Tradisi Islam ISLAM DAN TRADISI LOKAL

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 18

BAB II ISLAM DAN TRADISI LOKAL

A. Tradisi Islam

Tradisi Islam yang sering dilaksanakan atau dijalankan oleh masyarakat adalah contohnya; perayaan Idul Adha dan Idul Fitri, Maulid Nabi, dan Isra’ Mi’raj. Sebelum hari perayaam Idul Fitri tiba saat-saat itulah sebagai orang Islam harus melaksanakan kewajiban yang utama yaitu puasa d bulan Ramadhan, contohnya; banyak dijumpai di masjid atau mushalla ketika selesai salam dari shalat Terawih dikumandangkan bacaan- bacaan shalawat dan do’a, membaca shalawat di antara bilangan rakaat shalat Terawih bukan saja menjadi kebiasaan bagi umat Islam di Nusantara, tetapi juga dilakukan oleh sebagian umat Islam dari Yaman dimana ada banyak ulama Yaman yang berdakwah ke Nusantara. 1 Makna tradisi secara Bahasa Latin: traditio, artinya diteruskan atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling utama adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupam suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, dan agama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun sering kali melalui lisan, karena tanpa adanya ini maka tradisi dapat punah. Dari segi ilmu antropologi agama tradisi adalah sesuatu yang sulit berubah karena sudah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, tampaknya 1 Muhammad Ma’ruf Khazim, Jawaban Amaliyah dan Ibadah Yang Dituduh, Surabaya: Al- Miftah, 2013, 47. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 19 tradisi sudah terbentuk sebagai norma yang dibakukan dalam kehidupan masyarakat. 2 Dari segi budaya dan agama dalam konteks ini adalah agama dipandang sebagai realita dan fakta sosial sekaligus juga sebagai sumber nilai dalam tindakan-tindakan sosial maupun budaya. Islam tradisi merupakan suatu model akulturasi yang tidak stagnan, dan terus berlangsung secara kompetibel dan kontekstual. Tibi mengusulkan perlunya upaya melihat Islam dalam kerangka models of reality model-model dari realitas dan models for realitiy model-model untuk realitas. Di sisi lain, model untuk realitas bersifat abstrak, berupa teori, dogma dan doktrin yang bukan merupakan kongruensi struktual. 3 Islam didalamnya mengandung arti sebuah makna, secara teoretis Islam adalah sebuah kekuatan spiritual dan moral yang mempengaruhi, memotivasi, dan mewarnai tingkah laku individu. Menguraikan tradisi Islam yang tumbuh di kelompok masyarakat tertentu adalah menelusuri karakteristik Islam yang terbentuk dalam tradisi populer. Tradisi secara umum dipahami sebagai pengetahuan, doktrin, kebiasaa, praktek, dan lain-lain yang diwariskan turun- temurun termasuk cara penyampaian sebuah pengetahuan, doktrin, dan praktek tersebut. 4 Tradisi adalah sistem nilai yang muncul dalam praktik kehidupan suatu masyarakat sebagai kebiasaan turun-temurun dari generasi ke generasi 2 Adeng Muchtar Ghazali, Antropologi Agama: Upaya Memahami Keragaman, Kepercayaan, Keyakinan, dan Agama , Bandung: Alfabeta, 2011, 33. 3 Arifuddin Ismail, Agama Nelayan: Pergumulan Islam dengan Budaya Lokal, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012, 23. 4 Muhaimin AG, Islam: dalam Bingkai Budaya Lokal Potret dari Cirebon, Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 2001, 11. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 20 berikutnya. 5 Secara spesifik bila mengkaji agama dalam sebuah penelitian dengan menggunakan pendekatan sosiologis adalah disebabkan agama adalah sebuah sistem yang hidup di dalam masyarakat. Tak satu pun tradisi yang dapat mengajukan dengan pas persoalan sentral mengenai hubungan antara pria dan wanita dalam kehidupan religius serta sosial. 6 Awal mulanya Islam datang sebagai suatu agama progresif dan revolusioner, namun sejak zaman keterpakuan tekstual taqlid ia berpaling menjadi alat untuk membatasi akal dan membekukan masyarakat. 7 Islam ditinjau dari segi bahasa adalah derivasi dari kata “Salama,” dalam bahasa Arab yang berarti “mengakui sesuatu” atau bisa pula berarti “berdamai.” Maka yang lebih mendasar berarti “mengikat” dalam artian membuat ikatan yang kekal antara dua esensi. Kata kerja membentuk Islam adalah aslama yang berarti menyerahkan atau memasrahkan kehendak dan kehidupan seseorang kepada kehendak Allah. Orang yang melaksanakan disebut “Muslim.” 8 Di dalam firman Allah mengenai Islam ada di Al- Qur’an yang berbunyi: ْعب ْن اَإ تكْلا ا ت نيذالا ف تْخا ۗ َْس ْْا اَ ْنع نيِ لا انإ سحْلا عيرس اَ انإف اَ ت ي ب ْرفْكي ْن ۗ ْ نْيب ًيْغب ْ عْلا هء ج 5 M. Taufik Mandailing, Islam Kampar: Harmoni Islam dan Tradisi Lokal, Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta, 2012, 28-30. 6 Sayyed Hossein Nasr, Islam Tradisi: di Tengah Kancah Dunia Modern, Bandung: Pustaka, 1994, 40. 7 Mun’im Sirry, Tradisi Intelektual Islam: Rekonfigurasi Sumber Otoritas Agama, Malang: Madani, 2015, 138-174. 