Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pemberdayaan

103 bis beton ataupun batako yang menjadi usahanya. Selain itu dengan p engembangan usaha yang Bapak „Ks‟ lakukan beliau dapat memberikan peluang kerja bagi masyarakat lain untuk bekerja membuat bis beton dan batako,sehingga membantu mengurangi penganggura. Kondisi kehidupan Bapak “Ks” saat ini jauh baik dibandingkan saat Bapak “Ks” masih bekerja sebagai buruh tani disawah. Bapak “Ks” mengutarakan bahwa kehidupan beliau dulu sangat sulit, bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan membiayai pendidikan ke dua anaknya terasa sangat berat, dan hanya hidup pas-pasan saja. Namun dengan usaha dan kerja keras serta menerapkan pola pikir,pola tindak dan pola sikap yang baru didalam mengelola keuangan serta usahanya, semua masalah kekurangan itu perlahan bisa diatasi oleh Bapak “ Ks” seiring dengan berkembangnya usaha batako dan bis beton yang Bapak “ Ks “ jalani, peningkatan kehidupan ini terlihat dari kemampuan Bapak “Ks” untuk membeli sepeda motor serta kondisi rumah Bapak “ Ks” yang terbilang nyaman dengan tinggal di rumah permanen lantai berlantai kramik, memiliki tempat duduk yang baik dan juga penataan ruang yang nyaman. Usaha Produ ktif juga dilakukan oleh Ibu “Mn” yang menjadi anggota CUCT selama 5 tahun. Sebelum menjadi angggota Ibu “Mn” bekerja membantu suaminya sebagai buruh tani disawah dengan hasil pendapatan yang pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, membiayai pendidikan anak serta keperluan hidup lainnya. Ibu “Mn” menuturkan bahwa kehidupan beliau sebelum menjadi anggota CUCT 104 sangat sulit, dimana penghasilan Suami dan penghasilan Ibu “Mn” yang sering membantu suami bekerja sebagai buruh tani di sawah sangatlah kecil dan sangat pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan hidup, karena Ibu “Mn” memiliki tiga anak yang masih membutuhkan biaya pendidikan. Sering kali Ibu “Mn” meminjam uang untuk memenuhi kebutuhan kehidupan, namun setelah menjadi anggota CUCT serta mengikuti pendidikan penyadaran yang dilakukan oleh CUCT ibu “Mn” mendapatkan ilmu baru tentang bagaimana mengelola keuangan yang baik, kemudian ibu “Mn” menerapkan cara pengelolaan keuangan tersebut di keluarganya dan mulai sedikit-sedikit dapat menabung dan setelah itu meminjam uang dari CUCT untuk mendapatkan modal usaha membuat tempe kedelai. Ibu “Mn” meminjam uang di CUCT sebesar Rp 300.000,00 dengan masa angsuran 3 bulan. Dengan modal yang dimilikinya ibu “Mn” membuat tempe kedelai dan menawarkan hasil produksinya kepada ibu- ibu tetangga rumahnya serta menjualnya di pasar. Dari hasil pendapatan usaha produktifnya ibu “Mn” dapat mengembangkan usahanya dengan membeli timbangan kedelai dan berani menerima tawaran pesanan tempe kedelai dalam jumlah yang banyak. Terjadi peningkatan kehidupan yang dirasakan oleh Ibu “Mn” dari sebelum beliau masuk menjadi anggota CUCT lalu mengikuti pendidikan, menerapkan konsep simpan pinjam dan memperoleh pendampingan usaha. Ibu “Mn” mengungkapkan bahwa saat ini Ibu “Mn” merasa lebih baik kondisi kehidupannya, beliau mampu menghidangkan makanan yang cukup bagi keluarganya, mampu 105 memenuhi kebutuhan hidupnya serta tinggal dirumah permanen yang nyaman. Fasilitas simpan pinjam juga dimanfaatkan oleh Bapak “ Ed” anggota CUCT yang telah menjadi anggota selama 5 tahun. Bapak “Ed” sebelum menjadi anggota CUCT bekerja srabutan dan dari pendapatannya sering kali kurang didalam memenuhi kebutuhan usahanya. Dari hasil pendapatannya Bapak “Ed” hanya mampu untuk menghidupi keluarganya secara pas-pasaan, kondisi rumah yang sederhana dan hanya berlantaikan ubin. Namun setelah menjadi anggota CUCT dan ikut pendidikan penyadaran, Bapak “Ed” mengelola hasil pendapatannya secara baik dan benar sehingga dapat menyisihkan uangnya untuk ditabung serta dapat meminjam uang di CUCT guna membuka usaha produktif warung sembako. Pinjaman awal bapak “Ed” untuk modal membuka usaha sembako adalah Rp 30.000.000,00 dengan masa angsuran 3 tahun. Dari hasil usaha dan pendampingan yang diberikan CUCT kepada anggotanya bapak “Ed” dapat mengelola keuangan usaha dan keluarganya sehingga dapat mengembangkan usaha produktifnya ke jenis usaha lain seperti jual pecel lele dan membuka cuci motor dan mobil. Bapak „Ed‟ mengungkapkan bahwa dengan usaha keras dan tidak menyerah pada keadaan maka semua bisa dijalani, hal ini yang membuat Bap ak „Ed‟ terus berusaha dan giat secara ketat didalam mengelola keuangannya, sehingga mampu untuk merenofasi rumah yang dulunya hanya berlantaikan ubin, kini telah berlantaikan kramik, memiliki ruang tamu yang nyaman serta