenalan penyakit, contohnya injeksi tuberkulin untuk mendiagnosa penyakit TBC. Antalgin termasuk kelompok obat farmakodinamik yang bekerja sebagai analgetik-antipiretik dan antiinflamasi, tetapi efek analgetiknya yang lebih kuat. Saat ini banyak beredar dipasaran dan dikonsumsi oleh masyarakat.

1.2 Tujuan dan Manfaat

1.2.1 Tujuan

Tujuan penetapan kadar tablet antalgin ini adalah untuk mengetahui apakah kadar antalgin yang terkandung dalam tablet antalgin yang diproduksi PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan memenuhi persyaratan seperti yang tertera pada Farmakope Indonesia Edisi IV 1995, penetapan kadarnya dilakukan secara titrasi iodimetri.

1.2.2 Manfaat

Manfaat penetapan kadar ini adalah agar penulis dapat mengetahui mutu tablet antalgin yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tablet

Menurut Anief 1984, tablet adalah sediaan padat yang berbentuk rata atau cembung rangkap umumnya bulat, dibuat dengan mengempa atau mencetak obat atau campuran obat dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai : 1. Pengisi, bahan ini dimaksudkan agar memperbesar volume tablet. Zat-zat yang dipakai ialah: Sakarum Laktis, Amilum, Kalsium Posfat, Kalsium Karbonat dan lain-lain. 2. Pengikat, agar tablet tidak pecah, dapat merekat. Zat-zat yang dapat dipakai: Larutan Gelatin dan Larutan Metil Selulosa. 3. Penghancur, agar tablet dapat hancur dalam perut, digunakan Amilum kering, Gelatin, Agar-agar, Natrium Alginat. 4. Zat pelicin, agar tablet tidak lekat pada cetakan digunakan zat seperti: Talkum, Magnesium Stearat dan Asam Stearat. Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pengempaan dan merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja. Tablet dibuat dalam berbagai ukuran. Bentuk dan penandaan permukaan tergantung pada desain cetakan. Tablet berbentuk kapsul umumnya disebut kaplet Ditjen POM, 1995. Pembuatan Tablet Pada proses pembuatan tablet, zat berkhasiat dan zat tambahan, kecuali bahan pelicin dibuat granul butiran kasar, karena serbuk yang halus tidak dapat mengisi cetakan tablet dengan baik. Jadi dengan dibuat granul, akan terjadi “free flowing”, mengisi cetakan secara tetap dan dapat dihindari tablet menjadi “capping” retak Anief, 1984. Menurut Siregar 2010, ada tiga metode pembuatan tablet, yaitu: a Metode granulasi basah Zat aktif dan eksipien dicampurkan, lalu dibuat cairan pengikat dalam alat campur. Pengeringan granul basah ± 50-60 C dalam lemari pengering. Granul yang sudah kering diayak dengan ayakan ukuran 14-20 mesh dalam mesin granulator. Kemudian dicampur zat tambahan ke dalam mesin campur khusus, menjadi massa kempa. Massa kempa dikempa menjadi tablet jadi dalam mesin tablet. b Metode granulasi kering slugging Campur semua bahan zat aktif dan zat tambahan atau hanya zat aktif saja dalam alat campur. Kemudian ayak bahan dengan mesin granulator. Campur granul dengan zat tambahan lain dalam mesin pencampur khusus menjadi massa kempa. Massa kempa dikempa menjadi tablet jadi dalam mesin tablet. c Kempa langsung Campur semua bahan zat aktif dan zat tambahan dalam alat campur menjadi massa kempa. Massa kempa dikempa menjadi tablet jadi dalam mesin tablet. Menurut Lachman 1994, tablet memiliki kelebihan dibandingkan dengan sediaan padat lainnya, diantaranya : 1. Tablet merupakan bentuk sediaan oral dengan ukuran yang tepat. 2. Tablet mudah ditelan. 3. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang mudah diproduksi secara besar-besaran. 4. Tablet dapat ditujukan untuk pelepasan khusus, seperti pelepasan diusus. 5. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang murah dan mudah untuk dikemas serta dikirim.

2.2 Persyaratan Tablet