PENDAHULUAN T1 232007022 Full text

1

1. PENDAHULUAN

Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dan calon investor untuk pengambilan keputusan. Adanya informasi yang lengkap, akurat serta tepat waktu memungkinkan investor untuk melakukan pengambilan keputusan secara rasional sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Penyediaan informasi yang luas dalam laporan keuangan merupakan suatu keharusan yang disebabkan karena adanya permintaan dari berbagai pihak dengan informasi tersebut. Akuntansi sebagai alat pertanggungjawaban mempunyai fungsi sebagai alat kendali terhadap aktifitas suatu unit usaha. Tanggung jawab manajemen tidak hanya terbatas atas pengelolaan dana ke dalam perusahaan kepada investor dan kreditor, tetapi juga meliputi dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan terhadap lingkungan alam dan sosialnya. Keterkaitan yang terjadi antara perusahaan dengan lingkungan alam dan sosialnya, serta manfaat sosial dan biaya sosial yang ditimbulkan merupakan aspek sosial pertanggungjawaban manajemen Zuhroh dan Sukmawati, 2003. Sebuah perusahaan dapat bekerja dan mencapai keuntungan jika mendapatkan tempat tertentu dalam lingkungan bisnis maupun lingkungan lainnya. Lingkungan bisnis dan lingkungan-lingkungan ini saling berkaitan sehingga tidak mungkin suatu perusahaan mencapai kerja yang efektif jika mengabaikan lingkungan sosialnya. Jika perusahaan hanya memperhatikan lingkungan yang langsung berkaitan dengan bisnisnya bahan baku, bahan penolong, pesaing, pemasok, pasar, teknologi tetapi mengabaikan lingkungan 2 masyarakat akan mengalami kesulitan nonbisnis yang berakibat langsung pada performance bisnisnya Tjahjaningsih, 1999. Lebih dari itu, tuntutan masyarakat pengguna laporan keuangan untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya telah bergeser ke arah pertanggungjawaban perusahaan dalam masalah lingkungan dan tanggung jawab sosial perusahaan kepada publik dalam laporan tahunan. Tanggung jawab sosial diartikan bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab pada tindakan yang mempengaruhi konsumen, masyarakat dan lingkungan Rizal, 2004. Sembiring 2005, tumbuhnya kesadaran publik akan peran perusahaan ditengah masyarakat melahirkan kritik karena menciptakan masalah sosial, polusi, limbah, sumber daya, mutu produk, tingkat safety produk, serta hak dan status tenaga kerja. Tekanan dari berbagai pihak memaksa perusahaan untuk menerima tanggung jawab atas dampak aktivitas bisnisnya terhadap masyarakat. Perusahaan dihimbau untuk bertanggung jawab terhadap pihak yang lebih luas dari kelompok pemegang saham dan kreditor saja. Suatu organisasi bisnis secara sekilas hanya mempunyai satu jenis tujuan yaitu untuk menghasilkan keuntungan Dwiatmadja et al., 2001. Akan tetapi perusahaan tidak bisa lepas begitu saja dari lingkungan sekitar. Sulistyo 2008 menjelaskan bahwa perusahaan harus memperhatikan tiga aspek dalam kegiatan usahanya. Tiga aspek ini meliputi aspek keuangan, aspek sosial dan aspek lingkungan yang sering disebut triple bottom line. Triple bottom line secara langsung berkaitan dengan konsep dan tujuan pertumbuhan yang teruas menerus Henny dan Murtanto, 2001. Sehingga perusahaan sekarang ini tidak boleh 3 hanya memperhatikan catatan keuangannya saja single bottom line. Untung tidaknya penerapan CSR dalam suatu perusahaan sebenarnya telah diungkapkan oleh Wapres RI Jusuf Kalla pada tanggal 26 April 2007 di Jakarta Convention Center. Wapres RI Jusuf Kalla mengatakan bahwa pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR merupakan investasi bagi perusahaan, maka tidak seharusnya CSR dianggap sebagai beban pengeluaran www.detikfinace.com. Tanggung jawab sosial jangan dianggap sebagai cost, tetapi investasi bagi perusahaan karena manfaatnya 3-4 tahun mendatang Devyani, 2009. Penelitian yang dilakukan oleh Sembiring 2005 mengambil lima variabel yaitu: size, profitabilitas, profile, ukuran dewan komisaris dan leverage. Data yang digunakan sebagai populasi dari perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta yang tercantum dalam Indonesian Capital Market Directory 2002 dari 323 perusahaan, sebanyak 78 perusahaan diambil sebagai sampel dengan menggunakan metode stratified random sampling. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sembiring adalah size perusahaan, profile dan ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan. Sedangkan profitabilitas dan leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan. Sedemikian rendahnya kepedulian sosial perusahaan-perusahaan di Indonesia, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Global Reporting Initiative 2004 menunjukkan bahwa selama tahun 2001-2003, pelaporan mengenai informasi tentang lingkungan dan soaial baru 1 persen dari sejumlah Negara di benua Asia dan Australia, menjadi sebuah fenomena yang menarik untuk diamati 4 dan tentunya untuk dapat mengetahui tentang pemahaman atas tanggung jawab sosial perusahaan-perusahaan di Indonesia. Di Indonesia praktek pengungkapan tanggung jawab social diatur oleh Ikatan Akuntasi Indonesia IAI, dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 revisi 1998 paragraph 9, yang menyatakan bahwa “Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mngenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah value added statement, khususnya bagi industry dimana factor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industry yang mengenggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Dasar hukum CSR juga tertuang dalam No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74 UU RI ayat 1 mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, yaitu:”Perseroan yang menajalankan kegiatan usahanya dibidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab social dan lingkungan”. Masalah limbah dan proses industri, baik limbah cair maupun udara karena memiliki kontribusi yang besar terhadap pencemaran udara dan tanah serta kerusakan lingkungan sebagai dampak dari limbah dan emisi karbondioksida yang dihasilkannya sehingga sangat perlu melakukan pengungkapan Datin, 2007. Oleh karena itu penulis ingin melakukan penelitian yang kemungkinan hasilnya akan lebih berpengaruh. Penelitian tentang karakteristik perusahaan yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial di Indonesia memunculkan hasil yang beragam dan menarik untuk dikaji lebih dalam. Sembiring 2005, menunjukkan 5 hasil bahwa variable profitabilitas dan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Anggraini 2006 dalam penelitiannya menunjukkan bahwa profitabilitas, leverage dan size perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan informasi sosial. Temuan ini sejalan dengan hasil yang diperoleh Hackston dan Milne 1996 yang tidak berhasil menemukan hubungan profitabilitas dengan pengungkapan informasi sosial. Rosmasita 2007 juga menunjukkan bahwa financial leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sitepu 2009 menemukan hubungan yang signifikan antara leverage terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, namun tidak berhasil membuktikan pengaruh size perusahaan dan leverage terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan. Sembiring 2005 menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan pengawasan yang dilakukan akan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk mengungkapkannya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Beasly 2000. Namun, berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nofandrilla 2008 yang menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian terdahulu menggunakan semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, sedangkan penelitian ini memilih perusahaan manufaktur. Selain itu dengan dikeluarkannya UU tentang Perseroan Terbatas yang mengharuskan perusahaan yang bidang usahanya berkaitan atau dibidang sumber 6 daya alam dalam hal ini perusahaan tambang wajib untuk melakukan pengungkapan sosial, sedangkan perusahaan manufaktur juga memiliki kontribusi dalam kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh limbah perusahaan manufaktur, sehingga juga diperlukan pengungkapan tanggung jawab sosial. Karena itu peneliti ingin melakukan penelitian yang diharapkan dengan adanya UU tersebut juga berpengaruh terhadap semua jenis perusahaan, tidak hanya terhadap perusahaan pertambangan saja. Dan diharapkan hasil yang didapat lebih signifikan. Peneliti menggunakan variabel-variabel yang ada di dalam perusahaan itu sendiri yang dapat mempengaruhi perusahaan untuk membuat laporan pertanggungjawaban sosial. Dari uraian diatas penulis memilih ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage , umur perusahaan dan dewan komisaris sebagai karakteristik perusahaan yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial. Masalah Penelitian Laporan keuangan merupakan cerminan suatu usaha. Dalam laporan keuangan tersebut dapat memberikan informasi-informasi mengenai perusahaan. Agar dinilai baik oleh para pengguna laporan keuangan maka perusahaan cenderung untuk menyajikan apa yang menjadi kelebihannya dan menutupi apa yang menjadi kekurangannya. Termasuk dalam hal tanggung jawab sosial. Hal inilah yang menyebabkan tidak adanya pemahaman yang baik tentang perusahaan menyangkut tanggung jawab sosial. 7 Dewasa ini fakta yang dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan tidak hanya terbatas pada profit perusahaan saja, tapi juga informasi mengenai sosial dan lingkungan perusahaan. Setiap perusahaan penting untuk memperhatikan laporan tanggung jawab sosial agar menjaga kenyamanan berbagai pihak. Karakteristik perusahaan dalam penelitian ini digunakan untuk membantu menilai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dan juga perusahaan melakukan tanggung jawab sosial secara konsisten, sesuai dengan jenis perusahaannya. Persoalan Penelitian Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan? 2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan? 3. Apakah leverage berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan? 4. Apakah umur perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan? 5. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan? 8

1. TELAAH TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS