42
4.3.4 Uji Autokorelasi
Untuk menguji autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 10. Autokorelasi
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson 1
.673
a
.453 .416
.07748 1.697
a. Predictors: Constant, Leverage, Dewan, Umur, Ukuran, Profit b. Dependent Variable: CSR
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa koefisiensi Durbin-Watson adalah 1,697 2, maka dapat dikatakan bahwa data yang digunakan untuk
penelitian ini bebas dari autokorelasi.
4.4 Uji Hipotesis
Uji regresi berganda dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, leverage
dan umur perusahaan. Berikut adalah hasil uji regresi:
Tabel 6. Hipotesis
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -.493
.189 -2.611
.011 Ukuran
.025 .007
.332 3.553
.001 Umur
.000 .002
-.042 -.481
.632 Dewan
.013 .006
.203 2.185
.032 Profit
.000 .000
.372 3.893
.000 Leverage
.005 .005
.083 .959
.341 a.
Dependent Variable: CSR
43
Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan
Dari hasil pengujian hipotesis tersebut ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan nilai
signifikansi 0,001 lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis ukuran perusahaaan didukung. Hal ini berarti hipotesis penelitian ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Perusahaan yang lebih besar melakukan aktivitas yang lebih banyak,
menyebabkan dampak yang lebih terhadap lingkungan, memiliki lebih banyak pemegang saham yang mungkin berkepentingan dengan program sosial
perusahaan dan laporan keuangannya menyediakan alat yang efisien dalam mengkomunikasikan informasi sosial perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian Gunawan 2001, Rizal 2004, Hadi dan Sabeni 2002.
Pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan
Dari hasil pengujian hipotesis tersebut profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan
nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis profitabilitas didukung. Profitabilitas menunjukkan efektifitas manajemen dalam menghasilkan
laba. Semakin tinggi laba yang diperoleh maka akan semakin banyak dana yang bisa digunakan untuk aktifitas sosial. Laba perusahaan yang besar akan menuai
banyak anggapan dari publik bahwa perusahaan hanya memperkaya para
44
pemegang saham saja tanpa memperhatikan kesenjangan sosial yang ada di masyarakat, dimana masalah kesenjangan sering menjadi perhatian masyarakat.
Dengan pengungkapan lebih banyak aktivitas sosialnya maka akan menepis anggapan tersebut dan akan lebih meningkatkan image perusahaan di mata
masyarakat. Profitabilitas yang tinggi akan mendorong para manajer untuk
memberikan informasi yang lebih terinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap perusahaan agar para investor berinvestasi diperusahaan
tersebut. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil yang dilakukan oleh Kokuba
et.al 2001 dalam Sembiring 2003, Devina dan Zulaikha 2004 dan
Simanjutak dan Widiastuti 2004.
Pengaruh leverage perusahaan terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan
Dari hasil pengujian hipotesis tersebut leverage perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan
nilai signifikan 0,341 lebih besar dari 0,05, maka hipotesis leverage tidak didukung.
Hal ini mungkin disebabkan karena perusahaan yang memiliki tingkat leverage
yang tinggi akan membuat keadaan keuangan perusahaan menjadi buruk, hal ini disebabkan semakin besarnya pendanaan perusahaan yang berasal
45
dari hutang, sehingga akan semakin tinggi pula risiko yang akan ditanggung oleh perusahaan.
Setiawan 2005 dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap pelaporan tanggung jawab sosial. Manajemen akan
berusaha seminimal mungkin untuk menunjukkan laporan sosialnya untuk menghindari tekanan dari para debtholder. Dan para debtholder dapat menekan
pihak manajemen untuk mendahulukan kepentingan mereka daripada aktivitas sosial perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Murtanto dan
Elvina 2005, dan Suripto 1999.
Pengaruh umur perusahaan terhadap tanggungjawab sosial perusahaan
Dari hasil pengujian hipotesis umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan nilai signifikan
0,632 lebih besar dari 0,05, maka hipotesis umur perusahaan tidak didukung. Hasil penelitian konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Yularto
dan Chariri 2003. Tidak signifikannya hipotesis umur perusahaan dikarenakan umur perusahaan yang tua namun tidak ditunjang dengan pertumbuhan kinerja
yang baik akan menjadi tidak lebih baik dibandingkan umur perusahaan yang muda namun ditunjang dengan pertumbuhan yang baik. Jadi tidak hanya
perusahaan yang sudah berumur tua yang transparan, namun perusahaan yang berumur muda pun juga transparan.
46
Pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap tanggungjawab sosial perusahaan
Dari pengujian yang dilakukan terhadap model regresi, diketahui bahwa nilai signifikan 0,032 0,05 maka hipotesis ukuran dewan komisaris didukung.
Dengan demikian semakin tinggi ukuran dewan komisaris dalam perusahaan manufaktur maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam
mengungkapkan tanggung jawab sosial. Hasil penelitian ini didukung oleh Coller dan Gregory 1999 dalam
Sembiring 2005 yang menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan monitoring
yang dilakukan akan semakin efektif, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk mengungkapkan CSR. Hasil penelitian ini konsisten
dengan
Midiastuty 2003 dan Sunarto 2003.
4.5 Koefisiensi Determinasi R