Proses Pengambilan Sampel Uji Statistik Deskriptif

37 kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. • Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi dependen.

4. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses Pengambilan Sampel

Berdasarkan data yang di BEI terdapat 460 perusahaan manufaktur yang diperoleh selama tahun 2007 – 2009. Tetapi perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan pada tahun 2007 terdapat 19 perusahaan manufaktur, pada tahun 2008 terdapat 13 perusahaan dan pada tahun 2009 terdapat 70 perusahaan. Tabel 1. Proses Pengambilan sampel No Kriteria Sampel Jumlah 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009 460 2. Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan annual report tahun 2007-2009 354 3. Data rusak atau tidak dapat dibaca 4 Sampel yang digunakan 102

4.2 Uji Statistik Deskriptif

Uji ini dilakukan untuk mengetahui nilai mean, minimum dan maksimum serta standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian, baik variabel dependen maupun independen. 38 Tabel 2. Uji Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CSR 102 .11 .49 .2723 .09999 Ukuran 102 21 32 27.98 1.955 Umur 102 1.00 29.00 14.7609 5.52875 Dewan 102 2 10 4.82 2.122 Profit 102 -179.00 1161.00 125.9365 244.14433 Leverage 102 .01 13.01 1.7397 1.97957 Valid N listwise 102 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa statistik deskriptif dari masing-masing variabel. Indeks pengungkapan tanggung jawab sosial CSR memiliki nilai terendah 11 dimiliki oleh PT. Delta Djakarta dan PT. Gudang Garam dan nilai tertinggi 49 dimiliki oleh PT. Semen Gresik. Rata-rata pengungkapan tanggung jawab sosial adalah 0,27. Nilai ini menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur rat-rata hanya dapat memenuhi 27 dari 79 standar pengungkapan GRI. Dengan hasil tersebut dapat diketahui bahwa tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur masih rendah. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Nurkhin 2009, sembiring 2003, Rawi 2008, Waryanto 2010 juga menemukan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur dengan menggunakan standar GRI mempunyai nilai rata-rata sebesar 25, sehingga pengungakapn tanggung jawab sosial hanya mengalami peningkatan yang kecil. Kurangnya tanggung jawab sosial terhadap lingkungan menjadikan polusi udara masih tetap tinggi, limbah-limbah pabrik yang dapat mencemari lingkungan, bahkan terjadinya bencana akibat operasi perusahaan. Jika perusahaan masih tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan, bukan tidak mungkin perusahaan akan menanggung risiko lebih besar yang mungkin terjadi, 39 seperti adanya tuntutan dari masyarakat atau keharusan untuk memperbaiki kerusakan lingkungan yang mungkin akan membutuhkan biaya yang lebih besar dibandingkan jika perusahaan mengeluarkan biaya untuk melakukan tanggung jawab sosialnya. Elkington 1997 dalam Wibisono 2007:32 mengungkapkan bahwa perusahaan yang ingin berkelanjutan haruslah memperhatikan tiga hal, yaitu profit ekonomi, pemenuhan kesejahteraan masyarakat sosial dan menjaga kelestarian lingkungan Triple Bottom Line. 4.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas