BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bahasa terus berkembang sesuai dengan perkembangan pemikiran pemakai
bahasa. Pemakaian bahasa diwujudkan di dalam bentuk kata-kata dan kalimat. Manusialah yang menggunakan kata, kalimat, dan manusia yang menambah kosa kata
sesuai dengan kebutuhannya. Bahasa dan masyarakat mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling
berkaitan karena bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi dan
mengidentifikasikan diri Kridalaksana, 1982:2. Maksud sistem lambang bunyi yang arbitrer yakni tidak ada hubungan wajib antara lambang sebagai hal-hal yang
menandai, berwujud kata atau leksem dengan benda atau konsep yang ditandai yaitu referensi dari kata atau leksem tersebut.
Kearbitreran lambang bahasa dapat menyebabkan orang dalam sejarah menelantarkan penelitian mengenai makna Chaer, 1995 : 1. Namun, mengenai
makna menjadi kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari studi linguistik lainnya. Hal itu terjadi karena orang mulai menyadari bahwa kegiatan berbahasa sesungguhnya
adalah kegiatan mengekspresikan lambang dua bahasa untuk menyampaikan makna- makna yang ada pada lambang tersebut, kepada lawan bicaranya dalam
berkomunikasi lisan atau pembacanya dalam berkomunikasi tulis.
Universitas Sumatera Utara
Bahasa yang kita pergunakan sehari-hari merupakan hasil kesepakatan, perjanjian bersama yang dilakukan oleh masyarakat bahasa. Tentu saja di dalam
komunikasi itu harus ada saling pengertian di antara pemakai bahasa itu sendiri. Komunikasi akan lancar apabila kita mengerti apa yang dimaksud oleh si pembicara
atau penulis dan sebaliknya kita menyampaikan pendapat kita dengan bahasa yang dapat dimengerti. Jadi, ide atau gagasan yang kita sampaikan harus merupakan kata-
kata yang memiliki makna. Dalam setiap bahasa, termasuk bahasa Indonesia sering ditemui adanya
hubungan kemaknaan atau relasi semantik antara sebuah kata atau satuan bahasa lainnya dengan kata atau satuan bahasa lainnya lagi. Salah satu hubungan kemaknaan
itu adalah polisemi yaitu satuan bahasa terutama kata, bisa juga frase yang memiliki makna lebih dari satu Chaer, 1995 : 101. Sedangkan, menurut Aminuddin 2001 :
123 polisemi adalah hubungan antara bentuk kebahasaan dengan perangkat makna. Parera 2004:81 mengatakan polisemi adalah suatu ujaran dalam bentuk kata
yang mempunyai makna berbeda-beda, tetapi masih ada hubungan atau kaitan antara makna-makna yang berlainan.
Untuk membedakan makna tersebut dapat dilihat dalam kalimat berikut: 1
Buah durian itu jatuh. 2
Ujiannya jatuh karena ia tidak belajar. 3
Perusahaan itu jatuh sehingga karyawannya banyak di PHK. 4
Harga sawit jatuh saat ini. 5
Nama pejabat itu jatuh akibat perbuatannya. 6
Hakim menjatuhkan hukuman atas pelanggaran yan ia perbuat. Makna sebenarnya denotatif dari kata jatuh terdapat pada kalimat 1. Makna
leksikal dari kata jatuh adalah terlepas dari turun dengan cepat baik ketika masih
Universitas Sumatera Utara
dalam gerakan turun maupun sudah sampai ke tanah dan sebagainya. Makna kata jatuh pada kalimat 2 gagal, tidak lulus ujian, 3 bangkrut tentang toko, kongsi
dan sebagainya, 4 bermakna murah sekali, merosot, turun banyak, 5 bermakna mendapat nama buruk, 6 bermakna memberi hukuman. Kalimat 2-6 kata jatuh
berubah maknanya, namun masih mempunyai pertalian dengan makna aslinya walaupun sedikit dan dapat disebut sebagai polisemi.
Surat kabar merupakan salah satu sumber informasi tertulis yang memuat informasi berbagai macam hal dan peristiwa. Sebagai sumber informasi yang penting,
surat kabar memiliki tanggung jawab yang besar dalam perkembangan bahasa Indonesia. Bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang lugas dan dapat dipahami
dengan baik sehingga informasi yang sampai kepada pembaca sesuai dengan apa yang diharapkan penulis. Informasi yang jelas dan akurat akan diperoleh dari
pemilihan kata dan kalimat yang tepat. Salah satu surat kabar yang terdapat di Medan adalah harian Sumut Pos yang digunakan sebagai objek penelitian.
Alasan peneliti menganalisis polisemi karena sampai sekarang ini khususnya dalam kehidupan sehari-hari masih banyak ditemukan kata-kata yang mengandung
makna ganda polisemi. Harian Sumut Pos edisi Maret 2010 dipilih sebagai objek kajian penelitian karena harian tersebut banyak memuat berita penting dan kata-kata
yang memiliki makna ganda sehingga peneliti berkeinginan untuk menganalisis pemakaian polisemi pada harian tersebut dan sejauh mana pengembangan dan
penggunaan kata-kata yang mengandung makna polisemi itu pada tulisan yang dimuat dalam harian tersebut. Banyaknya penggunaan kata-kata yang mengandung polisemi
dalam harian dapat menimbulkan kesalahpahaman, interpretasi atau penafsiran makna yang berbeda-beda dari setiap pembaca. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
meneliti kata-kata yang mengandung makna ganda polisemi pada harian Sumut Pos
Universitas Sumatera Utara
edisi Maret 2010 agar pemahaman dan pengertian pembaca tidak salah dalam mengartikan informasiberita yang didapat atau dibaca dari harian tersebut.
1.1.2 Masalah
Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah : 1.
Apa sajakah kategori jenis kata polisemi dalam harian Sumut Pos edisi Maret 2010 ?
2. Bagaimanakah makna kata polisemi yang terdapat dalam harian Sumut Pos
edisi Maret 2010 ?
1.2 Batasan Masalah