Tergesernya Angkutan Penumpang Tergesernya Angkutan Barang

35 pegawai. Dari jumlah tersebut sebanyak 100 orang insinyur golongan atas, dan 2.500 orang golongan menengah terdiri dari bangsa Belanda, sisanya sebanyak 27.500 orang pegawai berasal dari kalangan pribumi yang menjadi tenaga inti untuk mengoperasikan kereta api Tim Telaga Bakti Nusantara, 1997: 84-85.

5. Alat Transportasi Yang Tergeser Oleh Kereta Api

a. Tergesernya Angkutan Penumpang

Pada awal abad ke-19 Gubernur Jenderal Daendels berhasil membangun jalan raya yang terbentang dari barat ke timur, sejak dari Anyer di ujung barat Jawa Barat hingga ke Panarukan di bagian ujung timur Jawa Timur. Alat angkutan yang meluncur diatasnya adalah kereta yang terbuat dari kayu dan ditarik oleh kuda. Pada jarak-jarak tertentu disediakan garasi tempat kuda yang dipakai, sebelumnya dapat diganti dengan kuda yang masih segar sehingga perjalanan dapat diteruskan kembali. Kereta kuda paling disukai pada masa itu adalah kereta beroda dua yang disebut sado atau dokar. Alat angkutan ini sangat disukai, sehingga kalangan orang berada menjadikannya sebagai lambang atau ukuran status sosial, yang empunya kereta memiliki kebanggaan tersendiri. Setelah munculnya kereta api, secara berangsur-angsur sado beralih peranannya menjadi alat angkut jarak dekat saja. Kebanyakan sado beserta saisnya menanti muatan di sekitar stasiun kereta api. Kini 36 sado berperan sebagai pengantar dan penjemput penumpang kereta api yang berasal dari sekitar stasiun kereta api yang bersangkutan. Dengan hadirnya kereta api, maka sejarah kereta kuda yang menjalani trayek jarak jauh dengan kuda penarik berganti-ganti berakhir. Sejak itu trayek jarak jauh ditempuh oleh kereta api melalui jalan rel, dengan daya tempuh lebih cepat dan ongkos lebih murah serta daya angkut jauh lebih banyak.

b. Tergesernya Angkutan Barang

Menumpuknya hasil bumi dan hasil perkebunan, maka digunakan kereta beroda dua yang ditarik oleh hewan-hewan untuk mengatasi penumpukan hasil perkebunan tersebut. Dengan adanya penambahan transportasi darat, pengangkutan hasil bumi dan hasil perkebunan beralih ke alat transportasi baru, yaitu kereta api. Jumlah barang yang dapat diangkut oleh alat transportasi ini jauh lebih banyak sehingga lebih banyak mengatasi masalah angkutan, namun perkembangan tersebut berakibat pada kereta beroda dua sebagai pengangkut barang yang biasa disebut gerobak atau pedati berubah peranannya menjadi alat angkut untuk jarak pendek saja Tim Telaga Bakti Nusantara, 1997: 86-87. 37

B. Fungsi Kereta Api

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Transportasi Kereta Api di Karesidenan Semarang Tahun 1870-1900

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Transportasi Kereta Api di Karesidenan Semarang Tahun 1870-1900 T1 152008011 BAB I

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Transportasi Kereta Api di Karesidenan Semarang Tahun 1870-1900 T1 152008011 BAB II

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Transportasi Kereta Api di Karesidenan Semarang Tahun 1870-1900 T1 152008011 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Transportasi Kereta Api di Karesidenan Semarang Tahun 1870-1900

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Penjadwalan Kereta Api pada Jadwal Kereta Api Semarang – Jakarta T1 672003144 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Penjadwalan Kereta Api pada Jadwal Kereta Api Semarang – Jakarta T1 672003144 BAB II

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Penjadwalan Kereta Api pada Jadwal Kereta Api Semarang – Jakarta T1 672003144 BAB IV

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Penjadwalan Kereta Api pada Jadwal Kereta Api Semarang – Jakarta T1 672003144 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perkembangan Transportasi di Salatiga Tahun 1900-1942

0 0 13