8 Mahmoud M. Ayoub, Islam Antara Keyakinan dan Praktek Ritual, Yogyakarta: Ak Group, 2004, 3-8. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 21 19. Sesungguhnya agama yang diridhai disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian yang ada di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. 9 Dari penjelasan tersebut bisa disimpulkan bahwa sesungguhnya agama yang diridhai disisi Allah Islam. Pernyataan ini merupakan berita dari Allah bahwa tidak ada agama yang diterima disisi-Nya dari seorangpun keculi agama Islam. Allah menurunkan agama Islam sebagai petunjuk bagi manusia, dengan cara penyampaikan sarana Malaikat Jibril yang telah diberi ijin atas kehendak- Nya serta di sampaikan kembali kepada manusia terpilih adalah Nabi Muhammad. نيرس ْلا ن رخ ْْا يف ه هْن ل ْقي ْن ف ًني َْس ْْا رْيغ غتْ ي ْن 85. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima agama itu dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. 10 Dari penjelasan di tersebut bisa disimpulkan bahwa, barang siapa yang menempuh suatu jalan selain jalan yang telah disyariatkan oleh Allah, maka jalan itu tidak akan diterima darinya. Islam juga mengajarkan bahwa manusia berasal dari Tuhan dan akan kembali ke Tuhan. Orang yang rohnya bersih lagi suci dan tidak berbuat jahat di 9 Al- Qur’an, 52, 3. 10 Al- Qur’an, 62: 3. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 22 hidup dunia akan masuk surga, dekat dengan Tuhan. Orang yang kotor dan berbuat jahat di hidup pertama akan masuk neraka, jauh dari Tuhan. Jalan untuk membersihkan dan mensucikan roh ialah ibadat yang diajarkan Islam, yaitu shalat, puasa, zakat dan haji. Tujuan dari ibadat selain dari membersihkan dan mensucikan diri, ialah juga untuk menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan jahat. 11 Agama Islam adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT, kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada segenap ummat manusia sepanjang masa dan setiap perseda. Satu sistema tentang aqidah dan tata- qa’dah yang mengatur segala perikehidupan dan penghidupan manusia dalam berbagai hubungan baik hubungan manusia dengan Tuhannya, maupun hubungan manusia dengan sesama manusia ataupun hubungan manusia dengan alam lainnya nabati, hewan dan lain- sebagainya untuk bertujuan mengharap keridhaan Allah, serta rahmat bagi segenap alam, kebahagiaan di dunia dan akhirat. 12 Hukum Islam tidak hanya mengkaji manusia sebagai makhluk sosial, tetapi juga manusia sebagai makhluk beragama. Dari segi fikih studi hukum Islam meliputi aspek sosial mu‟amalat dan aspek „ibadat. 13 Aspek sosial ini meletakkan studi hukum Islam pada rumpun ilmu sosial, sedang aspek ritual menjadikannya sebagai bagian dari ilmu-ilmu humaniora, tepatnya ilmu-ilmu agama. 11 Harun Nasution, Islam: Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1978, 18-24. 12 Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam: Pokok-pokok Pikiran Tentang Islam dan Ummanya, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993, 19. 13 Bambang Subandi, dkk., Studi Hukum Islam, Surabaya: MKD IAIN Sunan Ampel, 2012, 6-27. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 23 Islam merupakan penyempurnaan dari dua agama tauhid yang terdahulu, yakni agama Yahudi dan Nasrani yang kedua agama tersebut diturunkan kepada berbagai suku bangsa yang di antaranya adalah Bani Israil. Agama Yahudi dan Nasrani diturunkan pada suku bangsa Israil, sedangkan Islam dirurunkan kepada bangsa Arab dan semua umat manusia. 14 Sehingga, tidak mengherankan Islam juga sebut agama yang rahmatan li al-alamin membawa rahmat bagi seluruh alam yang melewati sekat-sekat suku bangsa, tradisi, bahasa, dan warna kulit, yang hal ini merupakan sumber kekuatan dan keistimewaan agama Islam. Dalam Islam ibadah adalah merupakan keharusan yang wajib dilaksanakan. Kata Arab ibadah yang secara harfiah berarti menghambakan diri kepada Tuhan, mengacu kepada perintah menyembah Tuhan bila dipakai sebagai istilah keagamaan. Definisi ibadah dalam Islam menurut Bousquen sangat berorientasi pada fiqih. Ia bahkan mengingatkan kita agar tidak menerjemahkan ibadah sebagai pemujaan jika berniat mengikuti pemehaman teoretis yang dapat dipercaya. 15 Ajaran yang terpenting dari Islam ialah ajaran tauhid, maka sebagai halnya dalam agama monoteisme atau agama tauhid lainnya. Yang menjadi dasar dari segala dasar di sini ialah pengakuan tentang adanya Tuhan Yang Maha Esa. 16 14 M. Taufik Mandailing, Islam Kampar: Harmoni Islam dan Tradisi Lokal, Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta, 2012, 83. 15 Muhaimin AG, Islam: dalam Bingkai Budaya Lokal Potret dari Cirebon, Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 2001, 116-117. 16 Harun Nasution, Islam: Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1978, 30. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 24

B. Tradisi Lokal